Anda di halaman 1dari 3

Apa Kabar Pendidikan di Indonesia Saat Ini ?

Begitu banyak perubahan yang terjadi dalam bidang pendidikan di


Indonesia, tak dapat dinafikan berbagai macam inovasi ditawarkan oleh
para petinggi di dalam bidang pendidikan. Namun bagaimana dengan
inovasi yang ditawarkan oleh para pelajarnya sendiri ? pernahkah mereka
menggubris t
awaran-tawaran

itu

atau

setidaknya

pernahkah

mereka

menolehkan kepala sejenak dari singasananya untuk mendengarkan


suara sumbang di seberang sana yang sebenarnya juga memiliki inovasi ?
padahal suara sumbang itu yang justru merasakan secara langsung
bagaimana pendidikan saat ini.
Berbicara tentang pendidikan Indonesia saat ini, mari kita berpikir
sejenak tentang sesuatu yang lebih esensial, dasar, dan sederhana, tapi
memerlukan jawaban secepatnya; ke mana pendidikan akan berlabuh ?
apakah proses pendidikan sudah sejalan dengan tujuan pendidikan ?
Tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia. Artinya, ada usaha
untuk

memperlakukan

manusia

sebagaimana

manusia

harus

diperlakukan. Tidak memperlakukan manusia seolah sebagai mesin.


Pendidikan

menurut

Ki

Hajar

Dewantara

merupakan

proses

pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada


generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan
tetapi

juga

dengan

maksud

memajukan

serta

mengembangkan

kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan. Sehingga


dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah proses yang dilakukan seumur
hidup.

Pendidikan yang sejati akan memiliki kecenderungan terbesar

dalam membentuk manusia yang beradab dan memanusiakan manusia


dalam

hubungan bermasyarakat.

Hal ini selaras dengan tujuan

pendidikan nasional Indonesia, yaitu mengembangkan kemampuan dan


membangun watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka

mencerdaskan

kehidupan

bangsa,

bertujuan

untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang


beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis

serta

bertanggung

jawab.

Sehingga

dapat

dikatakan

pendidikan karakter juga harus ikut andil dalam proses pendidikan, tentu
saja karakter bangsa yang berlandaskan Pancasila.
Pada kenyataannya, bukannya memanusiakan tapi
merobotkan.

menjadi

Sehingga pemikiran kita dibentuk sesuai dengan model

pendidikan yang ditawarkan oleh penguasa. Hal ini jelas tidak selaras
dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia. Mengapa ?
Pendidikan saat ini sangat ditandai dengan adanya liberalisasi
dalam hal pendidikan itu sendiri. Liberalisasi ini akan menghasilkan
paham demokrasi dan kapitalisme. Salah satu tokoh ekonomi yang paling
terkenal dan berpengaruh adalah Adam Smith dengan teorinya Invisible
Hand.
Lahirnya liberalisasi pendidikan dilatarbelakangi oleh WTO (World
Trade Organization), sebuah organisasi di bawah PBB yang mengawasi
persetujuan tentang aturan perdagangan

di antara anggota PBB. WTO

membuat sebuah aturan secara global sehingga negara anggota harus


mematuhinya meskipun aturan tersebut tidak sesuai bagi negaranya
karena jika tidak, maka akan terkena sanksi ekonomi oleh WTO. Dalam
upaya menindaklanjuti kesepakatan dengan WTO, salah satu yang harus
dilakukan Indonesia adalah privatisasi di bidang pendidikan, sehingga
pemerintah mengeluarkan UU Nomor 25 Tahun 2007 tetang Penanaman
Modal. Undang-undang penanaman modal ini

mengakibat banyak

investor baik asing maupun domestik berlomba untuk menanamkan


modalnya pada pengelolaan pendidikan, Dengan demikian akan ada
sekolah-sekolah yang dikelola sesuai dengan tujuan diinvestasinya modal
tersebut. Tentu saja tujuan dari investasi adalah untuk mendapatkan laba
yang sebesarnya, dimana kualitas pendidikan tidak lagi didasari oleh
penanaman nilai-nilai luhur atau pendidikan karakter tapi diukur oleh
seberapa berkembang fasilitas pendidikan yang ditinjau dari saran dan
prasarananya. Lambat laun sekolah dan tempat pendidikan lainnya diubah
menjadi institusi bisnis yang sangat menjanjikan daripada membangun
sebuah proyek bangunan, jalan, dan fasilitas lainnya.

Inilah sebab mengapa pendidikan belum merata meskipun telah


banyak alternatif yang dilakukan oleh pemerintah baik itu anggaran
pendidikan 20% dari APBN dan APBD. Ini jugalah sebab mengapa perilaku
para pelajar Indonesia yang semakin memprihatinkan. Jadi beginilah
pendidikan kita yang diukur oleh seberapa mampu mereka, maka mereka
mendapatkan ilmu tapi tidak dengan pendidikan karakter di dalamnya.
Mari berpikir sejenak apakah kita masih perlu pendidikan karakter ? atau
Bangsa Indonesia sudah berkarakter yang sesuai dengan Pancasila ?
Bersediakah anda ikut dalam kelompok suara sumbang di seberang sana
atau hanya ikut saja seperti domba yang digiring tanpa arah oleh
penggembala ?

Referensi :
m.kompasiana.com/tambunansgl/membangun-karakter-bangsabelandaskan-pancasila_54f7590da333119c348b4663
bem.fkip.uns.ac.id/Indonesia/apa-kabar-pendidikan-negerikuindonesia
indoprogress.com/2014/01/gerakan-mahasiswa-dan-politikliberalisasi-pendidikan-pasca-2014

Nama

: Fatima Sari Devi

Fakultas

: Ekonomi dan Bisnis

Jurusan

: Akuntansi

NIM

: A31114019

Anda mungkin juga menyukai