Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zat-zat yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari kebanyakan tidak dalam keadaan murni,
melainkan bercampur dengan dua atau lebih zat lainnya.Campuran suatu zat akan tetap
mempertahankan sifat-sifat unsurnya. Oleh karena itu, suatu bahan kimia akan dipengaruhi
oleh sifat, kegunaan, atau efek dari zat-zat yang menyusunnya. Kekuatan pengaruh sifat
masing-masing zat bergantung pada kandungan zat dalam bahan yang bersangkutan. Banyak
ragam bahan kimia yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Polusi atau pencemaran adalah keadaan dimana suatu lingkungan sudah tidak alami lagi karena
telah tercemar oleh polutan. Misalnya air sungai yang tidak tercemar airnya masih murni dan
alami, tidak ada zat-zat kimia yang berbahaya, sedangkan air sungai yang telah tercemar oleh
detergen misalnya, mengandung zat kimia yang berbahaya, baik bagi organisme yang hidup di
sungai tersebut maupun bagi makhluk hidup lain yang tinggal di sekitar sungai tersebut.Polutan
adalah zat atau substansi yang mencemari lingkungan. Lingkungan perairan yang tercemar
limbah deterjen kategori keras dalam konsentrasi tinggi akan mengancam dan membahayakan
kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota tersebut.Selain itu banyak dari kita
yang belum tahu bahaya atau dampak yang ditimbulkan dari bahan-bahan kimia yang sering kita
gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
C. Tujuan Penulisan Makalah

D. Manfaat Penulisan Makalah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Efek Obat Nyamuk
Adakah efek dan bahaya penggunaan obat nyamuk elektrik, bakar dan semprot? Bagi anda yang
rumahnya banyak nyamuk -terutama- dimalam hari, tentunya penggunaan obat nyamuk menjadi
tak terhindarkan. Pertanyaanya apakah efek obat nyamuk membahayakan kesehatan?
Saat ini, ada 3 jenis obat nyamuk yang beredar di pasaran, yaitu: bakar, elektrik, dan semprot.
Satu lagi obat nyamuk lainnya yaitu dengan cara dioles. Akan tetapi obat nyamuk oles bukannya
untuk membunuh nyamuk, tetapi untuk mengusirnya.

Jenis-jenis keracunan (FK-UI,1995) dapat dibagi berdasarkan :

1.

Cara terjadinya, terdiri dari :


a. Self Poisoning
Pada keadaan ini pasien memakan obat dengan dosis yang berlebih tetapi dengan pengetahuan
bahwa dosis ini tak membahayakan. Pasien tidak bermaksud bunuh diri, hanya bermaksud untuk
mencari perhatian saja.
b. Attempted Suicide
Pada keadaan ini, pasien bermaksud unutk bunuh diri, bisa berakhir dengan kematian atau pasien
dpat sembuh bila salah tafsir dengan dosis yang dipakai.
c. Accidental Poisoning
Keracunan yang merupakan kecelakaan, tanpa adanya faktor kesengajaan.
d.
Homicidal Poisoning
Keracunan akibat tindakan kriminal yaitu seseorang dengan sengaja meracuni orang lain.
2. Mula waktu terjadi, terdiri dari :
a. Keracunan kronik
Keracunan yang gejalanya timbul perlahan dan lama setelah pajanan. Gejala dapat timbul secara
akut setelah pemajanan berkali-kali dalam dosis relatif kecil. Ciri khasnya adalah zat penyebab
diekskresikan 24 jam lebih lama dan waktu paruh lebih panjang sehingga terjadi akumulasi.
b.

3.
4.

Keracunan Akut
Biasanya terjadi mendadak setelah makan sesuatu, sering mengenai banyak orang (pada keracunan
makanan dapat mengenai seluruh keluarga atau penduduk sekampung), dan gejalanya seperti sindrom
penyakit muntah, diare, konvulsi, dan koma.
Menurut alat tubuh yang terkena
Pada jenis ini, keracunan digolongkan berdasarkan organ yang terkena, contohnya racun hati, racun
ginjal, racun SSP, racun jantung.
Menurt jenis bahan kimia
Golongan zat kimia tertentu biasanya memperlihatkan sifat toksik yang sama, misalnya golongan
alkohol, fenol, logam berat, organoklorin dan sebagainya.

Penggolongan keracunan yang lain (Brunner & Suddarth, 2001) didasarkan pada :
1. Racun yang tertelan atau tercerna
2.
Keracunan korosif, yaitu keracunan yang disebabkan oleh zat korosif yang meliputi produk alkalin
(Lye, pembersih kering, pembersih toilet, deterjen non pospat, pembersih oven, tablet klinitest, dan
baterai yang digunakan untuk jam, kalkulator, dan kamera) dan produk asam (pembersih toilet,
pembersih kolam renang, pembersih logam, penghilang karat, dan asam baterai)
3.
Keracunan melalui inhalasi, yaitu keracunan yang disebabkan oleh gas (karbon monoksida, karbon
dioksida, Hydrogen Sulfid )
4.
Keracunan kontaminasi kulit (luka bakar kimiawi)

5.
6.

7.

Keracunan melalui tusukan yang terdiri dari sengatan serangga (tawon, kalajengking, dan laba-laba)
dan gigitan ular
Keracunan makanan, yaitu keracunan yang disebabkan oleh perubahan kimia (fermentasi) dan
pembusukkan karena kerja bakteri (daging busuk) pada bahan makanan, misalnya ubi ketela (singkong)
yang mengandung asam sianida (HCn), jengkol, tempe bongkrek, dan racun pada udang maupun
kepiting
Penyalahgunaan zat yang terdiri dari penyalahgunaan obat stimulan (Amphetamin), depresan
(barbiturat), atau halusinogen (morfin), dan penyalahgunaan alkohol.

Bahaya dan Efek Obat Nyamuk Bakar, Elektrik, dan Semprot


Secara umum, obat nyamuk mempunyai manfaat yang sama untuk membunuh dan mengusir
nyamuk. Efek obat nyamuk ditentukan oleh bahan aktif atau bahan racunnya. Obat nyamuk
mengandung bahan aktif organofosfat pembunuh serangga, ditambah bahan pewangi dan lainlain.
Obat nyamuk jenis bakar dan semprot lebih mudah membunuh nyamuk. Konsentrasi dan efek
obat nyamuk berbeda-beda, tergantung pada jumlah pemakaiannya. Bahaya obat nyamuk
tergantung juga dari konsentrasi bahan aktifnya dan frekuensi pemakaian.
Semua efek obat nyamuk memiliki bahaya dan dampak bagi kesehatan. Kalau dilihat dari
bentuknya, obat nyamuk bakar efeknya lebih berat karena mengeluarkan asap, sehingga beresiko
langsung terhirup masuk ke saluran nafas. Obat nyamuk cair beresiko lebih kecil karena
disemprotkan dan diubah menjadi gas, sehingga dosisnya menjadi lebih kecil. Dan obat nyamuk
elektrik kadar racunnya lebih kecil, karena dikeluarkan dengan daya elektrik.
Efek obat nyamuk menjadi lebih berbahaya terhadap anak kecil, karena daya tahan tubuhnya
masih rendah. Untuk anak yang memiliki riwayat alergi atau asma, resiko bahaya lebih besar
karena mudah batuk-batuk dan sesak nafas. Racun obat nyamuk masuk ke dalam tubuh melalui
hirupan, saluran pernafasan atau kulit kemudian ke pembuluh darah dan masuk ke organ tubuh.
Karena sebagian besar obat nyamuk dihirup, maka efek obat nyamuk berdampak langsung
terhadap paru-paru. Sementara obat nyamuk kulit berdampak terhadap kulit dan tergantung pada
sensitifitas kulit.
Efek Obat Nyamuk Lainnya Bagi Organ Dalam
Efek obat nyamuk lainnya -selain paru-paru- ,juga bisa menyebabkan gangguan fungsi syaraf,
hati dan ginjal, gangguan sistem pernafasan dan efek karsogenik yang bisa memicu kanker. Obat
oles sebaiknya dihindari pada anak usia dibawah 2 tahun. Obat nyamuk mengandung zat beracun
yang bisa merusak sel darah merah, terutama kalau dipakai berlebihan sehingga kadar racun
lebih banyak. Hal ini dapat menyebabkan anemia.
Efek obat nyamuk dan apapun jenisnya, akan menimbulkan masalah kesehatan bila cara
pemakaiannya tidak benar dan berlebihan. Obat nyamuk hendaknya digunakan bila kondisinya
tidak memungkinkan lagi memakai cara alami. Dianjurkan agar sebisa mungkin kembali dengan
cara natural untuk meminimalisir efek obat nyamuk kimia, misalnya menanam tanaman
lavender, menggunakan raket nyamuk, atau obat nyamuk oles.

Obat nyamuk hendaknya dipakai pada ruangan dengan ventilasi cukup. Letakkan di bawah
tempat tidur dan searah dengan aliran udara agar tidak mengganggu pernafasan. Gunakan
ruangan setelah bau obat nyamuk hilang

Bahan aktif obat nyamuk bakar merupakan insektisida organik sintesis yaitu pyrethoid. Insektisida pyrethroid
diperoleh dari campuran alami, pyrethrum, dari pengeringan pangkal bunga dari bunga Chrysanthemum
cineriaefolium.
Bahan aktif pada obat nyamuk bakar dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan memberikan efek negatif bagi tubuh.
Prosesnya zat obat nyamuk bakar masuk ke dalam tubuh manusia, diawali dengan melalui pernafasan dan kulit.
Bahan aktif dari obat nyamuk yang masuk melalui pernafasan dan kulit lalu akan beredar dalam darah.
Setelah itu menyebar pada sel-sel tubuh. Ada yang ke pernafasan, ke otak lewat susunan saraf pusat, dan lain-lain.
Efek terbesar akan dialami oleh organ yang sensitif. Karena, obat nyamuk lebih banyak melalui hirupan, maka yang
biasanya yang terganggu adalah sistem pernafasan. Sementara efek samping pada kulit sangat tergantung pada daya
sensitifitas atau kepekaan kulit.(Anonim, 2008)
Gangguan-gangguan pada organ tubuh manusia akan terjadi jika pemakaian obat nyamuk tidak terkontrol atau
dosisnya yang berlebihan. Orang yang memiliki alergi akan lebih cepat menunjukkan reaksi. Alergi yang paling
banyak muncul biasanya mengenai saluran nafasnya sehingga menimbulkan batuk.
Reaksi terhadap obat nyamuk dapat timbul dalam rangkaian waktu yang berbeda. Bisa cepat, dapat juga lambat.
Orang yang organ pernafasannya sensitif akan bereaksi saat itu juga atau beberapa menit setelah menghirup bau obat
nyamuk. Tapi, ada juga yang setelah enam jam baru batuk-batuk. Obat nyamuk dapat juga menjadi faktor pencetus
asma. Dampak ini terlihat pada anak yang mengidap asma. Pada orang yang memiliki kulit sensitif, kulitnya akan
kemerahan jika terkena bahan-bahan dalam obat nyamuk. Jika digaruk, maka akan timbul lecet dan mungkin bisa
menjadi eksim.
Pada obat nyamuk semprot bahan aktif yang sering digunakan adalah Propoxur, Imiprotrin, Tetrametrin, D-fenotrin,
Pralletrin, Cypermetrin, D-Phenotrin dan bahanbahan aktif lain yang sering digunakan dalam obat nyamuk bakar
seperti D-Alletrin, Alletrin dan Metoflutrin. (Anonim, 2007)
Dari bahan-bahan aktif penyusun obat nyamuk tersebut, bahan aktif yang paling berbahaya untuk kesehatan adalah
propoxur. Sementara bahan bahan aktif yang lainnya relatif aman digunakan hingga saat ini jika penggunaannya
tidak melebihi batas yang telah ditentukan. Propoxur juga biasa disebut Aprocarb (senyawa karbamat) banyak
digunakan dalam racun pembasmi nyamuk yang memiliki resiko merusak kesehatan karena dapat masuk ke dalam
tubuh melalui tiga cara. Termakan atau terminum bersama makanan atau minuman yang tercemar, dihirup dalam
bentuk gas dan asap, termasuk yang langsung menuju paru-paru lalu masuk ke dalam aliran darah. Atau terserap
melalui kulit dengan atau tanpa terlebih dahulu menyebabkan luka pada kulit. (A. Hadyana dan Meity, 2004)
Propoxur termasuk dalam insektisida atau racun pembasmi hama, dan di Indonesia racun-racun tersebut dijual
secara bebas kepada masyarakat luas yang awam akan pengertian bahaya bahan kimia. Propoxur termasuk racun
kelas menengah. Jika terhirup maupun terserap tubuh manusia dapat mengaburkan penglihatan, keringat berlebih,
pusing, sakit kepala, dan badan lemah. Propoxur juga dapat menurunkan aktivitas enzim yang berperan pada saraf
transmisi, dan berpengaruh buruk pada hati dan reproduksi. (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 2008)
Efek bahaya akut pada kesehatan misalnya ketika ketidaksengajaan menelan propoxur. Proses pencernaan dapat
mengalami mual, muntah, kehilangan selera makan, kram abdominal, dan diare. Jika terkena mata dapat
menyebabkan iritasi mata dan kerusakan pada beberapa individu. Kontak mata secara langsung bisa menghasilkan
air mata, pelipatan pada kelopak mata, kehilangan fokus dan pengaburan penglihatan. Efek bahaya kronis ketika
kontak berulang kali terhadap unsur ini bisa menyebabkan memori menjadi lemah dan hilangnya konsentrasi,

depresi parah, sifat lekas marah, kebingungan, kelesuan, emosional, berbagai kesulitan berbicara, sakit kepala,
disorientasi pada ruang, penundaan waktu untuk bereaksi, berjalan sambil tidur, keadaan mengantuk atau kesulitan
untuk tidur. Suatu kondisi seperti influensa dengan rasa muak, lemah, anorexia dan rasa tidak enak badan telah
dilaporkan.
Obat nyamuk lotion adalah obat nyamuk yang digemari penggunanya karena selain aromanya yang wangi juga
sangat praktis untuk digunakan. Tapi dibalik itusemua tersimpan fakta bahwa obat nyamuk tersebut memakai bahan
aktif yang sangat berbahaya. Biasanya obat lotion pengusir nyamuk di Indonesia adalah Diethilumie atau DEET.
DEET merupakan bahan aktif yang banyak dan sering digunakan untuk pelindung kulit terhadap nyamuk di
Indonesia. Bahan lain yang sering digunakan diantaranya dalam lotion adalah permetrin dan picaridin. Selain itu ada
juga bahan yang berasal dari tumbuhan, seperti cedar, geranium, lavender, citrovella bawang putih, dan canyroyal.
Bahan aktif DEET merupakan bahan korosif. Walaupun telah ditambahkan dengan zat zat lain seperti aloe vera
atau yang berfungsi sebagai zat pelembab lain zat ini tetap berbahaya. Jika tertelan DEET dalam dosis kecil
menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti mual dan. Dosis yang lebih tinggi menyebabkan hipertensi
takikardia, kejang, depresi, lethargi, ataksia, tremor, opasthomus, hypertomia, hepatitis toksik, dan koma. Ketika
digunakan secara langsung pada kulit, masalah yang sering muncul adalah iritasi kulit termasuk eritema (kemerahan
pada kulit). (Waldvoge, 2005)
Pada obat nyamuk elektrik bahan aktif penyusunnya sebagian besar sama dengan bahan aktif obat nyamuk bakar,
jadi efek bahaya yang ditimbulkan juga hampir sama dengan efek bahaya pada obat nyamuk bakar.

Baygon ada beberapa macam type, tapi kandungan bahan aktif yg lengkap terdiri dari 3 macam, yaitu :
1. Sipermetrin
Merupakan jenis bahan aktif pada kelompok pyrethoid,
Piredtroid adalah racun axonix, yaitu beracun terhadapa serabut syaraf. Piretroid terikat pada protein pada syaraf
yang dikenal sebagai voltage-gate sodiun chanel.
Pada keadaan normal, protein membuka untuk memberikan rangsangan pada syaraf dan menghentikan sinyal syaraf.
Piretroid terikat pada gerbang ini, dan mencegah menutup secara normal yang menghasilkan rangsangan syaraf
secara berkelanjutan. Hal tersebut menyebabkan tremor dan gerakan in-koordinasi pada orang yang keracunan,
Biasanya terlihat kejang-kejang.
Senyawa tersebut mengandung racun neurotoxin yang bekerja dengan cepat dalam tubuh serangga. Sipermetrin
bekerja sebagai racun kontak dan perut.
2.Transfultrin,
Merupakan bahan aktif kelompok Organofosfat, menyerang enzim cholinesterase yang berfungsi memecah
asetilkolin menjadi asetil dan kolin. Organofosfat mampu berikatan dengan sisi aktif dari enzim ini sehingga kerja
enzim ini terhambat. Jika enzim ini dihambat, maka asetilkolin tidak dapat pecah sehingga jumlah asetilkolin yang
meningkat dapat menimbulkan otot bergerak dan tidak dapat dikendalikan. Senyawa ini berperan sebagai
neurotransmiter pada ganglia sistem saraf simpatik dan parasimpatik, yang mana senyawa ini berikatan dengan
reseptor nikotinik. Inhibisi kholinesterase pada ganglia sistem saraf simpatik dapat menimbulkan midriasis,
takikardi, dan hipertensi. Sedangkan, penghambatan kholinesterase pada ganglia sistem saraf parasimpatik
menimbulkan efek miosis, bradikardi, dan salivasi. bila keracunan selama empat jam bisa menurunkan kadar
eritrosit atau sel darah merah.

3.Imiprotrin
Efek yang ditimbulkan apabila keracunan imiprothrin antara lain hipersensitivitas, fibrilasi otot, tremor, ataksia,
pernapasan tidak teratur/cepat, excess salivasi, urinasi, nonkarsinogenik dan nonmutagenik

Pada keracunan akut gejala timbul dalam 30-60 menit dan mencapai puncaknya dalam 2-8 jam. Pada keracunan
ringan gejala yang timbul adalah anorexia, sakit kepala, gelisah, tremor lidah dan kelopak mata, miosis dan
penglihatan kabur. Sedangkan gejala pada keracunan berat adalah diare, pupil pinpoint sukar bernapas, edema paru,
sianosis, kejang.
B. Gejala
Tanda dan gejala dari intoksikasi organofosfat terbagi menjadi 3 bagian: (1) efek muskarinik, (2) efek
nikotinik, dan (3) efek Sistem Saraf Pusat
a.

Efek muskarinik
Tanda dan gejala yang timbul 12-24 jam pertama setelah terpapar termasuk: diare, urinasi, miosis
(tidak pada 10% kasus), bronkospasma/bradikardi, mual muntah, peningkatan lakrimasi, hipersalivasi dan
hipotensi.
Efek muskarinik menurut sistem organ termasuk:
1. Kardiovaskular - Bradikardi, hipotensi
2. Respiratori bronkospasma, batuk, depresi saluran pernafasan
3. Gastrointestinal hipersalivasi, mual muntah, nyeri abdomen, diare,
inkontinensia alvi
4. Genitourinari Inkontinensia urin
5. Mata mata kabur, miosis
6. Kelenjar Lakrimasi meningkat, keringat berlebihan
b. Efek Nikotinik
Efek nikotinik termasuklah fasikulasi otot, kram, lemah, dan gagal diafragma yang bisa menyebabkan
paralisis otot. Efek nikotinik autonom termasuk hipertensi, takikardi, midriasis, dan pucat.
c. Efek sistem saraf pusat
Efek sistem saraf pusat termasuk emosi labil, insomnia, gelisah, bingung, cemas, depresi salur nafas,
ataksia, tremors, kejang, dan koma.
Kita dapat menduga terjadinya keracunan dengan golongan ini jika : ( 3 )
1. Gejala gejala timbul cepat , bila > 6 jam jelas bukan keracunan dengan insektisida golongan ini.
2. Gejala gejala progresif , makin lama makin hebat , sehingga jika tidak segera mendapatkan pertolongan dapat
berakibat fatal , terjadi depresi pernafasan dan blok jantung.
3. Gejala gejala tidak dapat dimasukkan kedalam suatu sindroma penyakit apapun , gejala dapat seperti gastro
enteritis , ensephalitis , pneumonia, dll.
4. Dengan terapi yang lazim tidak menolong.
5. Anamnesa ada kontak dengan keracunan golongan ini
C. Prinsip Pertolongan pada Keracunan
Prinsip pertolongan pada keracunan adalah mencegah penyebaran racun ke dalam tubuh yaitu dengan cara :
a.
b.
c.
d.

Emetic, yaitu mengeluarkan racun yang tertelan dengan jalan dimuntahkan, memberikan obat pencahar
untuk mencegah absorpsi lanjut oleh usus dan mempercepat defikasi
Cathartic, yaitu mencuci atau menguras isi lambung (Gastric Lavage) dengan menggunakan kateter
lambung melalui mulut memakai air hangat biasa atau larutan khusus untuk lambung
Neutralizer, yaitu menetralkan racun dengan memberikan obat antidote khusus dan antidote umum
Mengencerkan bahan racun yang terkonsumsi oleh tubuh dengan cara memberikan minum yang banyak.

1. Stabilisasi Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan resusitasi kardiopulmoner yang
dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan jalan napas, perbaikan fungsi pernapasan, dan perbaikan
sistem sirkulasi darah.

2. Dekontaminasi Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan pemaparan
terhadap racun, mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan.

Faktor di dalam tubuh (internal) antara lain :


a. Usia, usia merupakan fenomena alam, semakin lama seseorang hidup
maka usiapun akan bertambah. Seseorang dengan bertambah usia maka kadar
rata-rata cholinesterase dalam darah akan semakin rendah sehingga akan
mempermudah terjadinya keracunan pestisida2)
b. Status gizi, buruknya keadaan gizi seseorang akan berakibat menurunnya
daya tahan dan meningkatnya kepekaan terhadap infeksi. Kondisi gizi yang
buruk, protein yang ada tubuh sangat terbatas dan enzim kholinesterase
terbentuk dari protein, sehingga pembentukan enzim kholinesterase akan
terganggu. Dikatakan bahwa orang yang memiliki tingkat gizi baik cenderung
miliki kadar rata-rata kholinesterase lebih besar
c. Jenis Kelamin, kadar kholin bebas dalam plasma darah laki-laki normal ratarata 4,4 g/ml. Analisis dilakukan selama beberapa bulan menunjukkan bahwa
tiap-tiap individu mempertahankan kadarnya dalam plasma hingga relatif
konstan dan kadar ini tidak meningkat setelah makan atau pemberian oral
sejumlah besar kholin. Ini menunjukkan adanya mekanisme dalam tubuh untuk
mempertahankan kholin dalam plasma pada kadar yang konstan. Jenis kelamin
sangat mempengaruhi akatifitas enzim kholinestrase, jenis kelamin laki-laki
lebih rendah dibandingkan jenis kelamin
perempuan karena pada perempuan lebih banyak kandungan enzim
kolinesterase,

Tindakan Kedaruratan Keracunan Pencernaan scara umum:


1) Menentukan zat yang merupakan racun, jumlah, kapan waktu
tertelan,gejala,usia,berat pasein dan riwayst kesehatan yang tepat.
Hubungi pusat control racun di area jika agent toksik tidak di
ketahui atau jika di butuhkan mengidentifikasi antidote untuk agen
toksik yang di ketahui.
2) Tangani syok yang tepat mungkin ini berhubungan dengan kerja
kardiodepresan dari obat yang tertelan, opengumpi[ulan aliran vena
di ekstreemitas bawah atau penurunan sirkulasi volume darah,
sampai dengan meningkatnya permeabilitas kapiler.
3) Hilangkan atau kurangi absorpsi racun, hal berikut mungkin di
gunakan:
o Encerkan racun yang ada dalam lambung,
sekaligus menghalagngi peneyrapannya dengan
cara memberikan cairan dalam jumlah banyak.
Cairan yang di gunakan adalah air biasa, susu,
morit yang telagh di larutkan dalam air.
o upayakan muntah, efektif di lakukan 4 jam setelah
racun ditelan. Dapat di lakukan dengan cara
merangsang dinding faring menggunakan jari.

Dapat juga menggunakan sirup ipekak untuk


merangsang muntah. Upaya muntah tidak boleh di
lakukan pada klien dengan keracunan zat korosif
dan pada klien tidak sadar
o sirup ipekak untuk merangsang muntah pada klien
sadar bilas lambung, sinpan aspirasi lambung
untuk penyaringan toksologi
o karbon di aktivasi diberikan jika racun adalah salah
satu yang dapat di absorpsi oleh karbon.
o pemberian katartik sesuai indikasi.
4) Berikan terapi spesifik. Berikan antagonis kimia yang spesifik atau
antagonis fisiologis secepat mungkin untuk merubah atau
menurunkan egek toksin
5) Monitor klien yang mengalami kejang.racun mungkin memicu
sistem syarap pusat atau klien mungkin mengalami kejang karena
oksigen tidak adequate.
6) Bantu dalam menjalankan prosedur untuk mendukung
penghilangan zat yang di telan jika hal-hal di atas tidak efektif
diuresis untuk agen yang di keluarkan lewat jalur ginjal, dialisis
dan karbon dosisi ganda.
7) Pantau tekanan vena sentral sesuai indikasi
8) Pantau cairan keseimbanagn cairan dan elektrolit
9) menurunkan peningkatan suhu
10) Berikan analgesik yang sesuai untuk nyeri;nyeri berat
menyebabkan kolaps vasomotor dan penghambatan refleks fungsi
fisiologik normal.
11) Bantu mendapatkan spesimen darah, urine, isi lambung dan
muntah.
12) Observasi dengan ketat pada klien koma; karena keracunan akibat
gangguan fungsi sel otak atau metabolisme.
13) Pantau dan atasi komplikasi seperti hipotensi, disritmia jantung
dan kejang.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keracunan


1. Cara masuk
Keracunan paling cepat terjadi jika masuknya racun secara inhalasi. Cara masuk lain secara
berturut-turut melalui intravena, intramuskular, intraperitoneal, subkutan, peroral dan paling
lambat ialah melalui kulit yang sehat4,5.
2. Umur
Orang tua dan anak-anak lebih sensitif misalnya pada barbiturat. Bayi prematur lebih rentan
terhadap obat oleh karena eksresi melalui ginjal belum sempurna dan aktifitas mikrosom dalam
hati belum cukup4.
3. Kondisi tubuh
Penderita penyakit ginjal umumnya lebih mudah mengalami keracunan. Pada penderita demam
dan penyakit lambung absorbsi jadi lebih lambat4.

4. Kebiasaan
Berpengaruh pada golongan alkohol dan morfin dikarenakan terjadi toleransi pada orang yang
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi alkohol4.
5. Idiosinkrasi dan alergi pada vitamin E, penisilin, streptomisin dan prokain.
Pengaruh langsung racun tergantung pada takaran, makin tingi takaran maka akan makin cepat
(kuat) keracunan. Konsentrasi berpengaruh pada racun yang bersifat lokal, misalnya asam

sulfat4.
https://www.scribd.com/doc/218998557/baygon

Anda mungkin juga menyukai