PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zat-zat yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari kebanyakan tidak dalam keadaan murni,
melainkan bercampur dengan dua atau lebih zat lainnya.Campuran suatu zat akan tetap
mempertahankan sifat-sifat unsurnya. Oleh karena itu, suatu bahan kimia akan dipengaruhi
oleh sifat, kegunaan, atau efek dari zat-zat yang menyusunnya. Kekuatan pengaruh sifat
masing-masing zat bergantung pada kandungan zat dalam bahan yang bersangkutan. Banyak
ragam bahan kimia yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Polusi atau pencemaran adalah keadaan dimana suatu lingkungan sudah tidak alami lagi karena
telah tercemar oleh polutan. Misalnya air sungai yang tidak tercemar airnya masih murni dan
alami, tidak ada zat-zat kimia yang berbahaya, sedangkan air sungai yang telah tercemar oleh
detergen misalnya, mengandung zat kimia yang berbahaya, baik bagi organisme yang hidup di
sungai tersebut maupun bagi makhluk hidup lain yang tinggal di sekitar sungai tersebut.Polutan
adalah zat atau substansi yang mencemari lingkungan. Lingkungan perairan yang tercemar
limbah deterjen kategori keras dalam konsentrasi tinggi akan mengancam dan membahayakan
kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota tersebut.Selain itu banyak dari kita
yang belum tahu bahaya atau dampak yang ditimbulkan dari bahan-bahan kimia yang sering kita
gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
C. Tujuan Penulisan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Efek Obat Nyamuk
Adakah efek dan bahaya penggunaan obat nyamuk elektrik, bakar dan semprot? Bagi anda yang
rumahnya banyak nyamuk -terutama- dimalam hari, tentunya penggunaan obat nyamuk menjadi
tak terhindarkan. Pertanyaanya apakah efek obat nyamuk membahayakan kesehatan?
Saat ini, ada 3 jenis obat nyamuk yang beredar di pasaran, yaitu: bakar, elektrik, dan semprot.
Satu lagi obat nyamuk lainnya yaitu dengan cara dioles. Akan tetapi obat nyamuk oles bukannya
untuk membunuh nyamuk, tetapi untuk mengusirnya.
1.
3.
4.
Keracunan Akut
Biasanya terjadi mendadak setelah makan sesuatu, sering mengenai banyak orang (pada keracunan
makanan dapat mengenai seluruh keluarga atau penduduk sekampung), dan gejalanya seperti sindrom
penyakit muntah, diare, konvulsi, dan koma.
Menurut alat tubuh yang terkena
Pada jenis ini, keracunan digolongkan berdasarkan organ yang terkena, contohnya racun hati, racun
ginjal, racun SSP, racun jantung.
Menurt jenis bahan kimia
Golongan zat kimia tertentu biasanya memperlihatkan sifat toksik yang sama, misalnya golongan
alkohol, fenol, logam berat, organoklorin dan sebagainya.
Penggolongan keracunan yang lain (Brunner & Suddarth, 2001) didasarkan pada :
1. Racun yang tertelan atau tercerna
2.
Keracunan korosif, yaitu keracunan yang disebabkan oleh zat korosif yang meliputi produk alkalin
(Lye, pembersih kering, pembersih toilet, deterjen non pospat, pembersih oven, tablet klinitest, dan
baterai yang digunakan untuk jam, kalkulator, dan kamera) dan produk asam (pembersih toilet,
pembersih kolam renang, pembersih logam, penghilang karat, dan asam baterai)
3.
Keracunan melalui inhalasi, yaitu keracunan yang disebabkan oleh gas (karbon monoksida, karbon
dioksida, Hydrogen Sulfid )
4.
Keracunan kontaminasi kulit (luka bakar kimiawi)
5.
6.
7.
Keracunan melalui tusukan yang terdiri dari sengatan serangga (tawon, kalajengking, dan laba-laba)
dan gigitan ular
Keracunan makanan, yaitu keracunan yang disebabkan oleh perubahan kimia (fermentasi) dan
pembusukkan karena kerja bakteri (daging busuk) pada bahan makanan, misalnya ubi ketela (singkong)
yang mengandung asam sianida (HCn), jengkol, tempe bongkrek, dan racun pada udang maupun
kepiting
Penyalahgunaan zat yang terdiri dari penyalahgunaan obat stimulan (Amphetamin), depresan
(barbiturat), atau halusinogen (morfin), dan penyalahgunaan alkohol.
Obat nyamuk hendaknya dipakai pada ruangan dengan ventilasi cukup. Letakkan di bawah
tempat tidur dan searah dengan aliran udara agar tidak mengganggu pernafasan. Gunakan
ruangan setelah bau obat nyamuk hilang
Bahan aktif obat nyamuk bakar merupakan insektisida organik sintesis yaitu pyrethoid. Insektisida pyrethroid
diperoleh dari campuran alami, pyrethrum, dari pengeringan pangkal bunga dari bunga Chrysanthemum
cineriaefolium.
Bahan aktif pada obat nyamuk bakar dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan memberikan efek negatif bagi tubuh.
Prosesnya zat obat nyamuk bakar masuk ke dalam tubuh manusia, diawali dengan melalui pernafasan dan kulit.
Bahan aktif dari obat nyamuk yang masuk melalui pernafasan dan kulit lalu akan beredar dalam darah.
Setelah itu menyebar pada sel-sel tubuh. Ada yang ke pernafasan, ke otak lewat susunan saraf pusat, dan lain-lain.
Efek terbesar akan dialami oleh organ yang sensitif. Karena, obat nyamuk lebih banyak melalui hirupan, maka yang
biasanya yang terganggu adalah sistem pernafasan. Sementara efek samping pada kulit sangat tergantung pada daya
sensitifitas atau kepekaan kulit.(Anonim, 2008)
Gangguan-gangguan pada organ tubuh manusia akan terjadi jika pemakaian obat nyamuk tidak terkontrol atau
dosisnya yang berlebihan. Orang yang memiliki alergi akan lebih cepat menunjukkan reaksi. Alergi yang paling
banyak muncul biasanya mengenai saluran nafasnya sehingga menimbulkan batuk.
Reaksi terhadap obat nyamuk dapat timbul dalam rangkaian waktu yang berbeda. Bisa cepat, dapat juga lambat.
Orang yang organ pernafasannya sensitif akan bereaksi saat itu juga atau beberapa menit setelah menghirup bau obat
nyamuk. Tapi, ada juga yang setelah enam jam baru batuk-batuk. Obat nyamuk dapat juga menjadi faktor pencetus
asma. Dampak ini terlihat pada anak yang mengidap asma. Pada orang yang memiliki kulit sensitif, kulitnya akan
kemerahan jika terkena bahan-bahan dalam obat nyamuk. Jika digaruk, maka akan timbul lecet dan mungkin bisa
menjadi eksim.
Pada obat nyamuk semprot bahan aktif yang sering digunakan adalah Propoxur, Imiprotrin, Tetrametrin, D-fenotrin,
Pralletrin, Cypermetrin, D-Phenotrin dan bahanbahan aktif lain yang sering digunakan dalam obat nyamuk bakar
seperti D-Alletrin, Alletrin dan Metoflutrin. (Anonim, 2007)
Dari bahan-bahan aktif penyusun obat nyamuk tersebut, bahan aktif yang paling berbahaya untuk kesehatan adalah
propoxur. Sementara bahan bahan aktif yang lainnya relatif aman digunakan hingga saat ini jika penggunaannya
tidak melebihi batas yang telah ditentukan. Propoxur juga biasa disebut Aprocarb (senyawa karbamat) banyak
digunakan dalam racun pembasmi nyamuk yang memiliki resiko merusak kesehatan karena dapat masuk ke dalam
tubuh melalui tiga cara. Termakan atau terminum bersama makanan atau minuman yang tercemar, dihirup dalam
bentuk gas dan asap, termasuk yang langsung menuju paru-paru lalu masuk ke dalam aliran darah. Atau terserap
melalui kulit dengan atau tanpa terlebih dahulu menyebabkan luka pada kulit. (A. Hadyana dan Meity, 2004)
Propoxur termasuk dalam insektisida atau racun pembasmi hama, dan di Indonesia racun-racun tersebut dijual
secara bebas kepada masyarakat luas yang awam akan pengertian bahaya bahan kimia. Propoxur termasuk racun
kelas menengah. Jika terhirup maupun terserap tubuh manusia dapat mengaburkan penglihatan, keringat berlebih,
pusing, sakit kepala, dan badan lemah. Propoxur juga dapat menurunkan aktivitas enzim yang berperan pada saraf
transmisi, dan berpengaruh buruk pada hati dan reproduksi. (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 2008)
Efek bahaya akut pada kesehatan misalnya ketika ketidaksengajaan menelan propoxur. Proses pencernaan dapat
mengalami mual, muntah, kehilangan selera makan, kram abdominal, dan diare. Jika terkena mata dapat
menyebabkan iritasi mata dan kerusakan pada beberapa individu. Kontak mata secara langsung bisa menghasilkan
air mata, pelipatan pada kelopak mata, kehilangan fokus dan pengaburan penglihatan. Efek bahaya kronis ketika
kontak berulang kali terhadap unsur ini bisa menyebabkan memori menjadi lemah dan hilangnya konsentrasi,
depresi parah, sifat lekas marah, kebingungan, kelesuan, emosional, berbagai kesulitan berbicara, sakit kepala,
disorientasi pada ruang, penundaan waktu untuk bereaksi, berjalan sambil tidur, keadaan mengantuk atau kesulitan
untuk tidur. Suatu kondisi seperti influensa dengan rasa muak, lemah, anorexia dan rasa tidak enak badan telah
dilaporkan.
Obat nyamuk lotion adalah obat nyamuk yang digemari penggunanya karena selain aromanya yang wangi juga
sangat praktis untuk digunakan. Tapi dibalik itusemua tersimpan fakta bahwa obat nyamuk tersebut memakai bahan
aktif yang sangat berbahaya. Biasanya obat lotion pengusir nyamuk di Indonesia adalah Diethilumie atau DEET.
DEET merupakan bahan aktif yang banyak dan sering digunakan untuk pelindung kulit terhadap nyamuk di
Indonesia. Bahan lain yang sering digunakan diantaranya dalam lotion adalah permetrin dan picaridin. Selain itu ada
juga bahan yang berasal dari tumbuhan, seperti cedar, geranium, lavender, citrovella bawang putih, dan canyroyal.
Bahan aktif DEET merupakan bahan korosif. Walaupun telah ditambahkan dengan zat zat lain seperti aloe vera
atau yang berfungsi sebagai zat pelembab lain zat ini tetap berbahaya. Jika tertelan DEET dalam dosis kecil
menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti mual dan. Dosis yang lebih tinggi menyebabkan hipertensi
takikardia, kejang, depresi, lethargi, ataksia, tremor, opasthomus, hypertomia, hepatitis toksik, dan koma. Ketika
digunakan secara langsung pada kulit, masalah yang sering muncul adalah iritasi kulit termasuk eritema (kemerahan
pada kulit). (Waldvoge, 2005)
Pada obat nyamuk elektrik bahan aktif penyusunnya sebagian besar sama dengan bahan aktif obat nyamuk bakar,
jadi efek bahaya yang ditimbulkan juga hampir sama dengan efek bahaya pada obat nyamuk bakar.
Baygon ada beberapa macam type, tapi kandungan bahan aktif yg lengkap terdiri dari 3 macam, yaitu :
1. Sipermetrin
Merupakan jenis bahan aktif pada kelompok pyrethoid,
Piredtroid adalah racun axonix, yaitu beracun terhadapa serabut syaraf. Piretroid terikat pada protein pada syaraf
yang dikenal sebagai voltage-gate sodiun chanel.
Pada keadaan normal, protein membuka untuk memberikan rangsangan pada syaraf dan menghentikan sinyal syaraf.
Piretroid terikat pada gerbang ini, dan mencegah menutup secara normal yang menghasilkan rangsangan syaraf
secara berkelanjutan. Hal tersebut menyebabkan tremor dan gerakan in-koordinasi pada orang yang keracunan,
Biasanya terlihat kejang-kejang.
Senyawa tersebut mengandung racun neurotoxin yang bekerja dengan cepat dalam tubuh serangga. Sipermetrin
bekerja sebagai racun kontak dan perut.
2.Transfultrin,
Merupakan bahan aktif kelompok Organofosfat, menyerang enzim cholinesterase yang berfungsi memecah
asetilkolin menjadi asetil dan kolin. Organofosfat mampu berikatan dengan sisi aktif dari enzim ini sehingga kerja
enzim ini terhambat. Jika enzim ini dihambat, maka asetilkolin tidak dapat pecah sehingga jumlah asetilkolin yang
meningkat dapat menimbulkan otot bergerak dan tidak dapat dikendalikan. Senyawa ini berperan sebagai
neurotransmiter pada ganglia sistem saraf simpatik dan parasimpatik, yang mana senyawa ini berikatan dengan
reseptor nikotinik. Inhibisi kholinesterase pada ganglia sistem saraf simpatik dapat menimbulkan midriasis,
takikardi, dan hipertensi. Sedangkan, penghambatan kholinesterase pada ganglia sistem saraf parasimpatik
menimbulkan efek miosis, bradikardi, dan salivasi. bila keracunan selama empat jam bisa menurunkan kadar
eritrosit atau sel darah merah.
3.Imiprotrin
Efek yang ditimbulkan apabila keracunan imiprothrin antara lain hipersensitivitas, fibrilasi otot, tremor, ataksia,
pernapasan tidak teratur/cepat, excess salivasi, urinasi, nonkarsinogenik dan nonmutagenik
Pada keracunan akut gejala timbul dalam 30-60 menit dan mencapai puncaknya dalam 2-8 jam. Pada keracunan
ringan gejala yang timbul adalah anorexia, sakit kepala, gelisah, tremor lidah dan kelopak mata, miosis dan
penglihatan kabur. Sedangkan gejala pada keracunan berat adalah diare, pupil pinpoint sukar bernapas, edema paru,
sianosis, kejang.
B. Gejala
Tanda dan gejala dari intoksikasi organofosfat terbagi menjadi 3 bagian: (1) efek muskarinik, (2) efek
nikotinik, dan (3) efek Sistem Saraf Pusat
a.
Efek muskarinik
Tanda dan gejala yang timbul 12-24 jam pertama setelah terpapar termasuk: diare, urinasi, miosis
(tidak pada 10% kasus), bronkospasma/bradikardi, mual muntah, peningkatan lakrimasi, hipersalivasi dan
hipotensi.
Efek muskarinik menurut sistem organ termasuk:
1. Kardiovaskular - Bradikardi, hipotensi
2. Respiratori bronkospasma, batuk, depresi saluran pernafasan
3. Gastrointestinal hipersalivasi, mual muntah, nyeri abdomen, diare,
inkontinensia alvi
4. Genitourinari Inkontinensia urin
5. Mata mata kabur, miosis
6. Kelenjar Lakrimasi meningkat, keringat berlebihan
b. Efek Nikotinik
Efek nikotinik termasuklah fasikulasi otot, kram, lemah, dan gagal diafragma yang bisa menyebabkan
paralisis otot. Efek nikotinik autonom termasuk hipertensi, takikardi, midriasis, dan pucat.
c. Efek sistem saraf pusat
Efek sistem saraf pusat termasuk emosi labil, insomnia, gelisah, bingung, cemas, depresi salur nafas,
ataksia, tremors, kejang, dan koma.
Kita dapat menduga terjadinya keracunan dengan golongan ini jika : ( 3 )
1. Gejala gejala timbul cepat , bila > 6 jam jelas bukan keracunan dengan insektisida golongan ini.
2. Gejala gejala progresif , makin lama makin hebat , sehingga jika tidak segera mendapatkan pertolongan dapat
berakibat fatal , terjadi depresi pernafasan dan blok jantung.
3. Gejala gejala tidak dapat dimasukkan kedalam suatu sindroma penyakit apapun , gejala dapat seperti gastro
enteritis , ensephalitis , pneumonia, dll.
4. Dengan terapi yang lazim tidak menolong.
5. Anamnesa ada kontak dengan keracunan golongan ini
C. Prinsip Pertolongan pada Keracunan
Prinsip pertolongan pada keracunan adalah mencegah penyebaran racun ke dalam tubuh yaitu dengan cara :
a.
b.
c.
d.
Emetic, yaitu mengeluarkan racun yang tertelan dengan jalan dimuntahkan, memberikan obat pencahar
untuk mencegah absorpsi lanjut oleh usus dan mempercepat defikasi
Cathartic, yaitu mencuci atau menguras isi lambung (Gastric Lavage) dengan menggunakan kateter
lambung melalui mulut memakai air hangat biasa atau larutan khusus untuk lambung
Neutralizer, yaitu menetralkan racun dengan memberikan obat antidote khusus dan antidote umum
Mengencerkan bahan racun yang terkonsumsi oleh tubuh dengan cara memberikan minum yang banyak.
1. Stabilisasi Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan resusitasi kardiopulmoner yang
dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan jalan napas, perbaikan fungsi pernapasan, dan perbaikan
sistem sirkulasi darah.
2. Dekontaminasi Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan pemaparan
terhadap racun, mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan.
4. Kebiasaan
Berpengaruh pada golongan alkohol dan morfin dikarenakan terjadi toleransi pada orang yang
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi alkohol4.
5. Idiosinkrasi dan alergi pada vitamin E, penisilin, streptomisin dan prokain.
Pengaruh langsung racun tergantung pada takaran, makin tingi takaran maka akan makin cepat
(kuat) keracunan. Konsentrasi berpengaruh pada racun yang bersifat lokal, misalnya asam
sulfat4.
https://www.scribd.com/doc/218998557/baygon