ABSTRAK
41
Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN : 1979 - 5858
katalisasi biologis (biocatalysis) untuk hingga kurang dari 2%, yang kemudian
memproduksi biodiesel, oleic acid alkyl dilanjutkan dengan proses
ester (dalam hal ini butil oleat), dari transesterifikasi dengan katalis basa.
triolein menggunakan beberapa macam Diharapkan dengan penggunaan
katalis biologis, yakni Candida Antarctica minyak biji kapuk sebagai bahan baku
B, Rizhomucor Miehei, dan Pseudomonas pembuatan biodiesel dapat meningkatkan
Cepacia. Dari hasil pengujian yang nilai ekonomi yang lebih optimal.
dilakukan Salis dkk., ditemukan bahwa
Pseudomonas Cepacia merupakan katalis 2.PERUMUSAN MASALAH
biologis yang paling baik dalam
Dalam penelitian ini peneliti
menghasilkan 100% butil oleat (oleic
membahas permasalahan tentang
acid ethyl ester) dalam waktu 6 jam pada
biodiesel yang dihasilkan dari minyak biji
temperatur optimum adalah 40oC dengan
kapuk. Adapun ruang lingkup tersebut
proses kontinyu. Dan Firdian dkk. (2008)
adalah variabel-variabel yang dapat
melakukan penelitian mengenai pengaruh
mempengaruhi kualitas biodiesel yang
dan konsentrasi katalis asam pada proses
akan dihasilkan, yaitu :
esterifikasi pada pembuatan biodiesel dari
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi soda
minyak biji karet, dari hasil penelitian
api (NaOH) pada proses trans-
mereka diperoleh kondisi optimum
esterifikasi dalam pembuatan
penurunan %FFA pada proses esterifikasi
biodiesel dari minyak biji kapuk ?
paling cepat yaitu pada suhu 60oC dengan
2. Bagaimana pengaruh suhu pada
penambahan katalis asam 0,5% berat
proses trans-esterifikasi dalam
minyak.
pembuatan biodiesel dari minyak biji
Dalam penelitian ini, kami
kapuk ?
memanfaatkan minyak dari biji kapuk
sebagai bahan baku pembuatan biodiesel,
3.TUJUAN PENELITIAN
dikarenakan biji kapuk selama ini belum
termanfatkan secara ekonomis.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Metode yang paling banyak
1. Untuk mengetahui pengaruh
digunakan untuk mengkonversi minyak
konsentrasi NaOH pada proses trans-
nabati menjadi ester adalah dengan reaksi
esterifikasi terhadap kualitas biodiesel
transesterifikasi dengan menggunakan
(flash point dan angka cetane).
katalis basa. Konversi ini dapat
2. Untuk mengetahui pengaruh suhu
mengalami hambatan jika bahan baku
pada proses transesterifikasi pada
minyak mengalami asam lemak bebas
terhadap kualitas biodiesel (flash
yang tinggi, yang akan menyebabkan
point dan angka cetane).
terjadinya reaksi penyabunan
3. Untuk mengetahui potensi minyak biji
(saponifikasi) sehingga yield Fatty Acid
kapuk sebagai bahan baku biodiesel
Methyl Ester (FAME) menurun dan akan
yang ramah lingkungan.
mempersulit proses poemisahan antara
4. Untuk memberikan informasi kepada
FAME dn glycerol.
masyarakat tentang alternatif
Minyak yang mengandung asam
pemanfaatan minyak biji kapuk
lemak bebas (FFA) tinggi (>2%) perlu
sehingga mempunyai nilai ekonomi
dilakukan proses esterifikasi dengan
yang tinggi.
katalis asam terlebih dahulu untuk
5. Untuk mengetahui apakah layak
menurunkan kadar asam lemak bebas
digunakan sebagai bahan bakar
42
Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN : 1979 - 5858
43
Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN : 1979 - 5858
44
Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN : 1979 - 5858
Volume
Volume Waktu 120 menit
H2SO4
Metanol
(mL) Densitas
(mL) %FFA
(gr/mL)
0,5485 24,6825 1,8368
0,912
0,09184 4,1328 1,7472
0,908
0,08736 3,9312 1,5848
0,906
0,07924 3,5658 1,428
0,902
Gambar 3. Diagram alir proses 0,0714 3,213 0,9352
transesterifikasi 0,900
45
Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN : 1979 - 5858
5.2. Grafik dan Pembahasan point pada biodiesel adalah yaitu minimal
100oC.
110
108 54
NaOH0,3gr
106 NaOH0,5gr
C)
52 NaOH0,7gr
o
104 NaOH0,9gr
TitikNyala(
102 50 NaOH1,1gr
NaOH0,3gr
CetaneIndeks
100 NaOH0,5gr
NaOH0,7gr 48
98 NaOH0,9gr
NaOH1,1gr
96 46
35 45 55 65
SuhuOperasi Transesterifikasi (oC) 44
35 40 45 50 55 60 65
46
Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN : 1979 - 5858
47