Makalah Cekungan Kutai

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

GEOLOGI MINYAK BUMI


CEKUNGAN

Disusun Oleh:
Mahira Anaqah Huwaina
21100113130086

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
MEI 2016

CEKUNGAN KUTAI
Berdasarkan data Kementerian ESDM, diketahui Indonesia memiliki 128 cekungan
sedimen yang tersebar di seluruh wilayah. Dari jumlah tersebut, terdapat beberapa
cekungan yang sudah dilakukan eksplorasi sedangkan cekungan lainnya belum
pernah dilakukan kegiatan eksplorasi. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah
satu Negara yang memiliki cekungan yang cukup banyak. Salah satu cekungan yang
memiliki potensi memerangkap minyak dan gas bumi yang baik di Indonesia adalah
Cekungan Kutai.

Gambar 1. Letak Cekungan Kutai dan Kerangka Tektonik Pulau Kalimantan (Bachtiar, A.
2006)

Kerangka Tektonik
Cekungan Kutai berada pada Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur. Cekungan Kutai
merupakan cekungan hidrokarbon yang berumur Tersier dimana minyak dan gas
bumi terperangkap pada batupasir berumur Miosen dan Pleistosen. Cekungan ini
terbentuk dan berkembang akibat proses-proses pemisahan diri akibat regangan di
dalam lempeng Mikro Sunda yang menyertai interaksi antara Lempeng Sunda dengan
Lempeng Pasifik di sebelah Timur, lempeng Hindia Australia di selatan, dan
lempeng Laut Cina Selatan di utara.
Cekungan Kutai terdiri dari endapan sedimen dengan tebal 14 km. Batas batas
Cekungan Kutai :
Timur

= Paparan benua Selat Makasar

Selatan

= Tinggian Meratus

Barat

= Tinggian Kuching

Utara

= Tinggian Mangkalihat

Kerangka Tektonik
Proses tektonik yang berkaitan dengan proses pembentukan Cekungan Kutai
bermulai saat adanya adanya rifting di Selat Makasar saat Eosen Tengah Oligosen
Awal (Asikin, 1995). Ketika masih pada periode Eosen Tengah Oligosen Awal,
gaya yang berkembang berawah NW-SE, yang merupakan hasil dari proses tumbukan
yang terjadi pada masa ini dan merupakan awal terbentuknya rangkaian strike-slip
fault di daerah yang berbatasan dengan Selat Makasar. Proses ini, adalah awal
terbentuknya Cekungn Kutai. Dikarenakan terbentuk akibat adanya rifting di daerah
ini, Cekungan Kutai dikatakan sebagai rift basin atau cekungan yang terbentuk akibat
adanya proses rifting.
Pada proses awal pengendapan, yaitu saat Eosen Oligosen, di daerah
Cekungan Kutai mengalami proses transgresi. Sedangkan, pada Awal Miosen,

cekungan terisi oleh sedimen sedimen yang berasal dari Dekta Mahakam, dan
proses ini terus mengalami peningkatan hingga Miosen Tengah. Pada Miosen Tengah
terrjadi proses pengangkatan Kompleks Orogenik Kuching yang menyebabkan proses
transgresi menjadi regresi kembali. Kemudian, pada rentang waktu Miosen Pliosen,
terjadi proses tektnok kedua yang menyebabkan koilisi antara Banggai dengan
Sulawsi yang menyebabkan terbentuknya pola struktur geologi dengan dominasi arah
NNE SSW yang banyak ditemukan di Cekungan Kutai saat ini (Van de Weerd dan
Armin, 1992). Struktur yang terbentuk adalah rangkaian antiklin yang dikenal sebagai
Antiklonorium Samarinda. Saat Oligosen Akhir, bagian paling timur Cekungan Kutai
di dominasi dengan adanya endapan laut, sedangkan di bagian paling barat di
dominasi oleh vulkanoklastik. Pada bagian utara diintrusi oleh andesit.

Stratigrafi

Gambar 2. Urutan stratigrafi Cekungan Kutai (Satyana, et al, 1999)

Gambar 3. Urutan stratigrafi Cekungan Kutai (Tengah dan Bawah)

Urutan stratigrafi Cekungan Kutai dimulai pada saat Eosen Tengah, sebagai
hasil dari adanya trangresi yang disebabkan proses tektonik yang terjadi di daerah
Cekungan Kutai. Batuan tertua yang bertindak sebagai batuan dasar (basement)
merupakan batuan metamorf yang berumur pra-tersier. Kemudian disusul dengan
pembentuk lapisan dan formasi serta grup grup tersebut :
1. Lapisan Boh
Endapan tertua, terlihat pada gambar 2 merupakan Lapisan Boh, yang
tersusun atas serpih, batulanau, batupasir halus. Lapisan diketahui berumur
Eosen Tengah, yang ditunjukan dengan keberadaan fosil foraminifera
Globorotalia bulbrooki.
2. Formasi Kiham Haloq
Saat adanya peralihan Eosen Tengah ke Eosen Akhir terdapat suatu fase
regresi. Yang menyebabkan terbentuknya formasi ini yang tersusun dari
batupasir dan konglomerat.
3. Lapisan Atan

Pada Lapisan Atan, terbentuk serpih dan mudstone berumur Eosen Akhir
Oligosen awal.
4. Formasi Marah
Formasi Marah diendapkan secara tidak selaras diatas Lapisan Atas. Formasi
Marah terdiri dari batupasir, konglomerat dan endapan vulkaniklastik dengan
sisipan serpih dan batubara. Bahan klastika yang menyusun formasi ini
berasal dari barat, dengan penyebaran kearah timur cekungan.
5. Formasi Pamaluan
Terdiri dari serpih batulanau marine yang diendapkan selaras diatas Formasi
Marah pada Oligosen Akhir.
6. Kelompok Bebulu
Terdiri dari formasi Maruat, Formasi Pulau Balang.
Formasi Maruat tersusun atas batugamping, terendapkan pada miosen awal.
Sedangkan, akibat adanya perubahan fasies secara lateral, pda waktu yang
bersamaan terbentuk Formasi Pulau Balang yang tersusun atas batulempung
dan serpih dengan sisipan batugamping dan batupasir.
7. Kelompok Balikpapan
Terdiri dari Formasi Mentawir dan Formasi Gelingseh.
Formasi Mentawir tersusun atas batupasir masif dengan perselingan
batulempung, batulanau, serpih dan batubara. Akibat adanya perubahan fasies
secara lateral, terbentuk juga Formasi Gelingseh di waktu yang bersamaan.
Formasi Gelingseh tersusun atas batulempung, batulanau dan batupasir. Diatas
kedua formasi tersebut, diendapkan secara selaras Formasi Klandasan yang
memiliki karakteristik mirip dengan Formasi Geligseh. Ketiga formasi ini
diendapkan dalam rentang waktu Miosen Tengah Miosen Akhir.
8. Formasi Kampung Baru
Diendapkan sepanjang rentang waktu Pliosen Kuarter.
Formasi tersusun oleh batupasir, batulanau, serpih dan batubara.
9. Kelompok Mahakam
Diendapkan sepanjang rentang waktu Pleistosen sekarang.
Terdiri dari Formasi Handil Dua dan Formasi Attaka. Pada bagian atas dari
formasi ini terlihat proses pengendapan sistem Delta Mahakam saat ini.

Petroleum System

Cekungan Kutai sudah terbukti menjadi salah satu cekungan di Indonesia yang
memiliki potensi hidrokarbon yang besar. Keterdapatan batuan induk dengan
didukukung adanya batuan reservoir yang menampung dan jalur migrasi yang dapat
dilewati serta adanya batuan penutup menjadikan Cekungan Kutai memiliki
kandungan hidrokarbon yang dapat dieksplorasi sangat besar.
Batuan Induk (Source Rock)
Batuan induk atau source rock merupakan batuan yang menjadi sumber keterdapatan
hidrokarbon. Batuan induk haruslah memiliki ciri ciri dengan komposisi organic
tinggi. Pada Cekungan Kutai, yang menjadi Batuan Induk adalah batubara, serpih
karbonatan dan mudstone. Untuk batubara yang menjadi batuan induk di Cekungan
Kutai, umumnya ditemukan dalam dua tipe yaitu tipe vitrinic dan tipe liptinic,
sehingga dapat dikatakan pada Cekungan Kutai terdapat minyak dan gas, walaupun
berdasarkan data data yang ada, yang diketahui lebih banyak terkandung dalam
Cekungan Kutai adalah minyak.

Gambar 4. Fasies Batuan Induk yang ada pada daerah Delta Mahakam

Batuan Reservoir
Batuan Reservoir adalah batuan yang dapat menyimpan serta mengalirkan fluida.
Batuan Reservoir harus memiliki porositas dan permeabilitas yang baik dalam
mendukung perannya sebagai tempat menyimpan dan mengalirkan fluida. Batuan
Reservoir yang ada pada Cekungan Kutai umumnya berumur Miosen Tengah
Miosen Akhir. Reservoir ditemukan terdapat pada Formasi Mentawir. Terdiri dari
sedimen sedimen fluvial yang terakumulasi.
Migrasi
Adanya jalur migrasi pada suatu sistem hidrokarbon penting dikarenakan, jalur
migrasi ini yang akan membawa hidrokarbon dari batuan sumber menuju batuan
reservoir. Pada Cekungan Kutai, migrasi umumnya terjadi secara lateral tanpa adanya
kontrol yang kuat dari pengaruh regional. Batuan induk yang berada pada daerah
delta, dialirkan dari channel batupasir yang menerus dan beberapa mouth bar. Jalur
migrasi minyak berada di kedalaman 700 meter. Minyak yang berada di daerah
sekitar struktur yang ada di sekitar batuan reservoir kemudian bermigrasi ke puncak
antiklin dari yang awalnya berada di sayap antiklin.
Batuan Penutup dan Perangkap
Pada Cekungan Kutai terdapat dua tipe utama perangkap, yaitu perangkap struktural
dan perangkap stratigrafi. Batuan reservoir yang merupakan endapan fluvial dan
mouth bar umumnya terdapat pada bagian sayap dari sebuah antiklin, hal ini yang
menyebabkan ia dapat juga berperan sebagai perangkap struktur maupun stratigrafi.
Untuk batuan penutup, umumnya pada Cekungan Kutai adalah batulempung dan
mudstone.
Gambar 5. Perangkap yang umum ditemukan dalam Cekungan Kutai

1 Km

1 Km

Kesimpulan

Cekungan Kutai yang berada di daerah Kutai, Kalimantan Timur memiliki


kerangka tektonik yang kompleks karena keberadaannya yang di Pulau

Kalimantan.
Cekungan Kutai merupakan rift basin yang merupakan cekungan dari hasil
adanya rifting di daerah tersebut dan juga sedikit terpengaruh adanya aktivitas

vulkanik.
Cekungan Kutai merupakan salah satu cekungan potensial sebagai suatu
sistem hidrokarbon, dimana setiap litologi dan formasi yang ada mendapat
peran masing masing untuk menjadi tiap tiap penyusun sistem

hidrokarbon yang ada.


Dan berdasarkan tipe batubara yang menjadi batuan induk pada Cekungan
Kutai, sebagian besar hidrokarbon yang dihasilkan adalah oil prone.

Referensi :
Irfan Cibaj, Frederic Duval, Peter Homewood, Michel Moge, Dominique Roy, Lo Ten
Haven. 1998. Modern, Ancient Deltaic Deposits and Petroleum System of
Mahakam Area. Guidebook Total Indonesie.
Bachtiar, A., 2006, Slide Kuliah Geologi Indonesia, Prodi Teknik Geologi, FIKTMITB.
http://id.scribd.com/doc/51505925/CEKUNGAN-KALIMANTAN

Anda mungkin juga menyukai