Anda di halaman 1dari 4

WATER SEAL DRAINASE

------------------------------------------------ RD - Collection 2002


---------------------------------------------

Pipa toraks (chest tube) didefinisikan sebagai instrumen panjang berongga silindris
yang digunakan untuk mengeluarkan udara dan atau cairan dari rongga pleura
Penggunaan pipa toraks ini pertama dikenalkan oleh Buelau pada tahun 1875, dan
dipopulerkan oleh Kenyon pada tahun 1911 dan juga Monaldi. Pipa toraks ini
dianjurkan transparan , tidak tidak kaku dan sebaiknya dengan lapisan silikon. Pipa
toraks yang tersedia berukuran 20F, 22F, 24F, 26F, 28F, 30F, 32F
Definisi Suaru sistem drainase dengan menggunakan air
Fungsi Mempertahankan tekanan negatif intrapleura / Cavum pleura
- Dewasa 12 15 cmH2O
- Anak
8 10 cmH2O

Sistem 2 botol --> baik untuk Hematotoraks

Kegunaan
Terapi
: drainase cairan rongga pleura.
Pemantauan : mengetahui ada/tidaknya tindakan lebih lanjut

Jenis

Aktif kontinous suction, gelembung udara berasal dari udara sitim


Sistem 2 botol I : menampung sekret
II : mengatur besar tekanan negatif botol I
Jenis Draeger, MIzuho
Pasif gelembung udara berasal dari cavum thoraks pasien

Macam :
Sistem 1 botol
Saat pemasangan ujung distal drain harus masuk air sedalam 2-3 cm dari
permukaan air , agar material dari cavum pleura masih mudah keluar karena
hanya tertahan oleh tekanan hidrostatis 2-3 cmH2O saja dan udara luar tidak bisa
masuk cavum pleura karena tertahan air tersebut
Drain ini cukup baik untuk kasus Pneumotoraks.

Kedua WSD ini disebut WSD Pasif karena untuk meningkatkan tekanan negatif di
cavum pleura pasien harus aktif dengan cara batuk2 atau fisioterapi nafas.

Sistem 3 botol , dengan/tanpa Continuous suction

8.
9.
10.
11.
12.

Penetrating chest injury


Trauma thoraks berat
Chylothoraks
Post Torakatomi
Bronchopleural fistula

Teknik Pemasangan :

Syarat Pipa WSD


1.
2.
3.
4.

Transparan --> lihat undulasi


Lunak --> bisa dijepit bila ada jendalan darah
Tidak terlalu panjang
Besar --> aliran lancar

Lokasi Pemasangan
SIC 5-6 sejajar linea axillaris anterior pada sisi yang sakit
SIC 9-10 sejajar linea axillaria anterior (BUELAU)
SIC 2-3 sejajar linea medio clavicularis (MONALDI)

Indikasi Pemasangan WSD


1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.

Pneumothoraks Spontan > 20%


Pneumotoraks <20% tetapi akan dipasang ventilator
Bila udara tidak begitu banyak --> dilakukan pungsi pleura
Jika udara tertimbun lagi atau paru kolaps sampai 1/3 bagian --> indiksi WSD
Tension pneumothoraks
Hematothoraks
Moderat (350-1500 cc) --> pungsi dan diulang dalam 12 jam
Bila cairan timbul lagi --> WSD
Massif (>1500 cc) --> pasang WSD untuk evaluasi perdarahan tiap jam guna
indikasi torakotomi
Hematopneumotoraks
Empyema bila terapi punksi gagal
Iatrogenik pneumothoraks (progresif)

Tentukan tempat insersi , biasanya setinggi puting (sela iga v / iv) anterior
linea mida xillaris pada area yang terkena.
Disinfeksi medan operasi dengan alkohol dan betadin.
Tutup dengan duk steril Dilakukan lokal anestesi. kulit dan periosteum
iga.
Insisi transversal (horisontal) 2-3 cm pada tempat yang telah ditentukan dan
diseksi tumpul melalui jaringan subkutan, tepat diatas iga. Dipasang jahitan
penahan secara matras vertikal miring.
Melalui insisi, dinding toraks ditembus dengan klem dengan cara menyusuri
margo superior costa sampai ke cavum pleura. Tusuk pleura parietalis dengan
ujung klem dan masukkan jari ke dalam insisi untuk mencegah melukai organ
yang lain dan melepaskan perlekatan, bekuan darah dll. Catatan: pada
hematotoraks akan segera menyemprot darah keluar, pada pneumotoraks
keluar udara
Klem ujung proleksimal pipa toraks dan dorong kedalam rongga pleura
sesuai panjang yang diinginkan
Catatan: Harus selalu diperiksa terlebih dahulu, apakah pada pipa toraks
sudah cukup dibuat /terdapat lubang-lubang samping, yang panjangnya kirakira dari ujung pipa ke lubang kulit terakhir duapertiganya, dan yang lebih
penting lubang terakhir harus di lubang rongga toraks.
Dren toraks dipasang dan dilakukan fiksasi dengan jahitan matras yang telah
disiapkan. Jahitan / benang diikatkan dengan pengikat berputar ganda,
diakhiri simpul hidup.
Dren toraks dihubungkan dengan botol WSD, memakai slang transparan
Sambungkan ujung pipa toraks ke sistem wsd satu botol, dua botol atau
pompa pengisap tekanan 14-20 cm H2O .
Tutup luka operasi dengan kasa steril.
Operasi selesai.
Buat foto rontgen toraks

Komplikasi Pemasangan
Jika pemasangan pipa toraks tidak mengikuti cara / prosedur yang benar maka
kadang-kadang terjadi komplikasi-komplikasi sebagai berikut:
1. Laserasi atau menusuk organ intra toraks / abdomen yang dapat dicegah dengan
tehnik jari sebelum dilakukan insersi.
2. Infeksi pleura (empiema)

3.

Kerusakan syaraf intervostal, arteri dan vena


a. pneumotoraks menjadi hemotoraks
b. neuritis intercostal / neuralgia
4. Posisi pipa toraks yang keliru, extra toraks atau intra toraks (mis:kinking)
5. Lepasnya pipa toraks dari dinding dada, atau lepasnya dengan wsd.
6. Pneumotoraks persisten
a. kebocoran primer yang besar
b. kebocoran di kulit pipa toraks , pengisapan pipa toraks terlalu kuat
c. wsd bocor
7. Emfisema subcutis
8. Pneumotoraks rekuren sesudah pencabutan pipa toraks.
Penutupan luka torakostomi tidak segera dilakukan.
9. Gagalnya paru untuk mengembang akibat adanya plak broncus: perlu
broncoscopis.
10. Reaksi anafilaktik atau alergi obat anestesi atau persiapan bedah . .

Fungsi WSD baik bila:


Sistem 1 botol --> undulasi (+) di slang WSD yang sesuai dengan gerak
pernafasan.
Sistem continuous suction --> ada gelembung2 udara pada botol kontrol
tekanan
Awasi produksi dren setiap jam pada 3 jam pertama, setelah itu tiap 24 jam dan
harus dicatat dan cairan dibuang, serta botol WSD dicuci dengan savlon

Pedoman Pencabutan BUELAU/MONALDI

Kriteria Pencabutan
Sekret serous, tidak hemorrhagi
Dewasa < 100 cc/24 jam
Anak < 25-30 cc/24 jam
Paru mengembang
Klinis suara paru kanan = kiri
Evaluasi dengan foto thoraks

Perawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Posisi duduk (30 derajat)


Susunan alat rapi dan terlihat
Fiksasi pipa dari cavum thoraks harus kedap plester lebar
Pipa transparan monitor sekret, gumpalan darah
Foto kontrol AP tiap hari lihat keadaan paru, posisi drain
Hitung produk/ 24 jam dinilai kuantitas dan kualitas
Fisioterapi nafas (meniup balon) agar paru mengembang
Koreksi bila ada kelainan sistem

Yang perlu perhatian secara teratur :

Letak botol WSD lebih rendah dari pada Penderita --> mencegah aspirasi cairan
ke dalam cavum pleura

Jika mau membersihkan botol, slang menuju penderita agar diklem -->
mencegah masuknya udara dalam cavum pleura

Slang yang macet kemungkinan :


Terduduki penderita
Kinking
Terdapat fibrin /jendalan darah
Ujung slang tertutup fibrin atau jaringan paru yang mengembang

Bila terdapat kebocoran kemungkinan berasal dari


Slang bocor atau bocor pada sambungan
Disekitar slang
Bronchopleural fistel

Kondisi
Pada Trauma
Hemato / Pneumothoraks yeng memenuhi 2 kriteria diatas langsung dicabut
Pada torakotomi
a. Infeksi klem 24 jam (cegah resufflasi) , bila baik cabut
b. Post Operatif memenuhi 2 kriteria diatas dicabut
c. Post Pneumectomi hari ke-3 bila mediastinum stabil
Alternatif
a. Paru tetap kolaps, hisap s/d 25 cmH2O
Bila memenuhi 2 kriteria klem 24 jam baik cabut
Bila gagal 2 minggu Dekortikasi
b. Sekret > 200 cc/24 jam curiga Chylothoraks pertahankan 4
mimggu Tidak berhasil : torakotomi
sekret < 100 cc/24 jam klem cabut

Pada waktu pencabutan penderita harus pada keadaan Inspirasi


pencabutan dilakukan pemeriksaan suara nafas dan foto kontrol.

Kapan WSD dicabut ? Tergantung dari Indikasi pemasangan

Setelah

HEMATOTORAKS
Produksi dren 100 cc/24 jam dan warna cairan serohemoragis.
Paru mengembang penuh baik klinis maupun radiologis.

PNEUMOTORAKS :
Paru mengembang penuh baik secara klinis maupun radiologis

Slang WSD diklem > 12 jam

Secara klinis/radiologis, paru tetap mengembang penuh

Cabut

EMPYEMA :
Produksi dren < 50 cc/24 jam dan warna cairan serous.
Secara klinis maupun radiologis paru mengembang penuh

Permasalahan2 yang sering timbul :


Waktu mobilisasi ke tempat lain, mis. Ke ruang foto toraks
Apabila WSD tak berfungsi
Waktu Mobilisasi ke Tempat Lain :
o Pneumotoraks Sebaiknya dengan WSD 1 botol.
o Hematotoraks / empyema toraks:
Dren toraks diklem
Lepaskan sambungan antara dren toraks dan slang WSD.
Ujung dren toraks bungkus dengan kasa steril.
WSD tak berfungsi : Cek sambungan2 mungkin ada yang bocor.

CARA PENCABUTAN :
Setelah plester fiksasi pipatoraks dilepaskan maka daerah luka masuknya pipa
dilakukan desinfeksi, benang pengikat ( yang diikat dengan simpul kidap )
dilepaskan,seorang asisten memegang kedua ujung benang dimana pada luka sudah
siap terjadi ikatan biasa.
Operator dengan tangan kanan memegang pipa toraks, siap untuk menarik,
sementara tangan kiri dalam posisi menjepit tepi luka dengan satu komando,
operator mencabut pipa dengan satu tarikan pasti keluar ( pada keadaan inspirasi

penuh ), sesaat setelah jari jari tangan kiri menjepit tepi luka. Dengan demikian
maka dihindari terjadinya open pneumotoraks. Kemudian asisten mengikat simpul
yang telah siap tadi, hingga luka tertutup rapat.
Setelah benag dipotong, maka daerah luka dibebat dengan kasa rapat, dapat pula
diberikan sedikit antibiotika lokal pada tempat luka. Setelah setiap pencabutan
pipa toraks harus segera diperiksa secara fisik suara napasnya, dan dibuat xfotorontgen toraks.

Anda mungkin juga menyukai