Anda di halaman 1dari 4

Janji Persahabatan

Meli menghampiri Yudha dan Aldi yang sedang sibuk dengan


aktivitasnya masing-masing di sebuah pertamanan.
Meli : Hey (sambil memegang bahu Aldi dan Yudha)
Yudha

: (mengalihkan pandangan dari sebuah buku) Dari mana saja

kamuu, Mel?
Meli : Nih, tadi abis dari sekolah.
Yudha

: Memangnya ada apa?

Meli : Eskul
Yudha

: lho.. kok pulangnya cepet?

Meli : gak tau nih, pembinanya lagi ada masalah.


Yudha

: Oh (sambil mengalihkan pandangan ke arah Aldi)

Meli : (mengerutkan kening seraya mengalihkan pandangan ke Aldi)


Hey, Di!
Aldi

: (Terkejut dan membidik satu pandangan) Kenapa?

Meli : lagi dengar lagu apa kamu, Di? serius amat!


Aldi

: Hehe, nih lagi dengerin lagunya Ayu Ting-Ting. Alamat Palsu

Meli : waduh demam Ayu Ting-Ting dia. (tertawa)


Aldi

: Oh ya, Yesi sama Rizal kemana ya?

Meli : lagi eskul mereka mah.


Yudha
Aldi

: sob, udah masuk waktu Ashar, mendingan pulang aja yuk.

: yuk, mari

Saat jam pelajaran kosong, Rizal keheranan melihat Aldi tak


seperti biasanya.
Rizal : kenapa kamu, Di? Kamu punya problem?
Aldi

: Tidak, Zal. (menundukan wajah)

Rizal : Sudahlah, Di. Jangan akting melulu, jujur kamu punya masalah
atau tidak?
Aldi

: (menarik tangan Rizal dan bergegas menuju sebatang pohon)

Rizal : kenapa kamu ajak aku kesini, Di?

Aldi

: Tapi kamu janji, aku kan sahabatmu! jangan memberitakan hal ini

kepada siapapun, terutama Yudha, Meli, Yesi.


Rizal : ya, aku janji! (Melingkarkan kelingkingnya pada kelingking Aldi)
Aldi

: Aku mengidap Leukimia akut, Zal.

Rizal : Serius kamu, Di?


Aldi

: Tak akan ada gunanya, Zal aku berbohong dalam suasana seperti

ini.
Rizal : (diam tanpa kata)
Aldi

: Zal, aku harap tak kan ada kesedihan di dirimu. Biarkan ini aku

saja yang hadapi dan jalani.


Rizal : tapi, Di
Aldi

: Sudahlah, Zal. Jangan terlalu diperpanjang masalah ini adalah

bagianku.
Saat di sekolah Yudha dan Yesi mengkhawatirkan keadaan Aldi.
Yudha
Yesi

: Yes, kamu tahu dimana Aldi?

: Aku fikir kamu tahu keberadaan dia.

Yudha

: Aduh, kemana ya dia? Tak biasanya dia belum dateng jam

segini, bentar lagi bel bunyi lagi. (wajah khawatir sambil mondar mandir)
Yesi

: Tak tahu lah.

Meli menghampiri Yudha dan Yesi dengan wajah muram dan


terburu-buru
Meli : kalian ikut aku!
Yesi

: memangnya mau kemana, Mel? (mengerutkan kening)

Meli : Aku juga kurang tahu


Yudha

: Lho kok bisa? Kamu kan yang ajak, napa kamu sendiri yang gak

tahu tujuannya? (wajah bingung)


Meli : tadi aku disuruh Rizal jemput kalian, aku nanya aja dicuekin dia,
sudahlah jangan banyak tanya.
Yudha : baiklah
Sesampainya di tujuan

Yudha

: Untuk apa kau bawa kami ke rumah sakit, Mel?

Meli : nanti kalian bakalan tahu sendiri


Yudha
Yesi

: (mengerutkan kening0

: Rizal??? (memanggil Rizal yang sedang duduk gelisah dengan

kebingungan)
Rizal : (menatap sejenak tanpa senyum dan sedikit katapun, yang terlihat di
wajahnya hanyalah risau)
Yesi

: kamu gelisah? Kenapa, Zal?

Rizal : (menarik nafas dan berdiri dari tempat duduk). Ikut aku!
Meli : kemana lagi memangnya, Zal?
Rizal : (diam tanpa jawaban dan melangkah menuju pintu keluar rumah
sakit)
Meli, Yudha, dan Yesi

: (saling berpandangan bingung)

Sesampainya di tempat tujuan


Yudha

: Zal, kenapa rumah Aldi begitu ramai?

Rizal : (Berlari menuju rumah Aldi)


Yudha

: Siapa yang meninggal, Zal?

Rizal : sahabat kita. (menundukkan wajah)


Yudha

: Gak mungkin, Zal. Aldi itu orang yang ceria aku fikir dia tak

memiliki penyakit kronis!


Rizal : (mengajak duduk untuk menenangkan pikiran sejenak)
Meli : Yud, kita tak kan tahu kapan ajal menjemput, walaupun sesorang itu tak
memiliki penyakit kronis sekalipun, jika ilahi telah memanggil terjadilah
itu, kita tak bisa berbuat apa-apa, sebab keputusan-Nya adalah mutlak
dan tak akan bisa di ganggu gugat!
Rizal : kamu benar, Mel. Tapi Aldi pernah cerita bahwa dia mengidap penyakit
leukimia akut.
Meli : apa? Leukimia?
Rizal : benar, Mel.
Yudha

: terus, kenapa kamu tak beritahukan kamu tentang hal itu?

Rizal : sorry, kawan.

Yuhda

: sorry apanya? Coba kalau kamu kasih tahu dari dulu, mungkin

kita bisa ngobatin dia sama-sama! (nada emosi)


Rizal : maaf, kawan! Bukannya aku tak mau kasih tahu kalian tentang ini, tapi
Aldi yang melarang aku tuk sebarkan hal ini kepada kalian.
Yudha

: tapi kenapa kau turuti perintah dia. Kan ini demi kebaikan

dia dan kita semua!


Rizal : Yud, aku cuman menjalankan janjiku. (wajah emosi)
Meli : Sudahlah, sob. Jangan terlalu dipermasalahkan. Yang lalu biarkan
berlalu. Masih ada yang harus kita hadapi selanjutnya.
Yudha

: Ya, kau Cuma bisa bilang kaya gitu, Mel. Tapi kau tak tahu rasa

pedih dan rasa sakit ditinggal seorang sahabat sejati.


Meli : Aku tahu, Yud! Tahu! Aku juga pernah ditinggal selamanya dari orang
yang aku sayangi, tapi seseorang meyakinkan aku untuk tetap
bersemangat dan jangan larut dalam sebuah kesediahan. Dia bilang
manusia pergi selamanya bukanlah kemauan dia sendiri, tapi memenuhi
panggilan Ilahi!
Yesi

: siapa yang bilang kaya gitu, Mel?

Meli : dialah Aldi. (dengan senyum tenang)


Yesi

: kau benar?

Meli : ya, aku tak bohong sedikitpun. Jadi pesan Aldi dulu kepadaku
adalah pesan untuk kita semua.
Yudha

: berarti Aldi hidup untuk menghidupkan.

Meli : ya, begitulah, Yud.(senyum semangat)


T

Anda mungkin juga menyukai