Anda di halaman 1dari 42

KATA

PENGANTAR

Pada saat ini dunia pendidikan di Indonesia makin berkembang semakin


maju, hal ini dapat terbukti dengan ditetapkannya kurikulum baru yaitu
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kurikulum ini mendorong siswa untuk
beraktivitas tanpa batas, memberi kebebasan kepada siswa untuk bertanya,
mengeluarkan pendapat dan berdiskusi.
Untuk mendukung Kurikulum Berbasis Kompetensi, maka dibutuhkan
banyak referensi sebagai bekal siswa untuk mengembangkan kemampuannya
semaksimal mungkin, khususnya untuk mata pelajaran Geografi yang menuntut
suatu pemahaman yang luas.
Kenyataan di lapangan untuk mendapatkan referensi materi pelajaran
Geografi tidak mudah, hal ini bisa disebabkan oleh karena keterbatasan bukubuku yang tersedia atau bahkan dikarenakan keterbatasan siswa untuk
mendapatkan buku-buku dari penerbit-penerbit nasional yang harganya bisa
saja tidak terjangkau.
Berdasarkan kenyataaan di atas dengan berlandaskan niat untuk
membantu dan mendukung proses belajar mengajar, dengan mendapat restu
dari Kepala Sekolah maka dengan ini terlahirlah modul pembelajaran geografi
yang berisi rangkuman dari berbagai sumber referensi baik dari buku-buku
paket, buku-buku penerbit nasional dan dari bahan yang ditayangkan di
internet.
Materi yang termuat dalam modul ini disesuaikan dengan Kurikulum
Berbasis Kompetensi tahun 2004 yang dikeluarkan Pusat Kurikulum Departemen
Pendidikan Nasional. Modul ini juga dilengkapi dengan bahan-bahan evaluasi
sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi
yang disajikan.
Modul ini disusun untuk dimanfaatkan dalam kalangan sendiri, sematamata hanya untuk membantu Siswa Kelas XI IPA/IPS mendapatkan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai serta dapat meningkatkan
kompetensinya, khususnya untuk mata pelajaran geografi.
Demikianlah semoga dengan tersusunnya modul ini dapat memberi
manfaat kepada siswa secara pribadi serta mendukung kelancaran kegiatan
belajar mengajar, dan untuk lebih luasnya dapat meningkatkan mutu
pendidikan di negara kita ini.

Ende, Juli 2006


Penyusun

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I dan II

iii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ....

Lembar Pengesahan .

ii

Kata pengantar . iii


Daftar Isi .....

iv

BAGIAN I SEMESTER I
MATERI I

: BIOSFER
A. Standar Kompetensi .........

1
1

B. Kompetensi Dasar ......

C. Indikator ......

D. Materi ......

1. Pengertian Umum ...

2. Jenis dan Persebaran Flora di Indonesia dan Dunia ...


a. Jenis Flora Berdasarkan Faktor Geologi.
b. Jenis Flora Berdasarkan Iklim dan Ketinggian Tempat .

2
2
2

3. Jenis dan Persebaran Fauna di Indonesia ...

4. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Keanekaragaman Flora dan


Fauna
a. Iklim ...
b. Tanah .
c. Air ..
d. Tinggi Rendahnya Permukaan Bumi ....
e. Manusia, Hewan dan Tumbuh-tumbuhan .

5
5
5
5
7
7

5. Faktor Utama Penyebab Kerusakan Flora dan Fauna ...

6. Upaya Penyelamatan Flora dan Fauna ..

E. Evaluasi ......

MATERI II : ANTROPOSFER

12

A. Standar Kompetensi .........

12

B. Kompetensi Dasar .....

12

C. Indikator ....

12

D. Materi .....

12

1. Pertumbuhan Penduduk (Population Growth)..

12

2. Angka Kelahiran .... 13


3. Angka Kematian . 13
4. Proyeksi Penduduk.

14

5. Komposisi Penduduk.. 14

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I dan II

iv

Halaman
6. Persebaran dan Kepadatan Penduduk . 15
7 Mobilitas Penduduk .

15

E. Evaluasi .....

17

MATERI III : SEBARAN, POLA DAN OBYEK GEOGRAFI

19

A. Standar Kompetensi .........

19

B. Kompetensi Dasar .....

19

C. Indikator ....

19

D. Materi ....

19

1. Pengertian Citra ....

19

2. Kegunaan Citra Penginderaan Jauh ..

20

3. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh ..

21

E. Evaluasi .....

21

BAGIAN II SEMESTER II
MATERI IV : SUMBER DAYA ALAM

23

A. Standar Kompetensi .........

23

B. Kompetensi Dasar .....

23

C. Indikator ..... 23
D. Materi .....

23

1. Macam-macam Sumber Daya Alam .. 23


2. Persebaran Sumber Daya Alam .. 24
3. Pengolahan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan dan
Berkelanjutan .. 24
4. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berdasarkan Prinsip Ekoefisiensi ... 25
E. Evaluasi ....... 25
MATERI V : KONSEP WILAYAH DAN PUSAT PERTUMBUHAN

28

A. Standar Kompetensi ....... 28


B. Kompetensi Dasar ...... 28
C. Indikator ...... 28
D. Materi ...... 28
1. Pengertian .... 28
2. Fenomena Geografis dalam Perwilayahan .. 28
3. Pusat-pusat Pertumbuhan ... 29
4. Teori-Teori Pusat Pertumbuhan .. 30
5. Pusat-pusat Pertumbuhan di Indonesia.... 30
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I dan II

Halaman
6. Pengaruh Pusat Pertumbuhan . 31
7. Perwilayahan Formal dan Fungsional . 32
8. Batas wilayah Pertumbuhan .... 32
9. Interaksi Wilayah Pertumbuhan . 32
E. Evaluasi ....... 34

DAFTAR PUSTAKA

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I dan II

vi

MATERI I
BIOSFER

A. Standar Kompetensi :
Kemampuan menganalisis gejala sosial di muka bumi, interaksinya, dan pengaruhnya
terhadap kehidupan dan perkembangan wilayah

B. Kompetensi Dasar :
Kemampuan memprediksi dinamika perubahan biosfer dan dampaknya terhadap
kehidupan di muka bumi

C. Indikator :
1. Mengidentifikasi sebaran flora dan fauna di permukaan bumi
2. Menganalisis persebaran flora dan fauna di Indonesia
3. Mengidentifikasi kerusakan flora dan fauna serta dampaknya terhadap kehidupan

D. Materi :

BIOSFER
1. Pengertian Umum
Asal kata bio = kehidupan dan sphere = lapisan, jadi biosfer adalah bagian dari muka
bumi dimana organisme hidup dan melangsungkan kehidupannya, secara fisik
meliputi lapisan air, lapisan tanah dan lapisan udara.
Persebaran flora dan fauna di muka bumi dipengaruhi dua faktor berikut :
a. Faktor horisontal: dipengaruhi oleh letak lintang geografis, jenis tanah, tingkat
kelembaban dan curah hujannya.
Di daerah iklim tropis flora dan fauna tersebar dalam jumlah dan jenis yang relatif
banyak, di daerah sub tropis flora dan fauna relatif berkurang jumlah dan jenisnya,
semakin menuju kutub semakin sedikit baik jumlah maupun jenisnya.
1) Faktor vertikal: secara vertikal persebaran flora dan fauna dipengaruhi oleh
ketinggian tempat atau kondisi relief , jenis batuan, tingkat kelembaban, serta
curah hujan. Di daerah dataran rendah flora dan fauna tersebar dalam jumlah dan
jenis yang sangat bervariasi,sedangkan semakin tinggi tempat ada kecenderungan
penurunan jumlah dan jenisnya.
Sejarah terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada awal zaman
es tersebut, suhu permukaan bumi turun sehingga permukaan air laut menjadi turun.
Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih
menyatu dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga
Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul
juga masih berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat.
Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat
seperti Jawa, Bali Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan
dengan flora di Benua Asia. Begitu pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian
Timur seperti Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai
kemiripan dengan flora dan fauna di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa itu
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

menjadi jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia. Kemudian,
pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air laut naik
kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua
Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan terakhir dari Sumatera. Selanjutnya
Sumatera terpisah dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir
Kalimantan terpisah dari Semenanjung Malaka.

2. Jenis dan Persebaran Flora di Indonesia dan Dunia


Jenis dan persebaran flora di Indonesia didasarkan atas beberapa faktor yaitu faktor
geologi dan faktor iklim serta ketinggian tempat pada muka bumi.

a. Jenis Flora berdasarkan Faktor Geologi


Secara geologis, pulau-pulau di Indonesia Barat pernah menyatu dengan benua
Asia sedangkan pulau-pulau di Indonesia Timur pernah menyatu dengan benua
Australia. Oleh karena itu tumbuhan di benua Asia mempunyai ciri-ciri yang mirip
dengan tumbuhan di Indonesia Barat demikian pula ciri-ciri tumbuhan di
Indonesia Timur mirip dengan tumbuhan di benua Australia. Berdasarkan hal
tersebut, flora di Indonesia dibedakan dalam tiga wilayah, yaitu flora di dataran
Sunda, di dataran Sahul dan di daerah Peralihan.
Flora dan fauna Indonesia dikelompokkan dalam tiga tipe, yaitu:
1) Tipe Asia/fauna Indonesia bagian Barat: meliputi Sumatera, Jawa dan
Kalimantan, memperlihatkan kesamaan dengan fauna Asia. Contohnya
gajah,harimau, banteng dll. Batas daerah fauna Indonesia bagian barat dengan
Indonesia bagian tengah disebut garis Wallace.
2) Tipe Australia/fauna Indonesia bagian Timur: meliputi Papua dan kepulauan
Aru, memperlihatkan kesamaan dengan fauna Australia. Jenis hewan-hewan
berkantung seperti kanguru, kus-kus, cendrawasih,dll. Daerah fauna Indonesia
timur dan bagian tengah dipisahkan oleh garis Weber.
3) Tipe Peralihan/fauna Indonesia bagian tengah: meliputi Sulawesi, Maluku, dan
Nusa Tenggara, terdapat jenis-jenis hewan yang tidak dijumpai di bagian barat
maupun bagian timur, contohnya; komodo, anoa, babi rusa,dll.

b. Jenis Flora berdasarkan Iklim dan Ketinggian Tempat


Faktor iklim di dalamnya termasuk suhu udara, sinar matahari, kelembaban udara
dan angin. Unsur-unsur ini sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan
tanaman. ketinggian tempat adalah ketinggian dari permukaan air laut (elevasi).
Ketinggian tempat mempengaruhi perubahan suhu udara.
Semakin tinggi suatu tempat, misalnya pegunungan, semakin rendah suhu
udaranya atau udaranya semakin dingin. Semakin rendah daerahnya semakin
tinggi suhu udaranya atau udaranya semakin panas. Oleh karena itu ketinggian
suatu tempat berpengaruh terhadap suhu suatu wilayah. Perubahan suhu ini
tentunya mengakibatkan perbedaan jenis tumbuhan pada wilayah-wilayah tertentu
sesuai dengan ketinggian tempatnya.
Maka berdasarkan iklim dan ketinggian tempat, flora di Indonesia terdiri atas:
1) Hutan Hujan Tropik
Indonesia berada di daerah katulistiwa, banyak mendapat sinar matahari, curah
hujannya tinggi, dan suhu udaranya tinggi, menyebabkan banyak terdapat
hutan hujan tropik. Ciri-ciri hutan ini adalah sangat lebat, selalu hijau
sepanjang tahun, tidak mengalami musim gugur, dan jenisnya sangat
heterogen. Hutan jenis ini banyak terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Jawa, dan Irian Jaya. Beberapa jenis floranya misalnya kayu meranti, ulin, dan
kapur. Pada pohon-pohon ini hidup menumpang berbagai tumbuhan seperti
anggrek dan tumbuhan merambat.dan epifit.
2
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

Tumbuhan merambat yang terkenal adalah rotan. Hutan ini terdiri dari Hutan
Hujan Tanah Kering (ketinggian 1000 - 3000 m dari muka laut) dan Hutan
Hujan Tanah Rawa (ketinggian 5 - 100 m dari muka laut). Hutan rawa
gambut, hutan mangrove, dan hutan rawa air tawar termasuk dalam jenis hutan
hujan tanah rawa. Sedangkan hutan fegaceae, hutan campuran
Dipterocarpaceae, dan hutan belukar, termasuk jenis hutan hujan tanah kering.

Gambar 1
Hutan Hujan Tropik, tempat 1% saja cahaya matahari
mencapai lantai tanah.

2) Hutan Musim atau Hutan Meranggas


Hutan ini terdapat di daerah yang suhu udaranya tinggi (terletak pada
ketinggian antara 800 - 1200 m dari muka laut). Pohon-pohonnya jarang
sehingga sinar matahari sampai ke tanah, tahan kekeringan, dan tingginya
sekitar 12 - 35 m. Daunnya selalu gugur pada musim kering/kemarau dan
menghijau pada musim hujan. Contohnya pohon jati, kapuk, dan angsana.

Gambar 2
Hutan Meranggas atau hutan Musim

3) Hutan Sabana
Sabana adalah padang rumput yang disana sini ditumbuhi pepohonan yang
berserakan atau bergerombol. Terdapat di daerah yang mempunyai musim
kering lebih panjang dari musim penghujan, seperti di Nusa Tenggara.
Terdiri dari hutan sabana dengan pohon-pohon dan palma (900 m dari muka
laut) dan hutan sabana casnarina (terletak antara 1600 - 2400 m dari muka
laut).

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

Gambar 3
Pemandangan Hutan Sabana.

Terdapat pada daerah yang mempunyai musim kering panjang dan musim
penghujan pendek, seperti di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Padang
rumput dapat terdapat di daerah dengan ketinggian antara 900 - 4000 m di
atas permukaan laut, seperti misalnya padang rumput tanah, padang rumput
pegunungan, komunitas rumput, dan lumut. Namun ada yang berada pada
ketinggian kurang dari 100m di atas permukaan laut, yaitu Rawa gambut.

3. Jenis-Jenis dan Persebaran Fauna di Indonesia


Seorang berkebangsaan Inggris bernama Wallace mengadakan penelitian mengenai
penyebaran hewan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan
hewan di Indonesia bagian Barat dengan hewan di Indonesia bagian Timur. Batasnya
di mulai dari Selat Lombok sampai ke Selat Makasar. Oleh sebab itu garis batasnya
dinamakan garis Wallace. Batas ini bersamaan pula dengan batas penyebaran binatang
dan tumbuhan dari Asia ke Indonesia (lihat gambar )

Gambar 4.
Peta daerah flora dan fauna di Indonesia menurut Wallace dan Weber.
Sumber: Buku Geografi SMU, Drs. Priatna Sutisna, dkk.

Di samping itu seorang peneliti berkebangsaan Jerman bernama Weber, berdasarkan


penelitiannya tentang penyebaran fauna di Indonesia, menetapkan batas penyebaran
hewan dari Australia ke Indonesia bagian Timur. Garis batas tersebut dinamakan garis
Weber (lihat gambar 4).
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

Sedangkan daerah diantara dataran Sunda dan dataran Sahul oleh para ahli biografi
disebut daerah Wallace atau daerah Peralihan. Di daerah ini terdapat beberapa jenis
hewan Asia dan Australia, jadi merupakan daerah transisi antara dataran Sunda dan
dataran Sahul. Misalnya di daerah Sulawesi juga terdapat hewan yang ada juga di
Jawa, contohnya rusa dan monyet, sedangkan di Halmahera juga ada burung
Cendrawasih yang ada di Irian Jaya.

4. Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Keanekaragaman Flora Dan


Fauna di Dunia
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan
kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang
beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya
dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Kita tentu tidak pernah melihat
pohon Meranti atau Anggrek tropik pada daerah dingin di daerah tundra. Dukungan
kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik
(abiotik) dan faktor non fisik (biotik). Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah
iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk
faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

a. Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin
sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu
udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan.
Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa.
Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan.
Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan.
Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan
maupun hewannya juga berbeda.. Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya,
subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang
tinggi dan cukup sinar matahari. Berbeda dengan tanaman di daerah yang beriklim
sedang, ragam tumbuhannya tidak sebanyak di daerah tropis yang kaya sinar
matahari, di sana banyak ditemui pohon berkayu keras dan berdaun jarum.
Daerah Gurun yang beriklim panas dan kurang curah hujan, hanya sedikit
tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri, seperti misalnya pohon Kaktus dapat
tumbuh subur, karena mempunyai persediaan air dalam batangnya. Kehidupan
faunanya juga sangat bergantung pada pengaruh iklim yang mampu memberikan
kemungkinan bagi kelangsungan hidupnya. Binatang di daerah dingin beda dengan
binatang di daerah tropis, dan sulit menyesuaikan diri bila hidup di daerah tropis
yang beriklim panas.

Gambar 5
Pohon kaktus dapat tumbuh subur di
daerah gurun pasir berkat simpanan air
dalam batangnya. Hujan hanya turun
sekali setahun saja.

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

Gambar 6
Beruang Kutub binatang khas daerah
Kutub, berbulu tebal.

b. Tanah
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan
flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah.
Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah
sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan
tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah
berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah.
Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%),
bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan
betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah
menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di
suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena
tanahnya yang kurang subur. Perhatikan hutan di daerah yang subur di
pegunungan dengan hutan di daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur
atau tanah liat.

Gambar 6.
Tanaman di daerah rawa ini tidak subur
karena mineral sukar menyerap melalui lumpur.

c. Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat
melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam
tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung
dari iklim di daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu wilayah sangat
berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang
kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan
dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya. Misalnya di daerah gurun,
hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup, contohnya adalah pohon Kaktus dan
tanaman semak berdaun keras. Di daerah tropis banyak hutan lebat, pohonnya
tinggi-tingi dan daunnya selalu hijau.
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

d. Tinggi rendahnya permukaan bumi


Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari
permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat
tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah
semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih
rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter
suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu
daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah
semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar
pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya
lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang
suhunya panas dan kering.

Gambar 7. Dibatasi oleh jalan raya, di sebelah kiri jalan adalah daerah delta sungai Nil yang
suburdan gurun tandus di sebelah kanan jalan. Airlah yang menyebabkan perbedaan itu.

e. Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan


Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau
perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan. Manusia
dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Selain itu
manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan
melakukan perlindungan atau perburuan binatang.
Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora
dan fauna di dunia ini. Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap
penyebaran tumbuhan flora. Misalnya serangga dalam proses penyerbukan,
kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan
faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur
memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga
mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis
tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga
dapat menyuburkkan tanah.

5. Faktor utama penyebab kerusakan flora dan fauna


Hal ini dapat disebabkan hal-hal sebagai berikut :
a. Faktor alam, yaitu adanya perubahan-perubahan lingkungan alam seperti banjir,
tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, dll yang berlangsung secara temporer
dan disebut seleksi alami (natural selection).
b. Faktor manusia, misalnya pembakaran hutan untuk lahan pertanian yang dapat
memusahkan sejumlah hewan besar dan kecil serta berbagai jenis flora,
menangkap ikan dengan pestisida, bom dan listrik mematikan berbagai satwa air.
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

6. Upaya penyelamatan flora dan fauna


Beberapa jenis flora dan fauna kini semakin sulit ditemui karena banyak diburu untuk
tujuan tertentu (dimakan, untuk obat, perhiasan) maupun tempat hidupnya dirusak
manusia misalnya unntuk dijadikan lahan pertanian, perumahan, industri, dan
sebagainya. Flora dan fauna yang jumlahnya sangat terbatas tersebut dinyatakan
sebagai flora dan fauna langka. Untuk mencegah semakin punahnya flora dan fauna
ini maka dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar perkembangbiakannya
tidak terganggu. Tempat-tempat perlindungan ini berupa cagar alam bagi flora dan
suaka margasatwa bagi fauna.
b. Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran bagi
hewan-hewan tertentu, seperti:
Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di Sumatera
Daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur.
Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.
c. Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus
memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia dengan lingkungannya.
d. Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi seperti: Soa-soa
(biawak), Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru Pohon, Bekantan, Orang Utan
(Mawas), Kelinci liar, bajing terbang, bajing tanah, Siamang, macan Kumbang,
beruang madu, macan dahan kuwuk, Pesut, ikan Duyung, gajah, tapir, badak, anoa,
menjangan, banteng, kambing hutan, Sarudung, owa, Sing Puar, Peusing.
e. Melakukan usaha pelestarian hutan, antara lain:
mencegah pencurian kayu dan penebangan hutan secara liar.
perbaikan kondisi lingkungan hutan. menanam kembali di tempat tumbuhan
yang pohonnya di tebang.
sistem tebang pilih.
f. Melakukan usaha pelestarian hewan, antara lain:
melindungi hewan dari perburuan dan pembunuhan liar.
mengembalikan hewan piaraan ke kawasan habitatnya.
mengawasi pengeluaran hewan ke luar negeri.
g. Melakukan usaha pelestarian biota perairan, antara lain:
mencegah perusakan wilayah perairan.
melarang cara-cara penangkapan yang dapat mematikan ikan dan biota
lainnya, misalnya dengan bahan peledak.
melindungi anak ikan dari gangguan dan penangkapan.
Daerah-daerah Suaka Margasatwa dan Cagar Alam
Kenyataan menunjukkan bahwa jumlah tumbuhan dan hewan yang dinyatakan langka
semakin bertambah, lihat tabel di bawah ini.

Sumber: Buku Geografi , Tim MGMP Geografi SMU.

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

Data di atas belum termasuk flora langkanya atau yang dinyatakan langka. Berarti
semakin banyak fauna dan flora di negeri kita yang terancam punah.
Sejak tahun 1980, beberapa kawasan cagar alam atau suaka margasatwa telah diubah
statusnya menjadi Taman Nasional. Dewasa ini terdapat 320 tempat untuk Taman
Nasional dan Hutan Lindung, antara lain di Sumatera, Irian Jaya, Jawa, Kalimantan,
dan Sulawesi. Taman nasional dan hutan lindung mempunyai fungsi sebagai:
perlindungan sistem penyangga kehidupan.
pengawetan jenis tumbuhan dan hewan.
pelestarian pemanfaatan sumber daya hayati dan tata lingkungan.
Di bawah ini tabel beberapa taman nasional, suaka alam, dan margasatwa di
Indonesia.
Tabel 1.
Beberapa Taman Nasional, suaka alam dan suaka margasatwa di Indonesia
.

E. Evaluasi:
1. Ilmu pengetahuan yang mempunyai objek kajian hubungan dan pengaruh timbal balik
antara mahluk hidup dengan lingkungannya adalah
a. biologi
b. ekologi
c. ekosistem
d. sosiologi
e. biofisika
2. Bagi organisme, biosfer adalah tempat hidup. Oleh karena itu
a. biosfer harus menyediakan makanan yang diperlukan organisme
b. biosfer harus menunjang kelangsungan hidup organisme tanpa ketergantungan
dengan organisme lain
c. semua jenis organisme hidup
d. di berbagai tempat di bumi, biosfer memiliki ketebalan yang sama
e. organisme hanya dapat ditemukan di darat
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

3. Hutan hujan disebut paru-paru dunia karena


a. berfungsi membersihkan udara
b. sebagai tempat hidup berbagai macam fauna
c. menghasilkan kayu untuk memnuhi kebutuhan manusia
d. pohon-pohonnya hijau sepanjang tahun
e. mengambil oksigen dari udara dan menggantinya dengan karbondioksida
4. Keistimewaan hutan peluruh (gugur) adalah
a. pohon-pohonnya berdaun jarum
b. dihuni fauna yang ukurannya relatif sangat besar
c. pada musim gugur daunnya berwarna-warni
d. hanya terdapat di daerah beriklim dingin
e. pohon-pohonnya tahan terhadap kekeringan
5. Nama lain padang rumput tropis adalah
a. stepa
b. puszta
c. prairie

d. veldt

e. sahara

6. Berbedanya tipe binatang Asia, Australia dan peralihan yang terdapat di Indonesia
disebabkan oleh..
a. wilayah Indonesia yang terpecah-pecah menjadi kepulauan
b. letak geografis Indonesia yang berada pada persilangan transportasi laut
c. perbedaan struktur geologi
d. secara klimatologis Indonesia berada di daerah tropis
e. Indonesia merupakan pertemuan dua jalur hubungan besar di dunia
7. Berikut ini yang merupakan tipe binatang peralihan di Indonesia adalah
a. burung cendrawasih
b. ular berkaki
c. harimau d. anoa e. koala
8. Upaya-upaya untuk memberikan perlindungan secara preventif terhadap berbagai
kerusakan flora dan fauna di tanah air ialah
a. menegakkan supremasi hukum
b. menambah jumlah aparat penegak hukum
c. membuat peraturan-peraturan baru dengan sangsi yang semakin mengikat
d. membuat upaya penangkaran binatang
e. membiarkan flora dan fauna berkembang secara alamiah
9. Negara-negara dibawah ini yang wilayahnya ditumbuhi tundra adalah
a. Kanada, Swedia, dan India
d. Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko
b. Kanada, Finlandia dan Norwegia
e. Mesir, Libia dan Aljazair
c. Perancis, Inggris dan Italia
10. Ciri khas flora yang tumbuh di gurun adalah
a. berdaun jarum
c. berakar dalam
b. berdaun lebar
d. berbatang lunak

e. tidak berdaun

11. Pencemaran tanah terutama disebabkan oleh


a. penanaman lahan secara monoton
b. pembuangan limbah-limbah keluarga yang bersifat non organik
c. pengelolaan dan pengerjaan tanah yang kurang profesional
d. penggunaan tanah untuk areal pengembalaan ternak
e. pemupukkan melebihi dosis yang dianjurkan
12. Daerah kawasan Nusa Tenggara yang secara klimatologis mempunyai curah hujan
yang relatif sedikit tetapi masih memiliki areal tanah yang relatif luas, maka sangat
tepat dipergunakan untuk kegiatan
a. pertanian intensif
d. peternakan lembu dan kuda
b. pertanian ekstensif
e. perikanan darat
c. perkebunan karet dan kopi

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

10

13. Salah satu penyebab semakin tingginya tingkat kerusakan hutan lindung maupun
hutan produksi di Indonesia adalah
a. penebangan hutan yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah
b. sistem penebangan kayu secara mekanis dengan menggunakan peralatan yang
canggih
c. pergantian musim yang menyimpang dari pola musim yang ada
d. berkurangnya curah hujan
e. munculnya industri-industri mebeler yang memerlukan bahan baku dari kayu
14. Salah satu akibat yang merugikan petani karena penebangan hutan secara liar di
daerah hulu sungai adalah..
a. suhu udara menjadi semakin tinggi
b. matinya sejumlah mata air
c. menurunnya tingkat kesuburan tanah
d. hilangnya sejumlah populasi ikan
e. sungai menjadi permanen
15. Berikut ini upaya-upaya konservasi tanah dari bahaya erosi adalah
a. melakukan pengolahan tanah secara teratur
b. menggunakan pupuk sesuai anjuran
c. melakukan penanaman secara bergilir (rotasi)
d. membuat cagar alam dan suaka margasatwa
e. membuat sistem terasering, countur flowing dan sengkedan

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

11

MATERI - II
ANTROPOSFER

A. Standar Kompetensi :
Kemampuan menganalisis gejala sosial di muka bumi, interaksinya, dan pengaruhnya
terhadap kehidupan dan perkembangan wilayah

B. Kompetensi Dasar :
Kemampuan memprediksi dinamika perubahan antroposfer dan dampaknya terhadap
kehidupan di muka bumi

C. Indikator :
3. Menganalisis komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamini
2. Menghitung pertumbuhan penduduk suatu wilayah
3. Menyajikan informasi kependudukan melalui peta, tabel, dan grafik/diagram

D. Materi :
ANTROPOSFER
Antroposfer berasal dari bahasa Yunani Antropus artimya manusia dan sphaira artinya
lapisan, jadi secara harfiah antroposfer berarti lingkungan di muka bumi tempat manusia
hidup secara permanen, pada lapisan ini manusia hidup dan berbudaya.Antroposfer
bersifat dinamis artinya senantiasa mengalami perubahan.
Untuk mengetahui jumlah penduduk suatu daerah, dapat dilakukan dengan cara sensus
penduduk, registrasi atau pencatatan dan survei

1. Pertumbuhan Penduduk (population growth)


Pertumbuhan penduduk ialah keseimbangan dinamis antar kekuatan-kekuatan yang
menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Penduduk
akan bertambah melalui migrasi dan natalitas, sebaliknya penduduk berkurang melalui
emigrasi dan mortalitas.
Faktor pertumbuhan penduduk kelahiran dan kematian disebut faktor alami,
sedangkan migrasi disebut faktor non alami.
Pertumbuhan penduduk dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Pertumbuhan penduduk alami (natural increase) yaitu selisih jumlah kelahiran
dengan jumlah kematian. Rumus yang digunakan :
T = pertumbuhan penduduk
T = (L - M)
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
b. Pertumbuhan penduduk total, selisih jumlah kelahiran dengan kematian ditambah
selisih antara imigrasi dan emigrasi. Rumus yang digunakan :
T = pertumbuhan penduduk
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
T = (L M) + (I E)
I = jumlah imigrasi
E = jumlah emigrasi
Pertumbuhan penduduk rendah bila T kurang dari 1%, sedang bila T antar 1 2%, dan
tinggi apabila T di atas 2%.
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

12

2. Angka Kelahiran (Natalitas)


Angka kelahiran merupakan salah satu faktor kependudukan yang bersifat menambah
jumlah penduduk, tingkat kelahiran tergantung pada banyaknya jumlah pasangan usia
subur yang tercermin dalam jumlah bayi yang dilahirkan.
Faktor-faktor yang menghambat kelahiran (antinatalitas), yaitu :
a. kawin usia muda
b. tingkat kesehatan yang rendah menyebabkan orang tua mempuyai anak cadangan.
c. Anggapan banyak anak banyak rejeki
Faktor-faktor yang mendukung kelahiran (pronatalitas), yaitu :
a. pembatasan umur menikah
b. program Keluarga Berencana
c. Pembatasan tunjangan anak
d. Anggapan anak merupakan beban
Cara penghitungan angka kelahiran :
a. Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate), menunjukkan jumlah kelahiran tiap
1.000 penduduk setiap tahun dengan rumus :
B = banyaknya anak yang lahir pada tahun tertentu
B
P = jumlah penduduk
CBR =
xk
k = konstanta (1.000)
P
Tingkat kelahiran kasar dibedakan menjadi tiga golongan :
- Tinggi jika CBR lebih dari 30 tiap 1.000 jiwa
- Sedang jika CBR antara 20 30 tiap 1.000 jiwa
- Rendah jika CBR kurang dari 30 tiap 1.000 jiwa
b. Angka kelahiran menurut umur (Age Specific Birth Rate), angka yang
menunjukkan jumlah kelahiran setiap 1.000 wanita golongan umur tertentu setiap
tahun, dengan rumus:
Bx
Bx = jumlah anak yang lahir dari wanita kelompok umur x
CBR =
xk
Px = jumlah wanita pada kelompok umur x
Px
k = konstanta (1.000)

3. Angka Kematian (Mortalitas)


Angka kematian yaitu jumlah kematian setiap 1.000 penduduk setiap tahun, angka
kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk.
Faktor-faktor yang menghambat kematian (antimortalitas), yaitu :
a. fasilitas kesehatan yang memadai
b. lingkungan yang bersih dan teratur
c. ajaran agama yang melarang bunuh diri
d. tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi sehingga penduduknya jarang sakit
Faktor-aktor yang mendukung kematian (promortalitas), yaitu :
a. kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
b. kurangnnya fasilitas kesehatan yang memadai
c. sering terjadi kecelakaan lalu lintas
d. adanya bencana alam yang memakan korban jiwa
e. terjadinya peperangan
Cara penghitungan angka kematian :
a. Angka kematian kasar (Crude Death Rate), menunjukkan jumlah kematian tiap
1.000 penduduk setiap tahun dengan rumus :
D
D = jumlah kematian pada tahun tertentu
CDR =
x k
P = jumlah penduduk
P
k = konstanta (1.000)
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

13

Tingkat kelahiran kasar dibedakan menjadi tiga golongan :


- Tinggi jika CDR lebih dari 20 tiap 1.000 jiwa
- Sedang jika CDR antara 10 20 tiap 1.000 jiwa
- Rendah jika CDR kurang dari 10 tiap 1.000 jiwa
b. Angka kelahiran menurut umur (Age Specific Death Rate), angka yang
menunjukkan jumlah kematian setiap 1.000 orang golongan umur tertentu setiap
tahun, dengan rumus :
Dx
CDR =

X k
Px

Dx = jumlah kematian pada kelompok umur x


Px = jumlah penduduk pada kelompok umur x
k = konstanta (1.000)

4. Proyeksi Penduduk
yaitu perhitungan untuk mengetahui atau menghitung jumlah penduduk di masa yang
akan datang. Perhitungan ini sangat penting untuk merencanakan segala sesuatu yang
berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kesejahteraan
penduduk.
Rumus proyeksi penduduk diantaranya, yaitu :
Pn = Po (1 + r) n
Pn
Po
n
r

= jumlah penduduk pada tahun n (ditanyakan)


= jumlah penduduk pada tahun o atau tahun dasar (diketahui)
= jumlah tahun antara 0 hingga n
= tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (dalam %)

5. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk ialah pengelompokkan penduduk atas dara kriteria tertentu,
biasanya secara geografis, biologis, sosial dan ekonomi. Data tentang kom[osisi
penduduk dapat menjadi dasar dalam menentukan kebijakan negara untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
Data komposisi penduduk dapat disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, untuk
komposisi berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat disajikan dalam bentuk piramida
penduduk. Piramida penduduk dapat digolongkan dalam 3 macam, yaitu:
a. piramida penduduk muda: menunjukkan bahwa penduduk suatu wilayah tersebut
sedang mengalami pertumbuhan, sebagian besar kelompok usia muda, dan
menggambarkan tingkat kelahiran dan kematian tinggi.
b. piramida penduduk stasioner: menunjukkan bahwa penduduk dalam suatu wilayah
tersebut dalam keadaan tetap, jumlah kelahiran dan kematian seimbang.
c. Piramida penduduk tua: menunjukkan bahwa penduduk dalam suatu wilayah
sebagian besar berada pada kelompok usia tua.
Cara menghitung rasio jenis kelamin (Sex Ratio):
Rasio jenis kelamin adalah angka perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan
jumlah penduduk perempuan, rumus yang digunakan :
Jumlah penduduk laki-laki
Rasio jenis kelamin =

x 100
Jumlah penduduk perempuan

Besar rasio jenis kelamin di suatu wilayah dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
a. jumlah kelahiran bayi perempuan lebih banyak dari laki-laki
b. jumlah kematian bayi laki-laki lebih banyak daripada perempuan
c. jumlah kematian penduduk laki-laki lebih banyak daripada perempuan
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

14

d. angka kematian ibu setelah melahirkan menurun


e. perpindaham (migrasi) ke luar wilayah lebih banyak dilakukan laki-laki daripada
perempuan.
Cara menghitung Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) :
Angka Beban Tanggungan (ABT) ialah angka yang menunjukkan jumlah penduduk
tidak produktif yang menjadi tanggungan penduduk produktif dalam 100 jiwa.
Dalam komposisi penduduk menurut umur, penduduk dapat dibagi menjadi :
a. kelompok umur muda (kurang dari 14 tahun)
b. kelompok dewasa ( 15 64 tahun)
c. kelompok umur tua (lebih dari 65 tahun)
Kelompok umur muda dan umur tua merupakan penduduk tidak produktif dan
menjadi tanggungan kelompok umur dewasa yang produktif.
Rumus yang digunakan :
Jumlah penduduk tidak produktif
Rasio jenis kelamin =
x 100
Jumlah penduduk produktif

6. Persebaran dan Kepadatan Penduduk


Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu
wilayah atau negara,apakah tersebar merata atau tidak.
Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata penduduk
setiap km pada suatu wilayah atau negara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap
daerah atau wilayah ialah :
a. faktor fisiografis: penduduk selalu memilih tempat tinggal yang baik, strategis,
tanah subur, relief baik, cukup air dan daerah aman.
b. faktor biologi : tingkat pertumbuhan penduduk berbeda-beda karena adanya
perbedaan tingkat kematian, tingkat kelahiran dan angka perkawinan.
c. faktor kebudayaan dan teknologi : daerah yang masyarakatnya maju, pola
berfikirnya bagus, dan keadaan pembangunan fisiknya maju, maka akan tumbuh
lebih cepat dibandingkan dengan daerah terbelakang.
Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a. kepadatan penduduk aritmatik, yaitu jumlah rata-rata penduduk setiap km,
mempergunakan rumus :
Jumlah penduduk (jiwa)
Kepadatan penduduk aritmatik =
Luas wilayah (km)
b. kepadatan penduduk agraris, yaitu jumlah rata-rata penduduk petani setiap satuan
luas lahan pertanian, mempergunakan rumus :
Jumlah penduduk petani (jiwa)
Kepadatan penduduk agraris

=
Luas lahan pertanian (km)

7. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk ialah gerakan/arus perpindahan penduduk dari satu tempat ke
tempat yang lain, jika bertujuan menetap maka disebut migrasi, namun bila sementara
disebut mobilitas saja.

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

15

Macam-macam mobilitas penduduk :


1. Mobilitas permanen : perpindahan yang bertujuan untuk menetap (selama 6 bulan
atau lebih), yang termasuk mobilitas permanen ialah :
a. transmigrasi: dari pulau padat ke pulau yang jarang penduduknya
b. urbanisasi: dari desa ke kota
c. remigrasi: pindah kembali ke negara asal
d. imigrasi: dari luar negeri ke dalam negeri
e. Emigrasi: dari dalam negeri ke luar negeri
f. Ruralisasi: dari kota ke desa
2. Mobilitas non permanen : perpindahan dengan tujuan tidak untuk menetap, yang
termasuk mobilitas ini ialah :
a. komutasi (mobilitas ulang alik): perpindahan dilakukan kurang dari satu hari
b. sirkulasi (mobilitas sirkuler/musiman): perpindahan jangka pendek, sempat
menginap tetapi tidak untuk menetap (mondok).
c. Turisme: mengadakan perpindahan hanya untuk berwisata
d. Week end: bepergian keluar kota hanya pada akhir minggu
e. Evakuasi: perpindahan karena adanya gangguan keamanan atau bencana alam.
Faktor-faktor penyebab mobilitas penduduk : terdapat empat faktor, yaitu :
1. faktor yang bersifat menarik (faktor sentrifugal) dari daerah tujuan, misalnya
kemajuan transportasi dan komunikasi, lapangan kerja banyak, upah lebih tinggi,
tersedianya fasilitas-fasilitas lain.
2. faktor yang bersifat mendorong (faktor sentripental) dari daerah asal, misalnya
sempitnya lahan pertanian di daerah asal, kemiskinan, minimnya sarana dan
prasarana masyarakat dan faktor keamanan.
3. faktor pribadi,
4. faktor antar, seperti jaringan transportasi dan keamanan
Faktor yang menghambat mobilitas penduduk misalnya kuatnya kekerabatan di daerah
asal, sistem gotong royong, keterkaitan terhadap pekerjaan turun temurun, dan
keterkaitan terhadap tanah kelahiran.
Dampak Mobilitas Penduduk
Bagi Daerah Asal
Dampak Positif

Dampak Negatif

1. Meningkatkan kesejahteraan penduduk yang


mendapat kiriman dari perantau.
2. Mendorong pembangunan daerah atas sumbangan
perantau
3. Mengurangi jumlah penduduk jika mobilitasnya
permanen
4. Kualitas penduduk meningkat bila mobilitas
bertujuan melanjutkan pendidikan
5. Mengurangi masalah pengangguran di pedesaan

1. Di pedesaan akan kekurangan


tenaga kerja.
2. Kekurangan tenaga produktif
yang berkualitas
3. Masuknya pengaruh budaya
kota yang negatif

Bagi Daerah Tujuan


Dampak Positif
1. Memperoleh banyak tenaga kerja dengan
upah murah.
2. Mendorong percepatan pembangunan.
3. Terjadinya percampuran kebudayaan

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

Dampak Negatif
1.
2.
3.
4.

Banyak terjadi pengangguran


Timbulnya perkampungan kumuh
Kriminalitas meningkat.
Kemacetan lalu lintas meningkat

16

E. Evaluasi
1. Penyataan yang benar antara biosfer dan antroposfer adalah .
a. biosfer lebih luas dibanding antroposfer
b. setiap ruang dalam biosfer adalah antroposfer
c. biosfer adalah bagian dari antroposfer
d. dinamika antroposfer tidak berpengaruh terhadap biosfer
e. organisme yang ada di antroposfer lebih banyak dampak di biosfer
2. Komposisi penduduk yang dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan dan status
perkawinan merupakan pengelompokkan menurut kriteria
a. ekonomi
b. biologis
c. sosial
d. geografis
e. antropologis
3. Negara yang mempunyai tingkat kelahiran dan kematian rendah dapat diketahui dari
piramida penduduknya yang .
a. berbentuk sarang tawon
d. berciri penduduk umur pertengahan rendah
b. berbentuk segi tiga
e. berciri ekspansif
c. berbentuk segi empat
4. Angka Beban Tanggungan (ABT) suatu wilayah adalah 45%, artinya .
a. penduduk yang produktif 45%
b. penduduk yang tidak produktif 45%
c. sebanyak 45 penduduk menanggung sebanyak 100 jiwa
d. dalam setiap 100 penduduk produktif terdapat 45 penduduk tidak produktif
e. terdapat 45 penduduk produktif dalam 100 penduduk tidak produktif
5. Dibawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk,
kecuali:
a. kelahiran
b. kematian
c. imigrasi
d. emigrasi
e. transmigrasi
6. Secara umum yang termasuk usia produktif yaitu umur .
a. 12 60 th
b. 14 60 th
c. 15 60 th
d. 15 64 th
7. Angka kematian dikategorikan tinggi bila
a. < dari 10 b. antara 10 20
c. antara 20 - 30

d. > dari 20

e. 14 65 th
e. > dari 25

8. Angka kelahiran yang tinggi di suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut,
kecuali.
a. perkawinan di usia muda
b. tingkat kesehatan yang rendah
c. mobilitas penduduk yang tinggi
d. kecenderungan orang tua mempunyai cadangan anak
e. anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki
9. Pemerintah kota Ende ingin menyajikan perkembangan jumlah penduduk selama 10
tahun terakhir. Manakah yang paling sesuai digunakan untuk menyajikannya?
a. diagram batang
c. diagram lingkaran
e. peta jumlah penduduk
b. diagram garis
d. piramida penduduk
10. Dalam perencanaan pembangunan perumahan rakyat diperlukan data kependudukan.
Manakah data kependudukan yang paling diperlukan ?
a. jumlah penduduk
d. jumlah penduduk berdasarkan perkawinan
b. jumlah anak usia sekolah
e. jumlah angkatan kerja
c. jumlah peserta keluarga berencana
11. Sumber daya manusia tiap daerah berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh perbedaan:
a. pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan
b. jumlah penduduk, tingkat pengangguran dan kesehatan
c. tingkat kelahiran, tingkat kematian dan migrasi
d. jumlah penduduk, jumlah kelahiran dan jumlah kematian
e. kematian, migrasi dan imigrasi
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

17

12. Perhitungan penduduk disuatu tempat berdasarkan penduduk yang ada pada saat
dilakukan perhitungan tanpa memperhatikan apakah semua penduduk yang dihitung
itu beralamat ditempat perhitungan atau tidak. Perhitungan itu disebut
a. sensus penduduk
c. sensus de jure
e. ledakan penduduk
b. sensus de facto
d. pertumbuhan penduduk
13. Angka kelahiran kasar dikatakan tinggi apabila angka kelahiran
a. kurang dari 30
c. lebih dari 40
e. lebih dari 100
b. antara 30 40
d. antara 50 100
14. Pada tanggal 20 Maret 2007 jumlah penduduk di negara A tercatat 30 juta jiwa,
selama tahun itu jumlah bayi yang lahir 900.000 jiwa, meninggal 450.000 jiwa,
imigrasi 75.000 jiwa dan emigrasi 100.000 jiwa. Pertumbuhan penduduk total negara
A selama tahun 2007 adalah
a. 300.000 jiwa
b. 350.000
c. 400.000
d. 425.000
e. 475.000
15. Tinggi rendahnya pertumbuhan penduduk suatu negara ditentukan oleh beberapa
faktor, yaitu
a. natalitas, fertilisasi dan emigrasi
d. natalitas, migrasi dan evakuasi
b. natalitas, mortalitas dan migrasi
e. mortalitas, imigrasi dan natalitas
c. mortalitas, emigrasi dan migrasi
16. Untuk mengetahui jumlah penduduk berusia subur maka sangat diperlukan data
tentang
a. angka kelahiran kasar
b. jumlah seluruh penduduk
c. komposisi penduduk meurut umur dan jenis kelamin
d. jumlah wanita yang telah menikah
e. angka ketergantungan
17. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat digunakan untuk mengetahui
a. jumlah penduduk
c. imigrasi dan emigrasi
e. angka kematian
b. angka kelahiran
d. gambaran keadaan ekonomi
18. Perbandingan antara jumlah penduduk dengan seluruh luas wilayah, dinamakan .
a. distribusi penduduk
d. kepadatan penduduk aritmatik
b. kepadatan penduduk
e. ketergantungan penduduk
c. kepadatan penduduk agraris
19. Persebaran penduduk satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat berbeda. Faktor non
alami yang menyebabkan persebaran penduduk berbeda ialah
a. tersedianya sumber daya alam
d. iklim yang baik
b. kesuburan tanah
e. relief alam yang baik
c. tersedianya fasilitas-fasilitas umum
20. Piramida penduduk yang menggambarkan bahwa penduduk suatu negara sedang
mengalami petumbuhan adalah
a. piramida penduduk stasioner
d. piramida penduduk tetap
b. piramida penduduk tua
e. piramida penduduk campuran
c. piramida penduduk muda

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

18

MATERI - III
SEBARAN, POLA DAN OBJEK GEOGRAFI

A. Standar Kompetensi :
Kemampuan menganalisis gejala sosial di muka bumi, interaksinya, dan pengaruhnya
terhadap kehidupan dan perkembangan wilayah

B. Kompetensi Dasar :
Kemampuan menyimpulkan informasi tentang persebaran, pola, dan hubungan antar objek
geografi melalui peta dan citra penginderaan jauh

C. Indikator :
4. Mengidentifikasi persebaran objek geografi (fisik, sosial) melalui peta dan citra
penginderaan jauh
2. Mengidentifikasi pola dan hubungan spasial obyek geografi (fisik, sosial)
3. Mengidentifikasi bentang alam dan bentang budaya melalui peta dan citra
penginderaan jauh
4. Menghitung luas bentang budaya (pemukiman, perkebunan dan hutan)
5. Menganalisis pola dan hubungan spasial antar objek geografi

D. Materi :
1. Pengertian Citra
Pengertian citra adalah gambar objek yang nampak pada cermin melalui lensa kamera
atau nampak langsung pada hasil cetakan. Benda yang tergambar pada citra dapat
dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor, antar lain ciri spasial, ciri temporal
dan ciri spektral.
Ciri spasial adalah ciri yang berkaiatan dengan ruang : meliputi bentuk, ukuran,
bayangan, pola, tekstur, situs dan asosiasi.
Ciri temporal adalah ciri yang terkait dengan umur benda atau waktu saat perekaman.
Ciri spektral adalah ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda
yang dinyatakan dengan rona dan warna. Rona adalah tingkat kehitaman atau keabuan
suatu gambar objek pada citra. Benda yang banyak memantulkan atau memancarkan
tenaga, rona pada citra berwarna asli tampak cerah.
Citra dibedakan menjadi 2 macam,yaitu :
1. Citra Foto : yaitu citra foto yang dibuat dari foto udara melalui pesawat udara
dengan kamera sebagai alat dan menggunakan spektrum nampak mata dan
perluasannya. Citra foto dapat dibedakan berdasarkan:
a. Sistem wahana: - foto satelit (dibuat dari satelit)
- foto udara (di buat dari pesawat udara atau balon udara)
b. Spektrum elektromagnetik yang digunakan: yaitu ultraviolet, ortokromatik,
pankromatik, inframerah warna asli (true color) dan inframerah palsu (false
color).
c. Sumbu kameranya: yaitu bersumbu tegak dan bersumbu condong
d. Sudut pandang kamera:
- sudut normal dengan daerah sudut pandang 60 dan panjang fokus 17 21
cm.
- sudut besar dengan sudut pandang 95 dan fokus tengah 10 15 cm.
- sudut sangat besar dengan sudut pandang 120 dan fokus 17 88 cm.
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

19

e. Jenis kamera yaitu kamera foto tunggal ataupun kamera foto jamak
(menggunakan lebih dari satu kamera).
f. Warna yang digunakan:
- foto warna semu misalnya vegetasi yang berwarna hijau karena
menggunakan sinar inframerah maka nampak berwarna merah.
- foto warna asli, sesuai objek.
2. Citra non foto : yaitu merupakan citra yang diperoleh dari pemotretan mono
kamera dengan berdasarkan atas penyinaran dengan alat skener untuk
menghasilkan gambarnya. Citra nonfoto dibedakan menjadi :
a. Berdasarkan wahana yang digunakan: citra dirgantara (dari udara) dan citra
satelit ( dari angkasa luar).
b. Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan: citra radar, citra radar
inframerah termal, dan citra gelombang mikro.
c. Berdasarkan sensor yang digunakan: citra tunggal dan citra jamak/
multispektral.
Terdapat delapan unsur interpretasi foto udara yang dijadikan kunci pengenalan objek,
yaitu :
a. Rona dan Warna. Rona adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek
pada citra. Warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan
spektrum sempit.
b. Ukuran. Meliputi dimensi panjang, luas, tinggi, kemiringan, dan volume dari
suatu objek.
c. Bentuk. Bentuk adalah konfigurasi umum dari suatu objek, banyak objek yang
bentuknya spesifik sehingga pengenalannya pada citra berdasarkan bentuknya.
Bentuk bentang budaya lebih teratur daripada bentuk bentang alam.
d. Bayangan. Mencerminkan kondisi, ada objek yang menghalangi objek lainnya
yang seharusnya terkena sinar matahari sehigga menimbulkan bayangan, bentuk
bayangan mencerminkan profil objek, perbedaan panjang bayangan dapat
mencerminkan perbedaan tinggi dari tiap-tiap objek.
e. Pola. Adalah susunan keruangan dari suatu objek, pola dari bentuk umum
merupakan karakteristik bagi banyak objek baik bentukan manusia maupun objek
alamiah.
f. Tekstur. Adalah frekuensi perubahan rona di dalam citra, tekstur berjenis kasar,
halus, seragam, tak seragam, teratur dan tidak teratur.
g. Site. Adalah lokasi dari suatu objek dalam kaitannya dengan lingkungan misalnya
rawa, tanggul sungai dan daerah pasir. Site dapat melakukan deduksi (penarikan
kesimpulan) terhadap lingkugan disekitarnya.
h. Asosiasi. Adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya
sehingga dapat dijadikan sebagai kunci pengenal.

2. Kegunaan Citra Penginderaan Jauh


a. Sebagai alat bantu dalam menyusun teori: teori adalah serangkaian pernyataan
tentang hubungan antara dua gejala atau lebih yang disusun berdasarkan fakta dan
teori, foto udara merupakan penghubung yang baik antara fakta dan teori.
b. Sebagai alat untuk menemukan fakta: citra menyajikan gambaran lengkap yang
dapat disadap dengan cepat, interpretasi citranya dapat dilakukan setiap saat dan
dalam segala cuaca.
c. Sebagai alat penerima/deskripsi: menyajikan gambaran rekaman obyek, gejala atau
daerah, sebagai alat ilustrasi dalam memahami lingkungan sekitar dan sebagai alat
peneliti geografi.
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

20

d. Sebagai dasar penjelasan : gambaran lengkap dengan wujud dan letak yang mirip
sebenarnya, merupakan alat yang baik untuk memahami letak dan susunan gejala
di muka bumi.
e. Sebagai alat dalam prediksi dan pengendalian : sebagai alat bantu secara visual
untuk abstraksi kondisi saat mendatang dan juga sebagai peta kerja dalam
pengendalian.

2. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh


a. Di bidang pertanian dan kehutanan: untuk mengidentifikasi hutan rawa, hutan
lahan rendah, hutan mangrove, inventarisasi alang-alang, daerah pertanian lahan
kering, ladang berpindah, dll.
b. Di bidang geografi: digunakan untuk kepentingan pemetaan tematik dan
perencanaan pembangunan.
c. Di bidang geologi: untuk mengetahui kenampakan, kelurusan, dataran, perbukitan,
pegunungan, kondisi fisiografi yang berbeda, dll.
d. Di bidang oceanografi: mengetahui arah aliran air laut yang mengandung endapan
sungai, daerah yang terkena tumpahan minyak, dll.
e. Di bidang arkeologi: digunakan untuk penentuan situs purbakala bagi kajian
arkeologi modern.

E. Evaluasi
1 Apabila obyek pada sebuah citra terlihat gelap, hal ini disebabkan oleh...
a. tekstur obyek kasar
c. bentuk
e. ukuran dan bentuk
b. ukuran dan rona
d. pola
2. Seseorang sedang menginterpretasi sebuah foto udara. Ia langsung menyimpulkan
bahwa kenampakan itu adalah sebuah sungai. Ia menyimpulkan itu karena
pertimbangan
a. ukuran
b. bentuk
c. Situs
d. bayangan
e. tekstur
3. Gejala sosial yang dapat dideteksi secara langsung oleh penginderaan jauh adalah
a. aktivitas gunung api
d. persebaran vegetasi dimuka bumi
b. pola persebaran pemukiman penduduk
e. pendapatan penduduk
c. komposisi penduduk suatu daerah
4. Untuk membedakan obyek yang berupa jalan baik jalan raya maupun jalan setapak, ciri
spasial yang tepat digunakan untuk mengenali obyek tersebut adalah
a. tekstur dan ukuran
c. ukuran dan rona
e. ukuran dan bentuk
b. bentuk
d. pola
5. Perbedaan mendasar antara peta dan foto udara adalah peta
a. dilengkapi tulisan sebagai informasi
b. diolah secara digital
c. mudah ditafsirkan
d. merupakan data mentah
e. menggambarkan kenampakan bumi yang sebenarnya
6.Teknologi yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek tanpa
harus melakukan kontak langsung dengan obyek disebut .
a. penginderaan jauh
c. landasan
e. sistem informasi
b. sistem informasi geografi
d. terestrial

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

21

7. Keterampilan yang harus dimiliki dalam mempelajari geografi adalah sebagai berikut,
kecuali
a. mengumpulkan dan menyeleksi informasi geografi
b. mengorganisasi dan menafsirkan informasi geografi dan data statistik
c. mengenali pola-pola dan menggunakannya untuk menjelaskan keterkaitan
d. menyajikan konsep geografi dalam bentuk diagram, grafik, dan tabel statistik
e. menggunakan teknologi internet
8. Jenis sensor yang digunakan dalam penginderaan jauh antara lain jenis sensor panas.
Sensor panas menggunakan metode ...
a. bunyi
b.gravitasi
c. elektromagnetik
d. magnetik
e.sismik
9. Jalan aspal pada foto udara dikenali dari ...
a. ronanya yang jelas memanjang
b. ronannya yang kemerahan dengan pola tidak menentu
c. ronanya yang kelabu gelap bentuknya memanjang
d. ronanya kelabu cerah bentuk mengecil
e. rona hitam polanya teratur
10. Hasil atau citra penginderaan jauh yang memiliki ciri yang berkaitan dengan ruang
dinamakan ...
a. ciri lokasi
b.ciri temporal
c. ciri spasial d. ciri digital
e. ciri fotografik
11. Manfaat citra penginderaan jauh baik foto udara maupun citra satelit adalah sebagai
berikut, kecuali....
a. sebagai alat bantu dalam menyusun teori
b. sebagi alat untuk menemukan fakta
c. sebagai dasar penjelasan gejala di muka bumi
d. sebagai fakta ikut memanfaatkan teknologi modern
e. sebagai alat dalam prediksi dan pengendalian
12. Tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada citra disebut ...
a. rona
b. warna
c. pola
d. bayangan (shadow)

e. tekstur

13. Lokasi dari suatu objek dalam kaitannya dengan lingkungan disekitarnya, disebut ...
a. asosiasi
b. bayangan
c. pola
d. spektrum
e. site
14. Dari hasil citra foto udara dengan tanda-tanda kenampakan bentuknya panjang
lebarnya seragam seperti jalan kereta api, dan tiba-tiba muncul kembali ditempat lain,
merupakan kenampakan .
a. jalan raya
b. saluran air
c. sungai
d. angkutan air
e. terowongan
15. Keterkaitan antara satu objek dengan objek lainnya, sehingga dapat dijadikan sebagai
kunci pengamatan disebut
a. lokasi
b. struktur
c. tekstur
d. spektrum
e. asosiasi

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I

22

MATERI - IV
SUMBER DAYA ALAM

A. Standar Kompetensi :
Kemampuan menganalisis gejala sosial di muka bumi, interaksinya, dan pengaruhnya
terhadap kehidupan dan perkembangan wilayah

B. Kompetensi Dasar :
Kemampuan memperdiksi persebaran lokasi sumber daya alam di Indonesia dan
manfaatnya

C. Indikator :
1. Menganalisis potensi sumber daya alam dan persebarannya
2. Mengevaluasi cara pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan
3. Memberi contoh pemanfaatan sumber daya alam berdasarkan prinsip ekoefisiensi

D. Materi :

Sumber Daya Alam


Pengertian sumber daya alam ialah semua benda-benda hasil bentukan alam yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber kehidupan dan menunjang kelangsungan
hidup manusia. Contoh sumber daya alam yaitu tanah, air, tumbuh-tumbuhan, hewan,
sungai, iklim, barang tambang, dll.

1. Macam-macam sumber daya alam


a. Berdasarkan kelestariannya
Terbagi menjadi dua golongan yaitu:
1) Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable natural resources),
yaitu sumber daya alam yang tidak akan habis karena dapat berkembang biak
dan dibudidayakan lagi, contohnya tumbuhan, hewan, tanah, dll
2) Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable natural
resources), yaitu sumber daya alam yang akan habis dan tidak bisa diusahakan
kembali atau dikembangkan kembali, contohnya yaitu adalah seluruh jenis
barang tambang.
Barang tambang dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut :
a) Barang mineral logam, contohnya emas, nikel, tembaga, perak,timah, dll
b) Barang tambang mineral bukan logam, contohnya intan, pasir, batu,
belerang, gamping, dll.
c) Barang tambang mineral penghasil energi, contohnya minyak bumi, batu
bara, gas alam, alumunium, dll.
b. Berdasarkan proses terbentuknya
1) Sumber daya fisik, ialah sumber daya yang terbentuknya dari proses kekuatan
alam, misalnya mineral, tambang, air, udara, tanah, sinar matahari
2) Sumber daya biotik, ialah sumber daya alam yang terbentuk dari proses
kehidupan, misalnya flora dan fauna
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt II

23

3) Sumber daya lingkungan alam, ialah sumber daya alam yang terbentuk dari
perpaduan sumber daya fisik dan sumber daya biotik yang membentuk
lingkungan tertentu, misalnya panorama dasar laut, panorama pegunungan, dll.
c. Berdasarkan nilai kegunaan
1) Sumber daya alam ekonomis, yaitu sumber daya alam yang dapat diperoleh
dengan cara mengeluarkan biaya yang sangat besar, misalnya minyak bumi,
logam mulia, nikel, hutan jati dan hutan pinus
2) Sumber daya alam nonekonomis, yaitu sumber daya alam yang dapat diperoleh
tanpa mengeluarkan biaya, misalnya air, angin, sinar matahari.
d. Berdasarkan lokasinya
1) Sumber daya alam terrestrial, yaitu sumber daya alam yang terdapat di daratan,
contohnya tanah, hutan, dan bahan galian
2) Sumber daya alam akuatik, yaitu sumber daya alam yang terdapat di perairan,
contohnya ikan, rumput laut dan energi gelombang.

2. Persebaran Sumber Daya Alam


Wilayah Indonesia sangat luas, yaitu sekitar 9,8 juta km yang terdiri kira-kira 1,9 km
adalah wilayah daratan dan 7,9 km adalah wilayah lautan. Berdasarkan kondisi
tersebut maka sumber daya alam yang dimiliki negara Indonesia sangat beragam dan
jumlahnya relatif banyak, baik sumber daya alam yang dapat diperbaharui maupun
yang tidak dapat diperbaharui.
Keanekaragaman sumber daya alam yang ada di Indonesia tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain letak astronomis, geologis, wilayah laut, sumber daya
hewani, sumber daya air, sumber daya udara, sumber daya tanah dan sumber daya
sinar matahari.
a. Letak Astronomis
Secara astronomis Indonesia terletak di daerah tropis dengan curah hujan yang
tinggi menyebabkan aneka ragam jenis tumbuhan dapat tumbuh subur. Oleh
karena itu Indonesia kaya akan berbagai jenis tumbuhan.
b. Letak Geologis
Secara geologis wilayah Indonesia dilalui oleh jalur pegunungan Sirkum
Mediterania dan Sirkum Pasifik. Adanya rangkaian jalur pegunungan ini
mengakibatkan di Indonesia banyak terdapat gunung api yang masih aktif.
Aktivitas gunung api memungkinkan terbentuknya berbagai sumber daya mineral
yang bermanfaat, tanah muda dan abuvulkanis mengakibatkan tanah di Indonesia
relatif subur.
c. Wilayah laut
Sumber daya laut sangat melimpah dan kaya akan sumber daya nabati, hewani dan
mineral. Hasilnya bisa berupa rumput laut, ikan, mutiara, kerang, tambang minyak
lepas pantai, serta pesona keindahan laut.

3. Pengolahan Sumber
Berkelanjutan

Daya

Alam

Berwawasan

Lingkungan

dan

Pengelolaan sumber daya alam dapat diartikan sebagai usaha manusia dalam
mengubah ekosistem sumber daya alam agar manusia memperoleh manfaat yang
maksimal dengan mengusahakan kontinuitas produksinya atau produksinya dapat
berkelanjutan. Diusahakan perimbangan antara populasi manusia dengan persediaan
sumber daya alam, selain itu dilakukan pula pencegahan kerusakan sumber daya alam
dan lingkungan hidup.
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt II

24

Pemerintah melakukan upaya pengelolaan sumber daya alam melalui UU No 11


Tahun 1974 tentang Kelestarian Air dan Sumber-sumbernya, UU No. 74 Tahun 1982
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Untuk menyelamatkan keberadaan sumber-sumber daya alam, maka harus
memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
a. Sumber daya alam yang berupa abiotik seperti barang tambang harus
memperhatikan unsur-unsur kesinambungan produksi untuk masa yang akan
datang, agar generasi mendatang masih dapat menikmati sumber-sumber alam
tesebut.
b. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui harus dikembangbiakan agar tidak
terjadi kepunahan
c. Sumber-sumber alam yang bersifat konstan seperti air, tanah, sinar matahari,
pemanfaatannya harus diupayakan
sesfisien mungkin tanpa menimbulkan
pencemaran terhadap sumber-sumber alam tersebut.
d. Bagi pemanfaatan sumber energi sedapat mungkin mengupayakan prinsip-prinsip
ekonomi tetapi tetap menjaga keseimbangan ekosistem yang ada disekitarnya.

4. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berdasarkan Prinsip Ekofisiensi


Prinsip ekofisiensi artinya penggunaan sumber daya alam dengan cara
memaksimalkan kegunaannya dan meminimalkan sumber daya yang terbuang,
meningkatkan efisiensi berarti lebih sedikit bahan dan energi yang diperlukan. Efek
ganda yang ditimbulkan dari praktek pemanfaatan sumber daya dikenbal dengan
istilah ekofisiensi yang meliputi efisiensi ekonomi dan efisiensi ekologi.
Penerapan prinsip ekofisiensi tidak hanya sumber daya alam hayati, namun juga
diterapkan untuk sumber daya alam fisik, misalnya sistem pekarangan yang
menerapkan penimbunan sampah dengan cara membuat lubang-lubang tempat
sampah, hal ini mempunyai efek ganda terhadap penyuburan tanah kembali yang
bermanfaat bagi tanaman di pekarangan itu sendiri.
Mengurangi penggunaan sumber daya alam yang berlebihan akhirnya mengurangi
limbah yang harus dibuang ke lingkungan, dengan demikian tercipta daya dukung
lingkungan yang berkelanjutan. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan
dukungan maksimum lingkungan terhadap populasi dari spesies tertentu dalam suatu
habitat tertentu tanpa mengurangi produktifitas habitat tersebut.

E. Evaluasi
1. Semua kekayaan yang berupa benda hidup maupun mati yang ada di bumi dan
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut
a. sumber daya hidup
d. kekuatan alam
b. sumber daya mati
e. kemampuan alam
c. sumber daya alam
2. Air, udara dan sinar matahari termasuk sumber daya alam
a. primer
b. sekunder
c. biotik
d. abiotik

e. tersier

3. Berdasarkan kemungkinan pemeliharaan sumber daya alam, minyak bumi termasuk :


a. natural resources
d. inhousstable resources
b. renewable resources
e. continous resources
c. nonrenewable resources
4. Sungai gletser di Indonesia dapat kita jumpai di pulau
a. Jawa
b. Sulawesi
c. Kalimantan
d. Sumatera
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt II

e. Papua
25

5. Negara Indonesia sangat luas, hubungannya dengan ketersediaan sumber daya


alamnya ialah
a. jumlahnya sedikit
b. jumlahnya banyak dan tersebar merata
c. jumlahnya sedikit dan tersebar merata
d. jumlahnya beragam dan tersebar merata
e. jumlahnya beragam dan tersebar tidak merata
6. Kesuburantanah dapat dipertahankan dengan usaha-usaha antara lain
a. menanami tanah dengan tanaman-tanaman berat
b. sistem pertanian bergilir
c. pemupukan kimia
d. mencegah erosi dengan sengkedan dan tanggul
e. penanaman secara monoton
7. Contoh sumber daya alam tambang galian bukan bijih adalah
a. timah, tembaga dan intan
b. emas, perak dan nikel
c. gamping, marmer dan belerang
d. intan dan besi
e. nikel, besi dan timah
8. Kawasan Indonesia yang sangat memungkinkan untuk mengembangkan ternak sapi
potong ialah
a. Jawa Barat
b. Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
c. Jawa Tengah
d. Bengkulu
e. Sumatera Utara
9. Untuk menghindari pencemaran udara di kota, salah satunya dapat dilakukan dengan
cara mengatur
a. tempat permukiman
b. lalu lintas pada jalur bypass
c. cagar alam
d. hutan wisata
e. areal permukiman di luar kota
10. Tenaga air yang dapat digunakan sebagai penggerak kincir air berasal dari .
a. suhu yang dingin
b. perikanan
c. tekanan arus
d. volume dan debit air
e. dari daerah yang tinggi menuju daerah yang rendah
11. Gas yang dihasilkan bersamaan dengan minyak bumi disebut
a. avgas
b. liquefied petroleum gas
c. liquefied natural gas
d. nonassiciated gas
e. associated gas
12. Dalam pengambilan dan penggunaan sumber daya alam hendaknya menggunakan
prinsip
a. dieksploitasi besar-besaran
b. dihabiskan disuatu tempat kemudian pindah ke tempat lain
c. mengurangi sebagaian dan diupayaklan diperbaharui
d. diekplorasi dan diekspor
e. diekplorasi dan tidak memperdulikan lingkungan
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt II

26

13. Zona laut yang terletak ai antara garis air pasang dan garis air surut disebut
a. zona neuritis
b. zona literal
c. zona abysal
d. zona bathyal
e. zona transgresi
14. Sumber daya alam paling banyak di negeri Jepang sebagai sumber tenaga adalah
a. panas bumi
b. batu bara
c. batu bara putih
d. minyak bumi
e. angin
15. Berikut ini merupakan fungsi hutan, kecuali
a. melindungi plasma nutfah
b. menampung dan menyimpan air
c. melndungi bahaya erosi dan longsor lahan
d. menyediakan kayu untuk penebangan hutan
e. mengurangi dampak pemanasan global terhadap bumi

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt II

27

MATERI - V
KONSEP WILAYAH DAN PUSAT PERTUMBUHAN

A. Standar Kompetensi :
Kemampuan menganalisis gejala sosial di muka bumi, interaksinya, dan pengaruhnya
terhadap kehidupan dan perkembangan wilayah

B. Kompetensi Dasar :
Kemampuan menerapkan konsep dasar perwilyahan

C. Indikator :
2.
2.
3.
4.
5.

Membedakan wilayah formal dan fungsional (nodal)


Membuat perwilayahan berdasarkan fenomena geografis di lingkungan setempat
Mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan
Memberi contoh perwilayahan secara formal dan fungsional
Menentukan batas wilayah pertumbuhan

D. Materi :

Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan


1. Pengertian
Wilayah formal dicirikan oleh sesuatu yang dimiliki atau melekat pada manusia dan
alam secara umum, misalnya tipe iklim, bentuk lahan, kebangsaan, budaya, dll.
Kesatuan ideologi seperti negara, bangsa dan provinsi adalah wilayah formal karena
ditentukan oleh identitas politik, wilayah formal dapat ditentukan dengan ukuranukuran penduduk, pendapatan perkapita, latar belakang suku bangsa, hasil pertanian,
dan lain-lain.
Wilayah fungsional berada di sekeliling titik pertumbuhan dan terjalin dengan titik
pertumbuhan melalui sistem transportasi, sistem komunikasi, atau kelompok ekonomi
seperti manufaktur dan perdagangan. Contoh wilayah fungsional ialah seperti Bogor,
Tanggerang dan Bekasi adalah wilayah fungsional yang terjadi akibat perkembangan
kota metropolitan Jakarta. Wilayah fungsional yang lain berskala kecil adalah pusat
perbelanjaan yang berbentuk mal atau supermarket, daerah yang dilayani oleh sebuah
bank, bandar udara, dan daerah kegiatan yang sibuk.

2. Fenomena Geografis dalam Perwilayahan


Seiring dengan kemajuan peradaban maka muncul tempat-tempat yang berkembang
menjadi pusat pertumbuhan. Perkembangan tampat-tempat ini tergantung potensi
sumber daya yang dimiliknya. Wilayah sekitarnya cepat atau lambat tentu akan
terpengaruh sehingga akan mengalami perkembangan juga.
Fenomena geografis yang tampak di suatu wilayah dapat menjadi dasar pertimbangan
dalam pembangunan perwilayahan. Fenomena geografis secara umum dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu wilayah desa dan kota.

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt II

28

Perbedaan pola keruangan di pedesaan dan perkotaan, yaitu :


a. Pola keruangan di pedesaan
Pedesaan adalah suatu wilayah yang terdiri atas sejumlah desa yang lokasinya di
daerah belakang perkotaan. Pola keruangan pedesaan umumnya terdiri atas
permukiman, jalan-jalan desa, daerah persawahan dengan irigasinya, daerah
tegalan dengan tanaman palawija, pekarangan dengan tanaman kelapa, dan buahbuahan. Hutan yang tidak lebat terdiri atas tanaman akasia, karet, mahoni atau
lainnya.
Dengan kata lain pola keruangan desa masih sederhana. Pola keruangannya
bermacam-macam sesuai dengan kondisi fisiografisnya, antara lain pola
memanjang jalan, pola memanjang pantai, pola memusat, pola tersebar, dan pola
radial.
b. Pola keruangan kota
Bentuknya beragam tergantung pada kondisi fisiografis dan lingkungannya.
Ruang perkotaan yang berkembang dan mengalami pemekaran yang pesat, pada
umumnya terdapat di lokasi dataran rendah pantai. Contoh kota-kota yang terus
berkembang adalah Jakarta, Semarang, Surabnaya, Medan, Palembang, Manado,
Makssar, Pontianak, Banjarmasin dan Samarinda.
Hal ini disebabkan:
1) Lebih mudah dibangun jaringan jalan darat yang lurus dan lebar
2) Lebih mudah dibangun jaringan drainase dan saluran-saluran pembuangan
limbah.
3) Kondisi geologinya relatif mantap (stabil) dengan intensitas erosi nol, sehingga
lebih memungkinkan dibangunnya gedung-gedung bertingkat.
4) Prasarana dan sarana angkutan maritim hanya mungkin dibangun di daerah
pantai atau dimuara sungai yang banyak dilayari kapal maritim.

3. Pusat-pusat Pertumbuhan
Pusat pertumbuhan merupakan suatu yang berkembang pesat khususnya kegiatan
ekonominya sehingga menjadi pusat pembangunan daerah. Pusat pertumbuhan akan
mendorong perkembangan wilayah sekitarnya, dan pusat pertumbuhan yang muncul
disuatu wilayah dipengaruhi karakteristik wilayahnya.
Perkembangan pusat pertumbuhan di suatu wilayah ditentukan oleh faktor-faktor
berikut:
a. Sumber daya alam
Daerah yang mempunyai kekayaan sumber daya alam berpotensi menjadi pusat
pertumbuhan, misalnya penambangan bahan tambang yang bernilai ekonomi
tinggi di suatu wilayah merangsang kegiatan ekonomi, memberikan kesempatan
kerja , dan meningkatkan pendapatan daerah serta berpengaruh terhadap
munculnya kegiatan ekonomi penunjang.
b. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia sangat berperan dalam pembentukan pusat pertumbuhan di
suatu wilayah. Tenaga kerja yang terampil, ahli, handal dan profesional
dibutuhkan untuk mengelola sumber daya alam.
c. Kondisi Fisiografi/lokasi
Lokasi yang strategis memudahkan transportasi dan angkutan barang, sehingga
pusat pertumbuhan berkembang cepat. Misalnya daerah dataran rendah yang
berelief rata memungkinkan pusat pertumbuhan berkembang cepat dibanding
daerah pedalaman yang berilief kasar atau berpegunungan.

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt II

29

d. Fasilitas penunjang
Adanya fasilitas penunjang akan mendukung pusat pertumbuhan uantuk terus
berkembang, contoh fasilitas penunjang diantaranya jalan, jaringan listrik, jaringan
telepon, pelabuhan laut dan udara, fasilitas air bersih, penyediaan bahan bakar,
serta prasarana kebersihan.

4. Teori-teori Pusat Pertumbuhan


a. Toeri Polarisasi Ekonomi
Di kemukakan Guinar Myrdal, menyatakan sertiap daerah mempunyai pusat
pertumbuhan yang memiliki daya tarik terhadap tenaga buruh pinggiran, selain itu
juga terhadap tenaga terampil, modal dan barang-barang dagangan yang
menunjang pertumbuhan suatu lokasi. Demikian terus menerus yang akan
menyebabkan pertumbuhan makin lama makin pesat atau akan terjadi polarisasi
pertumbuhan ekonomi (popularization of economic growth).
b. Teori Kutub Pertumbuhan (growth pole concept)
Di kemukakan oleh Perroux, menyatakan bahwa kutub pertumbuhan adalah pusatpusat dalam arti keruangan yang abstrak, sebagai tempat memancarnya kekuatankekuatan sentrifugal dan tertariknya kekuatan-kekuatan sentripetal. Pembangunan
tidak terjadi secara serentak, melainkan muncul ditempat-tempat tertentu dengan
kecepatan dan intensitas yang berbeda. Kutub pertumbuhan bukanlah kota atau
wilayah, melainkan suatu kegiatan ekonomi yang dinamis tercipta di dalam dan di
antara sektor-sektor ekonomi.
c. Teori Pusat Pertumbuhan
Di kemukakan oleh Boudeville, menyatakan bahwa pusat pertumbuhan adalah
sekumpulan fenomena geografis dari semua kegiatan yang ada di permukaan
bumi. Suatu kota atau wilayah kota yang mempunyai suatu industri populasi yang
kompleks, dapat dikatakan sebagai pusat pertumbuhan. Industri populasi
merupakan industri yang mempunyai pengaruh yang besar (baik langsung maupun
tidak langsung) terhadap kegiatan lain.
d. Teori Tempat Sentral
Di kemukakan Walter Christaller,teori ini didasarkan pada lokasi dan pola
persebaran permukiman dalam ruang. Di dukung August Losch, mereka
membuatkesimpulan bahwa cara yang baik untuk menyediakan pelayanan
berdasarkan aspek keruangan adalah dengan menempatkan aktivitas yang
dimaksud pada hierarki pemukiman yang luasnya meningkat dan lokasinya ada
pada tempat yang sentral yang memungkinkan partisipasi manusia dengan jumlah
maksimum, baik mereka yang terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun yang
menjadi konsumen dari barang-barang yang dihasilkan.

5. Pusat-pusat Pertumbuhan di Indonesia


Perkembangan pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia banyak bertumpu pada sektor
industri. Sebelumnya sektor minyak dan gas menjadi tumpuan bagi pertumbuhan
wilayah, kemudian pemerintah melalui kebijakannya mengganti sektor minyak dan
gas dengan sektor industri. Diharapkan pertumbuhan ekonomi akan meningkat seiring
kemajuan sektor industri. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi berpengaruh pada
peningkatan pembangunan wilayah yang berpengaruh pula terhadap kesejahteraan
penduduk yang semakin baik. Peningkatan ini juga akan mendorong pertumbuhan dan
perkembangan wialayah di sekitarnya.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah membagi wilayah
Indonesia menjadi emapt pusat pertumbuhan dengan kota utamanya Medan, Jakarta,
Surabaya dan Makassar. Setiap pusat pertumbuhan atau regional membawahi
beberapa wilayah, dan setiap wilayah terdiri atas beberapa daerah.
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt II

30

Tabel Regionalisasi Pusat Pertumbuhan Indoensia

No

Regional

Pusat
Pertumbuhan
(Kota Utama)

1.

Medan

2.

3.

4.

Jakarta

Surabaya

Makassar

Wilayah

Provinsi/Daerah

Aceh dan Sumatera Utara berpusat di


Medan

II

Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau


berpusat di Pakan Baru

III

Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan


Bangka Belitung berpusat di Palembang

IV

Lampung, Banten, Jawa Barat, Jakarta,


Jawa Tengah, dan Yogyakarta berpusat di
Jakarta

Kalimantan Barat berpusat di Pontianak

VI

Jawa Timur dan Bali berpusat di Surabaya

VII

Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur,


serta Kalimantan Selatan berpusat di
Balikpapan dan Samarinda

VIII

Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara


Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi
Tenggara berpusat di Makassar

IX

Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan


Gorontalo berpusat di Manado

Maluku, Maluku Utara dan Papua berpusat


di Sorong

6. Pengaruh Pusat Pertumbuhan


a. Pemusatan sumber daya manusia
Munculnya pusat pertumbuhan di suatu wilayah akan menarik tenaga kerja yang
banyak, para pekerja dari luar wilayah akan pindah dan menerap sehingga terjadi
pemusatan penduduk atau sumber daya manusia.
b. Perkembangan ekonomi
Kesempatan kerja yang banyak dari berbagai bidang dan arus barang kebutuhan
hidup berdampak pada perkembangan usaha-usaha ekonomi lain. Banyaknya
penduduk pendatang dan lokal membuka usaha atau melakukan kegiatan ekonomi
di wilayah pusat pertumbuhan untuk meningkatkan taraf hidupnya, mereka bekerja
sebagai wiraswastawan, pedagang, karyawan, buruh dan penjual jasa. Kegiatan
ekonomi yang berkembang akan meningkatkan kesejahteraan penduduk.
c. Perubahan sosial budaya
Wilayah pusat pertumbuhan cenderung memiliki penduduk yang padat, kepadatan
yang meningkat serta kemajuan komunikasi dan transportasi akan berpengaruh
pada kehidupan sosial budaya penduduknya, anatar lain :
1) penduduk termotivasi untuk mempunyai keterampilan dan pengetahuan guna
mengatasi masalah akibat perubahan sosial budaya.
2) Terjadi percampuran budaya (akulturasi) antara penduduk pendatang dan
penduduk lokal serta antara penduduk pendatang sendiri.
3) Arus informasi dari luar wilayah semakin meningkat.
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt II

31

4) Status sosial akan meningkat seiring peningkatan kesejahteraan hidup


5) Perubahan sikap penduduk terhadap disiplin waktu, penggunaan uang dan
pemilikan kebutuhan hidup.

7. Perwilayahan Formal dan Fungsional


Perbedaan antara wilayah dengan perwilayahana ialah jika wilayah menunjukan
bendanya sedangkan perwilayahan menunjukkan prosesnya. Perwilayahan merupakan
proses penentuan suatu wilayah dengan delineasi atau menarik batas berdasarkan
variabel atau kriteria tertentu. Penentuan bisa menggunakan satu variabel (kriteria
sederhana) misalnya unsur pendapatan per kapita penduduk, atau menggunakan
banyak variabel (kriteria kompleks)
Jalan pembangunan wilayah atau yang berkaitan dengan pengembangan wilayah
diperlukan suatu perencanaan sehingga wilayah dapat sesuai dengan peruntukan
pemanfaatannya.
a. Perwilayahan formal
Penentuan suatu wilayah menjadi perwilayahan formal dapat dilakukan dengan
metode nilai bobot indeks. Perwilayahan formal bertujuan untuk mengetahui
bagian-bagian wilayah yang bersifat seragam atau homogen sesuai dengan variabel
atau kriteria yang digunakan.
b. Perwilayahan fungsional
Ditentukan dengan adanya hubungan dari titik-titik pertumbuhan pada unit-unit
wilayah dengan titik pusat pertumbuhan, jadi lebih menitik beratkan adanya arus
hubungan dengan titik pusat.
Penetuan perwilayahan fungsional umumnya menggunakan dua pendekatan analis,
yairu analisis aliran barang/orang dan analisis gravitasi.
Analisis aliran barang/orang menitikberatkan pada sesuatu yang dilakukan orang,
sedang analisis gravitasi menitikberatkan pada suatu kemungkinan yang akan
dilakukan orang menurut pengamatan. Analisis ini memandang wilayah fungsional
berdasarkan pada arah dan intensitas aliran barang/orang antara titik pusat dan
daerah sekitarnya. Jangkauan pengaruh titik pusat terhadap wilayah sekitarnya
sampai pada titik minimum arus aliran, maka dengan demikian bias aliran
barang/orang berlangsung intensif di wilayah terdekat dengan titik pusat dan
kurang intensif diwilayah yang jauh dari titik pusat. Beberapa jenis aliran
barang/orang diantaranya untuk bidang informasi berupa surat kabar, tabloid,
surat, telepon dan telegram. Bidang sosial diantaranya arus sumbangan dan
kemanusiaan, pasien berobat, serta siswa sekolah. Bidang ekonomi diantaranya
arus penumpang angkutan bus, barang kebutuhan pokok, barang ekport dan orang
pergi bekerja. Bidang politik diantaranya arus pengungsi dan mencari suaka
politik, serta arus pembelanjaan negara.

8. Batas Wilayah Pertumbuhan


Batas wilayah pertumbuhan merupakan batas pengaruh suatu wilayah yang mengalami
pertumbuhan, wilayah yang sedang tumbuh dapat diwakili atau dianggap suatu kota.
Kontak atau hubungan saling mempengaruhi antar dua kota atau lebih dapat
ditentukan batasnya dengan perhitungan matematis.

9. Interaksi Wilayah Pertumbuhan


Apabila dua wilayah pertumbuhan saling berinteraksi maka salah satunya mempunyai
pengaruh yang lebih kuat, interaksi yang terjadi dapat dilihat dari beberapa aspek dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt II

32

a. Aspek Interaksi Wilayah Pertumbuhan


1) Aspek ekonomi
Jaringan jalan yang menghubungkan dua wilayah pertumbuhan menjadikan
transportasi lancar sehingga merangsang kegiatan ekonomi di kedua wilayah
itu.
Wilayah pertumbuhan A menjadi produsen barang-barang yang dibutuhkan
di wilayah pertumbuhan B sehingga barang-barang dari A dikirim ke B.
Lalu lintas yang lancar antar wilayah pertumbuhan akan menekan harga
kebutuhan di kedua wilayah.
Wilayah pertumbuhan A dapat menjadi pasar bagi barang-barang yang
diproduksi di wilayah pertumbuhan B dan sebaliknya.
2) Aspek Sosial
Mobilitas dari berbagai latar belakang sosial ekonomi dan berbagai tujuan
yang berbeda terjadi antar wilayah pertumbuhan.
Tenaga kerja dari luar wilayah pertumbuhan yang bekerja dan mencari
nafkah di suatu wilayah.
Kepadatan penduduk yang tinggi menyebabkan penduduk berimigrasi ke
wilayah pertumbuhan lain.
Kebutuhan bahan baku dan hasil industri menyebabkan terjadinya interaksi
antar wilayah pertumbuhan.
3) Aspek Budaya
Mode pakaian dan gaya berpakaian dari salah satu wilayah pertumbuhan
banyak ditiru di wilayah lain.
Penyebaran seni dan budaya melalui media komunikasi ke wilayah
pertumbuhan lainnya.
Budaya konsumtif dari suatu wilayah pertumbuhan dapat diterapkan untuk
kemajuan wilayah lainnya.
b. Faktor yang mempengaruhi interaksi wilayah pertumbuhan
Menurut Edward Ullman dipengaruhi oleh :
1. Wilayah yang saling melengkapi (regional complementary), wilayah yang
memiliki potensi sumber daya yang bermacam-macam, baik secara kuantitas
maupun kualitas dapat saling tukar sumber daya dengan wilayah lain yang
membutuhkan.
2. Kesempatan berinteraksi (intervening opportunity)
Ada dua pengertian tentang kesempatan berinteraksi yaitu :
Adanya kemungkinan perantara yang dapat menghambat timbulnya suatu
interaksi antar dua wilayah dan dapat memenuhi kebutuhan sumber daya
wilayah lain
Adanya sumber daya pengganti yang dibutuhkan suatu wilayah sehingga
melemahkan interaksi wilayah yang sedang berjalan.
3. Adanya kemudahan perpindahan dalam suatu ruang (spatial transfer ability).
Dapat berupa perpindahan benda, manusia, gagasan, informasi, dll.
Kemudian perpindahan dipengaruhi beberapa faktor berikut:
Jarak mutlak dan jarak relatif antar wilayah
Biaya transportasi atau angkutan
Kelancaran atau kemudahan transportasi

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt II

33

E. Evaluasi
1. Apakah kesamaan antar wilayah (region) dengan tempat (place), kedua-duanya
a. berukuran sama
d. menggunakan konsep untuk pengorganisasian
b. menunjukkan lokasi
e. dapat dibatasi oleh iklim dan jenis tanah
c. di bagun manusia
2. Kota Jakarta disebut kota metropolitan . Penyebutan ini berarti memandang Jakarta
sebagai wilayah
a. formal
b. ibu kota negara c. administratif
d. fungsional e. pertumbuhan
3. Manakah bentuk wilayah di bawah ini yang bukan merupakan wilayah formal?
a. perbukitan kapur di Gunung Kidul
b. Nagara Singapura
c. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
d. Hutan hujan tropis Kalimantan
e. Pusat perbelanjaan berbentuk mal
4. Manakah pernyataan dibawah ini yang tidak mempengaruhi perkembagan wilayah
kota ?
a. Gubernur Jakarta membuat Perda tentang Bus way
b. Pemerintah kota Makassar mendapat pinjaman dari bank pemerintah
c. Pengusaha pengembang membangun perumahan sederhana
d. Pegawai Pemda kota Yogyakarta mengikuti kursus komputer
e. Pembangunan pipa air bersih
di Balikpapan
5. Pusat pertumbuhan wilayah didasarkan pada lokasi dan pola persebaran permukiman
dalam ruang. Pernyataan ini sesuai dengan teori
a. pusat pertumbuhan
b. polarisasi ekonomi
c. pusat - daerah
d. kutub pertumbuhan
e. tempat yang sentral
6. Bappenas membagi wilayah Indonesia menjadi empat regional (A,B,C dan D) dengan
pusat pertumbuhan terletak di kota .
a. Medan, Pontianak, Surabaya dan Medan
b. Palembang, Jakarta, Balikpan, dan Makassar
c. Medan, Jakarta, Samarinda dan Sorong
d. Pekan Baru, Jakarta, Surabaya dan Sorong.
e. Medan, Jakarta, Surabaya dan Makassar
7. Pendapatan per-kapita, tingkat pertumbuhan penduduk, tingkatpengangguran,
merupakan variabel yang dapat digunakan dalam metode nilai bobot indeks untuk
menentukan batas perwilayahan
a. kota
b. emas, perak dan nikel
c. gamping, marmer dan belerang
d. intan dan besi
e. nikel, besi dan timah
8. Kota Surabaya, Semarang, Bandung dan Medan merupakan kota besar dan
perekonomiannya sudah mengarah ke industri. Kota-kota tersebut digolongkan dalam
klasifikasi kota
a. polia
b. eopolis
c. metropolis
d. megalopolis
e. tyanopolis|
Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt II

34

9. Suatu kawasan yang perkembangannya sangat pesat sehingga dapat dijadikan pusat
pembangunan wilayah yang mempengaruhi daerah-daerah disekitarnya disebut
a. kawasan berikat
b. kawasan industri
c. kawasan pembangunan
d. pusat pengembangan
e. pusat pertumbuhan
10. Konsep yang mendasari suatu tempat menjadi pusat pertumbuhan adalah .
a. sumber daya alam yang jumlahnya terbatas
b. posisi wilayah yang kurang strategis
c. situasi daerah yang kurang aman
d. interaksi antar manusia
e. interaksi sumber daya manusia terhadap pemanfaatan dumber daya alam dan
lingkungan

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt II

35

DAFTAR PUSTAKA

Muladi. 2005. Gita Geografi Untuk SMA Kelas XI Semester I. Surakarta, Penerbit PT.
Pabelan.
Setiawan. E dan Harmanto. G. 2001. Geografi untuk SMU Kelas II. Bandung, Grafindo Media
Pratama.
.Tim Penyusun. 2004.Geografi Kelas XI.Klaten, Penerbit Cempaka Putih.
Tim Penyusun. 2004. Buku Pegangan Guru Geografi Untuk Kelas 2 SMA. Klaten, PT. Intan
Pariwara.
Tim Penyusun. 2006.Permata Geografi Kelas XI.Solo,CV. Cahaya Pustaka.
Team Nusa Raya College. 1986. .2000 Bank Soal SMA Geografi & Kependudukan. Bandung,
CV.Armico.
Wahyuningsih, Utami. 2005. Gita Geografi Untuk SMA Kelas X Semester II. Surakarta,
Penerbit PT.Pabelan.
Wardiyatmoko. K.2006. Geografi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta.Penerbit Erlangga.

Wahyuni Budiasih: Modul Pembelajaran Kelas XI Smt I dan II

36

Anda mungkin juga menyukai