PENDAHULUAN
digunakan manusia berbahan dasar polimer, baik itu polimer alam maupun
polimer buatan.
industri cat, coating, dan pembentukan film. Hal ini dikarenakan keunggulan sifat-
durabilitas, serta sifat adhesi yang baik. Alkyd resin diperoleh melalui reaksi
lingkungan. Hal ini terkait dengan emisi komponen solven organik volatil pada
kontribusi terhadap pemanasan global maupun penipisan lapisan ozon. Selain itu
masalah daur ulang pada pembuangan limbah dari resin yang bersifat tahan lama
sehingga sulit terurai di lingkungan (Ikhuoria, et al., 2007). Oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian untuk memodifikasi alkyd resin agar lebih ramah lingkungan.
1
Penggunaan minyak untuk memproduksi alkyd resin memberikan efek
yang baik pada hasil akhir dari alkyd resin sesuai dengan pemanfaatannya, selain
diimodifikasi dengan minyak alam atau sintetis (trigliserida) disebut oil modified
bahan pelapis yang penting. Minyak akan mempercepat proses pengeringan ketika
melebar atau melapis sebagai suatu film karena teroksidasi oleh udara (Stevens,
2001). Oleh karena itu banyak penelitian yang menggunakan minyak nabati dalam
memodifikasi alkyd resin seperti minyak kedelai, minyak biji bunga matahari,
minyak biji karet, minyak biji tembakau, minyak dedak padi, minyak jagung,
minyak safflower, minyak biji rami, minyak biji kapuk, dan lain-lain.
Pada penelitian ini digunakan bahan alam minyak biji karet untuk
modifikasi alkyd resin. Minyak biji karet merupakan jenis minyak kering (drying
oil). Hal ini dapat dilihat dari bilangan iod minyak biji karet yang tinggi yaitu
139,09 g iod/100 g sampel yang menunjukkan bahwa minyak biji karet banyak
memiliki ikatan rangkap (kandungan asam lemak tak jenuhnya tinggi). Sifat yang
diberikan dengan modifikasi dengan minyak biji karet ini sesuai dengan
coating. Terkait efek positif terhadap emisi solven ke lingkungan, Aigbodion, et.
al. (2002) telah meneliti bahwa alkyd resin termodifikasi minyak biji karet
dibanding alkyd resin sintetis (sekitar 10%). Selain itu biji karet merupakan bahan
2
penelitian ini dapat memanfaatkan limbah biji karet yang selama ini biasanya
konsentrasi gliserol bebas dan konsentrasi gugus hidroksil sisa dari proses sintesis
alkyd resin antara minyak biji karet, gliserol, dan asam adipat. Selain itu, pada
penelitian ini juga akan dipelajari karakterisasi produk alkyd resin yang
dihasilkan, yaitu meliputi penetapan bilangan asam, analisis gugus fungsi dengan
alam sebelumnya telah banyak dilakukan. Momodu et. al. (2011) meneliti tentang
sintesis alkyd resin dari gliserol dan phthalic anhydride termodifikasi minyak biji
formulasi surface coating. Aigbodion dan Okieimen (2001) telah melakukan studi
kinetika pada sintesis alkyd resin yang dimodifikasi dengan minyak biji
locustbean Afrika. Hlaing dan Oo (2008) meneliti pembuatan alkyd resin dari
castor oil dengan proses dua tahap menggunakan katalis NaOH dan menguji
3
Penelitian tentang alkyd resin yang termodifikasi minyak biji karet telah
pada umumnya meninjau pada sintesis alkyd resin dan karakterisasinya saja.
Aigbodion dan Okieimen (1997) meneliti tentang penentuan berat molekul dari
alkyd-minyak biji karet. Aigbodion, et al. (2002) meneliti modifikasi minyak biji
alkyd resin turunannya. Ikhuoria, et al. (2004) meneliti peningkatan kualitas alkyd
resin yang menggunakan bahan baku metil ester dari minyak biji karet yang
disintesis dengan gliserol dan phthalic anhydride. Produk alkyd resin dari metil
dibandingkan produk dari bahan baku minyak biji karet mentah. Ikhuoria, et al.
(2013) meneliti tentang efek variasi panjang minyak terhadap sifat fisika-kimia,
drying time, dan chemical resistance dari alkyd resin termodifikasi minyak biji
karet.
minyak jagung dengan variabel suhu reaksi dan perbandingan mol reaktan. Reaksi
4
alkoholisis dan poliesterifikasi dijalankan secara batch pada suhu 220°C - 260°C
termodifikasi minyak jagung dengan variabel yang sama, untuk suhu alkoholisis
tentang studi kinetika alkyd-minyak biji karet telah dilakukan oleh Aigbodion dan
tanpa mempelajari kinetika reaksi alkoholisis. Bahan bakunya adalah minyak biji
karet, gliserol, dan phthalic anhydride, dengan variasi suhu poliesterifikasi 230°C
penelitian mengenai kinetika pada reaksi pembuatan alkyd resin dari gliserol dan
asam adipat yang termodifikasi oleh minyak biji karet tanpa menggunakan katalis,
yang akan dilakukan pada penelitian ini. Kebaruan dalam penelitian ini adalah
kinetika alkoholisis dilakukan dengan asumsi reaksi asam lemak bebas diabaikan.
Selain itu pada penelitian ini juga dilakukan karakterisasi terhadap produk alkyd
5
1.3 Manfaat Penelitian
mengenai proses pembuatan alkyd resin termodifikasi minyak biji karet dengan
menghasilkan reaksi yang baik pada skala keteknikan. Selain itu dapat
tersebut.
1. Mempelajari kinetika reaksi sintesis alkyd resin dari gliserol dan asam adipat
yang termodifikasi minyak biji karet. Variabel yang diteliti adalah suhu dan