Anda di halaman 1dari 2

KEKELUARGAAN DALAM ORAGANISASI

Tak ada persahabatan yang sempurna, yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa
mungkin untuk mempertahankannya sebuah petikan mengenai suatu persahabatan dari novel milik Winna
Efendi mungkin akan tercermin dalam suatu organisasi. Namun organisasi bukanlah tempat dari
sekelompok sahabat melainkan satu TEAM KEKELUARGAAN yang kita miliki bersama. Team menurut
Ketut Sudiana adalah kelompok yang cukp matang dengan derajat antara anggotanya dan ada motivasi
untuk mencapai suatu sasaran bersama. Apalagi jika teamtersebut didukung dengan rasa kekeluargaan
yang sangat kental, maka akan tercipta suatu budaya organisasi klasik. Maksud dari adanya budaya
organisasi klasik adalah rasa kekeluargaan yang muncul akan serta merta memunculkan rasa kebersamaan,
loyalitas dan solidaritas yang secara tidak langsung akan mempererat hubungan kekerabatan dan rasa
memiliki antarindividu dalam suatu organisasi.
Organisasi ibarat rumah kesekian bagi khalayak umum, khususnya bagi mahasiswa. Tanpa
mereka (red:mahasiswa) sadari, organisasi memberikan banyak pengaruh terhadap karakter dan psikologis
diri. Karena pada umumnya organisasi adalah kumpulan dari individu yang bersifat heterogen sehingga
mereka harus belajar beradaptasi selain dengan suasana baru, juga dengan berbagai karakteristik individu
yang memiliki variasi tertentu. Pluralisme inilah yang mendorong tumbuhnya rasa kekeluargaan yang
memang muncul tanpa kita sadari dan menjadi sebuah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga
kekerabatan yang telah terjalin. Sesungguhnya banyak hal positif yang diberikan oleh suatu organisasi
yang intinya adalah suatu pengalaman dan pembelajaran berharga sebagai refleksi untuk pribadi kita.
Memperbanyak teman, belajar berbicara di muka umum, menambah pengalaman (melatih soft
skills diri), ikut-ikutan teman, bahkan mencari pacar pun menjadi motivasi awal seseorang mengarungi
dunia organisasi. Tentunya hal tersebut tidak salah karena dengan motivasi itu mereka terdorong untuk
belajar dalam keanekaragaman individu yang tergabung dalam sebuah team untuk mewujudkan visi, misi,
dan tujuan yang satu. Dalam mewujudkan hal itulah, mereka akan berproses mulai dari saling berinteraksi,
mengenal, dan berkomunikasi sehingga pada output akan tercipta rasa saling memiliki (terasa seperti
sebuah keluarga baru dengan adanya kebersamaan, loyalitas, dan solidaritas di dalamnya). Meskipun badai
perdebatan, pertentangan, bahkan konflik yang sekiranya muncul tidak akan mampu menggoyahkan
organisasi ini karena kekentalan rasa kekeluargaan yang erat, bagaikan pohon besar yang tetap kokoh
berdiri meski diterpa badai. Karena itulah organisasi dan nyawa organisasi itu ditentukan oleh kita sebagai
penghni organisasi tu.
Berbagai kegiatan yang tercetus sebagai suatu program kerja dari organisasi merupakan suatu
pemikiran kreatif dan kritis masyarakat yang bernaung di organisasi tersebut. Cerminan suatu bentuk
kepedulian terhadap sesama ataupun fenomena sosial yang terjadi sekaligus menjadi budaya organisasi
bersangkutan. Untuk mewujudkan berbagai program kerja yang ada tentu memerlukan kerja sama antara
pengurus karena tanpa adanya jalur kordinasi yang baik dan benar serta kerja sama, maka akan sulit
merealisasikan program yang ditargetkan sehingga perlu adanya sifat loyalitas dari setiap anggota. Bukan
hanya sekedar ada dalam organisasi tapi adanya suatu komitmen dan pengorbanan terhadap organisasi
yang diikuti. Dalam kebersamaan tersebut, maka tanpa terasa akan muncul rasa setia kawan antara sesama
anggota yang memperkuat/memperkokoh suatu organisasi.
Salah satu cntoh sederhana adalah menghadiri acara dari salah satu anggota dalam organisasi.
Meski tidak semua anggota turut serta berpatisipasi menghadiri acara tersebut, namun dapat dipetik suatu
makna yaitu rasa memiliki. Mereka yang mengundang organisasi bersangkutan memiliki rasa kekeluargaan
yang erat karena adanya solidaritas anggota dalam organisasi. Wujud dari rasa saling menghargai dan
menghormati sesame anggota. Itulah salah satu budaya yang terbentuk secara alamiah dari intern
organisasi yang secara tidak sadar telah kita pelajari langsung selama berproses di dalamnya. Bukan berarti
hadir dengan kuantitas yang kecil tidak memiliki solidaritas, namun yang hadirlah yang memiliki
kesempatan untuk bersilahturahmi sekaligus sebagai perwakilan dari suatu organisasi.
Dalam sebuah organisasi kuantitas memang penting tapi lebih penting lagi kualitas yang dihasilkan.
Karena belum tentu dengan kuantitas yang besar memiliki kualitas yang besar pula. Sebaliknya
kuntitas yang kecil terkadang mampu menunjukkan kualitas yang sangat baik. Sehingga tidak selalu
kuantitas dan kualitas berbanding searah, utamanya dalam sebuah organisasi. Tapi alangkah baiknya
jika kuantitas dan kualitas dalam organisasi berbanding searah karena hal tersebut akan menjadi
modal dasar organisasi untuk tetap eksis dan memajukan organisasi bersangkutan. Semua itu juga
sangat ditentukan oleh peranan pemimpin dan dukungan dari anggota organisasi dalam organisasi.
Setiap individu di dalamnya memiliki karakteristik tersendiri dalam memimpin dan itu merupakan

suatu seni memimpin yang membedakan antara individu satu dan lainnya. Pada akhirnya setiap
jengkal langkah kita merupakan sebuah kepemimpimpinan dan suatu pembelajaran yang harus kita
cermati bersama, Intinya dengan rasa memiliki secara alamiah akan tercipta rasa kebersamaan,
loyalitas, dan solidaritas serta mau belajar yang akan membenahi sisi negatif yang muncul di tengah
balutan sisi positif alamiah organisasi.

Anda mungkin juga menyukai