Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik
bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir
serta banyak berdzikir kepada Allah. (Al-Ahzab: 21)
SOLAT
Rasulullah s.a.w bersabda : "Solat berjemaah itu lebih afdal
(baik) daripada solat bersendirian dengan 27x darjat"
H.R.Bukhari dan Muslim
AKHLAK RASULULLAH
Sesiapa yang membaca dan meneliti sejarah kehidupan namanama besar dan para pemimpin yang meraih kemenangan
setelah mengalami kekalahan, kita akan dapati pada diri
mereka semua itu tidak terlepas dari satu sifat yang tidak
dimiliki oleh para Nabi iaitu sifat membalasan dendam.
.
Di permulaan kenabian, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam
telah diusir dari Makkah dan ditahan semua harta benda dan
dianiya oleh penduduk Makkah dengan penganiyaan yang
sangat pedih, akan tetapi setelah Baginda meraih kemenangan,
jiwanya yang agung dan akhlaknya yang mulia tidak
membenarkan para sahabat membalas dendam, bahkan
Baginda memaafkan setiap orang yang telah menzaliminya dan
memaafkan mereka, walaupun Baginda mampu untuk
membalas dendam kepada mereka dengan balasan yang
pedih.
Baginda bersabda kepada mereka: Pergilah kamu! Kerana
kamu tidak .. .
.
Islam telah mendidik Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi
Wasallam dan para pengikutnya dengan akhlak mulia yang
bebas dari segala sifat aniya dan ego. Baginda suka
mempermudah urusan orang lain dan tidak menyukai sikap
keras terhadap orang lain dan menyukarkan urusan mereka.
.
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda kepada para
pengikutnya: Gembirakanlah mereka dan jangan bersikap
kasar
terhadap
mereka,
mudahkanlah
dan
jangan
menyusahkan mereka.
Baginda juga bersabda: Sesungguhnya kamu di utus untuk
mempermudah mereka, dan kamu tidak di utus untuk
menyukarkan mereka.
.
Firman Allah SWT:
.
Firman Allah SWT :
(1)Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
(2) dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu,
(3) yang memberatkan punggungmu?
tinggikan
bagimu
sebutan
(nama)mu (Al-
yang dianugerahkan kepada Rasul-Nya {
}
maksudnya, Kami lapangkan dadanya untuk menerima syariat
Islam dan untuk berdakwah (mengajak manusia) kepada Allah,
untuk bersifat dengan akhlak yang baik, semangat menyambut
akhirat, dan memudahkan kebaikan-kebaikan hingga tidak
sempit dadanya. Setiap kali Nabi shallallahu alaihi wa
sallam melakukan kebaikan.
Tentang Ayat yang selanjutnya beliau menafsirkan,
{
} , maksudnya dan Kami telah menghilangkan
darimu dosamu.
} maksudnya yang memberatkan
{
} punggungmu, sebagaimana Allah Taala berfirman:
{
Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu
yang telah lalu dan yang akan datang.
} maksudnya Kami tinggikan derajatmu dan
{
Kami jadikan pujian untukmu pujian yang indah lagi tinggi yang
tidak pernah satupun dari makhluk yang bisa mencapainya,
maka tidaklah disebutkan (nama) Allah kecuali disebutkan
nama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersama namaNya. Sebagaimana saat (seseorang) masuk Islam, adzan,
iqamah, khutbah, dan selainnya dari perkara-perkara yang
Allah tinggikan dengannya penyebutan nama Rasulullah
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Beliau di hati
umatnya, sangat dicintai, dimuliakan, dan diagungkan, dengan
bentuk (kecintaan, pemuliaan, dan pengagungan) yang tidak
ada tandingannya sesudah Allah Taala.
Demi kehidupanmu (Muhammad), sesungguhnya mereka
terombang-ambing di dalam kesesatan (Al-Hijr: 72).
Al-Baghawi rahimahullah mengatakan,
}{ } { :
} {
Allah Taala berfirman : {
} wahai Muhammad, (maksud
sumpah disini) yaitu Demi kehidupanmu, {
Allah memelihara
Maaidah: 67).
kamu
dari
(gangguan)
manusia (Al-
(4) Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya) (An-Najm: 3-4).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah,
{ } } :
: {
{ } maksudnya beliau tidaklah mengucapkan
ucapan (dalam urusan agama) yang bersumber dari hawa
nafsu dan interes pribadi, {} maksudnya
semata-mata
beliau
hanya
mengatakan
apa
yang
diperintahkan kepada beliau, beliau pun menyampaikannya
kepada
manusia
dengan
sempurna,
lengkap,
tanpa
penambahan dan pengurangan (sedikitpun).
Allah, dan makna Ayat di atas: Sesungguhnya engkau benarbenar berakhlak dengan akhlak yang diperintahkan Allah
dalam Al-Qur`an. Wallahu alam.
KISAH NABI DAN ORANG KAFIR
kembali
duduk
simpuh.
bldirgantara.blogspot.com
Begitu orang kafir itu datang ke tempat itu, dia melihat tangan
Rasulullah saw yang mulia sedang membersihkan kotoran yang
ditinggalkannya. Orang kafir tidak sanggup menahan emosinya.
Ia memukul-mukul kepalanya sambil berkata, Hai kepala yang
tidak mempunyai pengetahuan. Dia memukul-mukul dadanya
sambil berkata, Wahai hati yang tidak pernah memperoleh fail
cahaya. Dia bergetar ketakutan menahan rasa malu yang luar
biasa. Kemudi-an Rasul menepuk bahunya menenangkan dia.
Singkat
cerita,
orang
kafir
itu
masuk
Islam.
Para
sahabat
kemudian
membiarkan
orang
tersebut
menunaikan kencingnya sampai selesai. Setelah selesai, A'rabi
tersebut dipanggil oleh Rasulullah. Dengan penuh kelembutan
dan tanpa menghakimi Beliau mengatakan, "Sesungguhnya
masjid-masjid itu tidak boleh untuk kencing atau membuang
kotoran, tetapi digunakan untuk berdzikir kepada Allah, shalat,
dan
membaca
Al-Qur'an
."
Kemudian
Rasulullah
berkata
kepada
para
sahabat,
"Sesungguhnya kalian diutus untuk memudahkan, dan bukan
untuk menyulitkan. Guyurlah air kencing tadi dengan satu
ember
air."
Mendengar dan melihat kelembutan serta kesopanan
Rasulullah, A'rabi tadi lantas berdo'a, "Ya Allah, rahmatilah aku
dan Muhammad, dan jangan Engkau rahmati selain kami
seorang pun." Rasulullah dengan agak tersenyum hanya
menimpali, "Sungguh engkau telah mempersempit perkara
yang luas (maksudnya Rahmat Allah)." (Berdasar Hadist
Riwayat Bukhari-Muslim)
ashhaabul jahiim Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orangorang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi
orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah
kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka bahwa orangorang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam. Allah
menurunkan ayat itu mengenai Abu Thalib, seraya berfirman
kepada Rasul-Nya, innaka laa tahdii man ahbabta
walaakinnallaaha yahdii man yasyaa Sesungguhnya engkau
tidak akan dapat memberikan petunjuk (hidayah/taufik untuk
menjadikan hati mau menerima ajaran) kepada orang yang
engkau cintai. Tetapi, Allahlah yang memberi petunjuk kepada
siapa yang dikehendaki Nya.(6/18). [HR Bukhari]
Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS Al-Anbiyaa :
107)
Rasulullah SAW adalah sebaik-baiknya teladan bagi umat
manusia. Dalam berdakwah, Rasul SAW senantiasa mengajak
umatnya dengan cara yang lembut, sopan, bijaksana, kasih
sayang, dan penuh keteladan.
Sebab, sejatinya dakwah adalah menyeru dan mengajak umat
manusia untuk menjadi lebih baik. Bukan menakut-nakuti
mereka dengan berbagai ancaman. Dalam Alquran, Allah SWT
memberikan tuntunan berdakwah dengan tiga cara, yakni bil
hikmah, mauizhotil hasanah wa jaadilhum billati hiya ahsan.
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik (QS An-Nahl: 125).
Bahkan terhadap Firaun yang super Kafir karena mengaku
Tuhan dan paling zalim sekalipun Allah memerintahkan Nabi
Musa untuk berdakwah kepada Firaun dengan baik. Padahal
Firaun ini zalimnya luar biasa karena sudah membunuh banyak
bayi lelaki dan ingin membunuh Nabi Musa dan pengikutnya.
Allah tidak memerintahkan Nabi Musa membunuh Firaun atau
pun Bughot karena kekafiran dan kezaliman Firaun. Jadi aneh
jika zaman sekarang ada yang membantai puluhan ribu
manusia dengan alasan si Fulan yang sebenarnya masih sholat
sebagai Kafir dan Zalim. Itu bertentangan dengan AL Quran:
orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolaholah telah menjadi teman yang sangat setia.
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada
orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan
kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.
[Fushshilat 34-35]
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,
kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia)
memberi sedekah, atau berbuat maruf, atau mengadakan
perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat
demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami
memberi kepadanya pahala yang besar. [An Nisaa 114]
Dalam berdakwah, Nabi mengelola zakat sehingga uang bisa
beredar dari yang kaya ke orang-orang yang memerlukan
seperti fakir miskin dan orang-orang yang berjuang di jalan
Allah.
Nabi juga hati-hati dalam menerima berita meski itu dari
utusan kepercayaannya sebagaimana diceritakan Allah dalam
surat Al Hujuraat ayat 6. Saat ada berita bahwa satu kaum
tidak ingin membayar zakat, malah hendak membunuh
utusannya, Nabi tidak langsung percaya dan menyerang kaum
tersebut. Tetapi mengirim utusan yang lain untuk memeriksa
kebenaran tersebut. Dan ternyata memang berita itu bohong.
Nabi tidak suka berburuk sangka (suu zhon) dan juga tidak
mudah mengkafirkan seorang Muslim. Nabi meng-Islamkan
orang kafir. Ini beda dengan sebagian pendakwah yang justru
menjauhkan orang dari Islam dengan mengkafirkan orang Islam
(Paham Takfiri).
Barangsiapa yang berkata kepada saudaranya hai kafir,
maka ucapan itu akan mengenai salah seorang dari keduanya.
[HR Bukhari]
Di saat Usamah, sahabat Rasulullah saw, membunuh orang
yang sedang mengucapkan, Laa ilaaha illallaah, Nabi
sebagai
ancaman
bagi
orang
yang
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada
tingkatan yang paling bawah dari neraka. (QS. An-Nisa:145)
Yang jadi pembahasan penulis kali ini adalah sifat munafik yang
ada di dalam diri seorang calon pemimpin. Sebuah jabatan
yang memiliki resiko tingkat tinggi dalam terjangkit sifat
munafik.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Tanda-tanda orang munafik ada 3, jika berbicara ia berdusta,
bila berjanji ia tidak menepati janjinya, dan apabila diberi
amanah ia mengkhianatinya (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dari hadits di atas, dapat disimpulkan 3 ciri orang munafik,
dimana 3 sifat ini, sangat sering dijumpai dalam diri seorang
pemimpin.
1. Bicara Dusta
Seorang calon pemimpin yang hanya ingin mencari kekuasaan,
tidak segan untuk berbicara dusta agar ia terpilih menjadi
pemimpin. Jadilah ia seorang yang mudah menjatuhkan
kehormatan saingannya dengan menyebarkan berita dusta.
Misalnya ia mengatakan bahwa saingannya telah melakukan
sebuah keburukan, padahal sejatinya itu hanyalah kedustaan
yang dibuat buat.
2. Tidak Menepati Janji
Ketika ia telah terpilih menjadi seorang pemimpin, maka janjijanji yang diobral ketika di awal pemilihan, mulai dilupakan.
Karena ia hanya ingin mencari jabatan dan kedudukan saja.
Sehingga ia mengingkari janji-janji yang telah diucapkan.
3. Mengkhianati Amanah
Menjadi seorang pemimpin adalah amanah. Apabila ia menyianyiakan amanah yang telah diberikan, maka ia tergolong orang
yang khianat dan dilabeli pada dirinya terdapat ciri
kemunafikan.
Hukum Asal Meminta Jabatan adalah Terlarang
Seorang
muslim
dilarang
meminta
jabatan,
karena
mendapatkan jabatan berarti mendapatkan amanah, dan
hukum asal dalam menunaikan amanah adalah sebuah
kewajiban.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berkata kepada Abdurrahman
bin Samurah,
Wahai Abdurrahman, janganlah engkau meminta jabatan, jika
jabatan diberikan sedang kamu tak memintanya, maka engkau
akan ditolong. Tapi jika engkau diberi jabatan karena
memintanya, maka engkau tidak akan ditolong (HR. Al-Bukhari
dan Muslim).
Orang yang meminta jabatan, maka Allah akan tidak akan
menolongnya. Sebaliknya jika ia diberi jabatan padahal ia tak
memintanya, maka Allah akan menolongnya. Oleh karena itu,
sepatutnya seorang muslim berlindung diri dari bahaya sifat
munafik, terlebih lagi bagi ia yang sedang memangku jabatan
sebagai pemimpin.
CIRI-CIRI PEMIMPIN
Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Banyak yang
mencela walaupun sudah banyak upaya dilakukan. Tidak hanya
orang lain, bahkan oleh anggota timnya sendiri.
Lantas, seperti apa pemimpin yang baik itu. 10 Ciri pemimpin
yang baik berikut akan memberikan sedikit gambaran kepada
Anda semua, bagaimana harapannya seorang pemimpin akan
menjadi lebih baik.
Tidak
bersabda
kepada
Meminta
Abdurrahman
bin
Jabatan
Samurah
Radhiyallahuanhu,
Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta
untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan
diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan
memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu
diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu
akan dibantu untuk menanggungnya. (Riwayat Bukhari dan
Muslim)
5.
Berpegang
pada
Hukum
Allah
Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin.
Allah
berfirman,
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka. (al-Maaidah:49).
6.
Memutuskan
Perkara
Dengan
Adil
Rasulullah
bersabda,
Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia
akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi
terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan
dijerusmuskan oleh kezhalimannya. (Riwayat Baihaqi dari Abu
Hurairah dalam kitab Al-Kabir).
7.
Menasehati
rakyat
Rasulullah
bersabda,
Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum
Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak
menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk
surga bersama mereka (rakyatnya).
8.
Tidak
Menerima
Hadiah
Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang
pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin
mendekati atau mengambil hati.Oleh karena itu, hendaklah
seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya.
Rasulullah
bersabda,
Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.
(Riwayat Thabrani).
9.
Tegas
ini merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idamidamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tapi
tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang
salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang
sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya.
10.
Lemah
Lembut
Doa
Rasullullah
:
"Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia
mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang
mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada
mereka,
maka
berlemah
lembutlah
kepadanya"
Selain poin- poin yang ada di atas seorang pemimpin dapat
dikatakan baik bila ia memiliki STAF. STAF disini bukanlah staf
dari pemimpin, melainkan sifat yang harus dimiliki oleh
pemimpin tersebut. STAF yang dimaksud di sini adalah
Sidiq(jujur), Tablig(menyampaikan), amanah(dapat dipercaya),
fatonah(cerdas)
Sidiq itu berarti jujur.
Bila seorang pemimpin itu jujur maka tidak adalagi KPK karena
tidak adalagi korupsi yang terjadi dan jujur itu membawa
ketenangan, kitapun diperintahkan jujur walaupun itu
menyakitkan.Tablig adalah menyampaikan, menyampaikan
disini dapat berupa informasi juga yang lain. Selain
menyampaikan seorang pemimpin juga tidak boleh menutup
diri saat diperlukan rakyatnya karena Rasulullah bersabda,
Tidaklah seorang pemimpin atau pemerintah yang menutup
pintunya terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinan kecuali
Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap kebutuhan,
hajat, dan kemiskinannya. (Riwayat Imam Ahmad dan AtTirmidzi).
Amanah berarti dapat dipercaya. Rasulullah bersabda,
Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam
masyarakat, ia akan merusak mereka. (Riwayat Imam Ahmad,
Abu
Dawud,
dan
Al-hakim).