Makalah Proses - Proses Pemurnian
Makalah Proses - Proses Pemurnian
PROSES-PROSES PEMURNIAN
(061240411521)
Findi Agustianti
(061240411526)
(061240411532)
Yuhanah
(061240411542)
Kelas 4 EGB
Dosen Pengajar :
Ir. Erlinawati, M.T
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat rahmatnya, kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul Teknologi Minyak dan Gas
Bumi dengan tepat waktu sesuai rencana.
Makalah ini merupakan tugas yang dibuat oleh mahasiswa jurusan Teknik
Energi sebagai salah satu syarat memenuhi kontrak perkuliahan. Makalah ini
berisi hal-hal yang berkaitan dengan judul diatas. Makalah ini juga dilengkapi
dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dari isi makalah kami.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan penulis terima
dengan senang hati. Akhir kata semoga keberadaan makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.
Palembang,
Penulis
Juni 2014
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................
i
DAFTAR ISI ...............................................................................................
ii
iii
iv
1.2.
Rumusan Masalah
.......................................................................
1.3.
Tujuan
......................................................................................
1
2
....
3
Bumi
3
Bumi
3
Alam
8
8
9
Bumi
10
Bumi
15
Bumi
.............................................................
21
23
23
25
25
26
26
27
28
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
17
23
24
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
.....................................
10
11
12
12
13
14
16
24
25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zat-zat pengotor yang terdapat dalam minyak mentah bervariasi dalam jumlah
dan jenisnya. Zat-zat tersebut terdiri dari senyawa-senyawa organik yang
mengandung sulfur, nitrogen, dan oksigen; logam-logam terlarut dan garamgaram anorganik; garam-garam yang terlarut yang larut dalam air yang terbawa
minyak membentuk emulsi. Zat-zat pengotor yang tidak diingini, biasanya
dipisahkan atau dirubah ke dalam bentuk yang tidak berbahaya
Tujuan dari pengolahan ini adalah untuk menjaga : a) korosi peralatan,
b) kerusakan katalis, c) menurunkan mutu produk akhir seperti warna yang jelek,
ketidak stabilan terhadap cahaya, korosif, bau yang tidak enak, dan lain-lain.
Beberapa pengolahan secara kimiawi dan gabungan beberapa cara dapat
dipakai, dan kebanyakan memilih satu atau lebih dari klasifikasi pengolahan
sebagai berikut: 1) dengan asam, 2) dengan alkali (soda), 3) dengan pelarut, 4)
dengan oksidasi, 5) dengan adsorpsi lempung.
Pemilihan proses pengolahan untuk situasi kilang tertentu tergantung
pada keadaan alam fraksi minyak yang diolah dan spesifikasi yang diingini untuk
produk akhir atau produk menengah. Pada pengolahan produk-produk rigan
(straight-run), metoda pengolahan kimiawi telah menjadi hal yang tidak menarik
semenjak perkembangan proses hidrogen yang menjadi praktis sebagai suatu hasil
dari produk samping dari reforming katalis. Seiring dengan hal tersebut adalah
Rumusan Masalah
Yang menjadi pokok permasalahan pada makalah ini adalah :
1.3.
Tujuan
Tujuan mempelajari minyak bumi pada makalah ini adalah :
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Klasifikasi Tahapan pengolahan
2.1.1 Pengolahan dengan Soda Kaustik
Pengolahan produk-produk minyak bumi dengan soda adalah setua
industri minyak itu sendiri. Bau dan warna produk diperbaiki dengan memisahkan
asam-asam organik dan senyawa-senyawa sulfur seperti asam naftenik, merkaptan
sulfur, hidrogen sulfida, dan senyawa-senyawa fenol.
Salah satu contoh diagram alir proses soda dapat dilihat pada Gambar 1.
b. Pengolahan Polisulfida
2. Pengolahan Regeneratif
a. Proses Distilat Dua Lapis
b. Elektrolisa Merkaptan
c. Proses Gasolin Dua Lapis
d. Proses Ferosianida
e. Proses Mercapsol
f. Regeneratif Steam-Solutizer
g. Regenaratif udara-Solutizer
h. Regenaratif Tanin-Solutizer
i. Ekstraksi Merkaptan Unisol
Penggunaan soda kaustik dapat juga dipakai untuk pemurnian gas yang
mengandung senyawa-senyawa belerang dioksida (SO2) dan partikulat-partikulat
yang dilakukan dengan scrubber. Proses ini diaplikasikan pada unit pembakaran
bahan bakar cair (fuel oil) dan padat (batubara) pada ketel (boiler) untuk
pembuatan steam, seperti terlihat pada Gambar 2.
Proses ini dilisensi oleh Mobil Oil Corp yang mengekstrak bahan-bahan
yang mengandung asam-asam organik (termasuk merkaptan) dari bahan bakar
distilat-distilat murni atau rengkahan menggunakan reagensia dua lapis. Bagan
alir proses ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Pada proses ini, diperbaiki stabilitas residu karbon, dan kompatibilitas
minyak-minyak distilat. Reagenesia secara terus menerus disiapkan di dalam
settler, yang dapat memisah menjadi campuran soda dan asam kresilat dengan
kondisi yang diawasi. Lapisan bawah adalah 42 50 % soda jenuh dengan garam
kresilat, dipakai untuk mengolah distilat. Settler juga melakukan pemisahan
distilat (lapisan atas) dan memisahkan kelebihan garam kresilat dan kotorankotoran (lapis tengah). Proses ini beroperasi pada suhu 130 oF dimana distilat dan
reagenesia bercampur dan mengalir ke dalam settler sehingga terjadi 3 lapis cairan
yang dipisahkan dengan bantuan koagulasi elektrik.
b. Proses Gasolin Dua Lapis
Proses ini dikembangkan dan dilisensi oleh Mobil Oil Corp, merupakan
proses yang regeneratif. Proses ini dipakai untuk mengekstrak merkaptan sulfur
dari LPG, gasolin dan nafta menggunakan reagensia dua lapis. Diagram alir
proses dapat dilihat pada Gambar 5.
Proses ini memperbaiki stabilitas, warna, dan kerentanan TEL dari bahan
bakar yang diolah. Reagensia disiapkan di dalam settler di bawah kondisi yang
dikontrol untuk dapat dipisah menjadi dua fasa yaitu campuran soda dan garam
asam kresilat. Fasa/lapisan atas adalah kalium atau natrium kresilat yang
digunakan sebagai pengolah gasolin. Gasolin yang bebas H 2S dikontakkan dengan
larutan dua lapis (4 6 %) pada suhu 120 oF pada pengolahan dua tingkat. Proses
ini memerlukan 10 lb steam untuk setiap barel gasolin.
c. Elektrolisa Merkaptan
Proses ini dikembangkan oleh American Development Corp memakai
larutan soda (biasanya NaOH atau KOH) untuk mengekstrak merkaptan dari
produk-produk kilang. Suatu proses elektrolisa digunakan untuk meregenarasi
larutan. Pada pengolahan ini persoalan limbah diminimalkan dan penggunaan
reagensia dimaksimalkan.
Umpan minyak dicuci dengan soda untuk memisahkan H 2S dan
mengkontakkannya secara berlawanan arah dengan larutan yang sudah diolah di
dalam Menara Ekstraksi Merkaptan. Gasolin olahan keluar dari puncak menara.
Regensia bekas dari bawah menara dicampur dengan sedikit larutan yang telah
diregenerasi bersama dengan produk samping oksigen dari sel ADC. Campuran
ini disaring dan dipompakan ke dalam sel ADC untuk dielektrolisa. Aliran masuk
sel ADC dibagi dua, sebagian besar masuk ke anoda untuk memecah merkaptan
menjadi oksigen dan disulfida, dan sebagian lagi masuk ke katoda yang
menghasilkan hidrogen.
d. Proses Ferosianida
Proses ini adalah pengolahan kimiawi yang regeneratif untuk memisahkan
merkaptan dari nafta ringan (straight-run), LPG, dan gasolin memakai reagensia
soda-natrium ferosianida. Natrium ferosianida ditambahkan ke dalam larutan soda
konsentrasi rendah, yang apabila dikonversi menjadi ferisianida dapat berfungsi
sebagai oksidator baik dalam operasi ekstraksi maupun dalam regenerasi. Operasi
diatur sedemikian rupa sehingga gasolin bertemu dengan soda dan ferosianida
selama estraksi dan soda dengan ferisianida selama sweetening. Larutan bekas
(mengandung merkaptan dan ferosianida) dicampur dengan larutan segar
(mengandung ferisianida) dalam tanki pencampur. Larutan bebas sulfur keluar
dari menara dibagi menjadi dua aliran dimana salah satunya dikembalikan ke
dalam menara ekstraksi. Aliran lainnya dimasukkan kedalam elektrolizer untuk
merubah ferosianida menjadi ferisianida. Efluen dari elektrolizer sebagian dikirim
ke sweetening pada menara ekstraksi dan sebagian lagi bergabung dengan larutan
bekas.
e. Proses Mercapsol
Proses ini dikembangkan dan dilisensi oleh Purse Oil Co adalah suatu
proses pengolahan kimiawi yang regeneratif untuk mengekstrak merkaptan sulfur
(93 95 %) menggunakan larutan NaOH yang mengandung campuran kresol,
asam-asam, dan fenol sebagai promotor stabilisasi. Melalui pengolahan ini maka
minyak akan diperbaiki stabilitasnya, bau, dan kerentanannya terhadap TEL.
f. Regeneratif SteamSolutizer
Proses pengolahan kimia ini dikembangkan oleh Shell Development Co
untuk ekstraksi merkaptan dari gasolin atau nafta dalam rangka spesifikasi bau
yang sedap (sweet) menggunakan solutizer (kalium isobutirat, kalium alkil
penolat, dsb.) dalam larutan basa kuat KOH. Suhu pengolahan adalah 100 oF.
Regenerasi dilakukan dengan steam pada suhu 270 oF pada kolom stripping.
Steam dan merkaptan dikondensasi dan dipisahkan, sedangkan laurtan solutizer
yang telah diregenerasi dikembalikan kedalam ekstraktor. Konsumsi larutan ini
adalah 10 -
dikembangkan pada tahun 1939, unit pertama beroperasi di kilang Shell Oil Co di
Wood River-Illinois pada 1940.
g. Regeneratif Udara Solutizer
Proses ini dikembangkan dan dilisensi oleh Shell Development Co,
digunakan untuk pemisahan merkaptan dari gasolin berat. Proses ini identik
dengan Regeneratif Steam-Solutizer kecuali pada langkah regenerasi yang
menggunakan udara bebas CO2. Larutan solutizer bekas yang bebas gasolin
dikontakkan dengan udara dalam kolom aerator pada suhu 160 oF dan tekanan 40
- 100 psig selama
h. Regeneratif SolutizerTannin
Proses ini merupakan variasi dari regeneratif udarasolutizer untuk
mengekstrak merkaptan dari gasolin menggunakan tanin sebagai katalis oksidasi
pada langkah regenerasinya. Langkah ekstraksi dilakukan pada suhu 110 - 130 oF
dan dimasukkan ke dalam kolom regenerasi. Melalui hembusan udara maka
merkaptan dioksidasi menjadi disulfida karena adanya tanin sebagai katalis.
Adanya tannin dalam larutan solutizer juga akan membantu konversi merkaptan di
dalam gasolin menjadi disulfida. Proses ini dikembangkan oleh Mobil Oil Corp
bekerja sama dengan Shell Development Co. Larutan solutizer dbuat oleh Shell,
sedangkan teknik regenerasi udara dengan katalis tanin dikembangkan oleh
Socony.
i. Ekstraksi Merkaptan Unisol
Proses ini dikembangkan oleh Atlantic Refining Co dan dilisensi oleh
UOP Co. Unisol adalah proses kimia regeneratif untuk ekstraksi merkaptan sulfur
dan beberapa senyawa nitrogen yang ada dalam gasolin masam atau distilatdistilat. Pada proses ini digunakan larutan NaOH atau KOH yang mengandung
metanol sebagai pelarut. Pemisahan merkaptan dari gasolin hampir sempurna (99
%+) disertai dengan perbaikan kerentanan TEL dan stabilitas produk. Distilatdistilat (minyak pemanas, dsb) diperbaiki bau dan stabilitasnya dengan pemisahan
merkaptan 95 %+.
Langkah ekstraksi pada suhu 100 oF dimana soda masuk dari atas menara
dan metanol dari tengah-tengah menara. Soda bekas diregenerasi dalam menara
stripping pada suhu 290 - 300 oF dimana metanol, air, dan merkaptan dipisahkan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.
RCH2CH2SO4H
RSH CH2
R[ -CH.CH2 -]n
Ester-ester yang terbentuk larut dalam asam, tetapi ia hanya sedikit larut dan sulit
dihidrolisis dengan air, dan pada akhirnya produk yang dihasilkan masih
mengandung sulfur.
Macam-macam proses pengolahan dengan asam adalah :
1. Pengolahan dengan Asam Sulfat
2. Proses Nalfining
a. Pengolahan dengan Asam Sulfat
Pengolahan dengan asam sulfat adalah proses pengolahan secara kimia
baik dengan cara batch ataupun kontinyu dipakai untuk memisahkan sulfur,
mengendapkan bahan-bahan yang mengandung aspal, dan memperbaiki stabilitas,
warna, dan bau dari sejumlah produk-produk kilang. Kebutuhan/jumlah asam
sulfat yang dipakai dan kondisi operasi serta umpan yang diolah dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1 Kualitas dan Kondisi Pemurnian dengan Asam
Konsent
(%)
93
93 98
93 103
80
Dosis
(lb /
barrel)
1 15
0 60
2
maks 8
Fraksi yang
Diolah
Suhu
(oF)
Kerosin
Pelumas
Gasolin
Min. Bakar
Min. Transport
Distilat (tekan)
90 - 135
110 - 180
65 - 60
Kotoran yang
Disisihkan
Gab. Sulfur
Ter
Sulfur
Waktu
Kontak
(men)
30 40
10
<1
Dist. Sulfur
adalah pengolahan dengan asam, lalu diikuti oleh distilasi dengan steam dan
diikuti lagi pengolahan dengan doctor sweetening.
Pengolahan dari proses ini memerlukan biaya mahal, kehilangan hasil
proses tinggi, dan membutuhkan penyulingan ulang (redistillation) pada beberapa
hasil pengolahan. Pemakaian sekarang adalah pada pengolahan kerosin dan
pelarut-pelarut khusus. Proses pengolahan dengan asam sulfat ini telah lama
dilakukan semenjak awal industri minyak tetapi proses ini telah diganti dengan
proses pencucian dengan soda secara regeneratif, dan pada akhir-akhir ini diganti
lagi dengan cara hidrogenasi.
b. Proses Nalfining
Proses
ini
adalah
suatu
pengolahan
kimiawi
yang
kontinyu
menggunakan asam asetat anhidrid diikuti dengan pembilasan dengan soda pekat,
untuk mengolah nafta ringan dan distilat-distilat. Diagram alir proses ini dapat
dilihat pada Gambar 7.
Pada proses ini dapat diperbaiki warna, stabilitas, dan bau. Langkah
pencucian dengan soda akan menetralisir pembentukan asam asetat yang korosif,
dan pada keseluruhan proses tidak terjadi kehilangan produk yang lebih banyak.
dalam operasi dan regenerasi. Lempung bekas dicuci sehingga bebas minyak
dengan nafta kemudian di-steam untuk memisahkan nafta. Setelah di-steaming,
lempung dibawa ke kiln dan bahan-bahan karbon dipisahkan dengan pembakaran.
d. Pengolahan Efluen Alkilasi
Proses ini dikembangkan secara bersama oleh D.X. Sunray Oil Co dan
M.W. Kellog Co, merupakan suatu proses perkolasi cair secara kontinyu dan
regeneratif untuk memisahkan 90 % asam-asam dan ester netral, dan
memindahkan asam dari efluen alkilasi katalis asam sulfat. Umpan yang berupa
efluen dari alkilasi katalis di-koalesi di dalam vesel yang berisi glass-wool dan
steel mesh, kemudian dimasukkan secara bergantian ke dalam dua menara berisi
bauksit dimana yang diserap mula-mula adalah kotoran-kotoran. Setelah kontak
mencapai sekitar bbd/lb adsorben, lalu perkolasi dijalankan, kemudian
diregenerasi dimana regenerasinya dipengaruhi oleh campuran steam dan gas.
Umur katalis diperkirakan sekitar 150 bbl/lb. Proses ini dituntut lebih efektif dari
proses kaustik yang konvensional, dan dari proses pencucian dengan air.
e. Pengolahan Lempung Gray
Proses ini dilisensi oleh Pure Oil Co yang semula dikembangkan dan
dilisensi oleh Gray Processes Corp, merupakan suatu proses pengolahan lempung
fasa uap secara kontinyu yang dapat diregenerasi maupun non-regeneratif, dipakai
untuk polimerisasi selektif diolefin dan untuk memisahkan bahan-bahan
pembentuk gum yang terdapat dalam gasolin-gasolin termis. Untuk operasi yang
kontinyu dipakai dua atau lebih menara perkolator Gray secara paralel (diameter
10 ft, tinggi 30 ft). tanah pemucat bekas (30/60 mesh) dapat dibuang atau
diregenerasi di dalam kiln. Uap-uap hidrokarbon dilewatkan melalui unggun pada
suhu 250 - 475 oF sedikit di atas titik kondensasinya. Waktu kontak 20 - 400 detik.
Uap hidrokarbon masuk langsung ke menara Gray dari unit perengkahan setelah
pemisahan gas-gas yang tidak dapat dikondensasikan. Polimer diolefin bersama
larutan yang lain dikeluarkan (di-drain) dari dasar menara dan ditampung dalam
akumulator polimer. Polimer yang tertinggal dalam menara perkolator Gray
Pengolahan Sweetening
Proses sweteening adalah suatu proses untuk memisahkan merkaptan,
2 RSSR + 2 H2O
(RS)2Pb + 2 NaOH
RSSR + PbS
peranan
doctor
treating
dalam
mengolah
distilat-distilat.
F.
Proses ini berkembang baik pada tahun 1930-an, tetapi sekarang terbatas
Proses ini dikembangkan oleh Sinclair Refining Co pada tahun 1940 dan
dilisensi oleh Petreco Division of Petrolite Corp, adalah suatu proses pengolahan
dengan katalis unggun tetap yang kontinyu untuk memurnikan (sweetening)
kerosin, minyak-minyak jet menggunakan katalis timbal sulfida. Proses
sweetening dipengaruhi oleh perubahan merkaptan menjadi disulfida. Sejumlah
sulfur, alkali, dan udara yang dikontrol ditambahkan ke dalam aliran umpan dan
dilewatkan ke dalam unggun katalis timbal disulfida. Pengaturan yang tepat
terhadap timbal akan menghasilkan produk-produk yang tidak korosif. Unggun
katalis diregenerasi secara kontinyu. Diagram Alir proses dapat dilihat pada
Gambar 9.
e. Proses Merox
Proses ini dilisensi dan dikembangkan oleh UOP Co adalah suatu proses
gabungan untuk ekstraksi merkaptan dan memurnikan (sweetening) gasolin dan
minyak-minyak yang mempunyai jarak didih rendah. Proses Merox dapat juga
beroperasi secara terpisah yaitu sebagai ekstraktor merkaptan atau sebagai
pemurni (sweetener) merkaptan, tergantung pada keperluannya dan ekonomis
produk. Apabila dipakai untuk sweetening saja maka proses lebih cocok untuk
minyak-minyak jet, kerosin, dan distilat-distilat menengah. Katalis merox pada
dasarnya adalah suatu garam kobal yang tidak larut dalam minyak, tidak korosif,
dan dapat dilarutkan dalam larutan soda, atau dalam support zat padat tertentu.
Ongkos katalis lebih murah jika dipakai katalis dengan support zat padat. Pada
langkah regenerasi, soda kaustik dipompakan dari bawah ekstraktor dan dicampur
dengan udara di dalam oxidizer (regenerator). Disulfida dan udara berlebih
dipisahkan dari reagensia di dalam separator. Kaustik yang sudah diregenerasi
disirkulasikan kembali ke puncak ekstraktor. Diagram alir tipe proses gabungan
yang komersil dapat dilihat pada Gambar 10.
dengan mengontakkannya dengan seng sulfida atau batu apung. Reagensia terdiri
dari senyawa amonium khlorida dan tembaga sulfat.
c. Linde Copper Sweetening
Proses ini dilisensi oleh Linde Division of Union Carbide Corp yang
dikomersilkan sejak tahun 1935 merupakan proses slurry untuk memurnikan
gasolin dan distilat-distilat ringan (straight-run) dan rengkahan. Regensia dibuat
dari lempung 200 mesh dan kupri khlorida. Umpan minyak mula-mula dipanaskan
lalu ditambahkan oksigen dan dikontakkan dengan slurry lempung-kupri khlorida
pada suhu 80 - 100 oF. Campuran diendapkan dan dipisahkan dimana umpan
olahan dikeluarkan dan dicuci dengan natrium sulfida untuk memisahkan trace
tembaga
2.3.2 Proses Desulfurisasi
Proses ini adalah proses pemurnian gas alam maupun gas-gas kilang
yang mengandung hidrogen sulfida dan senyawa-senyawa asam lainnya. Proses
yang paling populer adalah proses yang menggunakan reagensia yang dapat
diregenerasi dan recover H2S. Pada operasinya dan prinsip operasinya adalah
sama dengan skema umum seperti terlihat pada Gambar 12.12.
Material yang ada dalam gas seperti karbon dioksida, hidrogen sianida,
merkaptan, karbonil sulfida, karbon disulfida, dan uap air akan mempengaruhi
pemilihan proses pemurnian tersebut. Proses-proses yang menggunakan
hembusan udara untuk regenerasi reagensia adalah penyumbang terhadap
pengotoran udara apakah langsung keluar ke atmosfir ataukah untuk umpan dapur
industri. Proses-proses pemisahan H2S dapat dilihat pada Tabel 12.2.
Reaksi
2 NaOH + H2S NasS + 2 H2O
Ca(OH)2 + H2S CaS + 2 H2O
FeO + H2S FeS + H2O
Seaboard
Thylox
Girbotol
Fosfat
Penolat
Karbonat
Regenerasi
Tidak perlu
Tidak perlu
Sebagian
dengan udara
Hembusan
udara
Hembusan
udara
Steaming
Steaming
Steaming
Steaming
1. Proses Girbotol
2. Proses Glikol-Amin
3. Proses Desulfurisasi Fosfat
4. Proses Alkazid
5. Proses Kalium Karbonat Panas
6. Proses Giammarco-Vetrocoke
1. Proses Girbotol
Proses ini dilisensi oleh Girdler Corp, merupakan suatu proses kontinyu
yang regeneratif untuk memisahkan H2S, CO2, kotoran-kotoran asam lainnya dari
gas alam dan gas-gas kilang. Proses ini menggunakan reagensia amina organik
seperti MEA, DEA, dan TEA. Etanol amin adalah basa kuat yang larut dalam air
mempunyai afinitas terhadap H2S pada suhu 160 - 180 oF. Gas yang akan
dibersihkan dikontakkan dengan larutan amin secara berlawanan arah dalam
absorber berupa menara onggok (packed tower) yang berisi raschig-ring pada
suhu 100 - 150 oF. Regenerasi berlangsung pada suhu 200 oF. Unit pertama pada
pemisahan H2S dari gas alam dipakai pada pabrik gas alam Shell Oil di North
Maryland. Sampai dengan tahun 1938, dimulai pemisahan H2S dari gas kilang
menggunakan proses Girbotol pada kilang minyak Atlantic Refining Co di Port
Arthur-Texas.
2. Proses Glikol-Amin
Proses ini dikembangkan dan dilisensi oleh Fluor Corp. merupakan
proses kontinyu yang regeneratif untuk menarik air dan memisahkan gas-gas asam
secara simultan dari gas alam atau gas-gas kilang. Campuran larutan amin dengan
di- atau tri-etilen-glikol dipakai sebagai reagensia pengolahan. Tipe larutan ini
mengandung 20 % amin, 70 % glikol, dan 10 % air. Gas yang akan dibersihkan
dikontakkan secara berlawanan arah dengan reagensia di dalam menara dulang
gelembung (bubble tray) pada suhu sekitar 100 oF. Regenerasi berlangsung pada
suhu 300 oF.
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Minyak bumi (Crude Oil) dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai
karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam
dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Minyak bumi
terbentuk dari sisa fosil mahkluk hidup yang tertimbun jutaan tahun yang lalu.
Pengambilan minyak bumi dilakukan di kilang minyak. Kemudian di
fraksionisasikan sesuai titik didihnya. Minyak bumi memiliki peranan penting
bagu kehidupan, baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku industri
petrokimia.
DAFTAR PUSTAKA