Anda di halaman 1dari 15

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT SIDO WARAS MOJOKERTO


NOMOR :009B /SK/RSSW/Dir / IX / 2015
TENTANG
PANDUAN KESIAPAN MENGHADAPI BENCANA
RUMAH SAKIT SIDO WARAS

DIREKTUR RUMAH SAKIT SIDO WARAS


Menimbang :
a. Bahwa wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis,
geologis, hidrologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik
yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan nasional
b. Bahwa sehubungan dengan resiko tersebut diatas, maka perlu adanya Panduan
Kesiapan Mengahadapi Bencana Rumah Sakit Sido Waras
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a dan b diatas, perlu ditetapkan
dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Sido Waras tentang Panduan Kesiapan
Menghadapi Bencana Rumah Sakit Sido Waras.
Mengingat

1. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang-Undang RI No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
4. Undang-Undang RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
5. Peraturan Pemerintah RI No. 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen K3
6. Peraturan

Menteri

Kesehatan

RI

No.1691/MENKES/PER/VIII/2011

tentang

Keselamatan Pasien Rumah Sakit.


7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.949/MENKES/SK/VIII/2004 tentang Pedoman
1

Penyelenggaraan system Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa


8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No.10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan dan Lingkungan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1653/MENKES/SK/I/2011 tentang Pedoman
Penanganan Bencana Bidang Kesehatan.
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit.
12. Peraturan Direktur PT. Prima Karya Bersaudara Nomor 001/PD/RSSW/Dir/II/2015
tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Sido Waras.
13. Surat Keputusan Direksi PT. Prima Karya Bersaudara Nomor : 001/ PKB/ Dir/ VI/ 2013
tentang Penetapan Direktur Rumah Sakit Sido Waras.
14. Keputusan Direktur Rumah Sakit Sido Waras Nomor : 003/SK/RSSW/Dir/II/2015
Tentang Pembentukan Panitia Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Kesatu

: KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SIDO WARAS TENTANG


PANDUAN KESIAPAN MENGHADAPI BENCANA RUMAH SAKIT SIDO
WARAS

Kedua

: Panduan Kesiapan Menghadapi Bencana sebagaimana dimaksud dalam


lampiran Peraturan ini

Ketiga

: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila di


kemudian hari terdapat kesalahan akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan

: Mojokerto

Tanggal

: 30 September 2015

Direktur,
Rumah Sakit SIdo Waras

Lany Dwi.Kurniawati .S.., dr. M.Kes

Lampiran
Keputusan Direktur Rumah Sakit Sido Waras
Nomor : 009B /SK/RSSW/Dir/IX/2015
Tanggal

: 30 September 2015

BAB I
DEFINISI
A.

Pengertian
1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang terjadi secara
mendadak akibat faktor alam atau ulah manusia yang dapat menimbulkan
ancaman, gangguan dan hambatan kehidupan dan penghidupan masyarakat
serta mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis .
2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.
3. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan non alam antara lain epidemi dan wabah
penyakit.
4. Bencana sosial adalah bencana

yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antara kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror.
5. Bencana yang terjadi dilingkungan rumah sakit dapat dibedakan :
a. Bencana internal ( internal disaster ) adalah bencana yang terjadi didalam
rumah sakit yaitu kebakaran, gempa bumi, kebocoran gas, ledakan,
runtuhnya bangunan rumah sakit dan penyakit menular.
b. Bencana eksternal ( eksternal disaster ) adalah bencana yang terjadi
dilingkungan rumah sakit yang bisa berdampak terhadap kelangsungan
operasional rumah sakit antara lain : kecelakaan lalulintas, banjir,
kebakaran, gempa bumi, bom, letusan gunung berapi dan penyakit menular.
6. Penanggulangan bencana adalah upaya menghilangkan, mencegah dan atau
mengurangi / meminimalisasi ancaman bencana atau resiko / dampak dari
akibat bencana yang terjadi.
4

7. Triase adalah tindakan pemilihan korban sesuai kondisi kesehatannya untuk


mendapat lebel tertentu dan kemudian dikelompokkan serta mendapatkan
pertolongan/ penanganan sesuai dengan kebutuhan.
Korban akan terbagi dalam lima kondisi kesehatan, sebagai berikut :
a. Label hijau
Korban yang tak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat
ditunda, mencakup korban dengan :
-

Fraktur minor

Luka minor, luka bakar minor

b. Label kuning
Korban dengan cidera sedang yang perlu mendapatkan perawatan khusus dan
kemudian dapat dipulangkan, atau dirawat di rumah sakit atau dirujuk ke rumah
sakit lain termasuk dalam kategori ini :
-

Korban dengan risiko Syok (korban dengan gangguan jantung, trauma


abdomen berat)

Fraktur Dissable

Fraktur femur / pelvis

Luka bakar luas

Gangguan kesadaran / trauma kepala

c. Label merah
Korban dengan cidera berat yang memerlukan observasi ketat, kalau perlu
tindakan operasi. Dengan kemungkinan harapan hidup yang masih besar dan
memerlukan perawatan rumah sakit atau rujuk ke rumah sakit lain termasuk
dalam kategori ini :
-

Syok oleh berbagai kausa

Gangguan pernafasan

Trauma kepala dengan pupil anisokor

Perdarahan external masal

d. Label hitam
Korban yang sudah meninggal dunia. Ditempatkan di ruang absensi karyawan
(dapat menampung 10 jenazah)

B.

Tujuan
1. Sebagai petunjuk/acuan dalam kesiapan menghadapi bencana di Rumah Sakit
Sido Waras secara benar dan profesional.
2. Mengamankan dan menyelamatkan jiwa (pasien, dokter, staf dan pengunjung)
harta benda/fasilitas dan dokumen rumah sakit.
3. Terlaksananya kesiapan dalam menghadapi bencana (Disaster) untuk menjamin
kelangsungan fungsi pelayanan rumah sakit.

BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Panduan Kesiapan Menghadapi Bencana di Rumah Sakit Sido Waras
meliputi :
1. Organisasi, Tugas dan Fungsi
a. Organisasi, meliputi struktur dan bagan Tim
b. Uraian tugas dan fungsi
1) Komandan bencana
2) Tim evakuasi
3) Pelaksana, meliputi Operasional, Perencanaan, Logistik dan Keuangan
c. Kesiapan Dukungan Pelayanan Medis Dan Dukungan Manajerial
2. Komunikasi
a. Komunikasi penyampaian informasi
b. Komunikasi Koordinasi
c. Komunikasi Pengendalian
3. Pelaksanaan Operasional
a. Tahap Kesiagaan
b. Tahap Aksi Awal
c. Tahap Operasional
d. Tahap konsolidasi
4. Pembiayaan
1. Pra Bencana
2. Saat Bencana
3. Pasca Bencana
4. Sumber pembiayaan
5. Koordinasi Dan Sosialisasi
6. Dokumentasi
1. Pencatatan .
2. Pelaporan

BAB III
TATA LAKSANA
A. Organisasi, Tugas dan Fungsi
1. Organisasi
a. Rumah sakit harus memiliki struktur organisasi Tim Penanganan Bencana
Rumah Sakit yang mengacu kepada Pedoman Perencanaan Penyiagaan
Bencana bagi Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI tahun 2009 yang
disesuaikan dengan organisasi rumah sakit setempat dan ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit
b. Struktur organisasi Tim Penanganan Bencana di Rumah Sakit Sido Waras
adalah sebagai berikut
1) Komandan Bencana
Di jabat oleh ketua K3, saat kejadian bencana diluar jam kerja tugas ini
dialihkan kepada petugas keamanan.
2) Tim evakuasi
3) Pelaksana, meliputi :
a) Operasional
b) Logistik
c) Perencanaan
d) Keuangan

c. Organisasi Penanggulangan bencana disusun sebagai berikut


Bencana
Internal

Bencana Eksternal

Tim evakuasi
Komandan
bencana
(ketua

K3/

Humas

pelayanan medik

Keamanan

operasional

logistik

perencanaan

keuangan

2. Uraian tugas dan fungsi


1. Komandan bencana
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penanggulangan bencana
2) Memberikan arahan pelaksanaan penanganan operasional pada tim di
lapangan
3) Koordnasi dengan Humas memberikan informasi kepada instansi
eksternal terkait yang membutuhkan
4) Mengkoodinasikan sumber daya, bantuan SDM dan fasilitas dari internal
dan eksternal rumah sakit
5) Bertanggung jawab dalam tanggap darurat dan pemulihan
2. Tim evakuasi
Tim evakuasi dibentuk bila bencana terjadi di dalam rumah sakit, langkah
evakuasi antara lain :
9

1. Pasien yang dapat berjalan dipandu keluar dari lokasi kebakaran menuju
ke titik kumpul.
2. Pasien yang tidak dapat berjalan dievakuasi dengan cara : dipapah,
digendong, kursi roda, brankard dan dibungkus dengan selimut/sprei
kemudian ditarik.
3. Pasien yang berada diruangan gedung bertingkat dievakuasi melalui
tangga yang tersedia menuju titik kumpul.
4. Tim evakuasi memeriksa semua ruangan dan memastikan tidak ada
keluarga pasien, pasien ataupun pengunjung yang tertinggal.
5. Pada saat di titik kumpul lakukan inventarisasi terhadap pasien, keluarga
pasien dan pengunjung.
6. Tim evakuasi melaporkan situasi terakhir dan status evakuasi kepada
komandan bencana untuk penanganan lebih lanjut.
3. Pelaksana
1) Operasional

Menganalisa informasi yang diterima

Melakukan koordinasi pembagian tim untuk pengiriman tenaga kerja


ke luar rumah sakit dan penanganan di dalam rumah sakit

Memberikan pelayanan medis sesuai dengan penggolongan pasien


dengan metode triage.

Menyiapkan tim transportasi (ambulans)

Menyiapkan area penampungan korban sesuai dengan kode triase


pasien dilapangan

Menyiapkan tim keamanan

2) Perencanaan

Bertanggung jawab terhadap ketersediaan SDM

Patient tracking dan informasi pasien

3) Logistik

Bertanggung jawab terhadap ketersediaan fasilitas ( peralatan medis,


APD, obat-obatan, makanan & minuman, linen, dan lain lain

Bertanggung jawab kepada ketersediaan dan kesiapan komunikasi


internal maupun eksternal

10

Menyiapkan transportasi untuk Tim, korban bencana, dan yang


memerlukan

Menyiapkan area untuk isolasi dan dekontaminasi.

4) Keuangan

Merencanakan

anggaran

penyiagaan

penanganan

bencana

(pelatihan ,penyiapan alat, obat-obatan dll )

Melakukan administrasi keuangan pada saat penanganan bencana

Melakukan pengadaan barang yang diperlukan

Menyelesaikan kompensasi bagi petugas dan klaim pembiayaan


korban

B. Kesiapan Dukungan Pelayanan Medis Dan Dukungan Manajerial


Dalam pelaksanaan penanganan bencana diperlukan dukungan pelayanan
medis maupun dukungan manajerial yang memadai
Dukungan tersebut sudah harus dipersiapkan sebelum terjadi bencana yang
meliputi :
a. Dukungan pelayanan medis
1) Menyiapkan daerah triage, label, dan rambu rambu
2) Menyiapkan peralatan pertolongan, mulai dari peralatan life saving
sampai peralatan terapi definitive
3) Menyiapkan SDM dengan kemampuan sesuai standar pelayanan dan
standar kopetensi
4) Menyiapkan prosedur prosedur khusus dalam melaksanakan dukungan
medis
b. Dukungan Manajerial
1) Menyiapkan pos komando
2) Menyiapkan SDM cadangan
3) Menangani kebutuhan logistic
4) Menyiapkan alur evakuasi dan keamanan area penampungan
5) Menyiapkan area dekontaminasi
6) Melakukan pendataan pasien dan penempatan / pengiriman pasien
7) Menetapkan masa berakhirnya kegiatan penanganan bencana
8) Menyiapkan sarana fasilitas komunikasi di dalam dan diluar rumah sakit

11

9) Menyiapkan fasilitas transportasi untuk petugas dan korban / pasien


C. Komunikasi
Dalam keadaan bencana diperlukan system komunikasi terpadu, yang terdiri dari :
1. Komunikasi penyampaian informasi
Informasi kejadian pertama dilakukan oleh petugas yang mengetahui kejadian
kepada Petugas Loket Informasi untuk disampaikan kepada Komandan Bencana
baik menggunakan teknologi komunikasi yang sederhana sampai canggih.
2. Komunikasi Koordinasi
Komandan Bencana mengkoordinasikan dilakukan oleh petug
Informasi kepada semua unit terkait termasuk administrasi (umum,keuangan )
dan logistic, Koordinasi dapat dilakukan internal antar unit rumah sakit dan
instansi (eksternal).
3. Komunikasi Pengendalian
Adalah system komunikasi untuk mengendalikan kegiatan operasional di
lapangan.
D. Pelaksanaan Operasional
Dalam pelaksanaan operasional, digunakan beberapa tahap yang terdiri dari :
1. Tahap Kesiagaan
Dimulai dengan adanya system peringatan dini (alarm system) sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan mulai menyiagakan Tim Penanggulangan Bencana
Rumah Sakit.
2. Tahap Aksi Awal
a. Dengan melakukan pengiriman Tim Reaksi Cepat (untuk bencana diluar
Rumah Sakit berkoordinasi dengan Tim Reaksi Cepat di tingkat daerah.
b. Melakukan mobilisasi dan aktivasi sumber daya (SDM dan Fasilitas).
c. Melengkapi informasi melalui komunikasi dan koordinasi.
3. Tahap Operasional
a. Melakukan briefing dengan Tim Penanganan Bencana Rumah sakit.
b. Mengirimkan tim ke lapangan, menyiapkan rumah sakit untuk menerima
korban massal di rumah sakit, melakukan penanganan medis sesuai dengan
kode triase korban.
c. Menilai dan melakukan hospital evakuation dan tindakan yang diperlukan
sesuai dengan kode triase korban.
12

4. Tahap konsolidasi
a. Melaksanakan debriefing
b. Menyusun laporan pelaksanaan
c. Evaluasi dan penyiagaan kembali
E. Pembiayaan
Anggaran disusun untuk penanganan pra bencana, saat bencana dan pasca
bencana
1. Pra Bencana
Anggaran Pra Bencana dialokasikan untuk penyiapan fasilitas rumah sakit,
penyusunan

prosedur

penanganan,

sosialisasi

program,koordinasi

antar

instansi,pelatihan dan simulasi secara periodik.


2. Saat Bencana
Anggaran

saat

bencana

dialokasikan

untuk

kegiatan

tim,komunikasi,logistik,konsumsi,bahan medis habis pakai serta obat2an dan


biaya perawatan korban bencana
3. Pasca Bencana
Anggaran

Pasca

Bencana

dialokasikan

untuk

pembuatan

laporan,

pendataan,renovasi bangunan dan penggantian atau rekondisi peralatan yang


rusak atau hilang
4. Sumber pembiayaan
Sumber pembiayaan diambil dari sumber keuangan rumah sakit baik untuk
kegiatan terprogram dan crash program
F. Koordinasi Dan Sosialisasi
1. Koordinasi
Koordinasi dilakukan antar unit kerja didalam rumah sakit dan antar instansi di
luar rumah sakit ( Kepolisian, Dinas Pemadam Kebakaran, PMI, BMG,
Dinkes,Badan Penanggulangan Bencana Daerah,dll )
Koordinasi dapat berbentuk kesepakatan antar instansi atau berdasarkan
komunikasi yang selalu dilakukan secara efektif.
2. Sosialisasi

13

Sosialisasi tentang Panduan Kesiapan Menghadapi Bencana ( Disaster ) untuk


tenaga kerja Rumah Sakit Sido Waras dilakukan secara periodik, berkelanjutan
dan dilaksanakan secara internal atau bekerjasama dengan instansi yang terkait
diluar Rumah Sakit.

14

BAB IV
DOKUMENTASI
Dalam upaya kesiapan menghadapi bencana ( disaster ) di Rumah Sakit Sido Waras
meliputi :
1. Pencatatan
a. Inventarisasi sarana penanggulangan bencana
b. Tim Penanganan Bencana
c. Dokumen yang terkait dengan kesiapan dan pelaksanaan menghadapi
bencana baik pra bencana, saat bencana maupun pasca bencana di Rumah
Sakit Sido Waras
d. Inventarisasi korban dan kerugian material Rumah Sakit akibat bencana.
2. Pelaporan
Kegiatan kesiapan dan pelaksanaan dalam menghadapi bencana baik pra
bencana,saat bencana dan pasca bencana dilaporkan oleh Tim Penanganan
Bencana yang telah ditunjuk kepada Direktur Rumah Sakit Sido Waras
Laporan kejadian dan penanganan serta tindak lanjut harus diserahkan kepada
Direktur selambat-lambatnya 1 X 24 Jam Pasca Bencana.

15

Anda mungkin juga menyukai