Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah


Dunia internet pada saat ini sudah semakin maju dan canggih. Tentunya
hal ini berperan untuk dimanfaatkan pada semua bidang termasuk pada jasa
perbankan. Hal ini seiring dengan meningkatnya tingkat kebutuhan dan gaya
hidup masyarakat Indonesia sendiri yang merasa layanan berbelanja melalui
online lebih memudahkan untuk konsumen. Dalam beberapa tahun terakhir ini,
konsumen telah dikenalkan dengan sistem perbankan berbasis internet untuk
meningkatkan layanan kepada nasabah. E-banking merupakan salah satu bentuk
produk jasa yang telah ditawarkan kepada nasabah.
Bank menyediakan layanan Electronic Banking atau E-Banking untuk
memenuhi tuntutan dan kebutuhan nasabah sebagai alternatif media untuk
melakukan transaksi perbankan, tanpa nasabah datang ke bank atau ATM
(Maryanto Supriyono 2010 : 65). Dengan menyediakan fasilitas e-banking pihak

bank dapat memperoleh beberapa keuntungan diantaranya adalah untuk


memperluas jaringan usaha. E-banking dapat menghilangkan batas fisik bank dan
waktu operasional bank yang terbatas. E-banking dapat diakses dari tempat mana
saja tanpa harus terikat waktu karena karena online 24 jam.
Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari penyediaan fasilitas e-banking
adalah bank dapat memiliki keunggulan kompetitif jika dibandingkan dengan
bank lain yang tidak memiliki e-banking. Kebutuhan nasabah yang semakin
1

meningkat dan kompleks menuntut manusia harus dapat menghemat waktu tidak
berlama lama mengantri di bank dan transaksi keuangan tidak lagi terbatas hanya
pada jam kerja tetapi bisa 24 jam.
Perkembangan penggunaan e-banking di Indonesia terus meningkat pada
setiap periodenya dan diharapkan akan lebih berkembang lagi kedepannya.
Berikut ini adalah data jumlah pengguna e-banking pada bank di Indonesia:

Gambar 1.1 Jumlah Pengguna E-Banking tahun 2011-2012


Sumber : Sharing Vision
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa Bank BCA memiliki jumlah
pengguna terbanyak dengan jumlah pengguna 2,8 juta pengguna. Yang kedua
terbanyak yaitu pengguna CIMB Cliks berbeda tipis dengan pengguna BNI ebanking. Adapun yang paling sedikit yaitu pengguna e-banking BRI yaitu hanya
sebesar 25 ribu pengguna. Target pengguna layanan e-banking BRI yang ingin

dicapai oleh BRI akan sulit diperoleh apabila BRI belum menemukan langkah
yang tepat untuk meningkatkan jumlah pengguna layanan tersebut.
Adopsi e-banking di Indonesia merupakan salah satu adopsi teknologi
yang berada pada tahap permulaan dengan potensi pengembangan yang
menjanjikan. Hal ini diperkuat dengan peningkatan penggunaan internet yang
didukung oleh semakin murahnya tarif internet. Di satu sisi, adopsi e-banking
merupakan layanan yang tidak bisa ditolak untuk meningkatkan pelayanan kepada
nasabah, meski disisi lain aspek risiko dalam penggunaannya tidak bisa dihindari.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab dari
kecilnya pengguna layanan e-banking BRI adalah mengevaluasi faktor faktor
yang berpengaruh signifikan terhadap pengadopsian e-banking ini. Evaluasi ini
diharapkan akan mampu membantu melihat faktor-faktor apa saja yang
berpengaruh signifikan terhadap pengadopsian e-banking pada Bank BRI guna
mempertahankan eksistensi Bank BRI di berbagai aspek layanan.
Penelitian tentang minat menggunakan teknologi (e-banking) antara lain
telah dilakukan oleh Lydia Ari Widyarini dan A Yan Wellyan Toni Putro (2008)
dengan hasil penelitian diperoleh bahwa pengaruh persepsi kemudahan
menggunakan e-banking terhadap minat menggunakan e-banking tidak signifikan;
persepsi daya guna (usefullness) e-banking berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat menggunakan e-banking; persepsi kemudahan menggunakan
internet banking berpengaruh terhadap daya guna (usefullness) e-banking;
persepsi risiko berpengaruh signifikan terhadap minat menggunakan e- banking;
kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap minat menggunakan e-banking.

Dalam adopsi salah satu faktor yang perlu diperhatikan yaitu kepercayaan.
Kepercayaan adalah sikap dari dua belah pihak (organisasi dan pelanggan) untuk
menjaga ketahanan dan integritas hubungan timbal balik yang baik. Riset empiris
adopsi e-banking selama ini lebih banyak terfokus pada aspek kepercayaan dan
risiko, namun masih sedikit yang melakukan kajian keduanya secara simultan.
Selain itu, riset tentang e-banking juga masih memicu trust gap sehingga ini
menghalangi potensi adopsi e-banking. Di sisi lain, riset tentang trust masih
memicu terjadinya lack of trust (Zhao, et al., 2010) dalam Edy dan Fereshti,
(2011).
Adopsi teknologi tidak bisa terlepas dari ancaman risiko sebagai
konsekuensi dari aspek kepercayaan, meski disisi lain ada manfaat adopsi
teknologi, termasuk untuk kasus e-banking. Pemahaman tentang risiko dibedakan
menjadi dua yaitu risiko yang terkait dengan human error dan risiko terkait
technical error. Oleh karena itu, mereduksi risiko dari adopsi teknologi, termasuk
kasus e-banking sangat penting, tidak saja berpengaruh terhadap kepercayaan
terkait adopsi, tetapi juga meningkatkan intention to use dari adopsi teknologi
tersebut.
Aplikasi e-banking juga harus memadukan sejumlah unsur yang
bersumber kepada keamanan (Eriksson, et al., 2008) dalam Sujadi dan Edy,
(2010). Tiga faktor inti keamanan yang harus mendapat perlindungan pada sistem
e-banking yaitu: (1) aspek kerahasiaan (security), (2) aspek integritas (integrity)
dan (3) aspek ketersediaan (availability). Hal ini harus mengacu pada pemahaman

meski mudah digunakan serta dioperasikan tetapi tidak berarti mengabaikan nilai
keamanan dan hal ini terkait dengan risiko.
Respon dan kesadaran konsumen untuk menggunakan e-banking
merupakan faktor kunci bagi bank untuk menyediakan layanan e-banking.
Semakin tinggi kesadaran konsumen untuk menggunakan layanan maka akan
meningkatkan pengadopsian konsumen dalam menggunakan e-banking.
Berdasarkan dari uraian diatas maka penelitian ini bertujuan untuk
meneliti lebih lanjut mengenai Pengaruh kepercayaan, keamanan, persepsi risiko,
serta kesadaran nasabah terhadap adopsi e-banking di Bank BRI Surabaya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian yang dikemukakan diatas,
maka perumusannya sebagai berikut :
1. Apakah kepercayaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap adopsi ebanking di BRI Surabaya?
2. Apakah keamanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap adopsi ebanking di BRI Surabaya?
3. Apakah persepsi risiko memiliki pengaruh yang signifikan terhadap adopsi ebanking di BRI Surabaya?
4. Apakah kesadaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap adopsi ebanking di BRI Surabaya?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini
dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis signifikansi pengaruh kepercayaan terhadap adopsi ebanking di BRI Surabaya.
2. Untuk menganalisis signifikansi pengaruh keamanan terhadap adopsi ebanking di BRI Surabaya.
3. Untuk menganalisis signifikansi pengaruh persepsi risiko terhadap adopsi ebanking di BRI Surabaya
4. Untuk menganalisis signifikansi pengaruh kesadaran terhadap adopsi ebanking di BRI Surabaya.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian diatas maka manfaat yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi STIE Perbanas
Dengan adanya penelitian ini bisa menambah lieteratur di perpustakaan STIE
Perbanas Surabaya. Dan bagi yang membaca penelitian ini bisa menambah
wawasan tentang dunia pemasaran perbankan khususnya yang berhubungan
dengan Layanan Produk dan Jasa e-banking.
2. Manfaat bagi Bank
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi pihak manajemen dalam
melakukan edukasi nasabah agar jumlah pengguna e-banking di masa
mendatang dapat ditingkatkan lagi.

3. Manfaat bagi penulis


Menambah pengetahuan dan wawasan yang mendalam tentang factor factor
yang dapat mempengaruhi tingkat penerimaan terhadap e-banking pada
`nasabah bank di Indonesia.
1.5 Sistematika Penulisan Proposal
Untuk mempermudah cara penulisan proposal, penulis membagi
penggunaan bab-bab secara teratur dan sistematis agar mudah dibaca dan
dipahami oleh pembaca. Dengan cara penulisan tersebut maka dapat
memungkinkan pembahasan dilakukan secara sistematis, bertahap, terperinci pada
tiap bab dan sub babnya. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang pembahasan latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan
proposal.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan
penelitian saat ini. Serta membahas tentang landasan teori, kerangka pemikiran
dan hipotesis penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi
variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi, sampel dan

teknik pengambilan sampel, instrument penelitian, data dan metode pengumpulan


data, uji validitas dan reliabilitas instrument penelitian, teknis analisis data.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Penelitian Terdahulu
Terdapat dua penelitian terdahulu tengtang adopsi e-banking yang diminati

dan dijadikan rujukan dalam penelitian ini. Adanya tinjauan terhadap beberapa
penelitian terdahulu ini bertujuan agar dapat memberikan perspektif umum yang
memberikan manfaat bagi pelaksanaan penelitian. Berikut akan diuraikan
beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini:
2.1.1 Saroj K. Datta. 2010. Acceptance of E-banking Among Adult
Customers: An Empirical Investigation in India
Dalam penelitian ini peneliti bermaksud menguji hasil penelitian tersebut jika
diterapkan subjek dan objek yang berbeda. Tujuan penelitian ini untuk
memperoleh pemahaman tentang penerimaan secara online perbankan di pasar
India dimana penduduk 70% tinggal di daerah pedesaan dan 30% populasi berada
di daerah perkotaan Negara (Gerrard dan Cunningham, 2003) dalam Datta,
(2011). Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu security and privacy,
trust, innovativeness, familiarity, awareness. Sampel diambil sebanyak 200
nasabah yang terdiri dari 59% responden laki laki dan 41% responden wanita.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan seluruh variabel bebas memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap adopsi e-banking.

Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini adalah peneliti saat
ini sama sama menggunakan variabel keamanan, kepercayaan, dan kesadaran.
Sedangkan perbedaan dari penelitiaan ini adalah peneliti tidak menggunakan
variabel familiarity karena variabel tersebut dianggap tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap adopsi.

Security and privacy


trust
Adopsi internet banking
innovativeness
familiarity
Gambar 2.1
KERANGKA PEMIKIRAN
Sumber: Saroj K.Datta, dengan judul Acceptance of e-banking
among adult customers: An empirical investigation in
india. (2010).
2.1.2 Wadie Nasri. 2011. Factor Influencing the Adoption of Internet
Banking inTunisia
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi niat
adopsi e-banking oleh nasabah di tunisia. Sampel diambil sebanyak 253
responden di antaranya 95 orang pengguna e-banking dan 158 bukan pengguna ebanking. Variabel bebas yang digunakan adalah convenience, prior internet
knowledge, security perception, perceived risk, information on online banking,
demograpichs characteristic. Model penelitian yang digunakan oleh Nasri (2011)
adalah sebagai berikut:

10

Gambar 2.2
KERANGKA PEMIKIRAN
Sumber: Wadie Nasri dengan judul Factor Influencing the Adoption of
Internet Banking in Tunisia. (2011).
Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa penggunaan e-banking di tunisia sebagian
besar dipengaruhi kuat oleh faktor kenyamanan, risiko, keamanan dan
pengetahuan internet sebelumnya.
Perbedaan dalam penelitian ini yaitu tempat dilakukannya penelitian.
Dimana Nasri (2011) mengambil tempat di Tunisia sedangkan peneliti saat ini
dilakukan di Surabaya. Sedangkan persamaan dari penelitian ini adalah sama
sama bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penerimaan nasabah
terhadap e-banking.

Tabel 2.1
PERBANDINGAN PENELITIAN SAAT INI DENGAN
PENELITIAN TERDAHULU

11

Keterangan

Saroj K.Datta
(2010)

Wadie Nasri (2011)

Moh. Faqih
Afghani (2014)

Judul

Acceptance of ebanking among


adult customers:
An empirical
investigation in
india

Factor Influencing the


Adoption of Internet
Banking inTunisia

Lokasi

India

Tunisia

Analisis faktorfaktor yang


berpengaruh
signifikan
terhadap adopsi
e-banking Bank
BRI di Surabaya
Surabaya

Sampel

200

253

100

Variabel
bebas

Variable
terikat
Hasil

2.2

Security
Privacy
trust
innovativeness
familiarity
awareness
Adoption ebanking
Seluruh variabel
bebas memiliki
pengaruh secara
signifikan
terhadap adopsi
e-banking

Convenience
prior internet knowledge
security perception
Keamanan
perceived risk
Kepercayaan
information on online
persepsi risiko
banking
kesadaran
demograpichs
characteristic
Internet banking
Adopsi e-banking
services adoption
Variabel kenyamanan,
risiko, keamanan dan
pengetahuan internet
sebelumnya
berpengaruh signifikan
terhadap Internet
banking services
adoption

Landasan teori
Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yang menjadi landasan

teori, variabel-variabel terkait dengan penelitian ini dirujuk dari jurnal penelitian
sebelumnya yaitu Datta (2010) dan Nasri (2011). Tidak semua variabel yang di
pakai peneliti terdahulu di gunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini
hanya menggunakan variabel Kepercayaan, Keamanan, Persepsi risiko dan

12

Kesadaran, alasan menggunakan variabel ini, semata-mata karena ingin lebih


mengetahui pengaruh secara langsung antara Kepercayaan, Keamanan, Persepsi
risiko dan Kesadaran, terhadap adopsi e-banking.
2.2.1

Electronic Banking

E-Banking merupakan layanan perbankan yang meliputi Internet Banking, Mobile


Banking, SMS Banking dan Phone Banking (www.bi.go.id). Menurut Maryanto
Supriyono (2010 : 65) kemajuan pesat teknologi komputer baik perangkat keras,
perangkat lunak, sistem host to host, sistem jaringan dan komunikasi data
memberikan dampak yang luar biasa kepada jasa perbankan secara elektronik.
Perkembangan E-Banking mengalami lompatan besar, transaksi bank menjadi
mudah, cepat dan real time tanpa ada batasan waktu dan tempat.
Bank menyediakan layanan Electronic Banking atau e-banking untuk
memenuhi tuntutan dan kebutuhan nasabah sebagai alternatif media untuk
melakukan transaksi perbankan, tanpa nasabah datang ke bank atau ke ATM.
Kecuali untuk transaksi setoran dan tarikan uang tunai. Transaksi E-Banking dapat
dilakukan di mana saja, di belahan bumi manapun, selama ada jaringan layanan
data dan dapat berakses. Transaksi dapat dilakukan 24 jam serta real time.
a. Jenis Transaksi E- Banking :
1. Transfer dana atau pemindahan dana
2. Pengecekan informasi (saldo,transaksi,dll.)
3. Melakukan transaksi pembayaran (listrik,kartu kredit, dll.)
4. Melakukan transaksi pembelian (pulsa PLN, pulsa telepon, dll.)
b. Produk produk E- Banking :
1. Internet banking ( via internet/computer)
2. Mobile banking (via Handphone)
3. SMS banking (via SMS)
4. ATM

13

2.2.1.1 Internet Banking


Internet banking merupakan salah satu pelayanan jasa bank yang memungkinkan
nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi, dan melakukan
transaksi perbankan melalui jaringan internet dan bukan merupakan bank yang
hanya menyelenggarakan layanan perbankan melalui internet. Nasabah dapat
melakukan transaksi perbankan (financial dan non financial) melalui komputer
yang terhubung dengan jaringan internet bank (Maryanto Supriyono 2010 : 67).
Pada era baru transaksi perbankan ini nasabah dapat melakukan transaksi
secara online dengan internet melalui PC atau laptop kapan saja nasabah dapat
menginginkan tanpa harus terikat dengan jam operasional bank. Dengan
menggunakan electronic banking nasabah paling tidak berharap dapat melakukan
beberapa aktifitas perbankan dari mana saja.
Internet banking memberikan peluang bagi bank BRI untuk dapat
menurunkan biaya pengeluaran, yang dimana besar biaya yang dikeluarkan dapat
diperkecil dan memperluas fasilitas dari segi layanan transaksi. Dengan
kemudahan yang ada pada fasilitas internet banking, diharapkan kedepannya bank
BRI dapat melayani nasabah, kapan dan dimana saja melalui layanan internet
banking tanpa membuat nasabah harus dating langsung ke bank BRI.
2.2.1.2 Internet banking di Indonesia
Berdasar data Bank Indonesia, nasabah yang bertransaksi melalui internet
banking pada tahun 2009 mencapai 2,5 juta, jauh lebih besar dari nasabah pada
tahun 2008 yang hanya berjumlah 1,5 juta nasabah. pertambahan nasabah itu
otomatis meningkatkan nilai transaksi dari internet banking.
14

Berikut tabel menunjukkan bank-bank di Indonesia yang memiliki fasilitas


internet banking beserta tahun pertama kali memiliki layanan tersebut dan alamat
situs:
Tabel 2.2
BANK PENYEDIA LAYANAN INTERNET BANKING
Tahun
Bank
Situs
1998

BII

https://www.bankbii.com/

2000

CIMB Niaga

https://ibank.cimbniaga.com/

2001

Bukopin

https://secure.bank2home.com/ap
pbukopin/

2001

BCA

https://ibank.klikbca.com/

2003

Mandiri

https://ib.bankmandiri.co.id/

2004

Ekonomi

http://www.ekonominet.com/

2004

HSBCA

http://www.hsbc.co.id

2005

Permata

https://www.permatanet.com/

2006

Panin

https://www.bankpanin.com/

2007

BNI

https://ibank.bni.co.id/

2008

Mega

https://ibank.bankmega.com/

2008

Standard Chartered

https://id.online.standardchartered
.com/

2009

Danamon

https://www.danamonline.com/

2009

BRI

https://ib.bri.co.id/

2009

Commonwealth

https://commaccess.commbank.co
.id/

Sumber : diolah dari berbagai sumber


2.2.2

Adopsi

Niat adopsi adalah keinginan sesorang untuk melakukan suatu perilaku. Niat dapat
berubah dengan berjalannya waktu (Jogiyanto, 2008) dalam Abu Nizarudin dan

15

Karmawan (2014). Dalam konteks e-banking akan mempengaruhi keputusan


nasabah apakah akan terus menggunakan layanan e-banking atau memutuskan
untuk tidak memakainya lagi. Faktor faktor yang mempengaruhi adopsi e-banking
dapat dilihat melalui 3 pendekatan yaitu TAM, TRA dan TPB.
Dalam TRA (Fishbein dan Ajzen, 1975) dalam Ari Mubiyantoro dan
Syaefullah, (2013) niatan dipengaruhi dua penentu dasar, yang pertama
berhubungan dengan sikap (attitude towards behavior) dan yang lain berhubungan
dengan pengaruh sosial yaitu norma subyektif (subjuectives norms). attitude
towards behavior didefinisikan sebagai perasaan positif atau negatif individu
(efek evaluatif) tentang melakukan perilaku yang lebih mengarah kepada
perilakunya. Sedangkan subjuectives norms didefinisikan sikap terhadap obyek
obyek yang merupakan perasaan seseorang terhadap benda benda atau obyek.
Metode yang kedua yaitu Technology Acceptance Model (TAM). TAM
merupakan perilaku yang pada umumnya digunakan untuk menjelaskan
penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi (Hamzah,
2009) dalam Ari Mubiyantoro dan Syaefullah, (2013). Technology Acceptance
Model (TAM) dikembangkan oleh Davis pada tahun 1989, sebagai model
penerimaan pengguna pada suatu sistem informasi. Dalam Technology
Acceptance Model (TAM), manfaat dan kemudahan penggunaan dipercaya akan
mempengaruhi sikap yang pada akhirnya berdampak pada minat perilaku untuk
menggunakannya.
Niatan untuk menggunakan e-banking akan muncul ketika seorang
nasabah memiliki sikap positif berupa penerimaan terhadap e-banking. Variabel

16

ini diukur melalui niatan untuk terus menggunakan e-banking dalam


menyelesaikan transaksi keuangan. Kemauan untuk menggunakan e-banking
diukur dengan 3 pernyataan seperti dalam penelitian Datta (2010) yaitu tentang
intensitas dalam penggunakan mobile banking, kepercayaan dalam menggunakan,
dan peningkatan penggunaan untuk waktu yang akan datang. Berikut beberapa
item pernyataan dari adopsi :
(Al-Somali, et al., 2008)

a. Berniat untuk terus menggunakan e-banking


b. Akan menyarankan orang lain untuk menggunakan e-banking
c. Akan menggunakan e-banking untuk menangani transaksi keuangan di masa
yang akan datang
2.2.3

Kepercayaan

Kepercayaan dalam konteks ini adalah persepsi nasabah bahwa teknologi ebanking ini aman untuk digunakan. Kepercayaan menjadi lebih penting dalam
dunia online jika dibandingkan dengan offline banking karena transaksi dalam
online banking mengandung informasi yang sensitif dan pihak yang terlibat dalam
transaksi keuangan mengkhawatirkan akses terhadap file penting dan informasi
yang dikirim melalui internet.
Keyakinan atau kepercayaan adalah suatu faktor penting yang dapat
mengatasi krisis dan kesulitan antara rekan bisnis selain itu juga merupakan aset
penting dalam mengembangkan hubungan jangka panjang antar organisasi. Suatu
organisasi harus mampu mengenali faktor-faktor yang dapat membentuk
kepercayaan tersebut agar dapat menciptakan, mengatur, memelihara, menyokong
dan mempertinggi tingkat hubungan dengan pelanggan. Dalam konteks

17

Relationship Marketing untuk menentukan sejauh mana apa yang dirasakan suatu
pihak integritas dan janji yang ditawarkan pihak lain. Variabel ini diukur melalui
tingkat kepercayaan nasabah, komitmen dari penyedia layanan, dan keputusan
yang yang diambil oleh nasabah. Berikut beberapa item pernyataan dari
kepercayaan :
(Datta, 2010)
a. Bank sangat peduli dengan keamanan untuk transaksi.
b. Bank menjanjikan kinerja yang dapat dihandalkan.
c. Bank konsisten dalam memberikan layanan yang berkualitas.
2.2.4

Keamanan

Keamanan adalah suatu upaya untuk mengamankan aset informasi terhadap


ancaman yang mungkin timbul. Sehingga keamanan secara tidak langsung dapat
menjamin kontinuitas bisnis, mengurangi risiko-risiko yang terjadi.
Tingkat keamanan bertransaksi secara online adalah permasalahan penting
yang sering dipertimbangkan nasabah sebelum memutuskan untuk mengadopsi ebanking. Beberapa nasabah menghindari penggunaan e-banking karena memiliki
persepsi bahwa bertransaksi secara online melalui e-banking mudah terjadi
penyalahgunaan. Persepsi ini dapat merusak kepercayaan nasabah terhadap sistem
online secara keseluruhan. Nasabah tidak akan siap merubah kebiasaan dari
transaksi konvensional menjadi transaksi online jika kebutuhan spesifik mereka
tentang keamanan belum terpenuhi, Variabel ini digunakan empat pernyataan
melalui kuesioner. Berikut beberapa item pernyataan dari keamanan:
(Datta, 2010)
a. Website Bank memberikan saya keamanan financial dan kerahasiaan

18

b. Website Bank aman untuk melakukan transaksi


c. Bank tidak akan menyalahgunakan informasi keuangan saya
2.2.5

Persepsi Risiko (perceived risiko)

Persepsi risiko adalah suatu persep-persepsi pelanggan tentang ktidakpastian dan


konsekuensi-konsekuensi tidak diinginkan dalam melakukan suatu kegiatan
(Jogiyanto, 2007:71) dalam Hadyan Farizi dan Syaefullah, (2014). Bila
diadaptasikan dengan konteks penelitian persepsi risiko adalah persepsi pengguna
internet terhadap ketidakpastian dan konsekuensi yang dihadapi saat
menggunakan transaksi online karena penggunaan transaksi online tidak terlepas
dari risiko. Risiko yang dapat dihadapi oleh pengguna transaksi online adalah
risiko keamanan bertransaksi dan kepastian terhadap barang yang dipesannya.
Salah satu risiko terbesar penggunaan e-banking adalah ancaman hacker
dan penyalahgunaan rekening nasabah. Jika tidak dilindungi dengan system
proteksi yang memadai dan berlapis maka hal ini akan ancaman serius bagi pihak
perbankan, karena nasabah akan enggan melakukan transaksi melalui e-banking.
Akan tetapi risiko penggunaan e-banking juga semakin mudah dipahami dengan
adanya kemudahan akses informasi melalui internet tentang penyalahgunaan
layanan perbankan seperti cracking, skimming, dan hacking melalui ATM, kartu
kredit, dan e-banking. Berikut beberapa item pernyataan dari persepsi risiko :
(Nasri, 2011)
a. Risiko penipuan kartu kredit untuk transaksi online dan pembayaran rendah
bagi saya
b. Saya akan merasa bebas untuk mengirimkan informasi pribadi secara online
c. Saya memiliki keyakinan dalam keamanan jaringan transaksi online yang ada
19

2.2.6

Kesadaran

Kesadaran merupakan tingkat kesadaran nasabah akan adanya layanan e-banking


yang disediakan oleh bank. Berdasarkan informasi yang diterima maka akan
meningkatkan kesadaran (awareness) dari nasabah tentang manfaat menggunakan
layanan e-banking. Respon dan kesadaran konsumen untuk menggunakan ebanking merupakan kunci bagi bank untuk menyediakan layanan e-banking.
Variable ini diukur melalui kecukupan informasi yang diterima oleh
nasabah tentang keberadaan layanan e-banking, manfaat, dan cara
penggunaannya. Berikut beberapa item pernyataan dari kesadaran :
(Datta, 2010)
a. Website Bank menyimpan semua perjanjian dan komitmen
b. Bank meningkatkan kesadaran tentang keamanan data
c. Bank selalu mendorong saya untuk mentransfer dana melalui online

2.2.7

Pengaruh kepercayaan terhadap adopsi e-banking

Sikap nasabah terhadap e-banking didorong oleh rasa kepercayaan yang berperan
penting untuk meningkatkan kegunaan dalam lingkungan e-banking. Kepercayaan
menjadi lebih penting dalam dunia online jika dibandingkan dengan offline
banking karena transaksi dalam online banking mengandung informasi yang
sensitif dan pihak yang terlibat dalam transaksi keuangan mengkhawatirkan akses
terhadap file penting dan informasi yang dikirim melalui internet.
Al-Somali et al., (2008), penelitian yang dilakukan di Arab Saudi dengan
tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi
dari internet banking pada nasabah bank di Arab Saudi menyebutkan bahwa
tingkat kepercayaan berpengaruh terhadap sikap penerimaan internet banking.

20

2.2.8

Pengaruh keamanan terhadap adopsi e-banking

Aplikasi e-banking harus memadukan sejumlah unsur penting yang bersumber


kepada keamanan (Eriksson, et al., 2008) dalam Sujadi dan Edy, (2010). Tiga
faktor keamanan yang harus mendapat perlindungan sistem keamanan e-banking
yaitu: (1) aspek kerahasiaan (security), (2) aspek integritas (integrity) dan (3)
aspek ketersediaan (availability). Tujuan sistem keamanan ini harus
diimplementasikan pada pengembangan sistem aplikasi perbankan dan yang
terpenting yaitu bagaimana agar sistem aplikasi itu bersifat: easy to use dan easy
to operate. Oleh karena itu langkah awalnya yaitu mengidentifikasi risiko yang
potensial terjadi pada saat penggunaan teknologi komputer - informasi untuk
aplikasi teknologi perbankan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Datta (2010) yang dilakukan di
india dengan menggunakan lima variabel salah satunya yaitu trust. Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa trust merupakan faktor yang kuat dan positif
mempengaruhi pelanggan dalam mengadopsi e-banking.
2.2.9

Pengaruh persepsi risiko terhadap adopsi e-banking

Persepsi risiko adalah suatu persep-persepsi pelanggan tentang ktidakpastian dan


konsekuensi-konsekuensi tidak diinginkan dalam melakukan suatu kegiatan
(Jogiyanto, 2007:71) dalam Hadyan Farizi dan Syaefullah, (2014). Persepsi risiko
sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan. Semakin kecil persepsi risiko dari
suatu individu maka semakin besar tingkat kepercayaannya, begitupun sebaliknya.
Jika risiko itu meningkat dari sekedar informasi sampai pada keputusan pembelian
produk (transaksi), risiko diasosiasikan dengan kepercayaan.

21

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Safeena, et al. (2009) dalam


Hadyan Farizi dan Syaefullah, (2014) yang dilakukan di india dengan
menggunakan empat variabel yaitu persepsi kegunaan, persepsi kemudahan,
persepsi risiko dan kesadaran. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ke empat
variabel tersebut merupakan faktor-faktor yang kuat dan positif mempengaruhi
pelanggan dalam mengadopsi e-banking.
Polatoglu dan Ekin (2001) dalam Hadyan Farizi dan Syaefullah, (2014)
juga menemukan bahwa risiko dianggap merupakan salah satu faktor utama yang
mempengaruhi adopsi konsumen , serta kepuasan pelanggan layanan e-banking.
Risiko yang dirasakan biasanya timbul dari ketidakpastian. Penelitian yang
dilakukan oleh Widyarini dan Putro (2008) juga dengan hasil penelitian diperoleh
bahwa persepsi risiko berpengaruh signifikan terhadap niat menggunakan ebanking.
2.2.10 Pengaruh kesadaran terhadap adopsi e-banking
Kesadaran layanan merupakan tingkat kesadaran nasabah akan adanya layanan ebanking yang disediakan oleh bank. Semakin tinggi tingkat kesadaran yang
dimiliki oleh nasabah maka nasabah akan semakin memahami kegunaan dari
layanan e-banking.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Datta (2010) yang dilakukan di
india dengan menggunakan lima variabel salah satunya yaitu kesadaran
(awareness). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kesadaran merupakan faktor
yang kuat dan positif mempengaruhi pelanggan dalam mengadopsi e-banking.

22

2.3 Kerangka Pemikiran


Kepercayaan (X1)

H1

Keamanan (X2)

H2
Persepsi risiko (X3)

Kesadaran (X2)

Adopsi e-banking (Y)

H3
H4

Gambar 2.3
KERANGKA PEMIKIRAN
Sumber: Moh. Faqih Afghani (2015) dengan judul Analisis FaktorFaktor yang Berpengaruh Signifikan Terhadap Adopsi EBanking Bank BRI
2.4

Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan dan akan diuji adalah

sebagai berikut :
H1: Kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap adopsi e-banking nasabah BRI
di Surabaya
H2: Keamanan berpengaruh signifikan terhadap adopsi e-banking nasabah BRI di
Surabaya
H3: Persepsi risiko berpengaruh signifikan terhadap adopsi e-banking nasabah
BRI di Surabaya
H4: Kesadaran berpengaruh signifikan terhadap adopsi e-banking nasabah BRI di
Surabaya

23

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian

hipotesis dilakukan untuk menelaah varians dalam variabel terikat. Berdasarkan


sumber datanya, maka penelitian ini termasuk penelitian primer. Data primer
dapat didefinisikan sebagai data yang dikumpulkan dari sumber-sumber asli untuk
tujuan tertentu (Mudrajat Kuncoro, 2009 : 157). Sedangkan berdasarkan jenis
pengambilan data, maka penelitian ini termasuk penelitian survey. Penelitian
survey hampir sama dengan kegiatan pengamatan, tetapi diikuti dengan pengajuan
pertanyaan dari peneliti kepada subyek penelitian.
3.2

Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini batasan penelitian selaras dengan ruang lingkup

penelitian yang digunakan untuk memberi batasan ruang lingkup penelitian yang
sedang diteliti. Agar sasaran pembahasan disini dapat tercapai, maka disini
peneliti hanya akan membahas antara lain:
1. Responden dalam penelitian ini yaitu nasabah bank BRI di Surabaya yang
pernah menggunakan e-banking.
2. Adapun variable bebas yang digunakan adalah Kepercayaan, Keamanan,
Persepsi risiko dan Kesadaran dengan variable terikat yaitu adopsi e-banking.

24

3.3

Identifikasi Variabel
Berdasarkan landasan teori dan hipotesis penelitian variabel - variabel

dalam penelitian ini akan diidentifikasikan sebagai berikut :


1. Variabel bebas terdiri dari :
a) Kepercayaan
(X1)
b) Keamanan
(X2)
c) Persepsi risiko (X3)
d) Kesadaran
(X4)
2. Variabel terikat terdiri dari :
Adopsi e-banking ( Y )
3.4

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.4.1

Definisi Operasional

Operasional variabel yang diamati dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
3.4.1.1 Adopsi e-banking (Y)
Adopsi dalam konteks e-banking adalah keputusan nasabah BRI sebagai
responden apakah akan tetap terus menggunakan layanan e-banking atau tidak
memakainya lagi. Niatan untuk menggunakan e-banking akan muncul ketika
seorang nasabah memiliki sikap positif berupa penerimaan terhadap e-banking.
Variabel ini diukur melalui niatan untuk terus menggunakan e-banking
dalam menyelesaikan transaksi keuangan. Kemauan untuk menggunakan ebanking diukur dengan 3 pertanyaan seperti dalam penelitian Datta (2010) yaitu
tentang intensitas dalam penggunakan mobile banking, kepercayaan dalam
menggunakan, dan peningkatan penggunaan untuk waktu yang akan datang. Item
pernyataan variabel ini yaitu meliputi :
(Al-Somali, et al., 2008)

a. Berniat untuk terus menggunakan e-banking

25

b. Akan menyarankan orang lain untuk menggunakan e-banking


c. Akan menggunakan e-banking untuk menangani transaksi keuangan saya untuk
masa depan
3.4.1.2 Kepercayaan (X1)
Kepercayaan merupakan elemen penting yang mempengaruhi niat nasabah untuk
mengadopsi layanan e-banking. Sikap nasabah terhadap e-banking didorong oleh
rasa kepercayaan (kepercayaan) yang berperan penting untuk meningkatkan
kegunaan dalam lingkungan internet banking. Seseorang nasabah yang
menggunakan layanan internet banking memiliki kepercayaan bahwa sistem yang
digunakan dapat sesuai dengan yang diharapkan, karena bentuk fisik dari uang
yang tidak dapat disimpan atau ditarik secara tunai melalui internet banking.
Variabel ini diukur melalui tingkat kepercayaan nasabah, komitmen dari penyedia
layanan, dan keputusan yang yang diambil oleh nasabah. Item pernyataan variabel
ini yaitu meliputi:
(Datta, 2010)
a. Bank sangat peduli dengan keamanan untuk transaksi.
b. Bank menjanjikan kinerja yang dapat dihandalkan.
c. Bank konsisten dalam memberikan layanan yang berkualitas.
3.4.1.3 Keamanan (X2)
Keamanan adalah persepsi nasabah bahwa penggunaan e-banking dapat
terlindungi dari terjadinya pencurian atau segala bentuk penyalahgunaan lain.
Variabel ini digunakan empat pernyataan melalui kuesioner. Item pernyataan
variabel ini yaitu meliputi :
(Datta, 2010)

26

a. Website Bank memberikan saya keamanan financial dan kerahasiaan


b. Website Bank aman untuk melakukan transaksi
c. Bank tidak akan menyalahgunakan informasi keuangan saya
3.4.1.4 Persepsi Risiko (X3)
Risiko adalah suatu keadaan uncertainty yang dipertimbangkan orang untuk
memutuskan atau tidak melakukan transaksi secara online. Dalam penelitian ini
indicator persepsi risiko dilihat dari tindakan yang dilakukan oleh bank untuk
memperkecil risiko dari penggunaan e-banking, diharapkan tindakan yang
dilakukan oleh bank untuk memperkecil risiko akan berdampak positif pada minat
konsumen untuk menggunakan teknologi yang ditawarkan. Item pernyataan
variabel ini yaitu meliputi:
(Nasri, 2011)
a. Risiko penipuan untuk transaksi online rendah
b. Merasa bebas untuk mengirimkan informasi pribadi secara online
c. Memiliki keyakinan dalam keamanan jaringan transaksi online yang ada
3.4.1.5 Kesadaran (X4)
Kesadaran adalah tingkat kesadaran yang dimiliki oleh nasabah terhadap adanya
layanan internet banking. Variable ini diukur melalui kecukupan informasi yang
diterima oleh nasabah tentang keberadaan layanan e-banking, manfaat, dan cara
penggunaannya. Item pernyataan variabel ini yaitu meliputi:
(Datta, 2010)
c. Website Bank menyimpan semua perjanjian dan komitmen
d. Bank meningkatkan kesadaran tentang keamanan data
e. Bank selalu mendorong saya untuk mentransfer dana melalui online

27

3.5

Populasi, Sampel dan Tekhnik Pengambilan Sampel

3.5.1

Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang,
objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau
menjadi objek penelitian (Mudrajat Kuncoro, 2009 : 118). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh nasabah pengguna e-banking di Surabaya yang
memiliki layanan e-banking.
3.5.2

Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi. (Mudrajat
Kuncoro, 2009 : 118). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah
nasabah Bank BRI di kota Surabaya yang pernah melakukan transaksi perbankan
e-banking.
Menurut Van Voorhis dan Morgan (2007 : 48) menyatakan bahwa
meskipun ada formula yang lebih kompleks, aturan umum yang lebih praktis dan
sering digunakan yaitu responden kurang dari 50 untuk korelasi dan regresi
dengan nomor dan dengan jumlah yang lebih besar dari variabel bebas. Hal ini
memberikan gambaran dan komprehensif dari prosedur yang digunakan untuk
menentukan ukuran sampel. Ia menyarankan formula yang dipakai yaitu:
N>50+8m (dimana m adalah jumlah variabel bebas)
N = 50+8(4)
N = 90
Keterangan :

28

N = Jumlah sampel
M = Jumlah Variabel bebas
Dari formula yang dikemukakan oleh Van Voorhis and Morgan (2007 : 48), maka
sampel dari penelitian ini paling sedikit yaitu 90.
3.5.3

Tekhnik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu metode


pengambilan sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan struktur
penelitian, dimana pengambilan sampel dengan mengambil sampel orang orang
yang dipilih oleh peneliti menurut ciri ciri spesifik dan karakteristik tertentu.
Responden adalah nasabah bank BRI di Surabaya. Teknik pengambilan sampel
dengan Non-Probability Sampling memiliki keunggulan spesifik seperti: (1)
Terjangkau, (2) Digunakan bila tidak ada sampling frame, (3) Dipergunakan bila
populasi menyebar sangat luas.
Adapun kriteria yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. Responden pernah melakukan transaksi e-banking.
2. Responden yaitu minimal berusia 19 tahun (Tatik Suryani, 2013 : 184)
3. Responden memiliki fasilitas akses e-banking
3.6

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dari

responden adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner berisi tentang latar


belakang demografis dari responden beserta pertanyaan pertanyaan yang
menyangkut setiap variabel. Setiap variabel yang dibentuk tidak dapat diukur
secara langsung atau disebut laten atau konstruk (unobserved variable).

29

Dalam penelitian ini pengukuran variabel menggunakan skala Likert,


maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Dengan
skala Likert ini diharapkan dapat memudahkan peneliti dalam penyusunan daftar
pertanyaan atau pernyataan kuesioner dengan terstruktur. Skala Likert yang
digunakan untuk mengukur dalam penelitian ini adalah:
a.
b.
c.
d.
e.

Untuk jawaban sangat setuju


:5
Untuk jawaban setuju
:4
Untuk jawaban netral
:3
Untuk jawaban tidak setuju
:2
Untuk jawaban sangat tidak setuju
:1
Ketentuan penelitian diatas digunakan pada item pertanyaan positif. Dalam

penelitian ini semua item termasuk persyaratan positif. Untuk mengelompokkan


skor maka dilakukan perhitungan terhadap interval dengan rumus-rumus sebagai
berikut :
Interval = nilai tertinggi nilai terendah = 5 - 1 = 0,8
Jumlah kelas
5

Interval

Skor

1,00 X 1,80
1,80< X 2,60
2,60< X 3,40
3,40< X 4,20
4,20< X 5,00

1
2
3
4
5

Tabel 3.1
Interval Variabel
Keterangan
Pernyataan Favourable
Pernyataan Unfavourable
Sangat tidak setuju
Sangat setuju
Tidak setuju
Setuju
Netral
Netral
Setuju
Tidak setuju
Sangat setuju
Sangat tidak setuju

Dalam pengukuran konstruk yang dapat diukur adalah indikatornya


melalui item item pertanyaan dalam kuesioner. Indikator- indikator pertanyaan
dalam kuesioner penelitian ini diambil dari beberapa penelitian terdahulu yang
sesuai dengan variable yang akan diuji.
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

30

Tabel 3.2
KISI-KISI KUESIONER
Indikator

Variabel
penelitian

Kepercayaan a. Bank sangat peduli dengan keamanan


untuk transaksi.
b. Bank menjanjikan kinerja yang dapat
dihandalkan.
c. Bank konsisten dalam memberikan
layanan yang berkualitas.
Keamanan
a. Website Bank memberikan saya
keamanan financial dan kerahasiaan
b. Website Bank aman untuk melakukan
transaksi
c. Bank tidak akan menyalahgunakan
informasi keuangan saya

Persepsi
Risiko

a.
b.
c.

Kesadaran

a.
b.
c.

Adopsi

a.
b.
c.

Tabel 3.2
KISI-KISI KUESIONER
Risiko penipuan untuk transaksi online
rendah
Merasa bebas untuk mengirimkan
informasi pribadi secara online
Memiliki keyakinan dalam keamanan
jaringan transaksi online yang ada
Website Bank menyimpan semua
perjanjian dan komitmen
Bank meningkatkan kesadaran tentang
keamanan data
Bank selalu mendorong saya untuk
mentransfer dana melalui online
Berniat untuk terus menggunakan ebanking
Akan menyarankan orang lain untuk
menggunakan e-banking
Akan menggunakan e-banking untuk
menangani transaksi keuangan saya
untuk masa depan

No
item

Referensi

X1(1)
X1(2)

Saroj K.Datta
(2010)

X1(3)
X2(1)
X2(2)

Saroj K.Datta
(2010)

X2(3)

X3(1)
X3(2)
X3(3)

Wadie Nasri
(2011)

X4(1)
X4(2)

Saroj K.Datta
(2010)

X4(3)
Y1
Y2
Al Somali, et al.
2008
Y3

31

3.7

Data dan Metode Pengumpulan Data

3.7.1

Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang
diperoleh peneliti secara langsung dari hasil survey dengan mengedarkan
kuesioner kepada responden.
3.7.2

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan


kuesioner yaitu metode pengumpulan data yang diperoleh dengan cara
mengajukan daftar pertanyaan yang telah disusun dalam bentuk kuesioner kepada
para nasabah Bank BRI yang menggunakan e-banking. Langkah yang dilakukan
adalah menyebarkan daftar pernyataan kepada responden yang terpilih kemudian
responden diminta untuk memberikan penilaian atas pernyataan yang diajukan,
dengan pilihan jawaban yang disediakan, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju,
setuju, dan sangat setuju. Jika data telah terkumpul berupa data interval, kemudian
dilakukan pengelompokan data menjadi berbagai bagian pengamatan baru
dilakukan analisis data.
3.8

Uji Validitas Dan Realibilitas Instrumen Penelitian

3.8.1

Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam
Ghozali, 2013 : 52).

32

Uji validitas ini bertujuan untuk memeriksa apakah isi kuisioner sudah tepat untuk
mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami oleh semua responden, yang
diindikasikan oleh kecilnya persentase jawaban responden yang tidak terlalu
menyimpang dari responden lainnya. Variabel-variabel terukur dikatakan valid
jika muatan faktornya (r) 0,3 (untuk n = 30, pada = 5%). Pengujian validitas
instrumen dalam penelitian ini, menggunakan komputer dengan paket program
SPSS for Windows Release.
3.8.2

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indicator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu.
Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas digunakan teknik analisis
dengan formula Alpha Cronbach dengan bantuan komputer. Pengujian reliabilitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS for
Windows Release. Nilai suatu instrumen dikatakan reliabel bila nilai Alpha
Cronbach 0,6.
3.9

Tekhnik Analisis Data


Setelah data terkumpul maka akan dilakukan analisis data dengan tahap-

tahap analisis data sebagai berikut :

33

3.9.1

Tekhnik Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau


memberi gambaran melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
membuat kesimpulan yang berlalu untuk umum.
Analisa yang dilakukan bersifat uraian dari hasil kuesioner yang telah
dibagikan kepada responden. Jawaban yang telah diberikan responden melalui
kuesioner yang telah dibagikan, selanjutnya dibuat tabulasi dan disajikan dalam
bentuk tabel dan dihitung presentasinya serta dilakukan penafsiran terhadap data
tersebut yaitu dengan cara membaca tabel tersebut.
3.9.2

Analisis Statistik

Analisis Statistik : digunakan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari


beberapa variabel bebas (independent variable) terhadap variabel tidak bebas
(dependent variable) dalam penelitian dengan menggunakan analisis regresi linier
bergandamelalui program SPSS 20 for windows.
3.9.3

Analisis Untuk Menguji Hipotesis

a. Uji asumsi klasik


1. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui uji t
dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, kalau
asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil. Ada dua cara untuk menguji apakah residual berdistribusi normal atau

34

tidak yaitu dengan cara analisis grafik dan uji statistic (Imam Ghozali, 2013 :
160).
2. Uji multikolinearitas
Uji multi kolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas, apabila variabel bebas saling berkorelasi maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas
yang nilai korelasi antar variabel bebas sama dengan nol (Imam Ghozali,
2013 : 105). Peneliti harus menentukan kolonieralitas yang masih dapat
ditolerir. Sebagai missal nilai tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolonieritas
0,95. Walaupun multikoleniaritas dapat di deteksi dengan nilai tolerance dan
VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel independen
mana sajakah yang saling berkorelasi (Imam Ghozali, 2013 : 106).
3. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya),
apabila terjadi korelasi maka ada masalah dalam autokorelasi. Ada cara yang
dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan
menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Uji Durbin Watson hanya
digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept
dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen.
Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0: tidak ada autokorelasi (r=0)
HA: ada autokorelasi (r 0)
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
TABEL 3.3
UJI DURBIN WATSON
Hipotesis nol
keputusan
jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0 < D < DL

35

Tidak ada autokorelasi positif


Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada korelasi negative
Tidak ada auto korelasi positif
atau negatif

No decision
Tolak
No decision

DL D DU
4 DL < D< 4
4 DU D 4 - DL
DU < D <4 - DU

Tidak ditolak

4. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain, apabila variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap maka disebut homokesdastisitas jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik merupakan yang homokesdastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas, dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel
terikat yaitu ZPRED dengan residual SPRESID. Deteksi heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik (Imam
Ghozali, 2013 : 139).
b. Analisis Regresi Berganda
Uji analisis regresi berganda bertujuan untuk menguji apakah variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen dengan variabel
independen lebih dari satu sehingga untuk hipotesis pertama (X1,X2,X3,X4).
Analisis regresi di lakukan untuk menentukan arah dan besarnya pengaruh
variabel variabel bebas ( X ) terhadah variabel tergantung ( Y ) dengan
persamaan regresi sebagai berikut :
Y : + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + ei
Dimana :
Y=
Adopsi e-banking

36

=
1 =
2 =
3 =
4 =
X1 =
X2 =
X3 =
X4 =
ei =

Konstanta
Koefisiensi regresi kepercayaan
Koefisiensi regresi keamanan
Koefisiensi regresi persepsi risiko
Koefisiensi regresi kesadaran
Kepercayaan
Keamanan
Persepsi Risiko
Kesadaran
Eror (variabel pengganggu di luar variabel bebas)

1. Analisis Uji Serempak (Uji F)


Uji F dilakukan untuk mengetahui signifikasi atau tidaknya pengaruh variabel
X (variabel bebas) secara bersama sama terhadap variabel Y (variabel
tergantung). Langkah langkah yang dilakukan untuk menguji adalah sebagai
berikut :
1. Menentukan hipotesis statistik
Ho : 1 = 2
Artinya semua variabel bebas ( X1,X2,X3,X4 )
Secara bersama sama mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap
variabel tidak bebas.
Hi : 1 = : 2 =3
Artinya semua variabel bebas secara bersama sama mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel tergantung.
2. Menentukan level yang signifikan () sebesar 5%
3. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan ( H0 )

37

Gambar3.1
Daerah Penerimaan Dan Penolakan Ho Uji F

4. Menghitung F hitung dengan rumus :


F=

ssr/k
sse ( n-k-1)

Dimana :
N

= jumlah data

= jumlah variabel bebas X

SSR

= Sum of square from the regresion

SSE

= Sum square from the error

5. Menarik kesimpulan
Kesimpulan Ho diterima dan Ho ditolak berdasarkan hasil perbandingan
antara F hitung dan F tabel dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
a. Ho di terima jika : F hitung < F tabel
Artinya variabel bebas ( X ) secara bersama sama mempunyai
pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel tergantung ( Y ).
b. Ho ditolak jika : F hitung > F tabel
Artinya variabel bebas ( X ) secara bersama sama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantung ( Y ).

38

2. Melakukan Uji Parsial ( Uji T )


Uji T ini dilakukan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh variabel
bebas (X) secara individu terhadap variabel tergantung ( Y ) . Dalam
penelitihan ini dilakukan uji dua sisi yang mempunyai pengaruh negatif dan
positif digunakan untuk melakukan pengujian terhadap variabel yang
memiliki pengaruh negatif dan positif.
1. Merumuskan fomulasi atau uji hipotesis
a. Ho : i = 0
Artinya variabel bebas (X1) secara parsial mempunyai pengaruh yang
tidak signifikan terhadap variabel tergantung (Y).
b. H1 : = 0
Artinya variabel bebas (X1) secara parsial mempunyai pengaruh yang
tidak signifikan terhadap variabel tergantung (Y).
2. Menentukan taraf signifikan () sebesar 5%
3. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan (Ho)

Gambar 3.3
Daerah Penolakan Dan Penerimaan Ho Uji T Sisi Dua Sisi

4. Menentukan t hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut


t = bi
S.bi
Dimana :
Bi
= koefisien regresi variabel X1,X2,X3,X4
S.bi = standar error koefisien regresi
5. Menarik kesimpulan
a. Ho diterima jika : -t tabel < t hitung < t tabel
Artinya variabel bebas X secara parsial mempunyai pengaruh yang
tidak signifikan terhadap variabel tergantung (Y).
b. Ho di tolak jika : t hitung t tabel , atau t hitung > t tabel
39

Artinya variabel bebas (X) secara parsial mempunyai pengaruh negatif


yang signifikan terhadap variabel tergantung (Y).

40

Anda mungkin juga menyukai