Residu
dissolves the waste with HCL solution. HCL solution serves as a cation exchange
resin, where karoten and other impurities will be dissolved in HCl. The
concentration of HCl used is a variation of 5% v / v, 10% v / v, 15% v / v, 20% v /
v, 25% v / v. The residue obtained from the desorption process further heated at
350 C to remove the water content in SBE. The results obtained from
regeneration process it can use for CPO bleaching and optimum color from
bleaching process uses Spent Bleaching Earth with regeneration results is using of
HCL at a concentration of 15% v / v, with equality between the concentration of
HCl in the process of desorption (x) and the intensity of red DBPO in Lovibond
scale (y) is: y = 0,022x - 0,645x + 22.8 (R = 0.956).
Keywords: bleaching, spent bleaching earth, CPO, regenerated
spent bleaching earth, bleached palm oil
PENDAHULUAN
Proses Pemucatan merupakan salah satu langkah yang penting dalam
pengolahan minyak nabati (Young, 1987). Pemucatan dalam praktek refinery
bertujuan untuk menghilangkan coloringbodies, pigmen, dll, selain itu
berfungsi juga untuk menghilangkan sisa fosfolipid, lender, oksidasi tri-asil
atau
parsial-gliserol,
logam
yang
terionisasi
dan
non-terionisasi
METODOLOGI PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain:
1. Soklet
2. Labu alas bulat
3. Kondensor
4. Timbel
5. Paselin
6. Beaker
7. Pipet tetes
8. Labu leher 3
9. Hot plate
10. Pompa vakum
11. Pressure gate
12. Selang
13. Thermometer
14. Gelas ukur
15. Water bath
16. Oven
17. Ayakan
18. Lovibond
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain:
1. Limbah Spent bleaching earth PT Salim Ivomas Pratama Tbk.
2. N Hexane sebagai pelarut ekstraksi
3. HCl
4. Crude palm oil
B. Metode Penelitian
Dalam Proses regenerasi SBE, HCl digunakan sebagai resin penukar kation
dalam proses desorpsi limbah SBE
furnance untuk membuka pori pori SBE tersebut. Penggunaan HCl sebagai
larutan desorpsi bervariasi konsentrasinya. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan konsentrasi HCL terbaik dalam proses regenerasi SBE. Variasi
konsentrasi HCl yang digunakan adalah : 5%, 10%, 15%, 20%, 25% v/v.
Tahap Ekstraksi
1. SBE yang telah digerus sebanyak 50 gr diekstraksi menggunakan soklet
2. Pelarut yang digunakan adalah n-Heksana teknis pada suhu 75oC selama
5 jam sebanyak 500 mL.
Tahap Regenerasi
1. SBE bekas yang telah diekstraksi sebanyak 40 gr diaduk dengan 250 ml
HCl
menit.
4. Dinginkan sampai suhu 800C lalu saring dengan kertas saring dalam
corong
pemisah vakum.
5. Ukurwarna minyak yang telah disaring dengan lovibond.
D. Metode Analisa
Lovibond Colour
Komponen utama yang menyebabkan warna pada minyak goreng adalah
pigmen
karoten
sebagai
penyumbang
warna
kuning,
antosianin
hijau.
ditentukan
pada
komposisi warna merah dan kuning. Nilai warna meningkat baik karena lama
waktu pemanasan maupun karena kanaikan temperatur pemanasan.
Pemanasan pada minyak goreng menyebabkan perubahan warna yang lebih
gelap. Adanya kandungan logam
karena adanya reaksi oksidasi.
warna adalah dengan
cahaya melalui cairan minyak atau lemak pada batasan tertentu ke warna dari
sumber yang
merah
minyak turunan laurat tidak terpaku aturan tersebut. Warna kuning yang
terukur pada alat lovibond menyesuaikan dari warna merah untuk
mendapatkan warna yang sesuai dengan warna minyak yang terdapat pada
cell. Artinya
warna minyak
Dengan kata lain beda satu angka pada warna merah memberikan pengaruh
yang besar
Untuk itulah pada dunia industri yang paling berperan dalam menentukan
kualitas minyak adalah warna merah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dari data uji
laboratorium sebagai berikut:
Pada percobaan dilakukan pada kondisi sebagai berikut :
1. Intensitas warna sampel (merah/kuning pada skala lovibond)
a. Warna CPO murni
: 32/30
: 350 C
B.
10%
19
20
15%
18
20
20%
19
20
25%
21
20
Pembahasan
konsentrasi HCl 15% diperoleh warna merah yang optimum ( mendekati warna
DBPO standar yaitu sebesar 16 ). Pada konsentrasi HCl 20% dan 25% warna
yang terukur pada alat lovibond kembali naik.
Hal ini menunjukkan bahwa pada temperatur pengeringan tetap, intensitas
warna merah DBPO yang terukur pada alat lovibond dipengaruhi oleh perubahan
konsentrasi HCl dalam proses desorpsi. Dalam hal ini asam berfungsi
membersihkan permukaan pori bagian dalam dan luar bentonit dengan cara
melarutkan kation-kation yang mengotori permukaan bleaching earth dan
+
membuang senyawa pengotor. Ion H
yang berasal
akan menggantikan kation logam-logam alkali dan alkali tanah pada bentonit.
+
Ion H ini memiliki keelektronegatifan yang lebih tinggi dari logam-logam alkali
tersebut sehingga dapat mengadsorbsi karoten ( zat warna merah ) lebih banyak.
Dengan konsentrasi HCl yang semakin tinggi maka semakin banyak
molekul-molekul HCl yang melarutkan logam-logam, sehingga lebih banyak
karoten yang terserap pada bleaching earth dan intensitas warna merah turun.
Namun pada konsentrasi HCl terlalu tinggi, akan diperoleh intensitas warna
merah DBPO yang tinggi juga. Hal ini terjadi diduga karena konsentrasi HCl
yang tinggi telah menyebabkan terjadinya pelarutan sebagian kandungan
alumina pada Bleaching Earth yang disebut dealuminasi, sehingga kemampuan
untuk menyerap zat warna merah berkurang, yang ditandai dengan intensitas
warna merah DBPO yang masih tinggi (Hilyati dan Widihastono 1991). Dari
gambar , regenarasi SBE yang menggunakan HCl pada konsentrasi
5% -15%
Kesimpulan
Dari penelitian tersebut diperoleh data bahwa :
1.
2.
3.
B.
Saran
Setelah dilakukannya percobaan ini, masih ada beberapa kekurangan yang
harus di perbaiki untuk mendapatkan hasil yang lebih baik yaitu seperti:
1. Proses desorpsi sebaiknya dilakukan pada suhu yang lebih tinggi
2.
terlalu
Universitas Lampung.
Bandar
Lampung.
Hanafiah, K. A.
Edisi revisi.
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hilyati dan Widihastono, B. 1991. Adsorpsi Zat Warna Tekstil Pada Zeolit
Alam dari Bayah. Jurnal Kimia Terapan Indonesia. Vol. 1, No. 2.
JitKangs,Homepage,www.andrew.cmu.edu/.../Refinery%20of%20Palm%2
0Oil.
Kaimal, T.N.B., P. Vijayalakshmi, A.A. Laximi & B. Ramakinga, 2002,
Process for simultaneous conversion of adsorbed oil to alkyl esters
and regeneration of commercial spent bleaching earth for reuse, US
Patent 0115875 A1.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan.
UI Press. Jakarta.
Kheang, L.S., et al. 2006. A study of residual oils recovered from spent
bleaching earth: their characteristics and applications. American
journal of Applied Sciences 3 (10): 2063-067, ISSN 1546-9239.
Ong, J.T.L. 1983. Oil Recovery from Spent Bleaching Earth and Disposal
of the Extracted Material. Am Oil Chem soc.
Ragina, Friga S. 2002. Kajian Pemucatan Minyak Kelapa Sawit Sebagai
Bahan Dasar Rolling Oil dengan Menggunakan Bentonit dan Asam
Sitrat. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Rouqurol, F., Rouquerol & J., Sing, K., 1999, Adsorption by powders &
porous solids: principles, methodology and applications, Academic
Press, London.
Adsorben
Ion
Dengan
Amonium.Universitas
Bandar Lampung.
Publishers, Netherland.