Anda di halaman 1dari 7

PENCABUTAN ALAT BANTU NAFAS

No. Dokumen :

Revisi ke- 0

Halaman
1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit

Direktur

Standar Prosedur
Operasional
14 September 2016
1.

Pengertian

( Dr. Yanuar Jak, SpOG, MARS, PhD )

Pencabutan Alat Bantu Nafas / Ekstubasi adalah tindakan


pencabutan pipa endoktrakea.

2. Tujuan

Ekstubasi dilakukan pada saat yang tepat bagi pasien untuk


menghindari terjadinya reintubasi dan komplikasi lain

Minimalisasi komplikasi yang mungkin timbul.

Pemantauan dini komplikasi dan penatalaksanaan segera dari


komplikasi yang timbul.

Keamanan dan kenyamanan pasien terjamin selama


pelaksanaan prosedur.

3. Kebijakan

4. Prosedur

1. Tindakan ekstubasi membutuhkan tenaga terlatih, asisten,


obat obatan dan monitoring yang sama dengan standard
intubasi endotrakea terdahulu.
2. Sebaiknya dilakukan pada pagi atau siang hari.
3. Keputusan ekstubasi dilakukan oleh konsultan ICU atau
residen ICU yang telah dinyatakan mampu untukmengambil
keputusan tersebut.
4. Kriteria ekstubasi :
Kesadaran yang adekuat untuk mempertahankan reflex
protektif jalan nafas dan refleks batuk untuk
mempertahankan jalan nafas .
Cadangan paru yang adekuat :
a. Laju paru < 30 kali / menit

b. FVC > 15 ml/kg


c. PaO2 / FiO2 > 200
Pada pasien pasca pembedahan jalan nafas atas atau edema
jalan nafas atas, edema jalan nafas telah minimal atau
ditandai dengan adanya kebocoran udara yang adekuat
setelah cuff pipa endotrakea dikosongkan.
Pasien bedah plastic atau THT bila memungkinkan
dibicarakan terlebih dahulu dengan dokter bedah plastic
atau THT sebelum ekstubasi. Pasien dengan intermaxillary
fixation yang masih terpasang membutuhkan dokter Bedah
Plastik dan pemotong kawat bila akan diekstubasi
Pasien pasien khusus seperti pasien PPOK, pasien dengan
kesadaran yang tidak baik, membutuhkan diskusi dengan
konsultan ICU yang bertugas untuk dilakukan ekstubasi.
5. Semua pasien pasca ekstubasi mendapat oksigen
6. Suctioning dan bersihkan jalan nafas pasien
7. Pipa endotrakea dikosongkan
8. Lakukan ekstubasi
9. Suctioning dan bersihkan kembalikan jalan nafas pasien
10. Catat pada rekam medis ICU pasien :
Keadaan pasien selama ekstubasi
Obat obatan yang diberikan
Komplikasi yang terjadi selama dan pasca ekstubasi
Pemeriksaan analisa gas darah pasca ekstubas
5. Unit Terkait

Ruang Intensve
Keperawatan

PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN


SENDIRI ( APS ) RUANG PERINATOLOGI

No. Dokumen :

Revisi ke- 0

Halaman
1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit

Direktur

Standar Prosedur
Operasional
14 September 2016
1.

Pengertian

( Dr. Yanuar Jak, SpOG, MARS, PhD )

Pasien pulang APS adalah pasien yang mendapatkan

perawatan dan pengobatan yang dinyatakan belum sembuh


oleh dokter, pulang atas kemauan sendiri.
2. Tujuan

Sebagai acuan memulangkan pasien pulang paksa dari ruang

rawat inap.
3. Kebijakan

4. Prosedur

Keluarga Pasien mengajukan permohonan untuk membawa


pulang pasien, walaupun pengobatan belum selesai.

Dokter/perawat memberikan penjelasan dan informasi


tentang keadaan penyakitnya.

Keluarga/pasien menandatangani surat pernyataan pulang


APS

Dokter DPJP menyetujui keinginan keluarga.

Perawat menyiapkan surat kontrol pasien dan perincian


pembiayaan, kemudian menginformasikan kepada bagian
administrasi.

Surat perincian diantar ke bagian keuangan oleh perawat.

Perawat menganjurkan keluarga pasien menyelesaikan


administrasi ke bagian keuangan.

Surat bukti pembayaran diserahkan ke bagian administrasi


perawat.

Perawat memberikan penjelasan tentang perawatan


selanjutnya di rumah dan menyerahkan surat-surat yang
diperlukan pasien.

5. Unit Terkait

Perinatologi

Admisi Rawat Inap.

Kasir/Keuangan.

PENOLAKAN TINDAKAN MEDIS

No. Dokumen :

Revisi ke- 0

Halaman
1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit

Direktur

Standar Prosedur
Operasional
14 September 2016
1.

Pengertian

( Dr. Yanuar Jak, SpOG, MARS, PhD )

Penolakan tindakan medis adalah suatu penyataan yang


menyatakan bahwa pasien menolak tindakan medis yang
dilakukan walaupun telah diberikan penjelasan oleh dokter
yang berwenang.

2. Tujuan

Sebagai bukti yang sah bagi puskesmas, pasien dan dokter.


Menjaga/mencegah kemungkinankemungkinan yang akan
terjadi dikemudian hari.

3. Kebijakan

4. Prosedur

5. Unit Terkait

1. Dokter/perawat meyakinkan pasien dan keluarganya untuk


mempertimbangkan keputusannya dalam menolak tindakan
medis yang akan dilakukan.
2. Jika pasien tetap menolak, perawat menyerahkan formulir
penolakan tindakan medis kepada pasien/keluarga untuk
dibaca.
3. Perawat mempersilahkan pasien/keluarga untuk
menandatangani dan membubuhkan nama jelas juga sertakan
tandatangan dan nama jelas saksi dibawah tanda tangan
pasien/keluarga. Saksi terdiri atas 3 orang :
- 1 orang perawat.
- 1 orang dari dokter.
- 1 orang dari pihak pasien.
4. Jika pasien tidak dapat menandatangani, pasien dapat
membubuhkan cap jempol ibu jari.

Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai