Anda di halaman 1dari 19

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

SISTEM RESPIRASI PADA HEWAN


Pada kebanyakan fila hewan rendah (Invertebrata) tidak/belum mempunyai organ
pernafasan. Pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 cukup dengan difusi. Pada kebanyakan
hewan golongan rendah kecuali Cephalopoda pengetahuan mengenai regulasi pengainbilan
dan penggunaannya masih belum memadai.
Difusi pasif pada respirasi tergantung kepada: (1) Konsentrasi O2 ; (2) Sifat-sifat dan
permukaan tempat berdifusi; dan (3) Suhu lingkungan.
Pengambilan O2 pada banyak hewan rendah mempunyai hubungan langsung dengan
tekanan parsial O2. Hal ini terutama terjadi pada Invertebrata tingkat rendah, juga terdapat
pada beberapa Invertebrata tinggi misalnya pada udang.
Kecepatan pengambilan O2dan lingkungannya tergantung pada kecepatan penggunaan
O2pad proses respirasi sel. Jika proses oksidasi bertambah, banyak O2diperlukan. Karena itu
terjadi difusi O2 sebab di dalam sel selalu kekurangan O2. Karbon dioksida (CO2) sebaliknya
di dalain sel selalu bertambah dan hasil oksidasi dan konsentrasinya lebih besar dari pada
konsentrasi di lingkungannya. Biasanya difusi CO2ke lingkungannya lebih cepat daripada
difusi O2dari lingkungan ke dalam tubuhnya.
Ventilasi atau rongga, aliran udara/air agar selalu memperoleh udara atau air yang
segar terjadi dengan berbagai cara. Ada yang mempergunakan silia (rambut getar) pada
Echinodermata caranya dengan kontraksi kaki ambulakral sebagai alat pernafasan. Pada
Annellida, sistem pembuluh darah telah sangat berkembang dan mempunyai pigmen
pernafasan. Oksigen diambil oleh kulit atau struktur semacam insang. Cacing-cacing yang
membuat lubang di laut mempunyai mekanisme untuk mengalirkan air sepanjang tubuhnya.
Pada Vertebrata, konsentrasi CO2merangsang kecepatan pernafasan, demikian juga
untuk Molluska, beberapa jenis Arthropoda dan Annelida. Tapi pada Crustacea seperti
Balanus dan Carcinus perubahan konsentrasi CO2tidak ada pengaruhnya terhadap kecepatan
pernafasan.
Respirasi pada Mollusca
Mollusca hidup di berbagai habitat seperti di laut, di air payau, air tawar atau di darat. Karena
itu mempunyai berbagai mekanisme respirasi. Mollusca yang hidup di laut bernafas dengan
insang (Ctenidia) aliran air terjadi karena gerakan silia. Aliran air arahnya berlawanan dengan
arah aliran darah, hal ini menyebakan pengambilan O2 oleh insang menjadi lebih efisien.

Gambar 1. Insang pada Gastropoda


1

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

Gambar 2. Insang pada Amphineura

Gambar 3. Alat Pernafasan siput Pulmonala

Gambar 4. Insang tripang diperbesar

Cephalopoda mengatur ventilasi air dengan gerakan otot mantel secara ritmik. Pada
Sepia terjadi 55 inspirasi tiap menit. Ventilasi pada Cephalopoda dikontrol oleh saraf dari
ganglia suboesophagus. Kadar CO2 mempengaruhi kekuatan kotraksi dari mantel.
Cephalopoda merupakan Mollusca yang paling aktif karena itu sitem respirasinya sangat
berkembang.
Siput pulmonata air tawar tidak mempunyai insang dan mempunyai rongga mantel
yang dimodifikasi menjadi paru-.paru. Dinding mantel kaya akan pembuluh darah. Pada
Mollusca yang hidup di pantai juga bernafas dangan udara, tapi masih dapat bernafas dengan
air.
Gastropoda yang hidup di daerah-pasang surut (daerah tidal) pada waktu air pasang
dapat menyimpan udara pada mantelnya sehingga dapat bernafas terus sedang insang tidak
berfungsi kecuali pada air yang mengalir. Pada Gastropoda yang hidup di pantai yang
mungkin sewaktu-waktu mengalami kekeringan, insang sangat merugikan karena akan terjadi
penguapan, karena itu dilengkapi dengan operkulum yang dapat menutup rapat lubang
rumahnya jika tubuhya ditarik ke dalam.
2

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

Respirasi pada Arthropoda (Chelicerata dan Insecta)


Keberhasilan hewan hidup di darat karana dapat membatasi hilangnya air waktu
bernafas. Alat pernafasan pada hewan darat merupakan organ dalam yang mungkin dapat
mangambil oksigen tanpa kehilangan air.
Arthropoda merupakan segolongan hewan yang berhasil sebagai penghuni daratan.
Rangka luarnya yang tidak dapat ditembus air melindungi dirinya dari kekeringan.
Chelicerata tingkat rendah seperti Limulus hidup di air dan mempunyai insang buku
sedangkan Chelicerata tinggi (bangsa labah-labah atau Arachnida) mempunyai paru-paru
buku.
Insang buku (book gills) terjadi karena adanya pelipatan ke sebelah luar dan.
permukaan tubuhnya masing-masing (kiri kanan tubuhnya) terdiri atas 100 lembaran tipis.
Ventilasi disebabkan gerakan otot yang menggerakkan insang secara ritmik.

Gambar 5. Insang Buku pada Limulus

Paru-paru buku (book lungs) merupakan lekukan ke dalam dari permukaan tubuh dan di
dalamnya membentuk helaian-helaian dalam sebuah rongga. Helaian tadi menempati sebuah
ruang dan mempunyai lubang ke luar (spirakel). Pada beberapa jenis spirakel dapat ditutup
dan dibuka untuk mencegah kehilangan air dan pada beberapa jenis lain otot dapat
menggerakkan paru-paru buku sehingga terjadi ventilasi udara. Pernafasan semata-maca
dilakukan oleh paru-paru buku, jika paru-.paru buku dipotong maka pernafasan berhenti sama
sekali.

Gambar 6. Paru-paru Buku pada Arachnida

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

Beberapa jenis Arachnida seperti juga


serangga mempunyai sistem pernafasan dengan
trakea. Trakea merupakan invaginasi (lekukan ke
tutup insang dalam) dari ektoderm dan umumnya
mempunyai lubang ke luar yang disebut sprirakel.
Bentuknya berupa pembuluh silindris yang
mempunyai lapisan kitin (chitine). Lapisan kitin ini
mempunyai panebalan seperti spiral. Spirakel terdapat
sepasang tiap ruas tubuh yang kadang-kadang
mempunyai katup untuk menjaga panguapan air.
Trakea mempunyai cabang-cabang dan cabang yang
terkecil yang menembus jaringan disebut trakeolus
dengan diameter 1 - 2. Trakeolus tidak mempunyai
lapisan kitin dan dibentuk oleh sel yang disebut
Gambar 7. Sistem pembuluh trachea
trakeoblast. Trakeolus pada serangga ujungnya buntu
pada serangga
dan berisi udara atau kadang-kadang berisi cairan.
Penampang melintang tubuh serangga sistem trakea merupakan sistem untuk
mengambil O2 dari udara dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh dan mengeluarkan CO2.
Jadi, darah serangga pada umumnya tidak berfungsi untuk pengangkutan gas. Perkembangan
sistem trakea sesuai dengan tingkat perkembangan serangga. Pada serangga yang primitif tiap
segmen mempunyai trakea yang terpisah, tetapi pada serangga yang lebih tinggi tingkatannya
seluruh sistem trakea saling terhubungan. Serangga yang paling primitif cukup bernafas
dengan difusi gas dari permukaan tubuhnya.
Udara masuk trakea dengan cara difusi melalui spirakel. Pada serangga tingkat rendah
difusi tidak dibantu oleh ventilasi udara, sedang pada serangga yang lebih tinggi difusi O2
diatur oleh membuka dan menutupnya katup spirakel.

Gambar 8. Spirakel

Meskipun serangga-serangga kecil dengan difusi sudah cukup untuk proses


pertukaran O2dan CO2 tapi pada serangga besar atau serangga yang aktif tidak mencukupinya.
Suatu kombinasi dari membuka dan menutupnya katup spirakel dengan kontraksi otot-otot
dinding tubuh membantu ventilasi serangga aktif dan yang ukurannya besar. Aktivitas yang
terkoordinir ini menyebabkan terjadinya aliran udara pada sistem trakea, biasanya dari bagian
muka ke bagian belakang melalui saluran hubungan trakea pada ruas-ruas tubuhnya. Pada
serangga terbang gerakan sayap dan otot, membantu kelancaran ventilasi selama serangga
tersebut terbang.

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

Gambar 9. Sistem trachea pada serangga

Ada tiga fase gerakan pernafasan serangga yaitu:


1. Inspirasi kurang lebih 1/4 detik. Pada awal inspirasi katup spirakel terbuka.
2. Fase pertukaran selama 1 detik, baik spirakel pada toraks atau abdomen menutup
3. Fasa ekspirasi, yaitu spirakel abdomen membuka.
Selama fase pertukaran gas, udara masuk dan sistem trakea sebelah muka pada
inspirasi dan bergerak ke belakang. Pada fase ketiga, udara ke luar dari spirakel di bagian
posterior. Membuka dan menutupnya spirakel dikontrol oleh sistem saraf. Pada berbagai jenis
serangga seperti Coleoptera, belalang, lipas, larva dan pupa kupu-kupu terdapat gejala yang
disebut respirasi siklik, yaitu pengeluaran CO2 terjadi dalam waktu yang pendek sekaligus,
sedang pengambilan O2 terjadi secara kontinu. Pengeluaran CO2 terjadi pada jangka waktu
tertentu dari mulai satu minggu sekali sampai beberapa kali. Tiap jam tergantung pada jenis
serangga, kecepatan metabolisme dan suhu lingkungan. Oksigen berdifusi dari trakeolus ke
dalam jaringan tubuh. Pada penelitian ditemukan bahwa lebih ke muka terjadi defisiensi O2
(Weggcesworch, 1959). Mengenai pertukaran gas pada trakeolus masih menjadi pertanyaan.
Mungkin cairan trakeolus membantu pertukaran gas ini. Gerakan dari cairan trakeolus
niembantu mendorong O2 ke dalam trakeolus dan ke jaringan. Berbagai adaptasi untuk
pengangkutan O2 terjadi pada berbagai serangga air. Pada beberapa jenis larva serangga yang
hidup di air mempunyai insang trakea (tracheal gill) atau insang rektum (rectal gill).
Serangga dewasa yang habitatnya air di sekitar spirakel terdapat plastron yaitu daerah yang
berserabut halus tempat menyimpan lapisan udara.
5

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

Gambar 10. Insang Trakea dan Plastron

Pernafasan Arthropoda dan Crustacea


Crustacea (udang) yang hidup di air berrnafas dengan insang yang sangat efisien
diilengkapi dengan mekanisme untuk ventilasi air yang konstan. Insang udang merupakan
insang luar yang banyak mengandung pembulu darah dengan selaput yang tipis sehingga
mudah terjadi pertukaran gas secara difusi. Biasanya insang terletak pada ruangan (branchial
chamber) yang dilindungi oleh penutup yang disebut karapaks. Banyak variasi dan perbedaan
dengan sistem pernafasan udang secara umum diatas tergantung kepada jenis dan
lingkungannya.
Entomostraca (udang karang rendah) mempunyai rangka luar (eksoskeleton) tipis dan
pernafasan terjadi melalui rangka luar ini. Meskipun demikian, kebanyakan Entomostraca
mempunyai insang. Insang dapat berupa bagian dari anggota badan dan gerakan waktu
berenang menghasilkan ventilasi air. Dengan berfungsinya permukaan tubuh untuk bernafas
sering jumlah insang diperkecil. Misalnya, Otracoda mempunyai penutup tubuh yang banyak
mengandung pembuluh darah dan insangnya tidak berkembang. Pada beberapa jenis
brachiopoda semua embelan (appendages) toraks dipakai untuk membuat aliran air melalui
insang. Pada Decapoda (udang, kepiting) mempunyai struktur khusus pada antena ke dua dan
berfungsi sebagai penggerak air. Pada Isopoda, Amphipoda dan Stomatopoda pleopod (kaki
perut) berfungsi sebegai penggerak air-trakea -insang trakea. Modifikasi insang tergantung
pada lingkungan tertentu. Makin tinggi kemampuan hidup di darat, maka insang akan
direduksi. Kepiting yang hidup di daerah pasang surut terbawah (low tidal) mempunyai 26
buah insang, yang hidup pada zona intertidal mempunyai 18 insang dan yang hidup di pantai
menpunyai 12 insang.

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

Gambar 10. Insang Udang

Gambar 11. Cladocera, Ftaastraca yang


Mikroskopik (Kaki insang)

Pada Dekapoda yang hidupnya bersifat amfibius biasanya rongga insang mempunyai
banyak pembuluh darah dan jumlah insang dikurangi. Pengurangan jumlah insang akan
meghambat penguapan. Pada beberapa kepiting darat terjadi sirkulasi udara pada rongga
insang dan insang merupakan tonjolan pada rongga insang yang berfungsi untuk pertukaran
gas.
Isopoda merupakan udang-udangan yang hidup di darat dan menggerakan pleopod
(kaki peruc) untuk respirasi. Pleopod untuk bernafas (endopodit) tertutup oleh bagian sebelah
luar (eksopodic) untuk manghalangi penguapan. Kecepatan ventilasi berbeda-beda tergantung
kepada jenisnya dari lingkungannya. Pada udang, Astacus astacus, 0,2 - 0,8 liter air per jam
melalui insang. Insang ukuran 332 gr (Somarus gammarus) mengedarkan air sekitar insang
kira-kira 9,8 liter per jam. Pada udang ini ventilasi air akan bertambah jika air kekurangan O2.
Konsentrasi CO2 akan menaikkan ventilasi pada beberapa jenis udang, tapi pada jenis lain
ventilasi akan menjadi berkurang. Beberapa jenis udang mempunyai pigmen respirasi, tapi
kapasitas pengangkutan O2 tidak begitu tinggi. Misalnya udang besar (Lobster) dengan
pigmen kemosianin dapat mengangkut 1,7 ml O2 tL) 100 ml darah sedangkan Octopus
(Cephaloopoda) dapat mengangkut O2 4,5 ml tiap 100 ml darah. Vertebrata tingkat randah 12
ml tiap 100 ml darah.
RESPIRASI PADA VERTEBRATA
a. Respirasi pada Ikan
Organ respirasi pada ikan ialah insang. Pada ikan bertulang belakang (Osteichthyes)
insang terdapat pada ruang insang yang ditutup oleh tutup insang (operkulum). Tapi beberapa
ikan dapat bernafas dengan kulit. Insang Ikan bukan saja berfungsi untuk organ respirasi tapi
berfungsi juga untuk eksresi dan dalam transpor garam-garam. Oksigen yang larut dalam air
sangat rendah, karena itu diperlukan banyak air melalui insang. Aliran air pada insang
berlawanan dengan aliran darah. Darah mengalir masuk dasar filamen insang melalui sebuah
arteri dan mengalir melalui lamel sekunder dalam pembuluh kapiler. Keadaan ini sangat
bermanfaat karena darah dapat mengabsorpsi O2 semaksimal mungkin.

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

Gambar 12. Diagram Lamel Primer dan lamel Sekunder pada Insang dan Arus yang
Berlawanan (Counter current flow)

Arus air melalui insang hampir kontinu. Hal ini disebabkan tekanan dari rongga mulut
(Buccal pressure pump) yang mengalirkan air melalui insang, sementara rongga insang
menarik air (opercular suction pump). Arus air hanya ke satu arah karena adanya katup-katup
yang mengatur rnulut dan roogga operkular. Pada ikan tulang rawan misalnya ikan yu dan
pari.
Ventilasi pada Ikan
Ventilasi ikan disebabkan karena tekanan di muka insang dan tarikan (isapan) dari
belakang insang. Mekanisme ventilasi pada ikan yang selalu berenang menyebabkan arus air
masuk ke mulut yang disalurkan ke belakang. Cara ini dapat terlihat pula pada ikan yu dan
ikan tuna. Ada pula mekanisme lain pada ikan yu yang mempunyai spirakel. Air masuk
melalui mulut dan spirakel ke rongga orobranchial. Jika ikan dikeluarkan dari air maka ikan
akan mati karena insang rusak dan lamel sekunder menjadi lengket. Ada beberapa jenis ikan
(misalnya belut) yang mempunyai jaringan penyokong pada insangnya yang mencegah
insang menjadi kolaps. Karena itu masih terjadi sedikit pertukaran gas dan ikan masih dapat
bertahan hidup. Ikan lain pada insangnya ada yang mempunyai alat tambahan yang
memungkinkan pertukaran gas dan udara (misalnya ikan gabus, lele dan ikan betok). Ikanikan ini dapat hidup di air yang kotor dan mengambil udara untuk mencukupi kebutuhan.

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

b. Respirasi pada Katak


Katak hewan darat bernafas dengan paru-paru, tapi tidak sebaik paru-paru
Mammnalia. Amatilah bagian bawah rongga mulutnya, akan kita lihat gerakan kira-kira 80 120 kali tiap menit. Gerakan itu tidak lain gerakan bucco-pharyngeal (rongga mulut dan
farink). Pada waktu terjadi gerakan lubang hidung terbuka dan glottis tertutup. Karena itu
suara tetap berada pada rongga tersebut dan secara tetap diperbaharui. Karena rongga bucco
farink ini mengandung banyak sekali pembuluh darah kemungkinan disini terjadi pertukaran
gas. Cara bernafas seperti ini tidak efisien dan secara teratur katak mendorong udara dirongga
mulut ke paru-paru (menelan udara). Pertama udara masuk lubang hidung ke rongga mulut
sehingga mengembung kemudian udara ditekan dan rongga mulut ke paru-paru sementara
lubang hidung tetutup. Pengeluaran udara dilakukan secara pasif. Katak juga dapat bernafas
dengan kulitnya. Sejenis katak (Xenopus) dapat hidup di dalam air dalam waktu yang lama.
Di daerah bermusim, di musim dingin katak lebih banyak bernafas dengan kulit. Darah bersih
diangkut dari kulit melalui vena cutanea magna.

Gambar 13. Ventilasi pada Katak

c. Respirasi pada Reptil


Kebanyakan reptil mempunyai paru-paru yang masih sederhana. Pembuluh trachea
mempunyai penebalan sirkular dari rawan (tulang rawan). Pada sejenis bunglon terdapat
kantung udara pada rongga tubuhnya yang berhubungan dengan paru-paru seperti pada
9

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

burung. Karena itu tubuh bunglon dapat membesar. Ular hanya mempunyai paru-paru kanan.
Hal itu disebabkan karena bentuk ramping dari ular yang tidak rnemungkinkan cukup
ruangan untuk dua paru-paru. Paru-paru akan direduksi pada Reptil yang hidup di air seperti
penyu, misalnya paru-paru penyu (kara-kura air) kira-kira 3 - 6 mil/100gr sedang kura-kura
darat mempunyai volume 21 ml/100gr. Seperti amphibi, reptil juga mempunyai tipe respirasi:
1) Pernafasan bucco-pharynx (rongga mulut-faring)
2) Pernafasan paru-paru
3) Pernafasan kulit (untuk hidup di air)
Ventilasi paru-paru pada reptil sangat penting dalam
proses pertukaran gas. Udara masuk ke paru-paru karena
rongga dada bertambah besar dengan bantuan tulang rusuk.
Jadi inspirasi dilakukan secara aktif sedang ekspirasi
dilakukan secara pasif karena paru-paru sifatnya elastis.
Kontraksi otot perut transversal membantu proses ekspirasi.
Pada jenis londok (bunglon) bernafas mulai dari ekspirasi,
jika udara didorong ke luar paru-paru, kemudian diikuti oleh
inspirasi yang cepat. Paru-paru mengembang, dan dibiarkan
sementara, kemudian terjadi proses pernafasan berikutnya.
Pada waktu suhu rendah, udara ditahan di paru-paru dalam
waktu yang lama. Misalnya di musim dingin, tapi di musim
panas frekuensinya cepat.

Gambar 14. Alat


Pernafasan pada Reptil

d. Respirasi Burung
Burung merupakan hewan homoiotermis yang
metabolismenya sangat tinggi, karena itu komsumsi O2
nya juga sangat tinggi. Untuk mengimbanginya burung
mempunyai cara ventilasi yang sangat efisien karena
mempunyai struktur paru-paru yang berkembang. Salah
satu perbandingarnnya ialah mempunyai kantung udara
yang mengisi berbagai bagian tubuh yaitu di antara rongga
tubuh, otot dan bahkan dalam tulang anggota badan.
Kantung udara merupakan pelebaran dari bronki yang
mengisi kira-kira 80 rongga tubuh. Trakea mempunyai
penebalan rawan berupa cincin.
Paru-paru burung tidak mempunyai alveoli. Paruparu dibentuk oleh pembuluh-pembuluh bronkial, yang
terbesar satu buah disebut mesobronkus. Mesobrankus
berhubungan dengan bronkus primer. Dari mesobronkus
keluar dua buah bronki sekunder yaitu bronkus sekunder
anterior dan bronki sekunder posterior. Bronki sekunder
rnembentuk paru-paru burung dan di bangun oleh
Gambar 15. Paru-paru Burung
10

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

sejumlah besar parabronki (kurang iebih 1000 buah


atau lebih) dengan diameter kurang lebih 0,5 mm.
Pada parabronkus terdapat kapiler udara berupa
pembuluh-pembuluh yang keluar dari saluran udara
pada para-bronkus. Parabronkus banyak mengandung
pembuluh darah dan disinilah tempat terjadi
Gambar 16. Diagram Gerakan
pertukaran gas. Udara mengalir melalui parabronki
Dada Waktu Ventilasi
baik pada waktu inspirasi atau waktu ekspirasi dan
pertukaran terjadi baik waktu inspirasi atau waktu
ekspirasi. Karena itu paru-paru burung lebih efisien dari paru-paru Mammalia. Udara pada
parabronki dengan mudah O2 nya berdifusi ke pembuluh darah.
Jika otot interkostal luar berkontraksi, tulang rusuk bergerak ke luar (ke depan)
sedangkan tulang dada bergerak ke bawah. Hal ini menyebabkan rongga dada bertambah
besar. Tekanan di rongga dada perut turun dan terjadi pengisapan udara masuk paru-paru dan
kantung udara.
Trakea burung (aves) dibagi dalam dua bronki primer. Pada pertemuan kedua bronki itu
terjadi sedikit pembesaran yang disebut siring (syrinx) atau alat suara. Siring mempunyai
selaput bulan sabit (semulunaris) yang dapat bergetar jika dilalui udara dan terjadilah bunyi.

Gambar 17. Proses Pernafasan pada Burung

Sewaktu burung terbang membutuhkan lebih banyak O2. Gerakan dari sternum (tulang
dada) secara ritmis gerakan waktu terbang membantu menambah ventilasi udara. Jadi, secara
otomatis burung waktu terbang paru-parunya dapat menyerap O2 lebih banyak daripada
waktu tidak terbang. Luas paru-paru atau insang biasanya diukur dalam gram misalnya luas
paru-paru manusia 7 cm2/gr. Di bawah ini tabel mengenai luas insang dan paru-paru dan
hubungannya dengan adaptasi lainnya.

11

FISIOLOGI HEWAN

Hewan
1. Ikan yu
(dogfish)
2. Salem
3. Tenggiri
4. Katak
5. Aligator
6. Varanus
7. Phyton
8. Gagak
9. Kolibri
10. Kelelawar
11. Tikus putih
12. Anjing laut
13. Manusia

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

Tabel 1. Adaptasi respirasi pada beberapa vertebrata


Konsumsi O2
Luas paru-paru
Kapasitas O2
(istirahat) ml/kg/jam
atau insang cm2/gr
volume/gr
o
C
1,80
54,5 (15)
(225
226 (15)
13,8
2,4
726 (20)
16
11,6
105 (20)
19
2,5
74
7
1,0
12,2(22)
5,0
17
0,65
11,000
-11,000
1,500 (37)
100
3,000
54
500 (37)
13
200 (37)
7

Volume
darah ml/kg
70
88
-

e. Respirasi pada Mammalia


Adanya diafragma yang membatasi rongga dada dan rongga perut merupakan
sumbangan yang besar untuk pernafasan Mammalia yang memerlukan banyak O2 karena
aktivitas dan kecepatan metabolismenya tinggi. Paru-paru Mammalia terletak di rongga dada
di dalam selaput pleura. Jika otot radial dan otot melingkar diafragma berkontraksi,
diafragma turun dan volume rongga dada bertambah besar.
Pada mammalia udara masuk paru-paru melalui lubang hidung yang berfungsi sebagai
saringan dan juga memanaskan udara pernafasan. Dari rongga hidung masuk faring yang juga
terbuka ke rongga mulut. Dari faring masuk ke trakea. Epiglotis melindungi agar makanan
tidak masuk ke laring (Larynk) dari trakea waktu menelan. Laring merupakan pangkal
tenggorok dan dapat menghasilkan suara karena terjadi getaran pada selaput suara (vocal
cord).
Trakea bercabang dua menjadi bronki kiri dan kanan yang berhubingan dengan paruparu kiri dan kanan. Trakea mempunyai penebalan rawan (tulang rawan) berbentuk C sebagai
penyokong. Sebuah paru-paru manusia mempunyai kira-kira 300 juta alveoli. Permukaan
seluruh alveoli dari dua paru-paru kira-kira 70 m2. Alveoli dikelilingi oleh pembuluh kapiler
dan di daerah ini terjadi difusi O2 dan CO2.
Ventilasi pada Mammalia
Rongga dada di sebelah luar disokong oleh tulang rusuk dan dipisahkan dengan rongga perut
oleh diafragma. Paru-paru yang sangat elastis berada di rongga dada. Paru-paru dilapisi oleh
pleura visceral dan pleura parietal. Di antara ke dua pleura tadi merupakan suatu rongga
tertutup yaitu rongga pleura. Tekanan pada rongga. pleura kira-kira 4 mmHg. Mengapa
tekanannya rendah? Karena dalam perkembangan paru-paru, mula-mula paru-paru memenuhi
seluruh rongga dada, tapi kemudian rongga dada berkembang lebih besar daripada paru-paru.
12

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

Akibatnya paru-paru lepas dari dinding rongga dada karena elastisitas paru-paru. Karena itu
tekanan pada rongga pleura atau tekanan intratoraks biasanya 3 - 4 mm Hg lebih kecil
dibanding tekanan luar.

Gambar 18. Paru-paru Manusia

1) Inspirasi
Selama inspirasi rongga intratoraks bertambah besar. Gerakan diafragma menyebabkan
75% bertambah besar pada nafas biasa. Pada manusia waktu inspirasi diafragma turun 1 - 5
cm menyebabkan rongga dada bertambah dan terjadi perbedaan tekanan lebih besar antara
udara luar dan di rongga intratoraks. Karena itu paru-paru mengembang karena mengisap
udara kira-kira 500 ml. Pernafasan dengan menggunakan diafragma pada manusia disebut
pernafasan perut. Membesarnya rongga dada dapat pula dengan kontraksi otot interkosta
yang menyebabkan tulang rusuk terangkat. Dengan demikian, rongga dada akan bertambah
volumenya. Untuk jelasnya lihat gambar di bawah mi. Pernafasan ini disebut pernafasan
dada.

Gambar 19. Mekanisme Gerakan Tulang Rusuk pada Inspirasi

13

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

Gambar 20. Perubahan Tekanan Intrapulmo dan Intratoraks

2) Ekspirasi
Tekanan intratoraks bertambah karena diafragma dan tulang rusuk kembali kepada
kedudukan semula. Hal ini menyebabkan udara di paru-paru didorong keluar karena tekanan
intratoraks bertambah dan elastisitas paru - paru itu sendiri.
Terdapat variasi ventilasi pada mammalia. Binatang berkaki empat lebih banyak
mempergunakan diafragma sedang hewan penyelam lebih banyak dengan otot interkosta.
Anak-anak mempergunakan diafragma demikian juga wanita lebih banyak dengan diafragma
dan laki-laki dengan pernafasan dada.
3) Volune udara pernafasan pada manusia
Pada pernafasan normal, volume udara ekspirasi dan udara inspirasi disebut volume
tidal kurang lebih 500 ml. Volume tidal dapat berubah tergantug aktivitas tubuh.

Gambar 21. Volume Udara Paru-paru

14

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

4) Kecepatan Respirasi
Kecepatan respirasi pada manusia dewasa 15 20 per menit di bawah ini daftar
kecepatan respirasi pada hewan dan manusia
Tabel 2. Daftar Kecepatan Respirasi

Manusia/Hewan
1. Manusia dewasa
2. Bayi baru lahir
3. Anak 5 tahun
4. Manusia 25 tahun
5. Manusia 50 tahun
6. Kelinci
7. Merpati
8. Monyet
9. Anjing
10. Kucing

Kecepatan respirasi/menit
15 -20
35
26
18
15
28
36
31
28
34

Daftar diatas hanya sebagai contoh. Untuk mengetahui betul tidaknya Anda harus
mengukurnya sendiri. Kecepatan respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1) Suhu, jika suhu turun kecepatan respirasi. bertambah
2) Kekurangan O2 menyebabkan kecepatan respirasi bertambah
3) Konsentrasi CO2 bertarnbah menyebabkan kecepatan respirasi bertambah.
6) Regulasi dari respirasi
Kebutuhan O2 pada hewan sangat berbeda-beda dari waktu ke waktu. Pada waktu
istirahat udara yang diambil paru-paru selama 1 menit kira-kira 10 liter. Selama olah raga
udara yang diambil paru-paru bisa meningkat menjadi 125 liter/menit. Karena itu kecepatan
respirasi harus berubah secara otomatis untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk itu
dipenlukan koordinasi berbagai alat. Ada dua macam cara mengontrol pernafasan yaitu
secara kimia dan saraf.
Pusat pernafasan letaknya pada medulla oblongata (sumsum sambung) Yang terdiri
dari pusat inspirasi dan pusat ekspirasi. Kedua pusat ini bekerja bergantian sehingga terjadi
ritme pernafasan.
Saraf vagus mempunyai ujung-ujung saraf pada paru-paru. Jika saraf vagus
terangsang oleh listrik, pusat pernafasan dihambat dan berhenti bernafas. Pada waktu paruparu mengembang merangsang saraf vagus, impul Saraf vagus mempunyai ujung-ujung saraf
pada paru-paru. Jika saraf vagus dirangsang oleh listrik, pusat pernafasan dihambat dan
berhenti bernafas. Pada waktu paru-paru mengembang, maka akan merangsang saraf vaguss,
impuls, dan listrik merambat via saraf vagus ke pusat pernafasan dan karena itu
menghentikan inspirasi makin dalam nafas makin besar mpuls ke pusat saraf.
Saraf pusat dapat mempengaruhi dalamnya respirasi tapi terbatas. Misalnya kita dapat
menyetop bernafas atau mempercepat nafas sampai batas tertentu. Pons mempunyai pusat
yang disebat pusat pneumataksik, yang berpengaruh terhadap pusat inspirasi dan
menghasilkan hambatan yang periodik.
15

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pusat pernafasan ialah saraf aferen dan
sendi, otot dan reseptor sakit.juga dapat mnpengaruhi pusat pernafasan.

Gambar 22. Skema pusat pernafasan pada medula oblongata

Pengaruh zat kimia terhadap pusat pernafasan ialah sebagai berikut:


a) kelebihan CO2 pada darah merangsang pusat pernafasan dan kecepatan kedalaman
respirasi bertambah. Jika kurang CO2 kecepatan dan kedalaman respirasi berkurang
b) Kekurangan O2 juga nenyebabkan Anoxia. Jika konsentrasi O2 dalam / darah rendah juga
merangsang pusat respirasi meskipun secara tidaklangsung dan menyebabkan kecepatan
dan kedalaman bernafas bertambah
c) pH darah yang sedikit turun merangsang pusat respirasi hal ini ,Juga menyebabkarr
kecepatan dan kedalaman respirasi bertambeh. Selama kegiatan olah raga semua faktor di
atas terjadi dan karenanya baik kecepatan pernafasan maupun kedalamanya bertambah
Transfor O2 dan CO2
Hemoglobin pada darah dapat mengangkut O2 juga CO2. Hb dapat bereaksi langsung
dengan CO2 membentuk persenyawaan karbarnino. Kira-kira 1/3 (X). Diangkut dengan cara
berikut ini.
HHb HH2 + CO2-------------.> HHbNH COOH
Kebanyakan O2 diangkut dalam plasma sebagai bikarbonat. Sebagian besar reaksi
terjadi pada eritrosit
anhidrase
CO2 + H2O ---------------> H2CO3--------- > H+ + H CO3
Oksihaemoglobin merupakan asain yang lebih berat dari pada Hb yang direduksi.
Karena itu pertambahan ion hidrogen akan menyebabkan lepasnya 02 dari Hb.
H+ + HbO2 ------------>HHb+ O2
Supaya lebih jelas pelajari bagan pertukaran gas pada jaringan pada gambar berikut ini

16

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

Gambar 23. Bagan pertukaran gas pada kapilaer paru paru dan jaringan

Dari bagan di atas terlihat bahwa pembentukan bikarbonat pada eritrosit cepat karena
ada enzim karbonat anhidrase. Bikarbonat kemudiari keluar dari eritrosit dan di ganti oleh Cl.
Pada paru-pru terjadl. reaksi sebaliknya bikarbonat kernbali ke eritrosit dan Cl keluar
eritrosit. Pertukaran Cl disebut Chloride Shift.
Manusia dalam waktu istirahat membutuhkan 250 ml 02/menit atau 300 liter per hari.
O2 kurang dapat larut dalarn air tapi karena ada hemoglobin penyerapan O2 oleh darah
menjadi 50 - 100 kali dibandingkan dengan daya larutnya. Tiap menit darah sebanyak 5 liter
beredar dan cukup untuk mensuplai O2 ke seluruh tubuh. Kejenuhan O2 dan pengaruhnya dari
kadar CO2 dapat di pelajani dari bagan di bawah ini

Gambar 24. Curva Disosiasi O2 paru-paru

17

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

Gambar 25. Variasi Curva disosiasi O2 karena pengaruh tekanan CO2

Perbandingan CO2 yang dikeluarkan pada waktu bernafas dan O2 diambil paru-paru
disebut Kuosion Respirasi. (KR)
.
Volume CO yang dikeluarkan
KR = -----------------------------------Volume O2 yang diambil
KR tergantung kepada bahan apa yang di bakar pada tubuh. Jika yang dibakar itu
hidrat arang, maka KR = 1 . Hal ini dapat dilihat dari reaksi kimia oksidasi itu sendiri.
C6H1206 + 602 ---------->6 CO2 + 6 H2O + Energi
Jadi Volume O2 dan CO2 sama
6 (volume CO2)
KR=------------------------------------ = 1
6 (volume O2)
untuk lemak asalnya
2 C51H198O6 + 145 O2 ------------------>102 CO2 + 98 H2O
102 (Volume CO2)
KR = ---------------------------- = 0,703
145 (Volume O2)
Untuk KR protein agak sukar dihitung sebab ada hidrogen yang berkombinasi dengan
gugusan amin yang dieksresikan sebagai urea. Tapi umumnya protein KRnya 0,81, lemak
0,71. Dengan melihat KR dan sejenis hewan atau manusia kita dapat memperkirakan
transposisi makanannya.
Sesuai dengan aktivitas dan jenis hewan tiap individu membutuhkan O2 untuk
metabolisme. Kebutuhan O2 biasa disebat komsumsi . Dengan perhitungan-perhitungan ke
batuhan O2 dalam ml untuk tiap gr/kg berat tubuh hewan perjam. Pada hewan berdarah panas
(homoiotermis) banyak kalori diperlukan untuk mengganti panas yang hilang dan permukaan
tubuh dan secara relatif perbandingan permukaan tubuh dengan berat tubuh makin besar jika
hewan itu makin kecil.
18

FISIOLOGI HEWAN

Dra. Soesy Asiah S., M.S.

LEMBAR KERJA MAHASISWA


1. Tuliskan pertanyaan fokus yang anda buat bersama dosen anda !
2. Jelaskan perbedaan sistem pernapasan pada hewan Invertebrata dan hewan yang
tidak mempunyai alat pernapasan!
3. Jelaskan perbedaan struktur alat pernapasan pada pisces, aves, amphibia, reptilia dan
mammalia dengan menggunakan gambar /bagan /Tabel!
4. Jelaskan dengan bagan/gambar mekanisme pertukaran gas pada hewan vertebrata!
5. Jelaskan mekanisme pernapasan perut dan dada pada mammalia!
6. Hitunglah volume udara pernapasan dan buatlah grafik hasil perhitungan dengan
menggunakan spyrometer dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhinya!
7. Jelaskan peran pigmen pernapasan dan keterkaitannya dengan pengikatan CO2 dan
O2 dalam darah!
8. Jelaskan bagaimana pengaruh suhu terhadap besarnya konsumsi O2 pada hewan
homoiothermis dan Poikiotermis (lihat kembali hasil praktikum metabolisme)!
9. Jelaskan bagaimana mekanisme regulasi pernapasan pada mammalia!
10. Setelah anda menjawab pertanyaan tersebut diatas, ada berapa prinsip dasar respirasi
yang terdapat pada hewan invertebrata maupun vertebrata?
11. Buatlah tugas tersebut diatas dalam bentuk laporan dan PPT yang harus anda
tampilkan didepan kelas bersama dengan laporan hasil praktikum!
12. Tuliskan konsep yang anda belum anda fahami dari bahan kajian yang anda
gunakan untuk belajar!
13. Tuliskan strategi anda dalam menyelesaikan tugas tersebut di atas!
14. Tuliskan sumber belajar yang anda gunakan untuk menyelesaikan tugas tersebut!

19

Anda mungkin juga menyukai