Anda di halaman 1dari 54

Tidak ada teladan sebaik Rasulullah ShallAllahu alaihi

wassalam . Barangsiapa meneladani Rasulullah Shallallahu


alaihi wassalam , niscaya ia akan menjadi teladan Seribu lima
ratus tahun yang silam, siapa yang tidak mengenal sosok Abu
Bakar, khalifah pertama pengganti Rasulullah sebagai imam
umatnya. Dialah pribadi paling mulia di antara umat
Muhammad. Siapa pula yang tidak mengenal Umar bin
Khaththab, orang terbaik setelah Abu Bakar. Demikian juga
dengan Utsman bin Affan, orang terbaik setelah Umar, serta Ali
bin Abu Thalib, yang merupakan orang terbaik setelah Utsman.
Semuanya merupakan keutamaan Allah Subhanahu wa taala ,
di mana Ia telah memilih mereka menjadi orang-orang terbaik
dari umat Rasulullah ShallAllahu alaihi wassalam . Mereka
menjadi teladan generasi setelah mereka dikarenakan mereka
menjadikan Rasulullah ShallAllahu alaihi wassalam sebagai suri
teladan dalam seluruh aspek kehidupannya. Keberadaan
Rasulullah ShallAllahu alaihi wassalam di tengah-tengah
mereka, telah mewarnai kehidupan mereka yang penuh
kemuliaan, kebaikan, kebahagiaan, ketentraman, ketenangan,
kenyamanan, kejayaan, dan sebagainya. Tidak hanya itu,
mereka bahkan berada di akhir kehidupan dan mengakhiri
perjuangannya dengan keberhasilan yang gemilang, yaitu
membuka pintu segala kenikmatan yang ada di sisi Allah di
dalam surga-Nya.
Rasulullah telah menjadi teladan para shahabatnya, serta
menjadi panutan dalam melangkah dan mengarungi samudera
yang dahsyat dengan gelombangnya. Ini merupakan
sinyalemen keberhasilan mereka dalam menjadikan dan
mempraktikkan bimbingan Allah di dalam Al Quran:



















Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik
bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir
serta banyak berdzikir kepada Allah. (Al-Ahzab: 21)

Imam As Sady mengatakan di dalam tafsirnya hal. 609,


Sungguh telah ada bagi kalian pada diri Rasulullah suri teladan
yang baik yaitu dari sisi di mana beliau menghadiri sendiri
suara hiruk pikuk dan langsung terjun ke medan laga. Beliau
adalah orang yang mulia dan pahlawan yang gagah berani.
Lalu bagaimana kalian menjauhkan diri kalian dari perkara
yang Rasulullah bersungguh-sungguh melaluinya seorang diri?
Maka jadikanlah dia sebagai panutan kalian dalam perkara ini
dan sebagainya.
Kemudian dikatakan oleh Imam As Sady: Suri teladan itu ada
dua macam yaitu yang baik dan yang buruk. Suri teladan yang
baik itu ada pada diri Rasulullah ShallAllahu alaihi wassalam
karena orang yang menjadikannya sebagai suri teladan,
sungguh dia telah menempuh jalan yang akan menyampaikan
kepada kemuliaan yang ada di sisi Allah. Itulah jalan yang lurus.
Adapun menjadikan selain Rasulullah sebagai suri teladan,
apabila orang tersebut menyelisihi beliau, maka itu adalah suri
teladan yang jelek seperti ucapan orang musyrik ketika diseru
untuk menjadikan Rasulullah sebagai suri teladan, mereka
mengatakan: Sesungguhnya kami telah menemukan bapakbapak kami di atas satu ajaran dan kami di atas agama mereka
mengikut. Suri teladan yang baik ini akan ditempuh dan akan
mendapatkan taufiq atasnya, oleh orang-orang yang
mengharapkan perjumpaan dengan Allah dan kebahagiaan di
hari akhir.
Yang mendorongnya untuk menjadikan Rasulullah sebagai suri
teladan yang baik adalah iman, takut kepada Allah, berharap
pahala dari-Nya, dan takut terhadap adzab-Nya.
Al Hafidz Ibnu Katsir, dalam tafsir 3/483, mengatakan: Ayat ini
merupakan landasan pokok menjadikan Rasulullah sebagai suri
teladan dalam ucapan-ucapan beliau, perbuatan-perbuatan,
dan dalam semua keadaan beliau.
Keteladanan Rasulullah

Keteladanan Rasulullah telah dinobatkan sendiri oleh Allah di


dalam Al Quran. Ini menunjukkan kesempurnaan Rasulullah
dari semua sisi kemanusiaan yang tidak dimiliki oleh selainnya,
dahulu maupun sekarang.
Ibnul Qayyim dalam kitab beliau Al Fawaid hal. 172
mengatakan: Tatkala Rasulullah menampakkan sangat
butuhnya beliau kepada Allah (beribadah), yang demikian itu
menjadikan sangat butuhnya manusia kepadanya baik di dunia
dan di akhirat. Kebutuhan mereka (manusia) di dunia (terhadap
Rasulullah) jauh lebih penting dibandingkan dengan kebutuhan
mereka terhadap makanan dan minuman, serta ruh yang
merupakan kehidupan jasad. Adapun kebutuhan manusia
kepada Rasulullah di akhirat yaitu ketika seluruh manusia di
saat itu meminta kepada semua Rasul agar meminta kepada
Allah syafaat yang akan membebaskannya dari kedahsyatan
hidup. Semua nabi di saat itu tidak sanggup untuk melakukan
demikian. Lalu beliau -memberikan syafaat kepada mereka
dan dialah yang meminta agar dibukakan bagi mereka pintu
surga.
Mushthofa Al Adawi dalam kitab beliau Fiqhul Akhlak 1/7
mengatakan: Dan telah terhimpun pada diri Rasulullah sifatsifat yang terpuji seperti malu, dermawan, pemberani,
berwibawa, sambutan yang baik, lemah lembut, memuliakan
anak yatim, baik batinnya, jujur dalam ucapan, menjaga diri
dari perkara yang mendatangkan maksiat, suci, bersih, suci
dirinya dan segala sifat-sifat yang baik.
Aisyah ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, beliau
menjawab: Akhlaknya adalah Al Quran. (HR. Muslim no. 746)
Inilah jawaban dari seorang shahabiyah yang faqih dan
mengetahui secara jelas di hadapan matanya bagaimana
Rasulullah berkata, berbuat, dan bertingkah laku, dikarenakan
beliau adalah isteri Rasulullah. Jawaban yang sangat singkat
dan mencakup segala perkara kebaikan di dalam agama ini.
Penyayang

Di antara bentuk keteladan beliau adalah penyayang. Apakah


anda memiliki sifat kasih sayang kepada sesama? Dan
sudahkah anda berhias dengan sifat ini? Sifat Rasulullah ini
telah diceritakan oleh Allah di dalam Al-Quran. Allah berfirman:
Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari diridiri kalian. Sangat bersedih terhadap apa yang memberatkan
kalian dan bersemangat (untuk memberikan hidayah) kepada
kalian dan lemah lembut dan penyayang terhadap orang-orang
yang beriman. (At-Taubah: 128)
Allah berfirman, yang artinya: Muhammad adalah Rasul Allah
dan orang-orang yang menyertainya sangat keras terhadap
orang kafir dan penyayang antara sesama mereka. (Al-Fath:
29)
Maka dengan rahmat Allahlah kamu menjadi lemah lembut
terhadap mereka dan jika kamu berkeras hati niscaya mereka
akan lari darimu. (Ali-Imran: 159)
Sekali lagi sudahkah anda berhias dengan sifat ini padahal
Rasulullah bersabda: Tiadalah sifat kelemahlembutan itu ada
pada sesuatu melainkan akan menjadikannya indah dan
tidaklah tercabut dari sesuatu melainkan akan menjadikannya
jelek. (HR. Muslim dari shahabat Aisyah)
Dan Rasulullah bersabda: Bukan termasuk dari kami orang
yang tidak menyayangi yang kecil dan menghormati yang
besar. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi dari shahabat Abdullah bin
Amr bin Ash)

SOLAT
Rasulullah s.a.w bersabda : "Solat berjemaah itu lebih afdal
(baik) daripada solat bersendirian dengan 27x darjat"
H.R.Bukhari dan Muslim

Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesiapa yang solat berjemaah


kemudian duduk berzikir hingga terbit matahari kemudian solat
2 rakaat (sunat dhuha maka ia akan mendapat pahala haji dan
umrah yang sempurna" H.R.Tarmizi

Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesiapa yang berjalan untuk solat


fardhu maka pahalanya seperti orang yang mengerjakan haji
dan jika ia berjalan untuk solat sunat maka pahalanya seperti
orang yg mengerjakan umrah sunat" H.R.Attabrani

Rasulullah s.a.w bersabda : "2 rakaat solat sunat fajar itu


pahalanya lebih baik daripada dunia seisinya" H.R. Muslim &
Tarmizi

Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesiapa yang solat sunat sebelum


Asar 4 rakaat maka Allah akan mengharamkan jasadnya dari
api neraka" H.R.Attabrani

Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesungguhnya apabila seseorang


hamba berdiri untuk solat maka diletakkan semua dosadosanya diatas kepala dan kedua bahunya. Setiap kali ia rukuk
atau sujud akan berjatuhlah dosa-dosanya itu" H.R.Attabrani

Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesiapa yang tetap mengerjakan


solat sunat sebelum dan selepas zohor sebanyak 4 rakaat maka
Allah akan mengharamkan dirinya dari api neraka H.R.Abu
Daud & Tarmizi

Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesiapa yang berwuduk dengan


sempurna maka keluarlah dosa dari tubuhnya sehingga dari
bawah kukunya juga" H.R.Muslim

Rasulullah s.a.w bersabda : "Malaikat akan berdoa untuk kamu


selama kamu masih berada didalam masjid dan melakukan
solat dan selama kamu tidakberhadas. Berkata Malaikat "Ya
Allah ampunilah dia dan turunkanlah RahmatMu kepadanya"
H.R.Bukhari

Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesiapa yang solat Isyak


berjemaah maka bagaikan bangun (beribadah) malam dan
(pada esok paginya) ia mengerjakan solat Subuh secara
berjemaah
juga
maka
(pahalanya)
bagaikan
bangun
semalaman (penuh). H.R.Muslim & Ahmad

Rasulullah s.a.w bersabda :


didalam perutmu kemudian
keluar atau belum, maka
sehingga jelas terdengar
H.R.Muslim

"Apabila kamu rasa ada angin


kamu ragu adakah ianya telah
janganlah keluar dari solatmu
bunyi atau tercium baunya"

Rasulullah s.a.w bersabda : "Tidak takutkah orang yang


mengangkat
kepalanya
sebelum
imam
(mengangkat
kepalanya), kelak akan digantikan kepalanya dengan kepala
kaldai" H.R.Sahih Muslim

Rasullulah s.a.w bersabda : "Solat dengan bersiwak (mengosok


gigi) lebih afdal (baik) dari 70xsolat tanpa siwak" H.R.Zanjawaih
& Hakim

Rasullulah s.a.w bersabda : "Solat sunat atau fardhu dengan


memakai serban menyamai 25x solat yang tidak memakai
serban dan solat jumaat dengan memakai serban menyamai
70x Jumaat tanpa memakai serban" H.R.Ibn'Asakir

Rasulullah s.a.w bersabda : "Malaikat senantiasa berdoa untuk


kamu selama ia berada ditempat yang ia sembahyang
padanya, selagi ia tidak berhadas" H.R.Bukhari & Muslim

Rasulullah s.a.w bersabda : "Apabila imam bangun dari rukuk


serta membaca doa, maka hendaklah kamu membaca
"Allahuma Rabbana lakalhamdu" kerana sesiapa yang
berkebetulan bacaannya dengan bacaan Malaikat, nescaya
diampunkan dosanya yang telah lalu" H.R.Bukhari & Muslim

Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesungguhnya Allah memberi


rahmat dan mailakatNya pula mendoakan bagi orang-orang
yang sembahyang pada saf yang pertama" H.R. Ahmad & Abu
Daud

Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesiapa yang berwuduk padahal ia


masih ada wuduk, maka dicatat untuknya sepuluh hasanat"
H.R.Abu Dawud

Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesiapa yang meninggalkan


sembahyang dengan sengaja, maka ia kafir terang-terangan"
H.R.Attabrani
- See more at: http://luvislam92.blogspot.my/2013/02/koleksihadis-nabi-berkisar-tentang.html#sthash.pIpMrcnZ.dpuf

AKHLAK RASULULLAH

Sesiapa yang membaca dan meneliti sejarah kehidupan namanama besar dan para pemimpin yang meraih kemenangan
setelah mengalami kekalahan, kita akan dapati pada diri
mereka semua itu tidak terlepas dari satu sifat yang tidak
dimiliki oleh para Nabi iaitu sifat membalasan dendam.
.
Di permulaan kenabian, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam
telah diusir dari Makkah dan ditahan semua harta benda dan
dianiya oleh penduduk Makkah dengan penganiyaan yang
sangat pedih, akan tetapi setelah Baginda meraih kemenangan,
jiwanya yang agung dan akhlaknya yang mulia tidak
membenarkan para sahabat membalas dendam, bahkan
Baginda memaafkan setiap orang yang telah menzaliminya dan
memaafkan mereka, walaupun Baginda mampu untuk
membalas dendam kepada mereka dengan balasan yang
pedih.
Baginda bersabda kepada mereka: Pergilah kamu! Kerana
kamu tidak .. .
.
Islam telah mendidik Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi
Wasallam dan para pengikutnya dengan akhlak mulia yang
bebas dari segala sifat aniya dan ego. Baginda suka
mempermudah urusan orang lain dan tidak menyukai sikap
keras terhadap orang lain dan menyukarkan urusan mereka.
.
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda kepada para
pengikutnya: Gembirakanlah mereka dan jangan bersikap
kasar
terhadap
mereka,
mudahkanlah
dan
jangan
menyusahkan mereka.
Baginda juga bersabda: Sesungguhnya kamu di utus untuk
mempermudah mereka, dan kamu tidak di utus untuk
menyukarkan mereka.

.
Firman Allah SWT:

Terimalah apa yang mudah Engkau lakukan, dan suruhlah


orang mengerjakan yang maruf (baik) serta berpalinglah
(jangan dihiraukan) orang-orang yang jahil (yang degil dengan
kejahilannya). (Surah Al-Araaf: Ayat 199)
.
Adalah Rasulullah SAW merupakan seorang yang banyak
merendahkan diri dan berdoa ke hadhrat Allah SWT agar
menganugerahkan baginda dengan kebaikan adab dan
kemuliaan akhlak dan budi pekerti.
.

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu contoh ikutan


yang baik bagi kamu iaitu bagi orang yang sentiasa
mengharapkan (keredaan) Allah dan (balasan baik) hari
Akhirat, serta ia juga banyak menyebut dan memperingati
Allah (dalam masa susah dan senang). (Surah al-Ahzab: Ayat
21)
.
Maka Allah SWT menganugerahkan Baginda AlQuranul Karim
yang
mengandungi
pengajaran
mengenai
adab
dan
kesopanan. Aisyah r.a. pernah menyamakan akhlak Rasulullah
SAW dengan Al-Quran. (Riwayat Muslim Saad Hisham)
.
Firman Allah SWT:-

Dan sesungguhnya Engkau (Wahai Muhammad) mempunyai


akhlak yang tinggi (mulia). (Surah Al-Qalam : 4)
.
.
Di antara sikap dan sifat Rasulullah SAW adalah: Paling penyabar
Tidak sombong
Tawaduk dan Tenang
Tidak terganggu dengan urusan dunia
Paling berani, paling adil dan paling menjaga diri.
Sangat pemalu tidak tetap pandangannya pada muka
seseorang
Mengasihi umat dan menyayangi ahli bait (keluarga) dan
sahabatnya.
Suka menunaikan pelawaan/undangan hamba sahaya dan
orang merdeka
Tangan Baginda tidak pernah menyetuh wanita yang
bukan hambanya atau muhrimnya.
Baginda adalah manusia yang pemurah, suka bersedekah
apa yang ada pada dirinya.
Makanannya hanyalah tamar dan syair, selebihnya adalah
untuk jalan fiisabilillah
Menampal sandalnya, kainnya dan mengurus kepentingan
keluarganya.

Lebih mengutamakan orang lain daripada diri baginda


sendiri.
Tidak pernah meminta pertolongan orang-orang musrik
Menerima hadiah walaupun seteguk air/sepaha arnab
Baginda akan membalas hadiah yang diterima.
Baginda tidak memakan harta sedekah.
Makan tanpa bersandar dan tanpa meja
Baginda akan berhenti makan sebelum kenyang
Paling beradab ketika makan dan menghadap hidangan
Suka berpuasa, mengikat batu pada perutnya apabila
lapar
Saputangannya adalah kedua telapak kakinya.
Bercincin perak di jari manis kanan dan kiri
Menyukai kebersihan dan bau-bauan
Menyukai jubah bulu/syamlah
Berkenderaan kaldai dan unta
Mengunjungi orang susah dan sakit
Memuliakan orang-orang berakhlak
Pembela golongan lemah dan wanita
Memuliakan tetamu dan jiran tetangga
Suka menasihati dan member tunjuk ajar
Berbuat baik dengan golongan bangsawan
Tidak takut kepada raja kerana kerajaannya

Duduk dan makan bersama orang-orang miskin


Tidak berdendam, Tidak memutuskan silaturrahim
Tidak memukul kecuali bertujuan di atas jalan Allah SWT
Bergurau/tersenyum dan tidak mengatakan kecuali yang
benar.
Memarahi dan melaksanakan kewajipannya atas dasar
kebenaran
Tidak pernah mencaci, memaki hamun, mengutuk dan
menganiaya
Menghindari memfitnah, mengumpat, hasad dengki dan
tamak haloba.
Baginda ummi dan hafiz/paling fasih/merdu bacaan AlQuran/Lughah Arab
Paling kuat ibadatnya, paling berilmu/arif, paling banyak
taubat dan syukurnya dll.
Berkinayah/berdiam diri dengan nampak tanda tidak
menggemari perkara yang tidak disukainya (makruh
contohnya)
Dan banyak lagi.
.
.
Akhlak Terpuji Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam
.
Di antara keistimewaan yang di miliki Rasulullah Sallallahu
Alaihi Wasallam adalah konsisten akhlaknya yang terpuji
kepada keluarga yang dekat dan jauh, kepada teman dan
musuh serta keadilan yang diberikan.

.
Firman Allah SWT :

Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, dan berbuat


kebaikan, serta memberi bantuan kepada kaum kerabat; dan
melarang daripada melakukan perbuatan-perbuatan yang keji
dan mungkar serta permusuhan (kezaliman). Dia memberi
pengajaran kepadamu supaya kamu mengambil peringatan
mematuhiNya. (Surah An-Nahl :90)
.
Rasulullah
Sallallahu
Alaihi
Wasallam
bersabda:- Aku
mewasiatkan engkau supaya bertaqwa kepada Allah, bercakap
benar, menepati janji, menunaikan amanah, meninggalkan
perbuatan khianat, menjaga jiran tetangga, mengasihani anak
yatim, lemah lembut perkataan, memberi salam, bagu amal
perbuatan, pendek angan-angan, harus kuat keimanan,
memahami Al-Quran, mencintai akhirat, merasa gusar
mengenai hisab amalan dan merendahkan diri. Dan aku
melarang engkau, memaki hakim atau mendustakan orang
yang benar atau mentaati orang yang berdosa atau
mendurhakai imam yang adil atau merosakkan muka bumi.
Dan aku mewasiatkan engkau agar bertaqwa kepada Allah
pada setiap batu, kayu dan tanah. Dan engkau datangkan
taubat bagi setiap dosa. Taubat rahsia dengan rahsia dan yang
terang dengan terang.
.
Baginda menyambut seseorang dengan sambutan yang baik
yang tidak lepas dari senyuman di wajahnya, berkata dengan

baik, membalas kejahatan dengan kebaikan, mengelakkan


perkara-perkara yang tidak perlu.
Baginda mengajar umatnya bahawa sebaik-baik orang adalah
mereka
yang
paling
bagus
akhlaknya,
Baginda
bersabda: Sesungguhnya orang yang paling baik di antara
kamu adalah yang paling baik akhlaknya.
.
Bahkan Baginda mengajarkan pengikutnya bahawa yang paling
dekat tempatnya dengan Baginda nanti pada hari kiamat
adalah
yang
paling
baik
akhlaknya.
Baginda
bersabda: Sesungguhnya orang yang paling daku sukai di
antara kamu dan yang paling dekat tempatnya dengan daku
nanti di hari kiamat adalah yang paling bagus akhlaknya.
.
Akhlak Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam yang terpuji tidak
hanya untuk para pengikutnya saja, bahkan Baginda juga
melakukan hal yang sama terhadap musuh-musuhnya, ketika
Baginda di minta untuk mendoakan orang-orang musyrik,
Baginda bersabda: Sesungguhnya daku tidak di utuskan
sebagai pelaknat, tapi daku di utus sebagai pembawa rahmat
(kasih sayang).

Aisyah radhiallahu 'anha pernah ditanya tentang akhlak


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau pun
menjawab, Akhlak beliau adalah (melaksanakan seluruh yang
ada dalam) Al-Qur`an
By Sa'id Abu Ukkasyah 6 March 2015
3 2058 1

Bismillah walhamdulillah wash shalatu was salamu ala


Rasulillah, amma badu, pada bagian yang pertama sudah
disebutkan tiga keutamaan Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallamdalam Al-Qur`an Al-Karim, adapun selanjutnya, berikut
ini disebutkan lima keutamaan beliaushallallahu alaihi wa
sallam yang semoga bisa semakin menguatkan kecintaan kita
terhadap beliau, lebih-lebih lagi kecintaan kita kepada Sang
Pengutusnya, Allah Taala.
Allah meninggikan penyebutan nama Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam dan tidak satupun makhluk yang bisa
menyamainya
Allah Taala berfirman,




(1)Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,


(2) dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu,




(3) yang memberatkan punggungmu?

(4) Dan Kami


Insyiraah: 1-4).

tinggikan

bagimu

sebutan

(nama)mu (Al-

Syaikh Abdur Rahman As-Sadi rahimahullah mengatakan,


Firman Allah Taala -dalam rangka mengingatkan nikmat-Nya




yang dianugerahkan kepada Rasul-Nya {

}

maksudnya, Kami lapangkan dadanya untuk menerima syariat
Islam dan untuk berdakwah (mengajak manusia) kepada Allah,
untuk bersifat dengan akhlak yang baik, semangat menyambut
akhirat, dan memudahkan kebaikan-kebaikan hingga tidak
sempit dadanya. Setiap kali Nabi shallallahu alaihi wa
sallam melakukan kebaikan.
Tentang Ayat yang selanjutnya beliau menafsirkan,



{
} , maksudnya dan Kami telah menghilangkan
darimu dosamu.
} maksudnya yang memberatkan
{

} punggungmu, sebagaimana Allah Taala berfirman:
{










Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu
yang telah lalu dan yang akan datang.

} maksudnya Kami tinggikan derajatmu dan
{
Kami jadikan pujian untukmu pujian yang indah lagi tinggi yang
tidak pernah satupun dari makhluk yang bisa mencapainya,
maka tidaklah disebutkan (nama) Allah kecuali disebutkan
nama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersama namaNya. Sebagaimana saat (seseorang) masuk Islam, adzan,
iqamah, khutbah, dan selainnya dari perkara-perkara yang
Allah tinggikan dengannya penyebutan nama Rasulullah
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Beliau di hati
umatnya, sangat dicintai, dimuliakan, dan diagungkan, dengan
bentuk (kecintaan, pemuliaan, dan pengagungan) yang tidak
ada tandingannya sesudah Allah Taala.

Tidaklah Allah bersumpah dengan kehidupan seorangpun


kecuali dengan kehidupan Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam
Allah Taala berfirman,








Demi kehidupanmu (Muhammad), sesungguhnya mereka
terombang-ambing di dalam kesesatan (Al-Hijr: 72).
Al-Baghawi rahimahullah mengatakan,
}{ } { :
} {

Allah Taala berfirman : {
} wahai Muhammad, (maksud
sumpah disini) yaitu Demi kehidupanmu, {

( } sesungguhnya mereka benar-benar berada di



dalam)kebingungan dan kesesatan mereka, {

} mereka
terombang-ambing.
Beliau juga berkata,
:

.
Diriwayatkan dari Abul Jauza` dari Ibnu Abbas radhiallahu
anhuma, Allah tidaklah menciptakan jiwa yang lebih mulia
dari jiwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, dan
tidaklah Allah Taala bersumpah dengan kehidupan seorang
pun kecuali dengan kehidupan beliau .
Allah menjaga beliau shallallahu alaihi wa sallam dari segala
keburukan
Allah Taala berfirman,







Allah memelihara
Maaidah: 67).

kamu

dari

(gangguan)

manusia (Al-

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,


: } { :

.

Firman Allah {



} maksudnya sampaikanlah


syariat-Ku, niscaya Aku akan
menjaga, menolong dan menguatkanmu menghadapi musuhmusuhmu, serta memenangkanmu mengalahkan mereka, maka
janganlah engkau takut dan janganlah bersedih, tidak akan ada
satupun dari mereka yang mampu menyakitimu dengan
keburukan apapun yang ditujukan kepadamu.
Ajaran yang beliau shallallahu alaihi wa sallam bawa, berasal
dari Allah Taala, bukanlah hasil karangan beliau
Allah Taala berfirman,



(3) dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut
kemauan hawa nafsunya.






(4) Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya) (An-Najm: 3-4).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah,
{ } } :
: {

{ } maksudnya beliau tidaklah mengucapkan
ucapan (dalam urusan agama) yang bersumber dari hawa
nafsu dan interes pribadi, {} maksudnya
semata-mata
beliau
hanya
mengatakan
apa
yang
diperintahkan kepada beliau, beliau pun menyampaikannya
kepada
manusia
dengan
sempurna,
lengkap,
tanpa
penambahan dan pengurangan (sedikitpun).

Al-Baghawi rahimahullah mengatakan,


{ } : } { :
.
{} , tidaklah beliau mengucapkan ucapan (tentang
agama) ada pula yang berpendapat tentang Al-Qur`an {
} maksudnya (ucapannya itu tiada lain hanyalah) wahyu
dari Allah yang diwahyukan kepadanya.
Seluruh akhlak yang ada dalam Al-Qur`an beliau shallallahu
alaihi wa sallam amalkan semuanya
Allah Taala berfirman,




Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang


agung (Al-Qolam: 4).
Al-Baghawi rahimahullah berkata,
{ } :
. :
:
:
.
{ } Ibnu
Abbas
dan
Mujahid
mengatakan, (Beliau beragama) dengan agama yang agung,
(yang) di sisi-Ku, tidak ada agama yang lebih Aku cintai dan
ridhai daripadanya, dan agama tersebut adalah agama Islam.
Al-Hasan Al-Bashri berkata, Ia ( khuluq dalam Ayat ini)
adalah adab-adab Al-Qur`an.
Aisyah radhiallahu anha pernah ditanya tentang akhlak
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka beliau pun
menjawab, Akhlak beliau adalah (melaksanakan seluruh yang
ada dalam) Al-Qur`an. Qatadah mengatakan, Ia (Khuluq
dalam Ayat ini) adalah sesuatu yang beliau laksanakan dari
perintah Allah dan sesuatu yang beliau jauhi dari larangan

Allah, dan makna Ayat di atas: Sesungguhnya engkau benarbenar berakhlak dengan akhlak yang diperintahkan Allah
dalam Al-Qur`an. Wallahu alam.
KISAH NABI DAN ORANG KAFIR

Di sudut pasar Madinah Al Munawarah, ada seorang Yahudi


yang buta. Hari demi hari apabila ada orang yang
mendekatinya
ia
selalu
berkata:
Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang
gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir. Apabila kalian
mendekatinya,
maka
kalian
akan
di
pengaruhinya.
Hampir setiap pagi, Rasulullah SAW mendatanginya dengan
membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah katapun Rasul
menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu
walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati
orang
yang
bernama
Muhammad.
Rasulullah SAW melakukan hal itu hingga beliau menjelang
wafat. Setelah Rasulullah wafat, tak ada lagi orang yang
membawakan makanan setiap pagi dan yang menyuapi orang
Yahudi
yang
buta
itu.
Suatu hari Abu Bakar ra berkunjung ke rumah anaknya
(Aisyah). Beliau bertanya kepada Aisyah: Anakku, adakah
sunnah Rasul yang belum aku kerjakan? . Aisyah menjawab
pertanyaan ayahnya: Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli
sunnah saja. Hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum
ayah lakukan kecuali satu sunnah saja, ucap Aisyah.
Apakah itu? Tanya Abu Bakar. Setiap pagi, Rasulullah SAW
selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan
untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana, jawab
Aisyah.
Keesokan harinya, Abu Bakar pergi ke pasar dengan membawa

makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abu Bakar


mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu
kepadanya.
Ketika Abu Bakar mulai menyuapinya, tiba-tiba pengemis itu
marah sambil berteriak: Siapa kamu!!! Abu Bakar
menjawab: Aku orang yang biasa. Bukan!!! Engkau bukan
orang yang biasa mendatangiku. sahut pengemis buta itu.
Lalu pengemis itu melanjutkan bicaranya: Apabila ia datang
kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah
mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu
selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya
makanan itu, baru setelah itu ia berikan makanan itu
kepadaku.
bldirgantara.blogspot.com
Abu Bakar yang mendengar jawaban orang buta itu kemudian
menangis sambil berkata: Aku memang bukan yang biasa
datang kepadamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya.
Orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad,
Rasulullah
SAW.
Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar, pengemis
itu pun menangis dan kemudian berkata Benarkah
demikian?,tanya pengemis, kepalanya tertunduk dan air
matanya
mulai
menetes.
Selama
ini
aku
selalu
menghinanya
dan
memfitnahnya,lanjutnya. Tetapi ia tidak pernah marah
kepadaku, sedikitpun!,ucap sang pengemis Yahudi sambil
menangis
terisak.
Ia selalu mendatangiku, sambil menyuapiku dengan cara yang
sangat lemah lembut sambil menahan kesedihan namun
akhirnya dia pun menangis. Lalu ditengah tangisannya, sang
pengemis Yahudi itupun berteriak, Ia begitu mulia Ia begitu
mulia!!! sambil mendongakkan kepalanya kearah langit biru.
Kedua tangannya dibuka lebar seperti berdoa, dan kemudian

kembali

duduk

simpuh.

Spontan, mereka berpelukan. Mereka berdua larut dalam


tangisan. Tangisan kehilangan seseorang yang paling mulia
sepanjang masa. Lalu sesaat mereka terdiam, kemudian
pengemis Yahudi buta itu meminta kepada Abu Bakar untuk
menuntunnya
bersyahadat.
Pengemis itupun bersyahadat bersyahadat dihadapan Abu
Bakar. Jadilah pengemis itu seorang muslim yang berserah diri
kepada
Allah
SWT.
Subhanallah

Pada suatu hari di masjid, Rasul kedatangan serombongan kafir


yang meminta untuk bertamu. Mereka berkata, Kami ini
datang dari jarak yang jauh, kami ingin bertamu kepada
Engkau, Ya Rasulullah. Lalu Rasul membawa para tetamu
tersebut kepada para sahabatnya. Salah seorang kafir yang
bertubuh besar seperti raksasa tertinggal di masjid, kerana

tidak ada seorang sahabat pun yang mahu menerimanya.


Dalam syair itu disebutkan, ia tertinggal di masjid seperti
tertinggalnya ampas di dalam gelas. Mungkin para sahabat
takut menjamu dia, kerana membayangkan harus menyediakan
bekas
yang
sangat
besar.
Lalu Rasul membawa dan menempatkannya di sebuah rumah.
Dia diberi jamuan susu dengan mendatangkan tiga ekor
kambing dan seluruh susu itu habis diminumnya. Dia juga
menghabiskan makanan untuk lapan belas orang, sampai
orang yang ditugaskan melayani dia jengkel. Akhirnya pegawai
itu menguncinya di dalam. Tengah malam, orang kafir itu
menderita sakit perut. Dia hendak membuka pintu tapi pintu itu
terkunci. Ketika rasa sakit tidak tertahankan lagi, akhirnya
orang
itu
mengeluarkan
kotoran
di
rumah
itu.
Setelah itu, ia merasa malu dan terhina. Seluruh perasaan
bergolak dalam fikirannya.Dia menunggu sampai menjelang
subuh dan berharap ada orang yang akan membuka pintu.
Pada saat subuh dia mendengar pintu itu terbuka, segera saja
dia lari keluar. Yang membuka pintu itu adalah Rasulullah saw.
bldirgantara.blogspot.com
Rasul tahu apa yang terjadi kepada orang kafir itu. Ketika Rasul
membuka pintu itu, Rasul sengaja bersembunyi agar orang
kafir itu tidak merasa malu untuk meninggalkan tempat
tersebut.
Ketika orang kafir itu sudah pergi jauh, dia teringat bahawa
azimatnya tertinggal di rumah itu. Jalaluddin Rumi berkata,
Kerasukan mengalahkan rasa malunya.Keinginan untuk
mendapatkan barang yang berharga menghilangkan rasa
malunya.
Akhirnya
dia
kembali
ke
rumah
itu.
Sementara itu, seorang sahabat membawa tikar yang dikotori
oleh orang kafir itu kepada Rasul, Ya Rasulullah, lihat apa yang
dilakukan oleh orang kafir itu! Kemudian Rasul berkata,

Ambilkan wadah, biar aku bersihkan. Para sahabat meloncat


dan berkata, ya Rasulullah, engkau adalah Sayyidul Anam.
Tanpa engkau tidak akan diciptakan seluruh alam semesta ini.
Biarlah kami yang membersihkan kotoran ini. Tidak layak
tangan yang mulia seperti tangan membersihkan kotoran ini.
Tidak, kata Rasul, ini adalah kehormatan bagiku. Para
sahabat berkata, Wahai Nabi yang namanya dijadikan sumpah
kehormatan oleh Allah, kami ini diciptakan untuk berkhidmat
kepadamu. Kalau engkau melakukan ini, maka apalah ertinya
kami
ini.

bldirgantara.blogspot.com
Begitu orang kafir itu datang ke tempat itu, dia melihat tangan
Rasulullah saw yang mulia sedang membersihkan kotoran yang
ditinggalkannya. Orang kafir tidak sanggup menahan emosinya.
Ia memukul-mukul kepalanya sambil berkata, Hai kepala yang
tidak mempunyai pengetahuan. Dia memukul-mukul dadanya
sambil berkata, Wahai hati yang tidak pernah memperoleh fail
cahaya. Dia bergetar ketakutan menahan rasa malu yang luar
biasa. Kemudi-an Rasul menepuk bahunya menenangkan dia.
Singkat
cerita,
orang
kafir
itu
masuk
Islam.

Setiap kali Rasulullah SAW hendak pergi ke mesjid untuk

melaksanakan Shalat subuh. Tetangganya selalu membuang


kotoran di depan pintu rumah beliau. Namun Rasulullah tidak
marah dengan perbuatan nista tersebut. Bahkan beliau
bersabar untuk membersihkan kotoran tersebut yang kian hari
semakin menumpuk saja. Suatu hari, Rasulullah pun melihat
tidak ada satupun kotoran di depan pintu rumahnya. Hingga ia
pun bertanya tentang hal yang tidak biasanya. Sampai suatu
ketika ditemukannya bahwa tetangga tersebut sedang jatuh
sakit, dan beliaupun menjenguknya serta memberikan
makanan untuk tetangganya itu tanpa sedikitpun rasa dendam.
suatu kisah yang sangat inspiratif dalam menyoal kehidupan
bertetangga. Mungkin sebagai manusia biasa tak jarang kita
kesal dengan perlakuan seenaknya tetangga kita. Seringkali
membuat kehidupan tak akur dengan tetangga. Namun disini
Rasulullah mengajarkan betapa kita harus menghormati
tetangga sebegitu tidak hormatnya tetangga kepada kita.

Pada suatu ketika, Nabi Muhammad sedang bersama para


sahabat di suatu masjid. Tiba-tiba, datang seorang A'rabi (Arab
gunung) dan langsung begitu saja kencing di masjid. Melihat
hal itu, para sahabat naik pitam dan menghardiknya,
"Mah...mah...." (Pergi...pergi...). Rasulullah dengan tenang
melarang para sahabat untuk menghardiknya, dan berkata,
"Jangan kalian hardik dia, biarkan saja dia (jangan putus
kencingnya)..."

Para
sahabat
kemudian
membiarkan
orang
tersebut
menunaikan kencingnya sampai selesai. Setelah selesai, A'rabi
tersebut dipanggil oleh Rasulullah. Dengan penuh kelembutan
dan tanpa menghakimi Beliau mengatakan, "Sesungguhnya
masjid-masjid itu tidak boleh untuk kencing atau membuang
kotoran, tetapi digunakan untuk berdzikir kepada Allah, shalat,
dan
membaca
Al-Qur'an
."

Kemudian
Rasulullah
berkata
kepada
para
sahabat,
"Sesungguhnya kalian diutus untuk memudahkan, dan bukan
untuk menyulitkan. Guyurlah air kencing tadi dengan satu
ember
air."
Mendengar dan melihat kelembutan serta kesopanan
Rasulullah, A'rabi tadi lantas berdo'a, "Ya Allah, rahmatilah aku
dan Muhammad, dan jangan Engkau rahmati selain kami
seorang pun." Rasulullah dengan agak tersenyum hanya
menimpali, "Sungguh engkau telah mempersempit perkara
yang luas (maksudnya Rahmat Allah)." (Berdasar Hadist
Riwayat Bukhari-Muslim)

Utbah bin Abi Mu`id (kafir Quraisy ) membawa sekantung


kotoran unta yang telah tersimpan selama tiga hari tiga malam
lalu mengangkatnya tepat di atas kepala Nabi SAW dan
merobeknya sehingga mengotori kepala dan wajah Nabi SAW.

Suatu ketika orang-orang kafir Quraisy menyewa seorang


Yahudi untuk menyakiti Nabi. Di lorong yang biasa di lewati
Nabi SAW untuk menuju Ka`bah, orang Yahudi itu berdiri untuk
menunggu Nabi SAW. Di saat Nabi lewat, dia memanggil Nabi.
Beliau
pun
menengok,
karena
beliau
tidak
pernah
mengecewakan siapa pun yang memanggilnya. Di saat itulah
Yahudi tadi meludahi wajah Rasulullah SAW.
Nabi tidak sedikit pun marah atau menghardik Yahudi itu.
Keesokan harinya, Nabi kembali berjalan di tempat yang sama.
Tidak sedikit pun beliau merasa dendam atau berusaha untuk
menjauhi jalan tersebut. Sesampainya di tempat yang sama,
Nabi pun kembali dipanggil dan diludahi seperti sebelumnya.
Demikianlah kejadian itu terus berulang selama beberapa hari
hingga pada suatu hari Nabi tidak mendapati lagi orang yang
meludahinya selama itu. Nabi pun bertanya dalam hatinya, Ke
mana gerangan orang yang selalu meludahiku?
Setelah menanyakannya, tahulah Nabi bahwa orang tersebut
jatuh sakit.
Nabi pun pulang ke rumah untuk mengambil makanan yang
ada dan tak lupa pula mampir ke pasar, membeli buah-buahan,
untuk menjenguk Yahudi yang tengah sakit itu.
Sesampainya di rumah si Yahudi, Nabi mengetuk pintu.
Dari dalam rumah, terdengar suara lirih Yahudi yang tengah
sakit mendekati pintu sembari bertanya, Siapa yang datang?
Saya, Muhammad, jawab Nabi SAW.
Muhammad siapa? terdengar suara Yahudi itu kembali
bertanya.
Muhammad Rasulullah, jawab Nabi lagi.
Setelah pintu dibuka, alangkah terkejutnya si Yahudi,
menyaksikan sosok yang datang adalah orang yang selama itu
disakitinya dan diludahi wajahnya.

Untuk apa engkau datang kemari? tanya Yahudi itu lagi.


Aku datang untuk menjengukmu, wahai saudaraku, karena aku
mendengar engkau jatuh sakit, jawab Nabi SAW dengan suara
yang lembut.
Wahai Muhammad, ketahuilah bahwa sejak aku jatuh sakit,
belum ada seorang pun datang menjengukku, bahkan Abu Jahal
sekalipun, yang telah menyewaku untuk menyakitimu, padahal
aku telah beberapa kali mengutus orang kepadanya agar ia
segera datang memberikan sesuatu kepadaku. Namun engkau,
yang telah aku sakiti selama ini dan aku ludahi berkali-kali,
justru engkau yang pertama kali datang menjengukku, kata
Yahudi itu dengan nada terharu.
Keagungan akhlaq Nabi SAW telah meluluhkan hatinya. Ia pun
memeluk Nabi dan menyatakan dirinya masuk Islam.

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik (QS An-Nahl: 125).
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu [Ali Imran 159]
Inilah sikap Nabi terhadap orang-orang munafiq, Khawarij, dan
orang2 Kafir:
Terhadap Abdullah bin Ubay bin Salul, Nabi tidak
memeranginya. Tidak juga membunuhnya. Bahkan Nabi
mensholati jenazahnya meski dihalang-halangi oleh Umar bin
Khoththob ra. Meski kemudian Allah menegur Nabi untuk tidak
mensholati jenazah orang2 yang munafik:
Umar ibnul Khaththab r.a. berkata, Ketika Abdullah bin Ubay
bin Salul meninggal, Rasulullah diminta datang untuk
menshalati jenazahnya. Ketika Rasulullah berdiri untuk shalat,
aku melompat kepada beliau dan berkata, Wahai Rasulullah,
mengapa engkau shalat untuk anak si Ubay itu, padahal pada
hari ini dan hari ini dia mengatakan begini dan begitu? Lalu
aku sebutkan kepada beliau semua perkara nya itu. Rasulullah

tersenyum dan bersabda, Hai Umar, biarkanlah aku. Setelah


berulang-ulang aku mengatakan, maka beliau bersabda,
Sesungguhnya aku boleh memilih, maka aku telah memilih.
Sekiranya aku tahu, kalau aku mohonkan ampunan baginya
lebih dari tujuh kali, niscaya dia akan diampuni, tentu aku akan
menambahnya.'
Umar
berkata,
Kemudian
Rasulullah
menshalati jenazah Abdullah bin Ubay, lalu salam. Tetapi, tidak
beberapa lama sesudah itu, turunlah ayat 84 surah at-Taubah
(Baraah), walaa tushalli alaa ahadin minhum maata abadan
walaa taqum alaa qabrihi innahum kafaruu billaahi warasuulihi
wamaatuu wahum faasiquun janganlah kamu sekali-kali
menshalati (jenazah) orang yang mati di antara mereka, dan
janganlah
kamu
berdiri
(mendoakan)
di
kuburnya.
Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya
dan mereka mati dalam keadaan fasik. Umar berkata, Maka,
aku merasa heran sesudah turunnya ayat itu, mengapa aku
begitu berani kepada Rasulullah pada hari itu. Allah lebih
mengetahui. [HR Bukhari]
Terhadap tokoh Munafiq terbesar yang sebetulnya tidak
beriman kepada Allah, Al Quran, dan Nabi saja, Nabi tidak mau
membunuhnya atau mengusirnya. Begitulah sikap Nabi. Begitu
pula terhadap orang-orang Khawarij yang memfitnah Nabi
sebagai tidak adil. Nabi tak mau membunuhnya. Nabi tidak
mau kalau nanti orang2 kafir berkata bahwa Nabi membunuh
sesama Muslim:
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata: Seseorang
datang kepada Rasulullah saw. di Ji`ranah sepulang dari perang
Hunain. Pada pakaian Bilal terdapat perak. Dan Rasulullah saw.
mengambilnya untuk diberikan kepada manusia. Orang yang
datang itu berkata: Hai Muhammad, berlaku adillah! Beliau
bersabda: Celaka engkau! Siapa lagi yang bertindak adil, bila
aku tidak adil? Engkau pasti akan rugi, jika aku tidak adil. Umar
bin Khathab ra. berkata: Biarkan aku membunuh orang munafik
ini, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Aku berlindung kepada
Allah dari pembicaraan orang bahwa aku membunuh sahabatku
sendiri. Sesungguhnya orang ini dan teman-temannya memang

membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan


mereka. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat
dari busurnya. (Shahih Muslim No.1761)
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/cirikhawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/
Terhadap orang2 kafir seperti Yahudi:
Anas r.a. berkata, Ada seorang Yahudi melayani Nabi,
kemudian ia jatuh sakit. Maka, Nabi datang menjenguknya,
duduk di dekat kepalanya seraya bersabda kepadanya, Masuk
Islamlah. Lalu, ia melihat ayahnya yang ada di sisinya.
Ayahnya berkata kepadanya, Taatilah Abul Qasim saw. Lalu ia
masuk Islam, kemudian Nabi keluar seraya mengucapkan,
Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan ia dari
neraka.' [HR Bukhari]
Terhadap paman beliau Abu Thalib:
Said bin Musayyib dari ayah berkata, Ketika Abu Thalib
hampir meninggal dunia, Rasulullah berkunjung kepadanya.
Disitu beliau berjumpa dengan Abu Jahal bin Hisyam dan
Abdullah bin Abi Umayyah bin Mughirah. Rasulullah bersabda
kepada Abu Thalib, Wahai pamanku, ucapkanlah, Laa ilaaha
illallaah. Suatu kalimat yang dengannya aku bersaksi (dalam
satu riwayat: berargumentasi 5/208) untukmu di sisi Allah. Abu
Jahal dan Abdullah bin Umayyah berkata, Wahai Abu Thalib,
apakah kamu benci terhadap agama Abdul Muthalib?
Rasulullah senantiasa menawarkan kalimat itu kepada Abu
Thalib, namun kedua orang itu mengulangi kata-katanya itu.
Sehingga, Abu Thalib mengucapkan kalimat yang terakhir
bahwa ia tetap mengikuti agama Abdul Muthalib dan enggan
untuk mengucapkan laa ilaaha illallaah. Lalu Rasulullah
bersabda, Demi Allah, aku akan memohonkan ampunan
untukmu, selama aku tidak dilarang. Maka, Allah Taala
menurunkan ayat 112 surah at-Taubah, maa kaana linnabiyyi
wal-ladziina aamanuu an yastaghfiruu lil-musyrikiina walau
kaanuu ulii qurbaa min badi maa tabayyana lahum annamun

ashhaabul jahiim Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orangorang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi
orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah
kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka bahwa orangorang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam. Allah
menurunkan ayat itu mengenai Abu Thalib, seraya berfirman
kepada Rasul-Nya, innaka laa tahdii man ahbabta
walaakinnallaaha yahdii man yasyaa Sesungguhnya engkau
tidak akan dapat memberikan petunjuk (hidayah/taufik untuk
menjadikan hati mau menerima ajaran) kepada orang yang
engkau cintai. Tetapi, Allahlah yang memberi petunjuk kepada
siapa yang dikehendaki Nya.(6/18). [HR Bukhari]

CARA NABI BERDAKWAH


Ada baiknya kita mempelajari cara Nabi dalam berdakwah.
Sebab banyak dakwah bukannya menyeru manusia ke dalam
Islam, justru akhirnya mengkafirkan sesama Muslim.
Menjauhkan orang yang sudah bersyahadah dan sholat dari
Islam. Padahal dakwah Nabi adalah membuat orang-orang kafir
dan jahil menjadi Islam.
Pertama dakwah Nabi adalah Tauhid. Menyeru manusia agar
menyembah Allah. Membuat manusia bersaksi: Tidak ada
Tuhan selain Allah.
Nabi
Muhammad
pertama-tama
mendakwahi
keluarga
terdekatnya. Ini pun secara sembunyi-sembunyi, agar tidak
terjadi benturan dengan orang-orang yang masih kafir.
Pada awal periode Mekkah Rasulullah berdakwah secara
sembunyi-sembunyi, mendatangi orang-orang dekat Beliau
antara lain istri Beliau Khadijah, keponakannya Ali, budak
Beliau Zaid, untuk diajak masuk Islam. Ketika turun surat al
Muddatstsir : 1-2, Rasululah mulai melakukan dakwah di tengah
masyarakat, setiap bertemu orang Beliau selalu mengajaknya
untuk mengenal dan masuk Islam (masih dalam keadaan
sembunyi-sembunyi). Ketika Abu Bakar menyatakan masuk
Islam, dan menampakkannya kepada orang-orang yang dia
percayai, maka muncullah nama-nama seperti Utsman bin
Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi

Waqash dan Thalhah bin Ubaidillah yang juga masuk Islam.


Dan seterusnya diikuti oleh yang lain seperti Abu Ubaidah, Abu
Salamah, Arqom bin Abi al Arqom, dll. Beliau menjadikan rumah
Arqom bin Abi al Arqom sebagai pusat pengajaran dan
sekaligus pusat kutlah (kelompok) yang dalam bahasa kita
tepatnya disebut sekretariat. Di tempat ini Rasulullah
mengajarkan hukum-hukum Islam, membentuk kepribadian
Islam serta membangkitkan aktivitas berpikir para sahabatnya
tersebut. Beliau menjalankan aktivitas ini lebih kurang selama
3 tahun dan menghasilkan 40 orang lebih yang masuk Islam.
Setelah 3 tahun, turun surat al Hijr : 94, yang memerintahkan
Rasulullah untuk berdakwah secara terang-terangan dan
terbuka. Di tahap ini kaum kafir mulai memerangi dan
menganiayah Rasulullah dan para sahabatnya. Ini adalah
periode yang paling berat dan menakutkan di antara seluruh
tahapan dakwah. Bahkan sebagian sahabat yang dipimpin oleh
Jafar bi Abi Thalib diperintahkan oleh rasul untuk melakukan
hijrah ke Habsyi. Sementara Rasulullah dan sahabat yang lain
terus melakukan dakwah dan mendatangi para ketua kabilah
atau ketua suku baik itu suku yang ada di Mekkah maupun
yang ada di luar Mekkah. Terutama ketika musim haji, dimana
banyak suku dan ketua sukunya datang ke Mekkah untuk
melakukan ibadah haji. Rasulullah mendatangi dan mengajak
mereka masuk Islam atau minimal memberikan dukungan
terhadap perjuangan Nabi.
Saat kondisi amat membahayakan, para sahabat dan Nabi pun
hijrah ke Madinah. Ini agar tidak terjadi pertumpahan darah
yang tidak perlu. Bisa saja Nabi melawan/berontak karena
beberapa sahabat seperti Abu Bakar, Abdurrahman bin Auf,
Umar, dsb adalah bangsawan yang terpandang dan juga cukup
disegani. Tapi itu akan menimbulkan korban jiwa baik di
kalangan Islam mau pun orang-orang kafir yang jadi target
dakwah Nabi. Pada akhirnya, orang-orang kafir ini akan masuk
Islam dengan cara yang damai lewat Futuh Mekkah. Jadi Islam
amat menghargai nyawa manusia.

Saat orang2 kafir Musyrik di Thaif menolak dakwah Nabi


bahkan menimpuki Nabi, Malaikat menawarkan Nabi untuk
melaknat dan membunuh mereka dengan menjatuhkan gunung
ke kaum tsb, Nabi menolaknya. Siapa tahu keturunan mereka
akan jadi Muslim yang baik.
Nabi melakukan dakwah dengan cara yang baik dan bijak.








Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS Al-Anbiyaa :
107)
Rasulullah SAW adalah sebaik-baiknya teladan bagi umat
manusia. Dalam berdakwah, Rasul SAW senantiasa mengajak
umatnya dengan cara yang lembut, sopan, bijaksana, kasih
sayang, dan penuh keteladan.
Sebab, sejatinya dakwah adalah menyeru dan mengajak umat
manusia untuk menjadi lebih baik. Bukan menakut-nakuti
mereka dengan berbagai ancaman. Dalam Alquran, Allah SWT
memberikan tuntunan berdakwah dengan tiga cara, yakni bil
hikmah, mauizhotil hasanah wa jaadilhum billati hiya ahsan.















Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik (QS An-Nahl: 125).
Bahkan terhadap Firaun yang super Kafir karena mengaku
Tuhan dan paling zalim sekalipun Allah memerintahkan Nabi
Musa untuk berdakwah kepada Firaun dengan baik. Padahal
Firaun ini zalimnya luar biasa karena sudah membunuh banyak
bayi lelaki dan ingin membunuh Nabi Musa dan pengikutnya.
Allah tidak memerintahkan Nabi Musa membunuh Firaun atau
pun Bughot karena kekafiran dan kezaliman Firaun. Jadi aneh
jika zaman sekarang ada yang membantai puluhan ribu
manusia dengan alasan si Fulan yang sebenarnya masih sholat
sebagai Kafir dan Zalim. Itu bertentangan dengan AL Quran:

Apa firman Allah kepada Musa?


Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah
melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya
dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat
atau takut. [Thaahaa 43-44]
Lihat cara Nabi berdakwah di bawah. Jika kita ditanya, mungkin
kita jawab singkat: Tidak boleh. Zina itu haram! Tapi bisa jadi
kurang efektif dan tidak membekas.
Seorang pemuda pernah bertemu dan bertanya pada Rasul
SAW. Ya Rasulullah, izinkan saya berzina. Rasul memandangi
pemuda tersebut dengan penuh kasih sayang dan
mengajaknya berdialog. Sukakah kamu bila itu terjadi pada
ibumu? tanya Rasul. Tidak, demi Allah, jawab anak muda itu.
Sukakah kamu bila itu terjadi pada saudara perempuanmu?
tanya Rasul. Tidak, demi Allah. Sukakah kamu bila itu terjadi
pada anak perempuanmu?. Tidak, demi Allah. Sukakah
kamu bila itu terjadi pada istrimu? Anak muda itu menjawab,
Tidak, Demi Allah.
Rasulullah lalu berkata, Demikianlah halnya dengan semua
perempuan, mereka itu berkedudukan sebagai ibu, saudara
perempuan, istri, atau anak perempuan. Kemudian beliau
meletakkan telapak tangannya di dada pemuda itu, lalu
mendoakannya.
Kalau ada kelompok Islam yang melakukan buruk sangka/suu
zhon, melakukan ghibah dan fitnah, tidak tabayyun/memeriksa
berita dari orang fasik, melakukan adu domba/namimah, maka
itu bukanlah dakwah yang benar karena bertentangan dengan
surat Al Hujuraat dan hadits Nabi di bawah:
Rasulullah s.a.w. bersabda: Tidak dapat masuk surga seorang
yang gemar mengadu domba. (Muttafaq alaih)
Islam itu akan tergambar kepada kemuliaan akhlak:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan


yang baik bagimu [Al Ahzab 21]
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu [Ali Imran 159]
Saat para sahabat disiksa di Mekkah dan Nabi juga dihina
seperti dilempari tahi unta bahkan hendak dibunuh, Nabi tidak
meminta para sahabat memerangi mereka. Karena Nabi
menghindari pertumpahan darah. Nabi memilih hijrah ke
Madinah dan menghindari peperangan.
Saat diserang kaum kafir Quraisy di Madinah pun Nabi memilih
bertahan membela diri pada perang Badar, perang Uhud, dan
Perang Khandaq. Saat musuh kalah dan mundur, beliau tidak
mengejar dan menghabisi mereka. Tapi membiarkan mereka
lari menyelamatkan diri.
Setelah itu, baru Nabi menaklukkan kota Mekkah dengan Futuh
Mekkah. Itu pun tidak dengan peperangan. Dan nyaris tidak
ada korban jiwa. Ini karena Nabi bukanlah orang yang kejam
dan haus darah.
Abu Sofyan dedengkot orang kafir yang jadi musuh
bebuyutannya beliau hormati dan dijadikan sahabat. Hindun
yang membunuh paman Nabi, Sayyidina Hamzah, dengan keji
hingga tidak berbentuk lagi serta memakan jantungnya beliau
maafkan. Padahal bisa saja beliau jadikan dia sebagai penjahat
perang yang dihukum mati karena telah bertindak kejam
melampaui batas. Nabi juga memaafkan Wahsyi yang
membunuh paman beliau. Sehingga Wahsyi bisa jadi Muslim
yang baik dan kelak tombaknya membunuh satu Musuh Islam
yang mengaku sebagai Nabi, yaitu Musailamah Al Kazzab.
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah
(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba

orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolaholah telah menjadi teman yang sangat setia.
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada
orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan
kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.
[Fushshilat 34-35]
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,
kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia)
memberi sedekah, atau berbuat maruf, atau mengadakan
perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat
demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami
memberi kepadanya pahala yang besar. [An Nisaa 114]
Dalam berdakwah, Nabi mengelola zakat sehingga uang bisa
beredar dari yang kaya ke orang-orang yang memerlukan
seperti fakir miskin dan orang-orang yang berjuang di jalan
Allah.
Nabi juga hati-hati dalam menerima berita meski itu dari
utusan kepercayaannya sebagaimana diceritakan Allah dalam
surat Al Hujuraat ayat 6. Saat ada berita bahwa satu kaum
tidak ingin membayar zakat, malah hendak membunuh
utusannya, Nabi tidak langsung percaya dan menyerang kaum
tersebut. Tetapi mengirim utusan yang lain untuk memeriksa
kebenaran tersebut. Dan ternyata memang berita itu bohong.
Nabi tidak suka berburuk sangka (suu zhon) dan juga tidak
mudah mengkafirkan seorang Muslim. Nabi meng-Islamkan
orang kafir. Ini beda dengan sebagian pendakwah yang justru
menjauhkan orang dari Islam dengan mengkafirkan orang Islam
(Paham Takfiri).
Barangsiapa yang berkata kepada saudaranya hai kafir,
maka ucapan itu akan mengenai salah seorang dari keduanya.
[HR Bukhari]
Di saat Usamah, sahabat Rasulullah saw, membunuh orang
yang sedang mengucapkan, Laa ilaaha illallaah, Nabi

menyalahkannya dengan sabdanya, Engkau bunuh dia,


setelah dia mengucapkan Laa ilaaha illallaah. Usamah lalu
berkata, Dia mengucapkan Laa ilaaha illallaah karena takut
mati. Kemudian Rasulullah saw. bersabda, Apakah kamu
mengetahui isi hatinya? [HR Bukhari dan Muslim]
http://media-islam.or.id/2011/10/26/jangan-mudahmengkafirkan-sesama-muslim/
Nabi lemah-lembut dalam berdakwah:
Dari Aisyah ra, katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda:
Sesungguhnya Allah itu Maha Lemah Lembut dan mencintai
sikap yang lemah lembut dalam segala perkara. (Muttafaq
alaih)
Saat seorang Arab kampung kencing di masjid, banyak sahabat
yang ingin memukulnya karena kurang ajar:
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: Ada seorang Arab -orang Arab
dari daerah pedalaman- kencing dalam masjid, lalu berdirilah
orang banyak padanya dengan maksud hendak memberikan
tindakan padanya. Kemudian Nabi s.a.w. bersabda: Biarkanlah
orang itu dan di atas kencingnya itu siramkan saja setimba
penuh air atau segayung yang berisi air. Karena sesungguhnya
engkau semua itu dibangkitkan untuk memberikan kemudahan
dan bukannya engkau semua itu dibangkitkan untuk
memberikan kesukaran. (Riwayat Bukhari)
Namun Nabi melarang mereka dan menyiramnya dengan air.
Jika orang itu dipukul, niscaya dia akan benci terhadap Islam
dan mati sebagai orang kafir. Namun kelembutan Nabi
membuat orang itu tetap di dalam Islam.
Dari Jarir bin Abdullah r.a., katanya: Saya mendengar
Rasulullah s.a.w. bersabda: Barangsiapa yang tidak dikaruniai
sifat lemah lembut, maka ia tidak dikaruniai segala macam
kebaikan. (Riwayat Muslim)
Jika orang berdakwah dengan akhlaq yang kasar, selain tidak
sesuai sunnah Nabi juga justru menjauhkan manusia dari Islam:

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah


lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu [Ali Imran 159]
Read
more http://media-islam.or.id/2012/09/23/akhlaq-nabimuhammad-saw/
Meski demikian, terhadap orang-orang kafir yang memerangi
Islam Nabi amat tegas sehingga orang-orang kafir yang
merupakan Super Power dunia saat itu seperti Kerajaan Romawi
dan Persia gentar menghadapi Nabi. Saat Kerajaan Romawi
memprovokasi ummat Islam, Nabi segera berangkat ke Tabuk
bersama 30 ribu pasukan Muslim. Meski 1 bulan menunggu,
tentara Romawi tidak berani menyerang sehingga Nabi kembali
ke Madinah.
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang
bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir,
tetapi berkasih sayang sesama mereka.Kamu lihat mereka
ruku dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya,
tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas
sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifatsifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman
itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas
pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanampenanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orangorang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah
menjanjikan
kepada
orang-orang
yang
beriman
dan
mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan
pahala yang besar. [Al Fath 29]
Nabi juga tidak mudah menuduh bidah/sesat kepada
ummatnya yang melakukan zikir/doa yang tidak pernah beliau
ajarkan selama tidak bertentangan dengan syarie:

Hadis pertama: Seseorang tiba di mesjid kemudian ia masuk


kedalam shaf shalat. Ia tergopoh-gopoh karena mengejar
shalat. Kemudian ia berkata:Alhamdulillah hamdan kathiron
thayyiban mubaarokan fiihi.Ketika sholat selesai Rasulullah
bertanya:siapa yang mengucapkan kata-kata tadi? Sahabat
tidak ada yang menjawab. Kemudian Rasulullah saw
mengulangi pertanyaanya: Siapa yang mengucapkan katakata tadi, Ia tidak mengucapkan sesuatu yang jelek.
Seseorang menjawab: Saya tiba di masjid dan khawatir
tertinggal shalat, maka saya mengucapkannya. Rasulullah
berkata: Saya melihat dua belas malaikat berlomba siapa di
antara mereka yang mengangkatnya. (HR Muslim No. 600)
Hadis Kedua: Ibnu Umar berkata: ketika kami sedang shalat
bersama Rasulullah saw tiba-tiba ada seseorang yang
mengucapkan: Allahu-akbar kabiroo, walhamdu-lillahi
katsiroo, wa subhanallahi bukrotaw-waashilaa. Kemudian
Rasulullah saw bertanya: kalimat zikir tadi, Siapa yang
mengucapkannya ? salah seorang menjawab; Saya wahai
Rasulullah.
Rasulullah
berkata:
Aku
mengaguminya,
dibukakan pintu langit bagi kalimat tersebut!(HR Muslim
no.601)
Hadis Ketiga: Seseorang dari kaum Anshar menjadi imam di
masjid Quba. Ia selalu membaca surat al Ikhlas sebelum
membaca surat lain setelah al-Fatihah. Ia melakukannya setiap
rakaat. Jamaah masjid menegurnya: Kenapa anda selalu
memulainya denga al-Ikhlas, bukankah surat al-Ikhlas cukup
dan tidak perlu membaca surat lain, atau engkau memilih
cukup membaca al-Ikhlas atau tidak perlu membacanya dan
cukup surat lain. Ia menjawab: Saya tidak akan meninggalkan
surat al-Ikhlas, kalau kalian setuju saya mengimami dengan
membaca al-Ikhlas maka saya akan mengimami kalian, tapi
kalau kalian tidak setuju maka saya tidak akan jadi imam.
Mereka tahu bahwa orang ini yang paling baik dan tidak ingin
kalau yang lain mengimami shalat. Ketika Rasulullah datang
mengunjungi, mereka menyampaikan hal ini kepada Rasulullah
saw. Rasulullah saw bertanya pada orang tersebut; Apa yang

membuatmu menolak saran teman-temanmu? Dan Apa yang


membuatmu selalu membaca surat al-Ikhlas setiap rakaat? Ia
menjawab: Saya mencintainya (al-Ikhlas). Rasulullah berkata:
Kecintaanmu terhada surat al-ikhlas memasukanmu kedalam
syurga! (HR Bukhori no.741)
Meski Nabi tidak pernah mengajarkan itu, dan sahabat ada
yang melakukannya, Nabi tidak memaki mereka sebagai bidah
sesat dan masuk neraka. Sebaliknya memujinya bahwa mereka
dapat pahala sehingga masuk surga.
Mungkin ada yang berdalih: Itukan sahabat yang sudah dapat
persetujuan dari Nabi. Sedang kita tidak. Harusnya mereka
paham bahwa saat Nabi mengatakan bahwa Setiap yang
bidah itu sesat dan yang sesat itu masuk neraka, Nabi
mengatakan itu kepada para SAHABAT. Bukan kita. Kalau bukan
kepada sahabat kalimat itu diucapkan, kepada siapa lagi?
Bukankah Nabi diutus kepada kaumnya? Jadi saat ada Sahabat
yang melakukan bidah, ternyata tidak semua bidah itu sesat.
Ada juga yang memang jika baik, dibolehkan oleh Nabi.
Ada hal-hal yang memang bidah misalnya sholat wajib 5 waktu
itu sudah jelas. Jika ada yang menambah sholat wajib ke 6 atau
ada puasa wajib di bulan selain Ramadhan, maka itu adalah
bidah. Tapi jika bukan tentang hal yang qothi, kita tidak bisa
sembarang memvonis bidah dholalah. Harus ada fatwa dari
Jumhur Ulama. Bukan vonis segelintir ulama ekstrim yang picik
dan dangkal ilmunya.

CIRI-CIRI ORANG MUNAFIK

Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai ciri-ciri orang


munafik. Pada orang munafik minimal ada satu ciri, sedangkan
munafik tulen memiliki ketiga-tiganya. Ketiga ciri tersebut
adalah
1. Bila
berbicara
selalu
bohong.
Orang seperti ini tidak bisa dipercayai dalam setiap
perkataan yang diucapkannya. Bisa jadi apa yang
dibicarakan tidak sesuai dengan hatinya.
2. Bila
berjanji,
tidak
ditepati
Orang munafik sulit untuk dipercayai perkataan dan
perbuatannya
3. Bila
diberi
kepercayaan
selalu
berkhianat.
Orang munafik sulit diberikan kepercayaan. Setiap kali
kepercayaan yang diberikan tidak dapat dia jaga dengan
baik.
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari sifat-sifat
munafik dan kejahatan orang-orang munafik

Sifat munafik adalah sifat yang menampakkan diri sebagai


islam, namun menyimpan kekafiran dalam hatinya. Para
shahabat pun berlindung dari sifat munafik karena khawatir
terjerumus ke dalamnya. Ibnu Abi Malikah pernah mengatakan,
Aku telah menjumpai tiga puluh shahabat Nabi, seluruhnya
takut akan nifak. Tidak ada seorang pun di antara mereka yang
mengatakan, bahwa dirinya memiliki iman seperti imannya
Jibril dan Mikail.
Allah Taala berfirman
munafik,

sebagai

ancaman

bagi

orang

yang



Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada
tingkatan yang paling bawah dari neraka. (QS. An-Nisa:145)

Yang jadi pembahasan penulis kali ini adalah sifat munafik yang
ada di dalam diri seorang calon pemimpin. Sebuah jabatan
yang memiliki resiko tingkat tinggi dalam terjangkit sifat
munafik.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Tanda-tanda orang munafik ada 3, jika berbicara ia berdusta,
bila berjanji ia tidak menepati janjinya, dan apabila diberi
amanah ia mengkhianatinya (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dari hadits di atas, dapat disimpulkan 3 ciri orang munafik,
dimana 3 sifat ini, sangat sering dijumpai dalam diri seorang
pemimpin.
1. Bicara Dusta
Seorang calon pemimpin yang hanya ingin mencari kekuasaan,
tidak segan untuk berbicara dusta agar ia terpilih menjadi
pemimpin. Jadilah ia seorang yang mudah menjatuhkan
kehormatan saingannya dengan menyebarkan berita dusta.
Misalnya ia mengatakan bahwa saingannya telah melakukan
sebuah keburukan, padahal sejatinya itu hanyalah kedustaan
yang dibuat buat.
2. Tidak Menepati Janji
Ketika ia telah terpilih menjadi seorang pemimpin, maka janjijanji yang diobral ketika di awal pemilihan, mulai dilupakan.
Karena ia hanya ingin mencari jabatan dan kedudukan saja.
Sehingga ia mengingkari janji-janji yang telah diucapkan.
3. Mengkhianati Amanah
Menjadi seorang pemimpin adalah amanah. Apabila ia menyianyiakan amanah yang telah diberikan, maka ia tergolong orang
yang khianat dan dilabeli pada dirinya terdapat ciri
kemunafikan.
Hukum Asal Meminta Jabatan adalah Terlarang

Seorang
muslim
dilarang
meminta
jabatan,
karena
mendapatkan jabatan berarti mendapatkan amanah, dan
hukum asal dalam menunaikan amanah adalah sebuah
kewajiban.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berkata kepada Abdurrahman
bin Samurah,









Wahai Abdurrahman, janganlah engkau meminta jabatan, jika
jabatan diberikan sedang kamu tak memintanya, maka engkau
akan ditolong. Tapi jika engkau diberi jabatan karena
memintanya, maka engkau tidak akan ditolong (HR. Al-Bukhari
dan Muslim).
Orang yang meminta jabatan, maka Allah akan tidak akan
menolongnya. Sebaliknya jika ia diberi jabatan padahal ia tak
memintanya, maka Allah akan menolongnya. Oleh karena itu,
sepatutnya seorang muslim berlindung diri dari bahaya sifat
munafik, terlebih lagi bagi ia yang sedang memangku jabatan
sebagai pemimpin.

CIRI-CIRI PEMIMPIN
Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Banyak yang
mencela walaupun sudah banyak upaya dilakukan. Tidak hanya
orang lain, bahkan oleh anggota timnya sendiri.
Lantas, seperti apa pemimpin yang baik itu. 10 Ciri pemimpin
yang baik berikut akan memberikan sedikit gambaran kepada
Anda semua, bagaimana harapannya seorang pemimpin akan
menjadi lebih baik.

Karena memang tidak ada seorangpun yang sempurna. Begitu


juga seorang pemimpin. Yang ada adalah perbaikan-perbaikan
untuk menjadi lebih baik, menjadi lebih sempurna.
Action Vs Retorika
Pemimpin diukur dari tindakan dan hasil kerjanya, bukan hanya
kepiawaiannya beretorika. Pandai beretorika tanpa action yang
nyata adalah Bulsit. Mampu bekerja tanpa bisa beretorika
bukanlah seorang memimpin, karena hanya akan menjadi
sasaran tambahan pekerjaan bagi anggota timnya.
10 Ciri Pemimpin Yang Baik
1. Jujur dan Dapat Dipercaya
2. Mampu Bertanggung Jawab
3. Mampu Menentukan Skala Prioritas
4. Mampu Mendelegasikan Tugas
5. Cepat Menangani dan Mengatasi Masalah
6. Memiliki Sikap Positif
7. Kemampuan Berkomunikasi Efektif
8. Keberanian Sosial dan Percaya Diri
9. Mampu Mengembangkan Setiap Anggota Tim
10. Mampu mengendalikan keadaan
1. Jujur dan Dapat Dipercaya
Jujur dan dapat dipercaya adalah modal dasar seorang
pemimpin. Tidak hanya anggota tim yang harus memiliki sifat
ini. Dengan dilandasi oleh sifat ini, maka anggota timnya pun
dengan sendirinya akan mengikuti pimpinannya.
2. Mampu Bertanggung Jawab

Tidak hanya menyalahkan anggota timnya apabila target yang


telah ditentukan tidak berhasil dicapai. Seorang pemimpin pun
harus mampu dan mau bertanggung jawab. Karena seorang
pemimpin akan selalu diminta pertanggungjawabannya
terhadap
apa
yang
dipimpinnya
dankeputusan
yang
diambilnya.
3. Mampu Menentukan Skala Prioritas
Seorang pemimpin hendaknya mampu menentukan skala
prioritas. Dengan skala prioritas, anggota timnya mampu
bekerja secara optimal dan mampu menyelesaikan tugas
dengan tepat waktu. Pimpinan yang baik mengetahui kapan
waktunya lembur dan kapan waktunya pulang pagi
4. Mampu Mendelegasikan Tugas
Pendelegasian tugas amat penting. Seorang pemimpin harus
bisa mendelegasikan tugas kepada orang yang tepat. Selain
itu, pendelegasian juga merupakan salah satu cara untuk
mempercayai anggota timnya. Sehingga pemimpin mampu
menempatkan anggota timnya sesuatu dengan kapasitas
masing-masing anggotanya. The right man on the right job.
Dan yang tidak kalah penting adalah dengan pendelegasian,
pemimpin akan bisa lebih fokus kepada tugas yang lebih
penting.
5. Cepat Menangani dan Mengatasi Masalah
Responsif dalam mengatasi masalah amat penting agar
masalah yang muncul bisa dengan cepat tertangani dan
mendapat solusi yang tepat. Sehingga permasalahan tidak
berlarut-larut dan tidak menimbulkan permasalahan baru
lainnya.
6. Memiliki Sikap Positif
Setiap pemimpin harus memiliki sikap positif. Hal ini penting,
karena dengan sikap positif akan mampu melihat visinya
kedepan dengan optimis, bukan sebagai sebuah beban yang
harus dipikul.

7. Kemampuan Berkomunikasi Efektif


Pemimpin perlu berkomunikasi secara efektif agar pesan yang
akan disampaikan jelas, tidak salah tangkap dan salah arah.
Kemampuan ini mutlak dimiliki, karena mampu menyelaraskan
semua anggota timnya mencapai tujuan yang ditentukan.
8. Keberanian Sosial dan Percaya Diri
Seorang pemimpin yang baik memiliki keberanian sosial dan
kepercayaan diri yang tinggi. Sehingga seorang pemimpin
mampu mengangkat harkat timnya. 3 cara untuk memboost
keberanian perlu dibaca lagi.
9. Mampu Mengembangkan Setiap Anggota Tim
Setiap pemimpin yang baik selalu mengembangkan setiap
anggota timnya. Karena dengan SDM yang kuat, tujuan yang
hendak dicapai pun akan lebih mudah tercapai.
10. Mampu mengendalikan keadaan
Seorang pemimpin dituntut dapat mengendalikan keadaan.
misalnya, seorang dituntut memiliki sifat humoris. Agar timnya
pun mampu tertawa disaat suasana sedang dilanda masalah.
Sehingga permasalahan tidak menambah beban yang sudah
ada.
Itulah 10 ciri pemimpin yang baik hendaknya harus dimiliki oleh
setiap seorang pemimpin. Sehingga seorang pemimpin akan
mampu menjadiman behind the gun. Kita sebagai pemimpin
sudahkah memiliki ciri-ciri tersebut?

10 Kriteria Pemimpin Menurut Islam ::


Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga
yang terakhir adalah seorang pemimpin, setidaknya ia adalah
seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang
pemimpin pasti berimbas kepada apa yang dipimpin olehnya.
Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus
dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin
tersebut,karena kelak Allah akan meminta pertanggung
jawaban atas kepemimpinannya itu. Dalam Islam sudah ada
aturan-aturan yang berkaitan tentang pemimpin yang baik
diantaranya :
1.
Beriman
dan
Beramal
Shaleh
Ini sudah pasti tentunya. Kita harus memilih pemimpin orang

yang beriman, bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan


rasulnya. Karena ini merupakan jalan kebenaran yang
membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan
bahagia dunia maupun akherat. Disamping itu juga harus yang
mengamalkan keimanannya itu yaitu dalam bentuk amal soleh.
2.
Niat
yang
Lurus
Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada
niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai
dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan
barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang ingin
digapainya atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya,
maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut
Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya karena
mencari
keridhoan
ALLAH
saja
dan
sesungguhnya
kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban,
bukan kesempatan dan kemuliaan.
3.
Laki-Laki
Dalam Al-qur'an surat An nisaa' (4) :34 telah diterangkan
bahwa laki laki adalah pemimpin dari kaum wanita.
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas
sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki)
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu
maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri (maksudnya tidak berlaku serong ataupun
curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya) ketika
suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara
Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan
(kepemimpinan) mereka kepada seorang wanita.(Hadits
Riwayat Al-Bukhari dari Hadits Abdur Rahman bin Abi Bakrah
dari ayahnya).
4.
Rasullullah

Tidak
bersabda

kepada

Meminta
Abdurrahman

bin

Jabatan
Samurah

Radhiyallahuanhu,
Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta
untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan
diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan
memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu
diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu
akan dibantu untuk menanggungnya. (Riwayat Bukhari dan
Muslim)
5.
Berpegang
pada
Hukum
Allah
Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin.
Allah
berfirman,
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka. (al-Maaidah:49).
6.
Memutuskan
Perkara
Dengan
Adil
Rasulullah
bersabda,
Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia
akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi
terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan
dijerusmuskan oleh kezhalimannya. (Riwayat Baihaqi dari Abu
Hurairah dalam kitab Al-Kabir).
7.
Menasehati
rakyat
Rasulullah
bersabda,
Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum
Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak
menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk
surga bersama mereka (rakyatnya).
8.
Tidak
Menerima
Hadiah
Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang
pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin
mendekati atau mengambil hati.Oleh karena itu, hendaklah
seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya.
Rasulullah
bersabda,
Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.
(Riwayat Thabrani).

9.
Tegas
ini merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idamidamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tapi
tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang
salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang
sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya.
10.
Lemah
Lembut
Doa
Rasullullah
:
"Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia
mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang
mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada
mereka,
maka
berlemah
lembutlah
kepadanya"
Selain poin- poin yang ada di atas seorang pemimpin dapat
dikatakan baik bila ia memiliki STAF. STAF disini bukanlah staf
dari pemimpin, melainkan sifat yang harus dimiliki oleh
pemimpin tersebut. STAF yang dimaksud di sini adalah
Sidiq(jujur), Tablig(menyampaikan), amanah(dapat dipercaya),
fatonah(cerdas)
Sidiq itu berarti jujur.
Bila seorang pemimpin itu jujur maka tidak adalagi KPK karena
tidak adalagi korupsi yang terjadi dan jujur itu membawa
ketenangan, kitapun diperintahkan jujur walaupun itu
menyakitkan.Tablig adalah menyampaikan, menyampaikan
disini dapat berupa informasi juga yang lain. Selain
menyampaikan seorang pemimpin juga tidak boleh menutup
diri saat diperlukan rakyatnya karena Rasulullah bersabda,
Tidaklah seorang pemimpin atau pemerintah yang menutup
pintunya terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinan kecuali
Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap kebutuhan,
hajat, dan kemiskinannya. (Riwayat Imam Ahmad dan AtTirmidzi).
Amanah berarti dapat dipercaya. Rasulullah bersabda,
Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam
masyarakat, ia akan merusak mereka. (Riwayat Imam Ahmad,
Abu
Dawud,
dan
Al-hakim).

Karena itu seorang pemimpin harus ahli sehingga dapat


dipercaya.Fatonah ialah cerdas. Seorang pemimpin tidak hanya
perlu jujur, dapat dipercaya, dan dapat menyampaikan tetapi
juga cerdas. Karena jika seorang pemimpin tidak cerdas maka
ia tidak dapat menyelesaikan masalah rakyatnya dan ia tidak
dapat memajukan apa yang dipimpinnya.
Setelah kita mengetahui sebagian ciri- ciri pemimpin menurut
islam. Marilah kita memilih dan membuat diri kita mendekati
bahkan jika bisa menjadi seperti ciri- ciri pemimpin diatas
karena kita merupakan Mahasiswa dan sebagai penerus
bangsa.

Anda mungkin juga menyukai