Anda di halaman 1dari 2

Pengenalan dan Sejarah

Pervaporasi merupakan proses pemisahan menggunakan membran yang merupakan


alternatif pemisahan senyawa dari larutan akuatik atau dehidrasi pelarut pada skala industri
dengan kebutuhan energi rendah. Proses pemisahan secara pervaporasi (PV) dilakukan
dengan cara mengontakkan campuran secara langsung dengan salah satu sisi dari membran,
dan produknya yaitu permeat dikeluarkan berupa gas dari sisi membran yang lainnya.

Prinsip pemisahan pada pervaporasi adalah dengan memanfaatkan perbedaan solubilitas dan
difusitas komponen. Berdasarkan sifat difusi larutan, pervaporasi berlangsung tiga tahap yaitu
penyerapan permean dari campuran cairan kedalam membran, difusi permean melalui
membran dan desorbsi permean menjadi fasa uap.
Prinsip dari proses pervaporasi yaitu larutan campuran dipanaskan pada temperatur tertinggi
sesuai dengan sifat stabilitas membran dan materi yang ingin dipisahkan dalam sistem. Semua
tekanan uap parsial dari komposisi campuran telah jenuh dan tetap pada temperatur ini. Di
sisi permeat semua gas noncondensable dikeluarkan dengan cara pompa vakum, dan uap
meresap dikondensasikan pada suhu yang cukup rendah dalam rangka untuk mempertahankan
tekanan uap yang cukup rendah di sisi permeat. Sebagai campuran umpan cair mengalir di
atas membran dan komponen yang lebih permeabel dihilangkan dan konsentrasi diturunkan,
panas untuk penguapan permeat melewati membran juga diturunkan. Satu-satunya sumber
untuk penguapan entalpi ini adalah panas yang masuk dari cairan. Dengan demikian
penurunan konsentrasi dan suhu terjadi antara pintu masuk dan keluarnya umpan pada
membran.
Pervaporasi dapat menjadi alternatif pengganti proses distilasi pada campuran azeotropik serta
dehidrasi pelarut. Hal ini terutama terlihat dari penggunaan energi yang sangat efisien.
Dalam pervaporasi, campuran cairan yang akan dipisahkan dikontakkan dengan salah satu sisi
membran dan permeatnya dikeluarkan pada tekanan uap rendah dari sisi membran yang lain.
Berdasarkan sifat difusi larutan, pervaporasi berlangsung tiga tahap:
1. Penyerapan permean dari campuran cairan ke dalam membran;
2. Difusi permean melalui membran, dan
3. Desorpsi permean menjadi fasa uap
Kelebihan membran untuk proses pervaporasi yaitu:

1. Pengaturan sederhana, membran dipasang dalam satu panggung, tidak perlu untuk
penukar panas, pipa interkoneksi, dan terkontrol
2. Tidak ada polarisasi panas terjadi sebagai entalpi penguapan yang telah dipasok ke
feed
3. Membran dapat beroprasi pada suhu tinggi
4. Aliran campuran yang tercemar, mengandung kotoran dapat langsung diproses dalam
satu plant
Membran merupakan suatu lapisan tipis yang memisahkan dua fasa dan bertindak sebagai
pembatas selektif terhadap perpindahan materi. Membran tidak hanya bertindak sebagai
material yang pasif, tetapi lebih tepat dianggap sebagai material fungsional. Operasi membran
merupakan suatu operasi yang membagi umpan menjadi dua aliran yaitu permeat yang berisi
material-material yang dapat melalui membran dan retentat yang merupakan material yang
tidak mampu melewati membran. Operasi membran dapat digunakan untuk memekatkan atau
memurnikan larutan atau suspensi (pelarut zat terlarut atau pemisahan partikel) dan untuk
memisahkan suatu campuran. Pemisahan berdasarkan membran berpotensi penting karena
lebih sedikit energi yang digunakan dan lebih ekonomis dibandingkan dengan teknologi
pemisahan lainnya.
Dua jenis membran untuk proses pervaporasi berdasarkan bahan polimer yang telah
dikembangkan yaitu:
1. Membran hidrofilik, dengan permeasi preferensial untuk air, digunakan terutama
untuk menghilangkan air dari pelarut organik dan campuran pelarut, dengan
penekanan pada campuran azeotropik. Merupakan membran untuk menghilangkan
molekul alkohol kecil seperti metanol dan / atau etanol yang baik.
2. Membran organophilic dengan permeasi preferensial untuk senyawa nonpolar
digunakan untuk menghilangkan komponen organik yang mudah menguap dari aliran
air dan gas
Performa kerja dari proses pervaporasi diukur dengan selektivitas pemisahan dan fluks
permeat. Kualitas pemisahan akan semakin baik dengan meningkatnya selektivitas.
Pada beberapa tahun terakhir, penelitian mengenai pervaporasi ditekankan pada
pengembangan membran polimer baru yang mempunyai faktor pemisahan tinggi dan laju
permeasi yang optimum dengan stabilitas yang baik terhadap campuran yang akan
dipisahkan. Beberapa membran permselektif untuk air telah dicoba dari polimer hidrofilik,
seperti poli(asam akrilat)-nilon 6, poli (akrila t-co-s tirena), poli(4-vinilpiridinaco-akrilonitril),
nafion, dan poli(vinil alkohol).
Di negara-negara maju, teknologi pervaporasi berkembang sangat pesat dan telah diterapkan
secara besar-besaran dalam skala industri. Tetapi di Indonesia, pengenalan terhadap teknologi
membran ini masih relatif baru sehingga penerapannya dalam skala industri masih terbatas.

Anda mungkin juga menyukai