Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

Suhu Tubuh, Berat Badan dan Tinggi Badan

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
INDAH CAHAYA P

3415106777

LAILATUL FITRIANI

34151...

LUTHFI ANZANI

341

REANEETA SAFITRIE

341....

PENDIDIKAN BIOLOGI BILINGUAL 2010


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012

A. Tujuan
Suhu Tubuh Aksila dan Oral
-

Mengetahui tempat pengukuran suhu tubuh yang benar


Mengetahui cara mengukur suhu tubuh
Mengetahui tempat pengukuran suhu tubuh
Mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi suhu tubuh
Mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi kehilangan panas
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi panas
Mengetahui perbedaan suhu tubuh yang di lakukan di Oral dengan Axilar
Mengetahui pengaruh berkumur air es terhadap perubahan suhu tubuh setiap

OP
Berat Badan dan Tinggi Badan
- Dapat menggunakan alat-alat yang dipakai dalam mengukur berat badan dan
-

tinggi badan
Mengetahui cara mengukur berat badan dan tinggi badan
Mengetahui rumus perhitungan BB ideal
Menghitung nilai Indeks Masaa Tubuh (Body Massa Index)
Mengetahui berat badan dan tinggi badan Ideal setiap OP

B. Dasar Teori
A. Suhu Tubuh
Jaringan

dan

sel

memberi

gambaran

tentang

keadaan

kesehatan

seseorangmelalui suatu rentang suhu. Hipotalamus mengontrol suhu inti tubuh agar
tetap berada pada suhu tubuh normal. Secara fisiologis, suhu tubuh diatur olehmekanisme
vasodilatasi, vasokonstriksi, menggigil dan pengeluaran keringat.Suhu tubuh tidak akan
mengalami perubahan apabila produksi panas sama dengan besarnya suhu tubuh yang hilang ke
lingkungan.
Pengukuran suhu dapat dilakukan pada beberapa bagian tubuh antara lain,aksila, oral,
rektal, dan timpanik. Berbagai bagian tubuh memiliki suhu tubuh berlainan, dan besar perbedaan
suhu antara bagian-bagian tubuh dengan suhulingkungan bervariasi. Pada manusia, nilai normal
untuk suhu aksila adalahdalam rentang antara 36 C 37 C, pada oral antara 36,5 C - 37,5 C dan
suhu pada rektal biasanya 0,6 C lebih tinggi daripada suhu aksila. Suhu normal orang muda pada pagi
hari berkisar antara 36,3C 37,1 C. Suhu tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
aktivitas, suhu lingkungan, keadaan emosi, usia, jenis kelamin, hidrasi, obat-obatan, pakaian, dan
lain-lain.
Serabut C radiks dorsal menghantarkan sebagian impuls yang dibangkitkan
oleh reseptor raba dan berbagai reseptor kulit lain, selain impuls yang dibangkitkan oleh
reseptor nyeri dan suhu ( Ganong, 2008 ).

Sebagian energi yang dibutuhkan untuk reaksi endotermik ini diperoleh dari
penguraian glukosa menjadi CO dan HO, tetapi di otot juga ada senyawa fosfat berenergi
tinggi lain yang dapat menyuplai energi yang dibutuhkan dalam jangka waktu pendek. Dalam
keadaan istirahat dan selama olah raga ringan, otot menggunakan lemak dalam bentuk asam
lemak bebas. Bila intensitas olah raga meningkat, penyediaan energi yang cukup cepat tidak
diperoleh hanya dari lemak, sehingga pemakaian karbohidrat juga penting sebagai komponen
campuran bahan bakar otot. Selama kerja otot, pembuluh darah otot berdilatasi dan aliran
darah meningkat, sehingga pasokan O menjadi meningkat. Sampai titik tertentu,
peningkatan pemakaian O sebanding dengan energi yang dikeluarkan, dan semua kebutuhan
energi dipenuhi melalui proses aerobik. Secara termodinamika, energi yang tersalur ke otot
harus setara dengan energi yang dikelurkan. Keluaran energi ini timbul sebagai kerja yang
dilakukan otot, dalam pembentukan ikatan fosfat berenergi tinggi sebagai panas. Panas yang
timbul di otot dapat diukur dengan tepat menggunakan thermocouples yang sesuai. (Ganong,
2008)
Panas istirahat (resting heat), yakni panas yang dilepaskan saat istirahat. Panas
yang dihasilkan sebagai kelebihan panas istirahat selama kontrkasi, disebut panas awal,
terdiri atas panas pengaktifan( activation heat), panas yang dihasilkan otot saat berkontraksi,
dan panas pemendekan ( Shortening heat), yang sebanding dengan besarnya pemendekan
otot. Setelah kontraksi, pembentukan panas sebagai kelebihan panas istirahat

berlanjut

hingga 30 menit. Panas pemulihan (recovery heat) ini adalah panas yang dilepaskan melalui
proses metabolisme yang mengembalikan otot ke keadaan sebelum kontraksi. (Ganong,
2008)
Dalam tubuh, panas dihasilkan oleh gerakan otot, asimilasi makanan, danoleh
semua proses vital yang berperan dalam meningkatkan metabolisme basal.Panas dikeluarkan dari tubuh
melalui radiasi, konduksi (hantaran ), dan penguapanair di saluran napas dan kulit. Sejumlah kecil
panas juga dikeluarkan melalui urinedan feses. Keseimbangan antara pembentukan dan
pengeluaran panas menentukansuhu tubuh. Karena kecepatan reaksi kimia bervariasi sesuai dengan suhu
dankarena sistim enzim dalam tubuh memiliki rentang suhu normal yang sempit agar berfungsi optimal,
fungsi tubuh normal bergantung pada suhu yang relatif konstan(Ganong, 2008 ).
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yangdapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuhmanusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuhmanusia diatur dengan mekanisme
umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila

pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanismeumpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telahmelewati
batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point).
Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada37C. Apabila suhu
tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akanmerangsang untuk melakukan
serangkaian mekanisme untuk mempertahankansuhu dengan cara menurunkan produksi panas dan
meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap. Upaya-upaya yang kita
lakukanuntuk menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum,
banyak istirahat, beri kompres, beri obat penurun panas (Harold S.Koplewich, 2005)
Energi panas yang hilang atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit ada 4 cara yaitu:
1. Konduksi adalah pemaparan panas dari suatu obyek yang suhunya
lebih tinggi ke obyek lain dengan jalan kontak langsung (Gabriel,
1998).
2. Konveksi Konveksi adalah pemindahan panas melalui gas atau cairan
yang bergerak. Aliran konveksi dapat terjadi karena massa jenis udara
panas sangat ringan dibandingkan udara dingin misalnya orang
telanjang yang duduk dalam ruangan yang kehilangan sekitar 12%
panasnya dengan cara konduksi ke udara menjauhi tubuh.
3. Radiasi adalah suatu energi panas dari suatu permukaan obyek ke
obyek lain tanpa mengalami kontak dari kedua obyek tersebut
(Gabriel, 1996). misalnya seseorang yang telanjang dalam ruangan
dengan suhu kamar normal kehilangan sekitar 60% panas total secara
radiasi. Jika suhu tubuh naik, pusat kendali suhu di otak akan melebar
dan meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit sambil membawa
panas tubuh.
Di setiap tempat perawatan baik di rumah sakit maupun klinik dipakai lokasi
pengukuran temperatur pada ketiak, sub lingual dan rektal (Gabriel, 1998). Terdapat beberapa
tempat yang mudah diakses untuk memantau suhu tubuh.Suhu mulut dan ketiak (aksila) setara,
sedangkan suhu rectum rata-rata lebihtinggi 1F (0,56C). Yang sekarang juga tersedia adalah
alat pemantau suhi yangmemindai panas yang dikeluarkan oleh gendang telinga dan mengubah suhu
inimenjadi ekivalen oral. Namun, tidak ada dari pengukuran-pengukuran ini yangmerupakan
indikasi mutlak suhu inti internal, yang sedikit lebih tinggi daripada100F daripada tempat
yang diukur (Sherwood, 2009)

Jalur Termogulasi Utama :


Suhu kulit

Suhu inti

Termoreseptor

Termoreseptor sentral (di


hipotalamus, bagian lain di SSP,
dan organ abdomen)

perifer (di kulit)

Pusat integrasi
termoregulasi hipotalamus

Adaptasi perilaku

Neuron motorik

Sistem saraf simpatis

Sistem saraf simpatis

Otot rangka

Pembuluh darah kulit

Kelenjar keringat

Vasokonstriksi dan
vasodilatasi kulit

Berkeringat

Tonus otot, menggigil

Kontrol produksi
panas atau
pengurangan panas

Kontrol produksi panas


Kontrol pengurangan
panas

Kontrol pengurangan
panas

B. Berat Badan dan Tinggi Badan


Pengukuran berat badan dan tinggi badan merupakan salah satu jenis
pengukuran antropometrik yaitu pengukuran terhadap ukuran dan komposisi tubuh.
Pengukuran ini menunjukkan keseimbangan antara kalorii yang tersedia dengan pengeluaran
energi, massa otot, lemak tubuh, dan penyimpanan protein.
Berat badan ideal dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya suhu dan jenis
kelamin. Seseorang dikatakan kelebihan berat badan apabila berat badannya 10% lebih berat
dari berat ideal, bila berat badannya lebih dari 20 % maka kondisi ini disebut obesitas,
sedangkan bila berat badannya 10 % kurang dari berat badan ideal maka kondisi ini disebut
kekurangan nutrisi.
Indeks

Massa Tubuh (Body

Mass

Index) adalah

pegukuran yang

memperlihatkan kesesuaian antara berat badan dengan tinggi badan seseorang. Bila BMI

berada pada antara 18 25 maka seseorang dianggap sehat, sedangkan resiko mengalami
masalah kesehatan meningkat apabila nilai BMI diatas 25.
IMT digunakan berdasarkan rekomendasi FAO/WHO/UNO tahun 1985 yang
mengatakan bahwa batasan berat badan (BB) normal orang dewasa berdasarkan Body Mass
Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT tidak dapat diterapkan pada bayi,anak,
remaja, ibu hamil, dan olahragawan, juga tidak dapat diterapkan padakeadaan khusus (penyakit)
seperti edema, asites, dan hepatomegali.IMT dapat diukur dengan menggunakan rumus berikut:

BMI =

Berat Badan(kg)

[ Tinggi Badan(m)]

Dengan keterangan sebagai berikut: BB = berat badan


TB = tinggi badan
Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi badan
melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitasadalah kondisi kelebihan lemak, baik di
seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan
total lemak tubuh, yaituapabila ditemukan kelebihan berat badan >20% pada pria dan >25%
pada

wanitakarena

lemak

(Ganong

W.F,

2008).

Penderita

obesitas

mengalami

penumpukanlemak yang lebih banyak dibandingkan dengan penderita kegemukan


untuk jangka waktu yang lama, dan beresiko lebih tinggi untuk terkena beberapa penyakit
jantung, hipertensi, diabetes mellitus tipe 2 dan sebagainya. Nilai normaluntuk indeks ini adalah 20-25
kg/m

Grafik BMI untuk dewasa

C. Alat dan Bahan


Alat:
1. Termometer raksa (aksila)
2. Termometer raksa (oral)
3. Stopwatch
4. Tissue
5. Timbangan berat badan
6. Alat pengukur tinggi dengan skala sentimeter (cm)
Bahan:
1. Air Es
D. Cara Kerja
Suhu Badan pada daerah axilar:

P
O
x
o
r
b
d
y
,k
p
h
c
it
5
m
la
e
s
g
n
u
j
0
-1

b
e
rs
ih
k
a
n
tm
o
lu
d
ig
a
k
n
,trs
m
p
a
id
b
w
h
g
rte
nO
P
b
e
rn
a
fs
d
lm
k
tu
p
,e
a
n
d
ib
w
h
lrk
s
e
a
m
5
n
itc
a
th
s
ilp
e
n
g
m
,u
d
a
k
e
n
b
rfs
g
m
u
lte
k
a
,d
n
b
ris
e
lm
a
5
n
t
Pengukuran Suhu Tubuh pada daerah Oral:

E. Hasil
Tabel Hasil Pengamatan Suhu Tubuh kelas PBB 2010

Nama

Usi

OP

Riko
CP
Ellys
DP
Dewi S
Aulia
Nindy R

20
20
20
19
20
20
22

Suhu aksila
JK Istiraha
Aktivitas
t
L
36,6
36,9
P
36,7
37
P
36,2
36,2
P
36,4
37,7
P
35,4
36,2
P
35,9
36,5
P
36,3
36,2

Suhu oral
Mulut tutup

Mulut buka

Kumur air es

36,8
37,2
36,8
37,4

36,7
36,2
36,8
36,9
36,6
36,7
36,6

36,7
36,9
36,6
36,4
37,5
36,7
36,5

37,1
36,6

Tabel Hasil pengamatan Tinggi Badan dan Berat Badan


Nama OP

usi

JK

Berat Badan (kg)

Tinggi badan (cm)

BMI

Luluk
Juwita
Luthfi
Devi
Yuli
Evy
Nurika

a
20
20
20
20
20
20
20

P
P
P
P
P
P
P

53
47
50
39
45
48
49

166
164
161
163
161
158
160

19,27
17,47
19,28
14,67
17,15
19,28
19,1

F. Pembahasan
Suhu Tubuh
a. Pengukuran Axilar

Pada praktikum pengukuran suhu tubuh, terdapat tujuh OP yang terdiri atas enam OP
berjenis kelamin perempuan, dan satu OP yang berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan data
yang diperoleh, suhu tubuh pada masing-masing OP dalam keadaan istirahat adalah hampir
70 % berkisar sekitar 36C 37 C. Sedangkan yang 30 % bersuhu sekitar 35C - 36C.
Menurut kami, perbedaan suhu pada kedua OP tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah kondisi tubuh OP, keadaan lingkungan tubuh OP, seperti suhu ruangan
saat pengukuran suhu tubuh Pada saat itu, kedua kelompok mendapat tempat pengukuran
yang berada dekat dengan AC (di bagian belakang dari ruangan laboratorium fisiologi).
Ketika mereka berada di dekat lingkungan yang bersuhu rendah (dingin), maka tubuh mereka
akan beradaptasi dengan lingkungan, sehingga tubuh OP pun menjadi dingin. Ketika tubuh
OP dingin, maka saat dilakukan pengukuran suhu tubuh, didapatkan hasil yang lebih rendah
dari OP lainnya. Perpindahan panas yang terjadi dari tubuh OP ke udara luar karena
perbedaan suhu, terjadi secara, konveksi, yaitu pemindahan panas melalui gas atau cairan
yang bergerak. Aliran konveksi dapat terjadi karena massa jenis udara panas sangat ringan
dibandingkan udara dingin.
Kemudian, selain pengukuran dilakukan dengan istirahat (tanpa aktivitas) juga
dilakukan pengukuran suhu setelah OP beraktivitas selama 10 menit, dengan tujuan untuk
membandingkan perubahan yang terjadi pada suhu tubuh OP tersebut sebelum dan sesudah
beraktivitas. Sebagian besar OP mengalami perubahan, yaitu suhu tubuh OP setelah
beraktivitas menjadi naik kecuali pada Nindi yang mengalami penurunan suhu badan sebesar
0,1 derajat Celcius. Perbedaan hal tersebut dapat diakibatkan oleh perbedaan metabolisme di
dalam tubuh nindy atau bisa juga terjadi karena kesalahan mambaca termometer. Sehingga itu
berarti bahwa, aktivitas mempengaruhi suhu tubuh OP. Selama kerja otot, pembuluh darah
otot berdilatasi dan aliran darah meningkat, sehingga pasokan O menjadi meningkat. Sampai
titik tertentu, peningkatan pemakaian O sebanding dengan energi yang dikeluarkan, dan
semua kebutuhan energi dipenuhi melalui proses aerobik. Secara termodinamika, energi yang
tersalur ke otot harus setara dengan energi yang dikelurkan. Keluaran energi ini timbul
sebagai kerja yang dilakukan otot, dalam pembentukan ikatan fosfat berenergi tinggi sebagai
panas ( Ganong, 2008). Jadi, setelah tubuh beraktivitas, otot otot bekontraksi, maka suhu
tubuh akan meningkat.
b. Suhu oral
Pengukuran suhu oral pada praktikum kali ini memberikan hasil rentang suhu
36,7oC - 37 oC pada ketujuh OP dalam kondisi istirahat dan mulut tertutup. Berdasarkan hasil

tersebut dapat dikatakan bahwa kedua OP memiliki suhu inti tubuh yang normal, hal ini
didukung oleh teori yang menyatakan bahwa pada umumnya, nilai normal untuk suhu oral
manusia muda pada pagi hari diperkirakan sekitar 36,3 oC - 37,1 oC (Ganong, 2008).
Besar suhu pada bagian oral dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk
makanan/minuman panas atau dingin, mengunyah permen karet, merokok, dan bernapas
melalui mulut.(Ganong, 2008). Pada praktikum kali ini, OP yang telah diukur suhu oral
dalam keadaan istirahat dan mulut tertutup melakukan pengukuran suhu oral kembali dengan
keadaan mulut terbuka, dan ternyata suhu oral ketujuh OP tersebut mengalami rata-rata
penurunan 0,44oC darimulut tertutup ke mulut terbuka. Hal ini dapat terjadi karena, keadaan
mulut yang terbuka menyebabkan OP mengalami pernapasan melalui mulut. Sehingga di
dalam rongga mulut terjadi sirkulasi udara dengan udara diluar rongga mulut. Karena adanya
aliran udara tersebut maka terjadi perpindahan panas secara konveksi antara udara di dalam
rongga mulut dengan udara diluar rongga mulut. Perpindahan panas secara konveksi terjadi
karena adanya perubahan berat jenis udara, udara panas akan naik sedangkan udara dingin
akan bergerak ke bawah (Ganong, 2008).
Hal ini dapat juga dianalogikan dengan pernapasan yang terengah-engah.
Pernapasan yang cepat dan dangkal ini sangat meningkatkan jumlah penguapan air di mulut
dan saluran napas sehingga meningkatkan pengeluaran panas (Ganong, 2008). Saat mulut
terbuka, udara yang keluar dari saluran napas akan meningkatkan jumlah penguapan air di
mulut, hal ini lah yang meningkatkan suhu karena adanya pengeluaran panas.
Saat OP berkumur dengan air es yang memiliki suhu lebih rendah dibandingkan
suhu rongga mulut (oral), maka peristiwa konduksi terjadi. Konduksi merupakan perpindahan
panas antara objek atau bahan dengan suhu berbeda yang berkontak satu sama lain (Ganong,
2008). Air es yang masuk ke rongga mulut dengan suhu lebih rendah berkontak langsung
dengan bagian oral yang bersuhu lebih tinggi, oleh karenanya panas akan segera berpindah
dari bagian oral ke air es yang bersuhu lebih rendah, sehingga terjadi penurunan suhu pada
bagian oral sebesar 0,15oC.
Saat 5 kedua pengukuran, suhu oral sudah mengalami peningkatan kembali, hal
ini terjadi karena air es sudah mengalami peningkatan suhu akibat panas yang diberikan oleh
rongga mulut menuju pada suhu seimbang antara kedua bagian tersebut. Sehingga lambat
laun, suhu oral akan kembali pada kisaran suhu normalnya yaitu 36,3 oC - 37,1 oC.
Adapun mekanisme perpindahan panas secara konduksi dan konveksi tersebut
tetap dipengaruhi oleh system saraf

yaitu hipotalamus sebagai pemberi respon refleks

perubahan suhu tubuh. Hipotalamus dikatakan mengintegrasikan informasi suhu tubuh dari
reseptor sensorik di kulit, jaringan dalam, medulla spinalis bagian ekstrahipotalamus otak dan

hipotalamus (Ganong, 2008). Masing-masing dari kelima input tersebut meberikan kontribusi
20% dari informasi yang diintegrasikan (Ganong, 2008). Selain dari itu, suhu tubuh juga
dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya usia, jenis kelamin, hormone, lingkungan,
emosi/ stress, makanan dan gizi, serta aktivitas tubuh.
c. Berat Badan dan Tinggi Badan
Praktikum pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan timbangan
badan dan meteran tubuh. Pengukuran dilakukan tanpa menggunakan alas kaki dan
menanggalkan benda yang mungkin menambah berat badan OP. setelah dilakukan kalibrasi
kemudian dicatat. Hasil pengukuran menunjukkan data OP yang beragam.
Kemudian dilanjutkan dengan menghitung berat badan ideal dari OP dengan
menggunakan rumus BB = TB 110 (10%). Perhitungan ini dilakukan bertujuan agar
mengetahui keadaan ideal dari OP yaitu keadaan berat badan yang normal dan seimbang.
Setelah didapatkan berat badan ideal dilakukan perhitungan indeks massa tubuh dengan
rumus IMT = Berat badan (Kg)/ (tinggi badan)2(m). perhitungan indeks massa tubuh untuk
mengetahui apakah OP tersebut malnutrisi, normal atau overweight.
Pengukuran dengan menggunakan standar hasil perhitungan yaitu < 18 OP
dinyatakan malnutrisi, rentang 18-25 OP dinyatakan normal, sedangkan OP>25 dinyatakan
overweight dan beresiko mengalami obesitas (kelebihan lemak tubuh). Dengan menggunakan
standar rentang tersebut, praktikan dapat menganalisa hasil pengukuran.
Pada OP Luluk memiliki BB 52 Kg dengan IMT/BB sebesar 19,27. Sesuai
dengan standar yang ada, Luluk memiliki berat badan yang ideal. Menurut rentang BMI
yaitu 18-25 Hal tersebut sama dengan Jani yang memiliki BB 50 Kg, sedangkan rentang
IMTnya pun sebesar 19,2. Berbeda dengan saudari evi yang memiliki BB 48 Kg dengan
IMT/BB sebesar 19,28 dan saudari Nurika yang memiliki BB 49 Kg dengan IMT/BB sebesar
19,7. Walaupun terdapat perbedaan pada IMTnya, OP tersebut dinyatakan normal, karena
standar yang ada pada IMT yang normal itu berada pada rentang 18 25. Namun jika
perhitungan IMT melebihi OP mengalami overweight dan beresiko mengalami obesitas bila
tidak mengatur pola makan dengan benar. Penyebab obesitas dapat beragam factor, yaitu 1)
penurunan aktivitas fisik dan pengaturan makan yang tidak baik, 2) faktro lingkungan, social
dan psikologi membuat perilaku makan yang abnormal, 3) nutrisi berlebih pada masa kanak,
4) kelainan neurogenik, 5) factor genetic.
Sedangkan terdapat OP bernama chandra yang memiliki BB 47 Kg dengan besar
IMT/BMI adalah 17,47 lalu Devi yang memiliki BB 39 dengan IMT 14,67 dan saudari yuli

dengan BB 45 dan BMI 17,5. OP tersebut termasuk ke dalam OP yang malnutrisi karena
besar IMT/BMInya dibawah 18 walaupun BBnya masih ke dalam BB ideal.
Pada keempat OP yaitu lulu, jani, evi dan nurika yang sudah ber IMT normal .
termasuk OP yang sudah cukup ideal, walaupun sudah termaksud kedalam IMT yang sudah
cukup ideal Keempat orang ini harus tetap menjaga pola makan sebab perempuan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk menimbun lemak dalam tubuhnya. Dengan menjaga pola
makan tentu kita akan menghindari tubuh dari berbagai macam penyakit. Berbeda dengan
saudari devi, yuli dan chandra yang harus meningkatkan porsi energy makanannya dengan
menyeimbangkan komponen karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Seperti halnya
obesitas, malnutrisi juga dapat karena riwayat dari bayi yang memiliki jaringan adiposity
yang sedikit. Serta mengurangi stress terhadap sesuatu agar nafsu makan tetap terjaga.
Apalagi jika orang tersebut memiliki metabolisme yang cepat, maka makanan selingan
(cemilan)

G. Kesimpulan
-

Tempat pengukuran suhu tubuh ada di aksila dan oral (mulut).


Cara mengukur suhu tubuh di bagian oral dan aksila adalah dengan menggunakan

thermometer oral dan thermometer aksila.


Suhu tubuh pada bagian aksila dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti aktivitas,
suhu lingkungan, keadaan emosi, usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, dan
pakaian.

Besar suhu pada bagian oral dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk
makanan/minuman panas atau dingin, mengunyah permen karet, merokok, dan

bernapas melalui mulut


Mekanisme perpindahan panas suhu tubuh dapat terjadi melalui konduksi,

konveksi, radiasi, dan evaporasi.


Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi panas yaitu: metabolisme basal,
aktivitas

muscular

termasuk

menggigil,

peningkatan

metabolisme

yang

disebabkan oleh tiroksin dan efek norepinephrin, pengaruh saraf simpatis pada sel
-

dan pengaruh temperatur pada sel.


Rata-rata suhu tubuh di aksila saat ketujuh OP mengalami peningkatan yaitu
dalam keadaan istirahat adalah 36.2 0C dan setelah melakukan aktivitas berlari

menjadi 36,60C.
Rata-rata suhu tubuh di bagian oral OP dalam keadaan istirahat adalah 36,20C,
saat mulut dalam keadaan terbuka terjadi peningkatan suhu menjadi 36,60C.
sedangkan pada saat mulut tertutup terhitung suhu menjadi 36, 9
berkumur dengan air es suhu oral mengalami penurunan

setelah

menjadi 36,70C

.dimungkinkan dikarenakan suhu didalam oral mengalami penurunan suhu yang


-

dikarenakan suhu es yang masuk kedalam tubuh sangat dingin.


Terjadi perpindahan panas secara konduksi antara thermometer dengan bagian oral
dan terjadi perpindahan panas secara konveksi antara udara dalam rongga mulut
dengan udara luar pada saat mulut dalam keadaan terbuka, sehingga terjadi

peningkatan suhu.
Saat berkumur dengan air es, terjadi perpindahan secara konduksi antara panas

antara air es dengan panas pada rongga mulut


BB ideal dapat diukur dengan menggunakan rumus BB = TB 110 (10%).
Terdapat 3 orang OP yang mengalami malnutrisi dengan besar IMT/BMI yang
dibawah 18

H. Daftar Pustaka
Ganong,F. William. 2008. Fisiologi Kedokteran. ECG: Jakarta
Lauralee, Sherwood. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC: Jakarta
Guyton. 1996. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC : Jakarta
-. http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html, diunduh tanggal 06
Oktober 2012 pukul 21.00 WIB
-. http://www.bodymassindexchart.org/bmi-chart/, diunduh tanggal 06 Oktober 2012
pukul 21.00WIB

Paulev. 2004. Textbook in Medical Physiology and Pathophysiology : Essentials and


Clinical Problems. 2nd edition.
http://www.zuniv.net/physiology/book/chapter21.html. 23 Februari 2012.
22.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai