Anda di halaman 1dari 4

LATAR BELAKANG

Sebagian besar tumbuhan yang kita jumpai dewasa ini termasuk dalam Angiospermae
yang merupakan kelompok tumbuhan yang mendominasi daratan lebih dari 100 juta tahun
yang lalu meliputi 235.000 spesies tumbuhan berbunga. Sebagian besar makanan yang kita
konsumsi berasal dari tumbuhan berbunga dapat berupa akar misalnya wortel, kangkung,
buah-buahan misalnya apel, mangga, pisang, pepaya; buah dan biji Leguminosae, buah
kariopsis dari Graminae misalnya padi dan jagung. Angiospermae dibedakan ke dalam dua
kelas berdasarkan jumlah kotiledonnya, yakni monokotil dan dikotil.
Monokotil meliputi sekitar 65.000 spesies, termasuk di dalamnya tumbuhan
Graminae, anggrek, palem, bambu dan lain-lain. Daun, batang, bunga dan akar monokotil
bersifat spesifik. Sebagian besar monokotil memiliki pertulangan daun sejajar, batang dengan
berkas pembuluh tersebar; daun mahkota bunga 3 atau kelipatannya, dan memiliki akar
serabut. Sebagian besar Angiospermae yakni sekitar 170.000 spesies adalah tumbuhan
dikotil. Kelompok tumbuhan ini meliputi tumbuhan semak, pohon serta banyak tumbuhan
penghasil makanan. Ciri-ciri dikotil adalah memiliki 2 kotiledon pada biji; pertulangan daun
menjari, berkas pembuluh pada batang tersusun melingkar, daun mahkota bunga 4, 5 atau
kelipatannya, memiliki sistem akar tunggang.
Reproduksi seksual pada tumbuhan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup yaitu
monokotil dan dikotil). Kegiatan berkembangbiak pada tumbuhan dapat dilakukan secara
tidak kawin atau tanpa melalui perkawinan antara sel kelamin jantan betina atau kepala putik
dengan benang sari (Pratiwi 2007: 191).
Gametogenesis adalah peristiwa pembentukan gamet (sel kelamin). Pembentukan
ovum disebut dengan Megasporogenesis. Megasporogenesis berlangsung di ruang bakal
buah (putik). Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari di kepala putik. Reproduksi pada
tumbuhan dari sel generatif dapat terjadi dengan pembuahan (amfimiksis),

atau

tanpa melalui pembuahan (apomiksis). Reproduksi (perkembangbiakan) ini merupakan salah


satu ciri makhluk hidup. Dengan reproduksi maka makhluk hidup dapat mempertahankan
kelangsungan jenisnya (spesies) sehingga tidak punah. Pembuahan pada angiospermae
disebut pembuahan ganda sebab terjadi 2 kali pembuahan (Pratiwi 2004: 193).
Sama seperti halnya mahluk hidup lain, tumbuhan juga bereproduksi untuk
mempertahankan kelangsungan spesiesnya. Tumbuhan berbunga melakukan reproduksi
dengan cara membentuk biji. Biji terbentuk dengan jalan reproduksi seksual yaitu
bergabungnya sel kelamin jantan dari serbuk sari dengan sel kelamin betina dari bakal
buah. Baik benang sari maupun putik dilindungi oleh kelopak bunga dan daun mahkota.
Keduanya membentuk mahkota bunga. Polinasi atau penyerbukan terjadi ketika butir sel

jantan dari benang sari masuk ke kepala putik bunga lalu turun ke tangkai putik untuk
bergabung dengan bakal biji. Ada juga tumbuhan yang bisa dikembangkan tanpa pembuahan.

RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.

Apa saja alat reproduksi betina pada Angiospermae?


Bagaimana proses megasporogenesis pada Angiospermae?
Bagaimana proses megagametogenesis pada Angiospermae?
Bagaimana Inisiasi dan Perkembangan Integumen pada Angiospermae?

Tujuan
1. Untuk mengetahui alat reproduksi betina pada Angiospermae.
2. Untuk mengetahui proses megasporogenesis pada Angiospermae.
3. Untuk mengetahui proses megagametogenesis pada Angiospermae.
4. Untuk mengetahui Inisiasi dan Perkembangan Integumen pada
Angiospermae.

Kesimpulan

Megasporogenesis
Proses ini terjadi di dalam bakal biji tumbuhan. Pada bakal biji awalnya hanya terdapat 1 sel
induk megaspora. Sel tersebut kemudian akan membelah secara meiosis (melalui meiosis 1
dan 2) hingga menghasilkan 4 megaspora anakan. Tiga megaspora yang terbentuk akan
mereduksi dan mati, sedangkan 1 tetap berkembang hingga akan tumbuh menjadi bakal biji
yang sempurna. Dalam megaspora tersebut terdapat 1 inti sel yang nantinya akan
menjalani proses megagametogenesis.
Megagametogenesis
Proses ini merupakan serangkaian pembelahan inti sel megaspora tanpa disertai dengan
pembelahan selnya. Pembelahan tersebut terjadi secara mitosis dan berlangsung 3 kali
berturut-turut. Dari awalnya 1 inti sel, membelah secara mitosis 3 kali hingga menghasilkan
8 inti sel. Delapan inti sel tersebut akan bergerak menuju tempatnya masing-masing dan
berkembang menjadi bagian yang berbeda-beda. Tiga inti akan bergerak menuju arah
mikrofil (bagian bawah) dan berkembang menjadi ovum (tengah) dan 2 sinergid di kanan
kirinya. Dua inti sel akan berada di tengah-tengah dan berkembang menjadi inti kandung
lembaga sekunder. Tiga inti sel akan bergerak ke arah khalaza (bagian atas) dan
berkembang menjadi antipoda.
Setelah 8 inti sel tersebut menempati tempatnya masing-masing, akan mulai terbentuk
dinding sel yang memisahkannya dengan inti sel yang lain. Dinding sel ini akan memisahkan
masing-masing inti sel kecuali pada inti kandung lembaga sekunder yang tetap berdua tidak
terpisahkan. Hasil akhir proses ini adalah 7 sel dengan 8 inti sel gamet betina.
Pada pembuahan ganda, terjadi dua pembuahan pada bakal biji angiosperma. Pembuahan
pertama terjadi antara avum dengan inti generatif 1 menghasilkan zigot, sedangkan
pembuahan kedua terjadi antara inti kandung lembaga sekunder dan inti generatif 2
menghasilkan endosperma atau cadangan makanan.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Terj. Dari: Biology.
5th ed. oleh Manulu, W. Jakarta: Erlangga.
Ir. Suryo. 2001. Genetika strata 1. Gajah Mada University Press. Yogyakarta
Mader, S.S. 2004. Biology. Boston: McGraw-Hill.
Mulyani G.S., Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius

Pratiwi, D.A., dkk. 2006, Biologi. Jakarta: Erlangga.


Susanto Agung Hery. 2011. Genetika. Graha Ilmu. Yogyakarta
Maheshwari, P. (1950). An Introduction to the Embryology of Angiosperms. (New York:
McGraw-Hill).
Willemse, M.T.M., and van Went, J.L. (1984). The female gametophyte. In Embryology of
Angiosperms, B.M. Johri, ed (Berlin: Springer-Verlag), pp. 159196.
Russell, S.D. (2001). Female gametogenesis: Ontogenesis of the embryo sac and female
gametes. In Current Trends in the Embryology of Angiosperms, S.S. Bhijwani and W.Y. Soh, eds
(Dordrecht, The Netherlands: Kluwer Academic Publishers), pp. 89100.

Anda mungkin juga menyukai