Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Polimer merupakan salah satu bahan yang mempunyai peranan penting

dalam kehidupan manusia. Pemakaian polimer semakin meningkat seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagian besar materi yang

digunakan manusia berbahan dasar polimer, baik itu polimer alam maupun

polimer buatan.

Alkyd resin merupakan produk polimer yang banyak digunakan dalam

industri cat, coating, dan pembentukan film. Hal ini dikarenakan keunggulan sifat-

sifatnya sebagai surface coating yang meliputi fleksibilitas, kekuatan dan

durabilitas, serta sifat adhesi yang baik. Alkyd resin diperoleh melalui reaksi

poliesterifikasi atau polimerisasi kondensasi yang menggabungkan dua jenis

gugus utama yaitu gugus karboksil dan hidroksil.

Berdasarkan pertimbangan untuk menjaga kestabilan ekologi, maka

industri coating mulai terdorong untuk menghasilkan produk yang ramah

lingkungan. Hal ini terkait dengan emisi komponen solven organik volatil pada

coating yang berpotensi hazard bagi kesehatan manusia, serta memberikan

kontribusi terhadap pemanasan global maupun penipisan lapisan ozon. Selain itu

masalah daur ulang pada pembuangan limbah dari resin yang bersifat tahan lama

sehingga sulit terurai di lingkungan (Ikhuoria, et al., 2007). Oleh karena itu perlu

dilakukan penelitian untuk memodifikasi alkyd resin agar lebih ramah lingkungan.

1
Penggunaan minyak untuk memproduksi alkyd resin memberikan efek

yang baik pada hasil akhir dari alkyd resin sesuai dengan pemanfaatannya, selain

itu bersifat lebih mudah untuk terdegradasi di lingkungan. Alkyd yang

diimodifikasi dengan minyak alam atau sintetis (trigliserida) disebut oil modified

polyester atau alkyd termodifikasi minyak. Oil modified polyester merupakan

bahan pelapis yang penting. Minyak akan mempercepat proses pengeringan ketika

melebar atau melapis sebagai suatu film karena teroksidasi oleh udara (Stevens,

2001). Oleh karena itu banyak penelitian yang menggunakan minyak nabati dalam

memodifikasi alkyd resin seperti minyak kedelai, minyak biji bunga matahari,

minyak biji karet, minyak biji tembakau, minyak dedak padi, minyak jagung,

minyak safflower, minyak biji rami, minyak biji kapuk, dan lain-lain.

Pada penelitian ini digunakan bahan alam minyak biji karet untuk

modifikasi alkyd resin. Minyak biji karet merupakan jenis minyak kering (drying

oil). Hal ini dapat dilihat dari bilangan iod minyak biji karet yang tinggi yaitu

139,09 g iod/100 g sampel yang menunjukkan bahwa minyak biji karet banyak

memiliki ikatan rangkap (kandungan asam lemak tak jenuhnya tinggi). Sifat yang

diberikan dengan modifikasi dengan minyak biji karet ini sesuai dengan

karakteristik produk alkyd resin yang diharapkan akan diaplikasikan sebagai

coating. Terkait efek positif terhadap emisi solven ke lingkungan, Aigbodion, et.

al. (2002) telah meneliti bahwa alkyd resin termodifikasi minyak biji karet

mempunyai komponen solven organik volatil yang lebih rendah (1-1,5%)

dibanding alkyd resin sintetis (sekitar 10%). Selain itu biji karet merupakan bahan

baku terbarukan yang tersedia cukup melimpah di alam. Sehingga dengan

2
penelitian ini dapat memanfaatkan limbah biji karet yang selama ini biasanya

hanya dibuang saja, menjadi lebih bernilai guna.

Penelitian ini mengarah pada kinetika reaksi, yaitu dengan menganalisis

konsentrasi gliserol bebas dan konsentrasi gugus hidroksil sisa dari proses sintesis

alkyd resin antara minyak biji karet, gliserol, dan asam adipat. Selain itu, pada

penelitian ini juga akan dipelajari karakterisasi produk alkyd resin yang

dihasilkan, yaitu meliputi penetapan bilangan asam, analisis gugus fungsi dengan

FTIR, dan penetapan viskositas. Penelitian ini belum pernah dilakukan

sebelumnya karena penelitian-penelitian yang telah dilakukan pada umumnya

mengarah hanya pada karakteristik dari alkyd resin.

1.2 Keaslian Penelitian

Penelitian-penelitian yang memodifikasi alkyd resin dengan minyak

alam sebelumnya telah banyak dilakukan. Momodu et. al. (2011) meneliti tentang

sintesis alkyd resin dari gliserol dan phthalic anhydride termodifikasi minyak biji

walnut dengan proses dua tahap dan mengevaluasi karakteristiknya untuk

formulasi surface coating. Aigbodion dan Okieimen (2001) telah melakukan studi

kinetika pada sintesis alkyd resin yang dimodifikasi dengan minyak biji

locustbean Afrika. Hlaing dan Oo (2008) meneliti pembuatan alkyd resin dari

castor oil dengan proses dua tahap menggunakan katalis NaOH dan menguji

karakteristiknya. Sedangkan Atimuttigul, et al. (2006) meneliti beberapa minyak

untuk membuat alkyd dengan tipe short oil.

3
Penelitian tentang alkyd resin yang termodifikasi minyak biji karet telah

dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Namun penelitian-penelitian tersebut

pada umumnya meninjau pada sintesis alkyd resin dan karakterisasinya saja.

Aigbodion dan Okieimen (1997) meneliti tentang penentuan berat molekul dari

alkyd-minyak biji karet. Aigbodion, et al. (2002) meneliti modifikasi minyak biji

karet dengan maleic anhydride dan membandingkan karakteristiknya dengan

alkyd resin turunannya. Ikhuoria, et al. (2004) meneliti peningkatan kualitas alkyd

resin yang menggunakan bahan baku metil ester dari minyak biji karet yang

disintesis dengan gliserol dan phthalic anhydride. Produk alkyd resin dari metil

ester-minyak biji karet memberikan hasil karakterisitik yang lebih baik

dibandingkan produk dari bahan baku minyak biji karet mentah. Ikhuoria, et al.

(2011) meneliti tentang sintesis dan karakterisasi styrenated alkyd-minyak biji

karet. Prosesnya adalah post-polimerisasi alkyd-minyak biji karet dengan

monomer styrene. Karakteristik produk berupa styrenated alkyd-minyak biji karet

dibandingkan dengan karakteristik alkyd-minyak biji karet. Umeobika, et al.

(2013) meneliti tentang efek variasi panjang minyak terhadap sifat fisika-kimia,

drying time, dan chemical resistance dari alkyd resin termodifikasi minyak biji

karet.

Penelitian dengan studi kinetika pada pembuatan alkyd resin

termodifikasi minyak telah dilakukan oleh Heriyanto dan Jayanuddin, dimana

keduanya menggunakan bahan baku minyak jagung. Heriyanto (2009) meneliti

kinetika reaksi poliesterifikasi anhidrida ftalat dengan gliserol termodifikasi

minyak jagung dengan variabel suhu reaksi dan perbandingan mol reaktan. Reaksi

4
alkoholisis dan poliesterifikasi dijalankan secara batch pada suhu 220°C - 260°C

dengan asumsi sistem ideal (reaktivitas tetap). Sementara Jayanudin (2009)

meneliti kinetika reaksi poliesterifikasi maleic anhydride dengan gliserol

termodifikasi minyak jagung dengan variabel yang sama, untuk suhu alkoholisis

220°C - 260°C dan suhu poliesterifikasi 160°C - 200°C. Sementara penelitian

tentang studi kinetika alkyd-minyak biji karet telah dilakukan oleh Aigbodion dan

Okieimen (1996), namun hanya meninjau kinetika reaksi poliesterifikasinya saja

tanpa mempelajari kinetika reaksi alkoholisis. Bahan bakunya adalah minyak biji

karet, gliserol, dan phthalic anhydride, dengan variasi suhu poliesterifikasi 230°C

- 250°C. Dari penelitian tersebut diperoleh konstanta kecepatan poliesterifikasi

sebesar 10-1 g (mg KOH)-1 min-1.

Penelusuran literatur yang telah dilakukan menunjukkan belum adanya

penelitian mengenai kinetika pada reaksi pembuatan alkyd resin dari gliserol dan

asam adipat yang termodifikasi oleh minyak biji karet tanpa menggunakan katalis,

yang akan dilakukan pada penelitian ini. Kebaruan dalam penelitian ini adalah

model yang diajukan sebagai pendekatan dalam perhitungan kinetika, yaitu

memperhitungkan asam lemak bebas pada tahap alkoholisis. Pada penelitian-

penelitian kinetika alkyd resin termodifikasi minyak sebelumnya, perhitungan

kinetika alkoholisis dilakukan dengan asumsi reaksi asam lemak bebas diabaikan.

Selain itu pada penelitian ini juga dilakukan karakterisasi terhadap produk alkyd

resin yang dihasilkan.

5
1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai proses pembuatan alkyd resin termodifikasi minyak biji karet dengan

mengetahui fenomena kinetika reaksi yang terjadi. Kinetika reaksi diperlukan

dalam perancangan peralatan, terutama dalam hal perancangan reaktor, guna

menghasilkan reaksi yang baik pada skala keteknikan. Selain itu dapat

memberikan informasi tentang karakteristik dan manfaat produk alkyd resin

tersebut.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mempelajari kinetika reaksi sintesis alkyd resin dari gliserol dan asam adipat

yang termodifikasi minyak biji karet. Variabel yang diteliti adalah suhu dan

perbandingan ekivalen reaktan.

2. Mengetahui karakteristik produk alkyd resin yang terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai