Anda di halaman 1dari 10

Qamarun Sidnan Nabi

.







Terjemahan Lirik Lagu
Kamu sangat indah yang belum pernah lihat oleh mata,
Kamu seorang suci yang tidak pernah dilahirkan oleh seorang wanita
Kamu diciptakan terhindar daripada keaiban
Seolah-olah kamu di ciptakan seperti mana yang kamu kehendaki
Qamarun
Bulan.
Bulan.
Kamu umpana bulan wahai penghulu kami
Wahai keindahan
Wahai keindahan
Engkau sangat indah wahai penghulu kami
Qamarun
Bulan.
Bulan.
Kamu umpana bulan wahai penghulu kami
Wahai keindahan
Wahai keindahan
Engkau sangat indah wahai penghulu kami

Dan Tangan penghulu kami seperti bunga yang mekar


Dan keharuman nya kekal apabila di sentuh oleh tangan-tangan
Dan Tangan penghulu kami seperti bunga yang mekar
Dan keharuman nya kekal apabila di sentuh oleh tangan-tangan
Dan pemberian nya meliputi bagi setiap umatnya
Dan pemberian nya meliputi bagi setiap umatnya
Dan pemberian nya meliputi bagi setiap umatnya
Kekasih Allah wahai sebaik-baik manusia
Yahai bulan
Bulan.
Kamu umpana bulan wahai penghulu kami
Wahai keindahan
Wahai keindahan
Engkau sangat indah wahai penghulu kami
Kamu tidak ada bayang- bayang kerana kamu adalah cahaya
Kamu umpama matahari dan bulan
Kamu tidak ada bayang- bayang kerana kamu adalah cahaya
Kamu umpama matahari dan bulan
Tidak akan ada hidayah sekiranya bila baginda tidak ada
Tidak akan ada hidayah sekiranya bila baginda tidak ada
Tidak akan ada hidayah sekiranya bila baginda tidak ada
Dan setiap alam semesta bercahaya dengan sebab baginda
Bulan
Bulan.
Kamu umpana bulan wahai penghulu kami

Wahai keindahan
Wahai keindahan
Engkau sangat indah wahai penghulu kami

.
.


,

,


,
,


Terjemahan Qosidah Qomarun:
Mataku sekalipun tidak pernah melihat seorang yang lebih indah darimu (Yaa Rasulallaah)
Dan sosok tubuh yang lebih baik darimu tidak pernah dilahirkan oleh para wanita,
Engkau (Yaa Rasulallah) dicipta suci terhindar dari aib dan cela,
Seolah olah engkau dicipta sebagaimana cara yang engkau kehendaki
Qomarun
(Engkau bagaikan) bulan, Penghulu kami, Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wassalam,
Bulan
Dan Indahnya penghulu kami Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wassalam, indahnya
engkau
Dan telapak tangan Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wassalam yang terpilih bagaikan
bunga mawar yang berkembang,
Dan keharumannya kekal apabila disentuh oleh tangan tangan,
Dan anugerah anugerahnya rata memayungi semua hamba hamba Allah,
(dialah) Kekasih Allag, wahai sebaik baik ciptaan Allah,
Dan Baginda Shollallahu alaihi wassalam tidak ada bayang bayang, karena Baginda
sendiri itu adalah cahaya,
Matahari dan rembulan mendapat cahaya dari Baginda Shollallahu alaihi wassalam,
Tidak ada-lah hidayah jikalau Baginda tiada,
Dan segala kejadian serta alam semesta bercahaya daripada cahaya Thoha (Sayyidina

Muhammad
Shollallahu alaihi wassalam)

innalillahi wainna ilaihi rajiun 3x



Maas salaamah fii amaanih syaikhona

Allahu robbirham murobbi ruuhinaa yaa robbanaa

Ainul muhibbi biddumuui haazina

Rouan alaftirooqi man qod ahshonaa,, yaa syaikhonaa

Rowwadlonaa bi uswatin mahaasinaa

Syarrofahullah fii jiwaar nabiyyinaa yaa robbanaa

Wanattabiazmak wakunta mutqinaa

Arih wa nauman kal aruusi aaminaa yaa syaikhona

Fafu idzaa lam tardlo min amaalinaa

Dauman duaa an robbanaghfir syaikhona yaa robbanaa
yen sampun dikersaake dening Gusti, kedah kita rillah-lepas, tapi kulo nyuwun ijol Gusti.
kapan -kapan supados wonten gantosipun. amien

1. Sepertiga malam terakhir.

: :

Telah bersabda Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam : Rabb kita turun pada setiap
malam ke langit dunia saat tersisa sepertiga malam yang terakhir. Lalu Ia berfirman : Siapa
saja yang berdoa kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan, siapa saja yang meminta kepada-Ku
niscaya akan Aku berikan. Siapa saja yang meminta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku
ampuni.[1]
2. Saat sujud.
:

Telah bersabda Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam : Aku dilarang untuk membaca AlQuran ketika rukuk atau sujud. Adapun ketika rukuk, agungkanlah Allah oleh kalian di
dalamnya; dan ketika sujud, bersungguh-sungguhlah kalian di dalamnya untuk berdoa karena
(pada waktu itu) layak bagi (doa) kalian untuk dikabulkan.[2]
Allah taala berfirman :

Dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).[3]
:
Dan telah bersabda Nabi shallallaahu alaihi wa sallam : Waktu yang paling dekat antara
seorang hamba dengan Rabbnya adalah saat ia sujud. Oleh karena itu, perbanyaklah doa.[4]
3. Satu saat di hari Jumat.
:

Telah bersabda Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam : Sebaik-baik hari yang terbit
padanya matahari adalah hari Jumat. Pada waktu itulah diciptakan Adam, dimasukkannya ia
ke dalam surga, diterima taubatnya (oleh Allah), diturunkannya ia ke bumi, dan
ditegakkannya hari kiamat.[5]
:

Telah bersabda beliau shallallaahu alaihi wa sallam : Pada hari Jumat terdapat satu saat
yang tidak ada seorang muslim pun yang bertepatan berdiri melakukan shalat dan memohon
kepada Allah kebaikan, kecuali Allah akan memberikannya. Beliau berisyarat dengan
tangannya. Kami (perawi) mengartikan bahwa beliau mengisyaratkan sebentarnya waktu itu.
[6]

Para ulama berbeda pendapat mengenai waktu yang dimaksud oleh beliau ini. Ada yang
mengatakan : Saat terbitnya matahari. Sebagian lain mengatakan : Saat zawal
(tergelincirnya matahari di waktu siang). Sebagian lagi berkata : Saat adzan
(dikumandangkan). Dikatakan : Jika Khathib telah naik mimbar lalu (mulai) berkhutbah.
Dikatakan pula : Jika orang-orang berdiri untuk melaksanakan shalat.
Dan jumhur ulama berpendapat bahwa waktu yang dimaksud adalah setelah Ashar.
Kemudian mereka (jumhur ulama) pun berbeda pendapat dalam perinciannya tepatnya. Ada
yang mengatakan di awal waktu sore, adapula yang mengatakan di akhir waktu sore.
Perkataan terakhir inilah pendapat yang raajih dari sekian pendapat yang ada. Dalil yang
mendasarinya adalah perkataan Nabi shallallaahu alaihi wa sallam :


Hari Jumat itu ada 12 maksudnya adalah 12 jam yang tidaklah seorang seorang muslim
didapati sedang meminta (berdoa) sesuatu kepada Allah taala kecuali Allah azza wa jalla
akan mengabulkannya. Maka, carilah ia di akhir waktu setelah Ashar.[7]
4. Di akhir shalat-shalat yang diwajibkan.
: : .
Dari Abu Umaamah radliyallaahu anhu : Dikatakan : Wahai Rasulullah, kapankah waktu
yang paling baik saat doa dikabulkan ?. Beliau bersabda : Akhir waktu malam dan akhir
shalat-shalat yang diwajibkan.[8]
Catatan : Para ulama berselisih pendapat tentang makna duburush-shalah. Sebagian ulama
mengatakan maknanya adalah seusai shalat setelah salam. Sebagian lain mengatakan
maknanya adalah di akhir shalat sebelum salam.
5. Antara adzan dan iqamat.
: .
Telah bersabda Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam : Tidaklah ditolak doa yang
diucapkan antara adzan dan iqamat.[9]
6. Saat adzan dikumandangkan.
: : ..
Telah bersabda Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam : Ada dua hal yang tidak akan
ditolak atau jarang ditolak : Doa saat adzan.[10]
7. Saat bertemu musuh (di medan perang/jihad fii sabiilillah).
: : .

Telah bersabda Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam : Ada dua hal yang tidak akan
ditolak atau jarang ditolak : ..dan ketika perang saat dua pihak saling menyerang.[11]
8. Lailatul-Qadr.
Malam tersebut merupakan waktu untuk meraih aneka macam kebaikan, dikabulkannya doa,
dilipatgandakannya (pahala) amal, digugurkannya beban (doa) yang berat. Amal yang
dilakukan pada waktu itu lebih baik daripada seribu bulan amal semisal yang dilakukan di
waktu selainnya. Allah taala berfirman :

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.[12]
yaitu : (lebih baik daripada malam) yang tidak ada padanya Lailatul-Qadr. Dikatakan,
Lailatul-Qadr jatuh pada malam ke-27 Ramadlan. Ibnu Abbas, habrul-ummah dan
turjumanul-Quran, memilih pendapat ini. Pendapat ini berdalil karena surat ini terdiri dari 30
kata, dan kata yang ke-27 adalah ayat :

Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Namun yang lebih nampak dan lebih kuat, malam Lailatul-Qadr tidak tertentu waktunya.
Wallaahu alam.
9. Saat safar.
: .
Telah bersabda Nabi shallallaahu alaihi wa sallam : Ada tiga doa yang tidak diragukan lagi
padanya (untuk dikabulkan) : doa seorang musafir, doa orang yang teraniaya/terdhalimi, dan
doa orang tua kepada anaknya.[13]
10. Saat berpuasa.
: : .
Telah bersabda Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam : Ada tiga macam doa yang tidak
akan ditolak : doa orang tua (kepada anaknya), doa orang yang berpuasa, dan doa seorang
musafir.[14]
11. Saat bulan Ramadlan.
: .
Telah bersabda Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam : Sesungguhnya setiap hari Allah
membebaskan (beberapa hamba-Nya yang muslim dari api neraka) dari api neraka. Setiap
muslim yang berdoa (di waktu tersebut) pasti akan dikabulkan.[15]

12. Doa yang dipanjatkan untuk seseorang ketika orang tersebut tidak ada di
hadapannya.
:
: .
Telah bersabda Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam : Doa seorang muslim untuk
saudaranya yang tidak ada di hadapannya adalah mustajab. Di kepalanya terdapat malaikat
yang ditugaskan menjaganya. Setiap kali ia berdoa kebaikan untuk saudaranya, maka
malaikat yang menjaganya tersebut berkata : amiin, dan bagimu hal yang semisal.[16]
13. Saat minum air zamzam.
Air zamzam merupakan air yang sangat diberkahi. Jika ia diminum sambil berdoa, maka
insya Allah akan dikabulkan sesuai dengan keinginannya. Diriwayatkan oleh Jaabir bin
Abdillah radliyallaahu anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam
bersabda :

Air zamzam itu menurut apa yang diinginkan peminumnya.[17]
14. Saat wuquf di Arafah.
:
Telah bersabda Nabi shallallaahu alaihi wa sallam : Sebaik-baik doa adalah doa (yang
dipanjatkan) pada hari Arafah.[18]
15. Saat diguyur hujan
: :
Telah bersabda Nabi shallallaahu alaihi wa sallam : Ada dua hal yang tidak akan ditolak :
doa saat adzan berkumandang dan saat diguyur hujan.[19]
16. Terbangun dari tidur yang sebelumnya dalam keadaan suci (berwudlu).
:

Telah bersabda Nabi shallallaahu alaihi wa sallam : Tidaklah seorang muslim yang tidur
dalam keadaan berdzikir lagi suci, lalu ia terbangun di malam hari dan memohon (berdoa)
kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat, niscaya Allah akan memberikannya.[20]
17. Saat mendengar ayam jantan berkokok
:
.

Telah bersabda Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda : Apabila kalian mendengar
ayam jantan berkokok di waktu malam, maka mintalah anugrah kepada Allah, karena
sesungguhnya ia melihat malaikat. Namun apabila engkau mendengar keledai meringkik di
waktu malam, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari gangguan syaithan, karena
sesungguhnya ia telah melihat syaithan.[21]
18. Saat memejamkan mata orang yang meninggal.
. . : .
. . .
..
Dari Ummu Salamah ia berkata : Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam masuk menemui
Abu Salamah (yang telah meninggal) dimana matanya masih dalam keadaan terbuka. Lalu
beliau memejamkannya, dan bersabda : Sesungguhnya ruh itu jika dicabut akan diikuti oleh
mata. Kemudian sejumlah orang dari anggota keluarganya ribut. Beliau pun lantas
bersabda : Janganlah kalian mendoakan diri kalian kecuali kebaikan. Karena sesungguhnya
malaikat mengamini apa yang kalian ucapkan.[22]
Footnote :
[1] Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy no. 1145 dan Muslim no. 758.
[2] Diriwayatkan oleh Muslim no. 479.
[3] QS. Al-Alaq : 19.
[4] Diriwayatkan oleh Muslim no. 482.
[5] Diriwayatkan oleh Muslim no. 854.
[6] Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy no. 935 dan Muslim no. 852.
[7] Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 1048 dan An-Nasaaiy 3/99-100. Dishahihkan oleh AlAlbaniy, dalam Shahih Sunan Abi Dawud 1/290.
[8] Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 3499 dan dihasankan oleh Al-Albaniy dalam Shahih
Sunan At-Tirmidziy 3/441-442.
[9] Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 521 dan At-Tirmidziy no. 212; dishahihkan oleh AlAlbaniy dalam Shahih Sunan Abi Dawud 1/156.
[10] Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 2540 dan dishahihkan oleh Al-Albaniy dalam Shahih
Sunan Abi Dawud 2/108.
[11] Idem.
[12] QS. Al-Qadr : 3.
[13] Diriwayatkan oleh Ahmad 2/258 & 434, Ath-Thayalisiy no. 2517, Ibnu Abi Syaibah
1/429, Ibnu Majah no. 3862, dan yang lainnya; dihasankan oleh Al-Arnauth dalam Takhrij
Musnad Ahmad 12/479-480.
[14] Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy 3/345, dan dishahihkan oleh Al-Albaniy dalam Silsilah
Ash-Shahiihah 4/406 no. 1797.
[15] Diriwayatkan oleh Ahmad 2/254 dan Abu Nuaim dalam Al-Hilyah 8/257; dishahihkan
oleh Al-Arnauth dalam taliq-nya atas Musnad Ahmad.
Al-Arnauth menukil perkataan Ibnu Hajar dalam Athraaful-Musnad (7/203) bahwasannya
kandungan hadits ini terkait bulan Ramadlan. Diriwayatkan pula oleh Al-Bazzar (962
Kasyful-Astaar) dengan lafadh :

Sesungguhnya setiap hari Allah taala membebaskan (beberapa orang dari api neraka) yaitu
pada bulan Ramadlan, dan sesungguhnya bagi setiap orang muslim apabila memanjatkan doa,
maka pasti dikabulkan.
Namun sanad hadits Al-Bazzar di atas adalah dlaif dengan sebab rawi yang bernama Abaan
bin Abi Ayyaasy - (namun hadits tersebut adalah shahih dengan keseluruhan jalannya
sebagaimana penshahihan Syaikh Ali Al-Halaby dan Syaikh Salim Al-Hilaly dalam kitab
Shifat Shaumin-Nabiy, wallaahu alam).
Makna Utaqaa ( )dalam hadits ini adalah pembebasan dari siksa api neraka dengan
sebab maghfirah Allah (di bulan Ramadlan). [lihat taliq dan takhrij selengkapnya dalam
Musnad Ahmad (12/421 no. 7450) dengan tahqiq, taliq, dan takhrij Syauaib Al-Arnauth
dan Adil Mursyid; dan syarah Ahmad Syakir atas kitab yang sama (7/250-251 no. 7443)].
[16] Diriwayatkan oleh Muslim no. 2733.
[17] Diriwayatkan oleh Ibnu Majah no. 3062 dan Ahmad 3/357. Ad-Dimyaathiy berkata :
Diriwayatkan oleh oleh Ahmad dan Ibnu Majah dengan sanad hasan [Al-Muttajar ArRaabih fii Tsawaabil-Amalish-Shaalih oleh Ad-Dimyaathiy, hal. 318, Baab Tsawaabu Syurbi
Maai Zamzam]. Dishahihkan oleh Al-Albaniy dalam Irwaaul-Ghaliil, 4/320 no. 1123].
[18] Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 3585 dan Ahmad 2/210; dihasankan oleh AlAlbaniy dalam Shahih Sunan At-Tirmidziy 3/471-472.
[19] Diriwayatkan oleh Al-Haakim 2/124, Al-Baihaqiy 3/360, Abu Dawud no. 2540, dan ArRuwiyaaniy no. 1047; dihasankan oleh Al-Albaniy dalam Shahiihul-Jaami no. 3078.
[20] Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 5042, An-Nasaiy dalam Amalul-Yaum wal-Lailah
no. 805-806, Ibnu Majah no. 3881; dishahihkan oleh Al-Albaniy dalam Shahih Abi Dawud
3/239.
[21] Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy dalam Shahih-nya no. 3303 dan Al-Adabul-Mufrad no.
1236 serta Muslim no. 2729.
[22] Diriwayatkan oleh Muslim no. 1920, Ahmad 6/297, dan Al-Baihaqiy 2/334.

Anda mungkin juga menyukai