Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PENELITIAN

PREPARASI KATALIS ASAM PADAT (SIO2) DAN (SIO2-Al2O3)


DARI GEOTHERMAL SLUDGE UNTUK KONVERSI MINYAK
JARAK PAGAR (JATOPRHA OIL) MENJADI BIOFUEL MELALUI
METODE THERMAL CRACKING DAN HYDRO CRACKING

Wahyu Sri Sudewi


NRP. 6008231015

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Ir. Mahfud, DEA
NIP. 19610802198601100
Firman Kurniawansyah, S.T., M.Eng.Sc.,Ph.D.
NIP. 197705292003121002

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, telah menjadi


sumber utama energi sampai saat ini. Namun, ketergantungan
berlebihan terhadap sumber daya ini menyebabkan berbagai
masalah, termasuk depleksi sumber daya, polusi lingkungan,
dan ketidakstabilan harga. Berdasarkan data Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, tercatat
sepanjang tahun 2022 konsumsi bahan bakar minyak di
Indonesia mencapai 29,68 juta kiloliter. Angka konsumsi
tersebut mengalami peningkatan sebesar 27% jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 23,3 juta
kiloliter. Yang mana angka tersebut juga berhasil menempati
rekor tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. (ESDM RI,
2022)
Perkembangan industri dan konsumsi bahan bakar
minyak yang semakin meningkat ini telah memunculkan
kebutuhan untuk mengeksplorasi sumber-sumber energi
alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Salah satu solusi transisi energi yang dapat diterapkan dan
dikembangkan adalah biofuel. Biofuel merupakan bahan bakar
cair yang dihasilkan dari biomassa yang dapat menggantikan
bahan bakar fosil. (Al Muttaqi dkk, 2024).
Berbagai biomassa yang dapat dijadikan alternative yang
mengandung minyak nabati antara lain minyak sawit, minyak
kedelai, minyak jarak, minyak bunga matahari dan lain-lain.
(Demirbas dkk, 2005). Dengan mempertimbangkan
ketersediaan yang cukup, mudah diperoleh, efisien digunakan
serta mempunyai komposisi dan karakteristik kimia yang baik,
maka dapat dipilih minyak nabati yang cocok untuk dijadikan
biofuel, salah satunya adalah minyak Jarak Pagar. Selain
merupakan minyak non pangan (edible oil) kandungan minyak
jarak pagar cukup tinggi yaitu sekitar 30-40% didalam bijinya
dan 40-50% dari daging bijinya. (Balai Besar Litbang Paka
Panen Pertanian, 2011).
Konversi minyak nabati untuk menjadi biofuel dapat
menggunakan beberapa metode. Metode ini antara lain adalah
pengenceran, mikroemulsi, dekomposisi termal, esterifikasi
dan transesterifikasi (Demirbas dkk, 2005). Konversi minyak
Jarak pagar menjadi biofuel telah dilakukan oleh Peneliti
sebelumnya melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi
(Rizal Alamsyah dkk, 2011). Kekurangan proses ini adalah
metode pemurnian (purification) yang cukup rumit serta
produk yang dihasilkan hanya satu jenis yakni biodiesel.
Proses yang lebih inovatif baik secara teknis maupun ekonomis
perlu di tingkatkan. apalagi mengingat masih terdapat
kelemahan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Salah satu
metode yang sedang dikembangkan adalah perekahan atau
cracking minyak. Cracking merupakan suatu proses
pemecahan senyawa hidrokarbon rantai panjang menjadi
senyawa hidrokarbon rantai pendek. Cracking menghasilkan
senyawa seperti metana, etana, propana, butana, bensin,
minyak tanah, dan solar. Dalam perkembangannya, proses
perengkahan minyak nabati dilakukan dengan menggunakan
katalis (catalytic cracking) yang berlangsung pada suhu dan
tekanan tinggi. Tujuan penggunaan katalis adalah untuk
menurunkan suhu dan mempercepat waktu reaksi, selain itu
dengan adanya katalis dapat membuat proses selektif terhadap
reaksi yang diinginkan (Zandonai CH dkk,2011). Salah satu
proses perengkahan yang memiliki keunggulan adalah
perengkahan hidro (hydrocracking) karena dapat memberikan
konversi yang tinggi, penambahan gas hidrogen, rendemen
menuju distilat tengah juga tinggi, dan kualitas alkana yang
dihasilkan memiliki angka setana yang tinggi (Haryani dkk,
2020)
Proses konversi biomasa menjadi biofuel melalui
cracking ini memerlukan penggunaan katalis yang tepat untuk
meningkatkan efisiensi dan hasil produk. Proses catalytic
cracking telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Dengan
umpan minyak jarak pagar, (Liu C dkk, 2019) menggunakan
katalis Ni-HPW/Al2O3 menghasilkan konversi produk 99,85%.
(Anand M dkk, 2019) mengguanakan katalis CoMo/Al2O3
menghasilkan konversi produk 99,99%. Umumnya katalis yang
digunakan adalah katalis heterogen. Salah satu katalis
heterogen adalah oxides (Al2O3, SiO2,TiO2).
Geothermal sludge yang dihasilkan oleh PLTPB Dieng
mengandung silika amorf (SiO2) yaitu silika yang secara kimia
memiliki ikatan rantai terbuka sehingga mampu mengikat
partikel lain disekelilingnya, sehingga berpotensi untuk
dijadikan katalis pada suatu industri (Meiyati, Agustin, &
Murtiono, 2015). Geothermal sludge ini adalah salah satu
limbah yang dihasilkan oleh PLTPB Dieng, dan mencapai 165
ton per bulannya dan dibuang sebagai tanah urug (Muljani, dkk
C). Geothermal Sludge termasuk ke dalam kategori limbah
padat dimana dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup
dan lingkungan sekitarnya, oleh karena itu limbah tersebut
harus dilakukan pengolahan sesuai dengan UU No.32 tahun
2009 ataupun PP No. 101 tahun 2014 tentang pengelolaan
limbah B3 (Mei & Sulistyono, 2019). Untuk itu pengolahan
limbah geothermal sludge menjadi katalis untuk proses
konversi biofuel adalah solusi yang tepat.
Pada penelitian (Thirunavukkarasu M dkk 2017), dengan
umpan minyak jarak, serta CeO2 dan SiO2 sebagai katalis. Dari
hasil tersebut, SiO2 menjadi pilihan yang lebih baik untuk
memecahkan biooil. Sehingga dalam penelitian ini akan diulas
pemanfaatan geothermal sludge sebagai bahan baku untuk
mempersiapkan katalis asam padat (SiO2) dan (SiO2-Al2O3),
serta mengujinya dalam proses konversi minyak jarak pagar
(Jatropha oil) menjadi biofuel melalui metode catalyc-cracking
dan hydro-cracking.

1.2 Perumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah diuraikan memberikan
informasi tentang proses konversi minyak nabati menjadi
biofuel, sehingga dapat dijelaskan dalam bentuk perumusan
masalah:
1. Bagaiamana krakteristik katalis asam padat (SiO2) dan
(SiO2-Al2O3)dari sludge geothermal.
2. Bagaimana perbandingan dan karakteristik bioufuel yang
di hasilkan antara metode catalyc-cracking dan hydro-
cracking dalam mengkonversi minyak jarak pagar menjadi
biofuel.
3. Bagaimana kinerja katalis asam padat (SiO2) dan (SiO2-
Al2O3) dalam proses catalyc-cracking dan hydro-cracking
minyak jarak pagar (jatripha oil) untuk menghasilkan
biofuel terhadap yield, konversi dan selektivitas produk
biofuel.
4. Bagaimana kondisi terbaik berdasarkan Yield Biofuel
tertinggi

1.3 Batasan Masalah


1. Lingkup Katalisis penelitian akan berfokus pada preparasi
katalis asam padat yaitu SiO2 dan SiO2-Al2O3 dari
geothermal sludge.
2. Geothermal sludge akan digunakan sebagai bahan baku
utama untuk pembuatan katalis.
3. Jenis Minyak Biji Jarak Pagar: Minyak biji jarak pagar
(Jatropha Oil) akan menjadi subjek utama dalam proses
konversi menjadi biofuel.
4. Metode Konversi penelitian akan mempertimbangkan dua
metode konversi utama, yaitu catalyc cracking dan hydro
cracking, untuk mengubah minyak biji jarak pagar menjadi
biofuel.
5. Analisis akan difokuskan pada rendemen dan kualitas
biofuel yang dihasilkan, seperti komposisi kimia, stabilitas
oksidatif, dan sifat-sifat pembakaran

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.4.1 Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi karakteristik katalis asam padat (SiO2)
dan (SiO2-Al2O3)dari sludge geothermal
2. Membandingkan konversi minyak jarak pagar antara
metode catalyc-cracking dan hydro-cracking dalam
mengkonversi minyak jarak pagar menjadi biofuel.
3. Mengidentifikasi pengaruh kinerja katalis asam padat
(SiO2) dan (SiO2-Al2O3) dalam proses catalyc-cracking
dan hydro-cracking minyak jarak pagar (jatripha oil) untuk
menghasilkan biofuel terhadap yield, konversi dan
selektivitas produk biofuel
4. Mengidentifikasi kondisi operasi terbaik didalam proses
konversi minyak jatak menjadi biofuel berdasarakan yield
tertinggi.

1.4.2 Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:


1. Memperoleh karakteristik katalis asam padat (SiO2) dan
(SiO2-Al2O3) dari sludge geothermal yang akan
digunakan untuk membantu proses catalyc-cracking dan
hydro-cracking minyak nabati menjadi biofuel.
2. Mendapatkan perbandingan konversi minyak jarak pagar
antara metode catalyc-cracking dan hydro-cracking
3. Mendapatkan kondisi operasi terbaik didalam proses
konversi minyak jatak menjadi biofuel berdasarakan yield
tertinggi.
4. Memberikan alternatif biofuel berbahan baku minyak
jarak pagar dengan tidak menimbulkan persaingan dengan
sumber bahan pangan, katalis yang ramah lingkungan dan
memberikan solusi masalah lingkunagn, serta memberikan
metode konversi yang lebih efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai