Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Mekanika batuan adalah salah satu cabang disiplin ilmu geomekanika
juga geoteknik. Mekanika batuan merupakan ilmu yang mempelajari sifatsifat mekanik batuan dan massa batuan. Hal ini menyebabkan mekanika
batuan memiliki peran yang dominan dalam operasi penambangan, seperti
pekerjaan penerowongan, pemboran, penggalian, peledakan dan pekerjaan
lainnya. Sehingga untuk mengetahui sifat mekanik batuan dan massa
batuan dilakukan berbagai macam uji coba baik itu dilaboratorium maupun
dilapangan langsung atau secara insitu.
Di dalam geoteknik, klasifikasi massa batuan yang pertama
diperkenalkan sekitar 60 tahun yang lalu yang ditujukan untuk terowongan
dengan penyanggaan menggunakan penyangga baja. Kemudian klasifikasi
dikembangkan untuk penyangga non-baja untuk terowongan, lereng, dan
pondasi. 3 pendekatan desain yang biasa digunakan untuk penggalian pada
batuan yaitu: analitik, observasi, dan empirik. Salah satu yang paling
banyak digunakan adalah pendekatan desain dengan menggunakan metode
empiric.
Klasifikasi

massa

batuan

dikembangkan

untuk

mengatasi

permasalahan yang timbul di lapangan secara cepat dan tidak ditujukan


untuk mengganti studi analitik, observasi lapangan, pengukuran, dan
engineering judgement.
Dikarenakan kompleknya suatu massa batuan, beberapa penelitian
berusaha untuk mencari hubungan antara desain galian batu dengan
parameter massa batuan. Banyak dari metode-metode tersebut telah
dimodifikasi oleh yang lainnya dan sekarang banyak digunakan untuk
penelitian awal atau bahkan untuk desain akhir. Beberapa klasifikasi massa
batuan yang dikenal saat ini adalah:
1. Metode klasifikasi beban batuan (rock load).

2. Klasifikasi stand-up time.


3. Rock Quality Designation (RQD).
4. Rock Structure Rating (RSR).
5. Rock Mass Rating (RMR).
6. Q-system.
Pokok bahasan dalam makalah ini akan mengkaji tentang sistem
klasifikasi massa batuan dengan konsep Rock Structure Rating (RSR) dan
parameter-parameter di dalamnya.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan
membahas permasalahan :
1. Penjelasan dasar mengenai konsep Rock Structure Rating ?
2. Apa saja parameter-parameter yang terdapat pada RSR ?
1.3.

Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk dapat
memahami klasifikasi massa batuan pada konsep Rock Structure Rating
(RSR) yang dilakukan dalam pembuatan terowongan dengan penyanggaan
penyangga baja dan parameter-parameter yang terdapat di dalamnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Pengertian Rock Structure Rating (RSR)


Rock Structure Rating (RSR) merupakan metode kuantitatif untuk
menggambarkan kualitas suatu massa batuan dan menentukan jenis
penyanggaan di terowongan. RSR diperkenalkan pertama kali oleh
Wickam, Tiedemann dan Skinner pada tahun 1972 di AS.
Motode ini merupakan metode pertama untuk menentukan klasifikasi
massa batuan yang komplit setelah diperkenalkannya klasifikasi massa
batuan oleh Terzaghi 1946. Konsep RSR ini selangkah lebih maju
dibandingkan konsep-konsep yang ada sebelumnya. Pada konsep RSR
terdapat klasifikasi kuantitatif dibandingkan dengan Terzaghi yang hanya
klasifikasi kulitatif saja.

2.2.

Parameter-Parameter Dalam RSR


Pada RSR terdapat cukup banyak parameter yang terlibat jika
dibandingkan dengan konsep lainnya. Pada RSR ini juga terdapat
klasifikasi yang mempunyai data masukan dan data keluaran yang lengkap
tidak seperti Lauffer yang hanya menyajikan data keluaran yang berupa
stand-up time dan span. RSR merupakan penjumlahan rating dari
parameter-parameter pembentuknya yang terdiri dari dua katagori umum,
yaitu:
a. Parameter geoteknik; jenis batuan, pola kekar, arah kekar, jenis bidang
lemah, sesar, geseran, danlipatan, sifat material; pelapukan, dan alterasi.
b. Parameter konstruksi; ukuran terowongan, arah penggalian, metode
penggalian RSR merupakan metode yang cukup baik untuk
menentukan penyanggaan dengan penyangga baja tetapi tidak
direkomendasikan untuk menentukan penyanggaan dengan penyangga
rock bolt dan beton.

Arti penting dari sistem RSR, dalam konteks tulisan ini, adalah bahwa
memperkenalkan konsep Peringkat masing-masing komponen di bawah ini
untuk tiba pada suatu nilai numerik dari RSR = A + B + C.
1. Parameter A, Geologi: penilaian umum struktur geologi
berdasarkan:
a. Rock type origin (igneous, metamorphic, sedimentary).
b. Rock hardness (hard, medium, soft, decomposed).
c. Geologic structure (massive, slightly faulted/folded,
moderately faulted/folded, intensely faulted/folded).
2.

Parameter B, Geometri: Pengaruh pola diskontinuitas sehubungan


dengan arah terowongan drive pada dasar:
a. Joint spacing.
b. Joint orientation (strike and dip).
c. Direction of tunnel drive.

3.

Parameter C: Pengaruh inflow air tanah dan kondisi bersama atas


dasar:
a. Secara keseluruhan kualitas massa batuan atas dasar A dan B
digabungkan.
b. Joint condition (good, fair, poor).
c. Jumlah inflow air (dalam galon per menit per 1000 meter
terowongan).

Perhatikan bahwa klasifikasi RSR menggunakan unit Imperial dan


bahwa unit ini telah dipertahankan dalam tulisan ini. Tiga meja dari
Wickham et al 1972 kertas direproduksi dalam Tabel 2.1, 2.2 dan 2.3.
Tabel ini dapat digunakan untuk mengevaluasi nilai dari masing-masing
parameter tersebut untuk sampai pada nilai RSR (RSR maksimum = 100).
Sebagai contoh, sebuah hard rock metamorf yang sedikit dilipat atau
memiliki rating A = 22 (dari Tabel 2.1). itu massa batuan yang cukup
disambung, dengan sendi mencolok tegak lurus dengan sumbu terowongan
yang sedang didorong timur-barat, dan mencelupkan di antara 20 dan 50

. Tabel 2.2 memberikan rating untuk B = 24 untuk


penggerak dengan dip (didefinisikan dalam marjin
sketsa).
Nilai A + B = 46 dan ini berarti bahwa, untuk
sendi kondisi yang adil (sedikit lapuk dan diubah)
dan aliran air moderat antara 200 dan 1.000 galon
per menit, Tabel 2.3 memberikan rating untuk C =
16. Oleh karena itu, nilai akhir dari batu. Peringkat
struktur RSR = A + B + C = 62.
Satu set khas kurva prediksi untuk diameter terowongan 24 kaki
diberikan dalam Gambar 2.1 yang menunjukkan bahwa, untuk nilai RSR
dari 62 diturunkan di atas, dukungan diprediksi akan 2 inci shotcrete dan 1
rockbolts inci diameter spasi di 5 pusat kaki. Sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar, set baja akan berjarak lebih dari 7 kaki terpisah dan tidak
akan dianggap sebagai solusi praktis untuk mendukung terowongan ini.
Untuk terowongan ukuran yang sama dalam massa batuan dengan
RSR = 30, dukungan dapat diberikan oleh 8 WF 31 set baja (dalam wide
flange I bagian 8 inch dengan berat 31 per kaki) spasi 3 kaki terpisah,
atau 5 inci shotcrete dan rockbolts diameter 1 inci spasi sebesar 2,5 kaki
pusat. Dalam hal ini besar kemungkinan solusi set baja akan lebih murah
dan lebih efektif daripada penggunaan rockbolts dan shotcrete.
Meskipun sistem klasifikasi RSR tidak banyak digunakan saat ini,
Wickham et al kerja memainkan peran penting dalam pengembangan
skema klasifikasi dibahas dalam bagian-bagian yang tersisa dari bab ini.

Gambar 2.1: Perkiraan dukungan RSR untuk 24 ft (7,3 m) diameter terowongan


melingkar. Perhatikan bahwa rockbolts dan shotcrete umumnya
digunakan bersama-sama. (Setelah Wickham et al 1972).

Table 2.1: Rock Structure Rating: Parameter A: General area geology

Table 2.2: Rock Structure Rating: Parameter B: Joint pattern, direction of drive

Table 2.3: Rock Structure Rating: Parameter C: Groundwater, joint condition


a.Dip: flat: 0-20; dipping: 20-50; and vertical: 50-90
b.Joint condition: good = tight or cemented; fair = slightly weathered or altered;
poor = severely weathered, altered or open

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
RSR merupakan metode yang cukup baik untuk menentukan
penyanggaan dengan penyangga baja tetapi tidak direkomendasikan untuk
menentukan penyanggaan dengan penyangga rock bolt dan beton.
Pada RSR terdapat cukup banyak parameter yang terlibat jika
dibandingkan dengan konsep lainnya. Pada RSR ini juga terdapat
klasifikasi yang mempunyai data masukan dan data keluaran yang lengkap
tidak seperti Lauffer yang hanya menyajikan data keluaran yang berupa
stand-up time dan span. RSR merupakan penjumlahan rating dari
parameter-parameter pembentuknya yang terdiri dari dua katagori umum,
yaitu:
a. Parameter geoteknik; jenis batuan, pola kekar, arah kekar, jenis bidang
lemah, sesar, geseran, danlipatan, sifat material; pelapukan, dan alterasi.
c. Parameter konstruksi; ukuran terowongan, arah penggalian, metode
penggalian.

DAFTAR PUSTAKA
http://densowestliferz.files.wordpress.com/2011/09/50413515-mekanikabatuan.pdf

http://tsipil.ugm.ac.id/mata-kuliah/semester-vi/mekanika-batuan/
http://id.crusherprocess.com/panas-penjualan/2013/02/20024.html
http://ebookbrowse.com/sifat-penyusun-stratigrafi-pada-batuan-pdf-d408715776
http://www.scribd.com/doc/27667908/Mekanika-Batuan-Part-1
http://eprints.undip.ac.id/33820/5/1617_chapter_II.pdf
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=itb-grey-si-1998Koesnaryo-peran

Anda mungkin juga menyukai