Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI HUTAN
ACARA 4
Analisis Vegetasi Metode LINE INTERSEPT

Disusun oleh:
Nama

: Ismu Nilam Devi

NIM

: 14/367867/KT/07843

Co-Ass

: Taufiq Hidayat

Shift

: Kamis, 15.00

LABORATORIUM EKOLOGI HUTAN


DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

ACARA IV

Analisis Vegetasi Metode LINE INTERSEPT

I.

TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui struktur kuantitatif komunitas
tumbuhan bawah berdasarkan spesies penyusun dan persen penutupannya.

II.

DASAR TEORI
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme
kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama
individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga
merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Simorangkir, 2009).
Analisis vegetasi ditujukan untuk mempelajari tingkat suksesi, evaluasi hasil
pengendalian gulma, perubahan flora (shifting) sebagai akibat metode pengendalian
tertentu dan evaluasi herbisida (trial) untuk menentukan aktivitas suatu herbisida
terhadap jenis gulma di lapangan. Konsep dan metode analisis vegetasi sangat
bervariasi tergantung keadaan vegetasi dan tujuan analisis. Metode yang digunakan
harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi vegetasi. Metode garis (line
intercept) biasanya digunakan untuk areal yang luas dengan vegetasi semak rendah.
Metode titik (point intercept) biasanya digunakan untuk pengamatan sebuah petak
contoh dengan vegetasi yang tumbuh menjalar (creeping). Metode visual (visual
emotion) dapat digunakan untuk suatu survey daerah yang luas dan tidak tersedia
cukup waktu (Anggraini, 1979).
Bentuk komunitas disuatu tempat ditentukan oleh keadaan dan sifat-sifat
individu sebagai reaksi terhadap faktor lingkungan yang ada, dimana individu ini akan
membentuk populasi didalam komunitas tersebut. Komunitas secara dramatis
berbeda-beda dalam kekayaan spesiesnya (species richness), jumlah spesies yang
mereka miliki. Mereka juga berbeda dalam hubungannya dalam kelimpahan relatif
(relative abundance) spesies. Beberapa komunutas terdiri dari beberapa spesies yang
umum dan beberapa spesies yang jarang, sementara yang lainnya mengandung jumlah

spesies yang sama dengan jumlah spesies yang semuanya umum ditemukan.
(Campbell, 2004).
Metode transek biasa digunakan untuk mengetahui vegetasi tertentu seperti
padang rumput dan lain-lain atau suatu vegetasi yang sifatnya masih homogen.
Terdapat 3 metode transek (Damin, 2008):

1. Metode Line Intercept (line transect).


Metode line intercept biasa digunakan oleh ahli ekologi untuk mempelajari
komunitas padang rumput. Dalam cara ini terlebih dahulu ditentukan dua titik sebagai
pusat garis transek. Panjang garis transek dapat 10 m, 25 m, 50 m, 100 m. Tebal garis
transek biasanya 1 cm. Pada garis transek itu kemudian dibuat segmen-segmen yang
panjangnya bisa 1 m, 5 m, 10 m. pengamatan terhadap tumbuhan dilakukan pada
segmen-segmen tersebut. Selanjutnya mencatat, menghitung dan mengukur panjang
penutupan semua spesies tumbuhan pada segmen-segmen tersebut. Cara mengukur
panjang penutupan adalah memproyeksikan tegak lurus bagian basal atau aerial
coverage yang terpotong garis transek ketanah.

2. Metode Belt Transect.


Metode ini biasa digunakan untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang
luas dan belum diketahui keadaan sebelumnya. Cara ini juga paling efektif untuk
mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topograpi, dan
elevasi. Transek dibuat memotong garis-garis topograpi, dari tepi laut kepedalaman,
memotong sungai atau menaiki dan menuruni lereng pegunungan. Lebar transek yang
umum digunakan adalah 10-20 meter, dengan jarak antar antar transek 200-1000
meter tergantung pada intensitas yang dikehendaki. Untuk kelompok hutan yang
luasnya 10.000 ha, intensitas yang dikendaki 2 %, dan hutan yang luasnya 1.000 ha
intensitasnya 10 %.

3. Metode Strip Sensus.


Metode ini sebenarnya sama dengan metode line transect, hanya saja
penerapannya untuk mempelajari ekologi vertebrata teresterial (daratan). Metode strip
sensus meliputi, berjalan disepanjang garis transek, dan mencatat spesies-spesies yang
diamati disepanjang garis transek tersebut. Data yang dicatat berupa indeks populasi
(indeks kepadatan).
Metode garis merupakan suatu metode yang menggunakan cuplikan berupa
garis. Penggunaan metode ini pada vegetasi hutan sangat bergantung pada

kompleksitas hutan tersebut. Dalam hal ini, apabila vegetasi sederhana maka garis
yang digunakan akan semakin pendek. Untuk hutan, biasanya panjang garis yang
digunakan sekitar 50 m-100 m. sedangkan untuk vegetasi semak belukar, garis yang
digunakan cukup 5 m-10 m. Apabila metode ini digunakan pada vegetasi yang lebih
sederhana, maka garis yang digunakan cukup 1 m. Pada metode garis ini, system
analisis melalui variable-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi yang
selanjutnya menentukan INP (indeks nilai penting) yang akan digunakan untuk
memberi nama sebuah vegetasi. Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis
yang terlewati oleh garis. Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis yang
tertutup oleh individu tumbuhan, dan dapat merupakan prosentase perbandingan
panjang penutupan garis yang terlewat oleh individu tumbuhan terhadap garis yang
dibuat. Frekuensi diperoleh berdasarkan kekerapan suatu spesies yang ditemukan
pada setiap garis yang disebar (Rohman, 2001).
III.

ALAT DAN BAHAN


Alat:
- Tali rafia
- Roll meter
- Kompas
- Kertas untuk mencatat data
- Alat tulis

Bahan:
-

Komunitas semak dan herba


Kertas millimeter
Kertas untuk mencatat data

IV.

ntukidvyagerlp,mhsf.JbjoDc-SIwTU(N):E
CARA PELAKSANAAN

Terhadap tipe-tipe vegetasi yang diamati yang didalamnya dibuat jalur-jalur

transek.. Jalur-jalur transek tersebut dimulai dari titik yang pada dasarnya ditentukan
secara acak sistematika atau titik awal secara acak dan selanjutnya sistematik tetapi
tidak didaerah Ekoton. Jalur-jalur transek tersebut dibagi kedalam interval-interval.

Setiap interval dapat dianggap sepadan dengan unit petak contoh. Daerah ini dianggap
sebagai satuan terkecil analisis vegetasi. Individu yang tersinggung garis transek baik

yang terletak diatas maupun dibawah garis tersebut merupakan jenis yang diamati dan
dicatat datanya. Data yang tercatat dari masing-masing individu itu adalah berupa

pengukuran panjang transek yang terpotong dan lebar maksimum tajuk tumbuhan

yang diproyeksikan kedalam transek. Untuk individu yang terukur yang tidak dikenal

dilapangan, maka harus diidentifikasi nantinya. Data dari lapangan disajikan kedalam
:

Jumlah individu yang terhitung (N)

Jumlah panjang transek yang terpotong (I)


Jumlah banyak interval yang diduduki oleh suatu jenis terhadap keseluruhan

jumlah interval dalam penarikan contoh.


Jumlah kebalikan dari maksimum lebar penutupan jalur transek.

Anda mungkin juga menyukai