Anda di halaman 1dari 33

USULAN PROGRAM KREATIF MAHASISWA

PEMANFAATAN RUMPUT ILALANG SEBAGAI BAHAN POKOK


PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI

BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN

DIUSULKAN OLEH :

KETUA

: JAKA OKTASANOVA

061130400298/ 2011

ANGGOTA

: 1. INDAH DWI ASTUTI

061230400278/ 2012

2. KIKI INDRI NASTITI

061130400301/ 2011

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2013

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI ......................................................................................... i
RINGKASAN ........................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 4
2.1 Ilalang ....................................................................................... 4
2.2 Pemanfaatan Ilalang ................................................................ 6
2.3 Pretreatment ............................................................................. 8
2.4 Hidrolisis ................................................................................... 9
2.5 Fermentasi ................................................................................ 11
2.6 Distilasi ..................................................................................... 11
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................... 14
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 14
3.2 Bahan dan Alat ......................................................................... 14
3.3 Metode Penelitian ..................................................................... 16
3.4 Prosedur Analisa ...................................................................... 17
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ................................ 20
4.1 Biaya Penelitian ........................................................................ 20
4.2 Jadwal Penelitian ..................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

RINGKASAN

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan


energi fosil adalah dengan memanfaatkan kekayaan alam yang berpotensi sebagai
pengganti energi fosil. Saat ini, pemanfaatan Rumput Ilalang belum optimal
pemanfaatannya. Oleh karena itu, kami selaku penulis mencoba untuk menguak
dan memperkenalkan pemanfaatan Rumput Ilalang sebagai sumber energi
alternatif dengan mengubahnya menjadi bioethanol. Bioethanol merupakan
produk produk biofuel atau biasa disebut bahan bakar nabati. Bioethanol
merupakan bahan bakar alternative pengganti bahan bakar fosil yang berasal dari
tumbuhan. Bio-etanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari
pengolahantumbuhan) di samping Biodiesel. Bio-etanol adalah etanol yang
dihasilkan darifermentasi glukosa (gula). Bahan bio-etanol yang dapat digunakan
antara lain ubi kayu,tebu, sagu,rumput ilalang dll.( Megawati Stambuk :2010 )

ii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dimasa sekarang energi yang paling banyak digunakan adalah bahan bakar
fosil. Bahan bakar fosil sendiri merupakan bahan bakar yang tidak dapat
diperbaharui dan lambat laun lama kelamaan akan habis. Ketergantungan
masyarakat terhadap bahan bakar fosil akan menyebabkan semakin tidak
teratasinya krisis energi. Dengan jumlah penduduk sekitar 231.000.000 juta jiwa
pada tahun 2009 tentu memerlukan energi yang besar pula untuk mencukupi
kebutuhannya. Pada tahun 2008 Indonesia tergolong negara yang boros bahan
bakar fosil, itu terlihat dari konsumsi bahan bakar fosil yang mencapai 1,6 juta
barel per hari. Dengan kebutuhan yang besar tersebut, negara kita sudah tidak
dapat mencukupi kebutuhan bahan bakar fosil sendiri. Oleh karena itu untuk
mencukupinya, Indonesia sekarang menjadi negara pengimpor bahan bakar fosil
dengan jumlah 650 ribu barel per hari dan hal tersebut menguras APBN sejumlah
65 Triliun Rupiah(Amri arif,2008).
Cadangan bahan bakar fosil Indonesia sudah tidak melimpah seperti dahulu
lagi. Bahkan sempat dikatakan, cadangan energi fosil kita hanya akan mencukupi
hingga sekitar beberapa puluh tahun yang akan datang. Krisis energi adalah suatu
hal yang tidak bisa dihindari. Akan tetapi hal itu dapat ditunda dengan mencari
alternatif sumber energi, salah satu alternatif sumber energi adalah bioethanol.
Bioethanol dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai kandungan
karbohidrat dan selulosa yang cukup tinggi.
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan
energi fosil adalah dengan memanfaatkan kekayaan alam yang berpotensi sebagai
pengganti energi fosil. Saat ini, pemanfaatan Rumput Ilalang belum optimal
pemanfaatannya. Oleh karena itu, kami selaku penulis mencoba untuk menguak
dan memperkenalkan pemanfaatan Rumput Ilalang sebagai sumber energi
alternatif dengan mengubahnya menjadi bioethanol. Bioethanol merupakan
produk produk biofuel atau biasa disebut bahan bakar nabati. Bioethanol
merupakan bahan bakar alternative pengganti bahan bakar fosil yang berasal dari

tumbuhan. Bio-etanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari
pengolahantumbuhan) di samping Biodiesel. Bio-etanol adalah etanol yang
dihasilkan darifermentasi glukosa (gula). Bahan bio-etanol yang dapat digunakan
antara lain ubi kayu,tebu, sagu,rumput ilalang dll.( Megawati Stambuk :2010 )
Sebenarnya pemerintah telah mengambil langkah, terbukti dengan melalui
instruksi presiden nomor 1 tahun 2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan
bahan bakar nabati. Bioethanol sangatlah menjanjikan bagi Indonesia kalau saja
kita mau memberi perhatian lebih untuknya. Pengembangan Bioethanol telah
dikembangkan di beberapa negara, salah satunya adalah Brazil yag telah sukses
dengan industri bioethanolnya. Jadi, kita harus mengembangkan bioethanol di
negara kita, karena melihat karakter dari iklim di negara kita yang cocok
ditumbuhi oleh tumbuh tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan baku
utama bioethanol.
Di Sumatera Selatan sendiri banyak sekali hasil olahan alam yang masih
belum termanfaatkan dengan baik, salah satunya adalah Rumput Ilalang
(Imperata

Cylindrical).

Tanaman

sejenis

Rumput

Ilalang

(Imperata

Cylindrical) ini banyak sekali ditemukan didaerah seluruh Sumatera Selatan, dan
seluruh daerah di Indonesia,dimana daerah kawasan sumatera selatan tempat kami
dilahirkan. Tanaman ini tumbuh secara liar, bisa tumbuh dimana saja dan di
berbagai, Rumput Ilalang (Imperata Cylindrical) banyak dimanfaatkan sebagai
pakan ternak,dan belum termanfaatkan secara optimal. Padahal Rumput Ilalang
(Imperata Cylindrical) mengandung kandungan karbohidrat dan selulosa yang
tinggi, sehingga dari kandungan ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar pembuatan
Bioethanol untuk meningkatkan nilai tambah dari rumput ilalang itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Seiring kita sadari bahwa, dimasa sekarang cadangan energi BBM telah
menipis. Bahan bakar fosil sendiri merupakan bahan bakar yang tidak dapat
diperbaharui dan lambat laun lama kelamaan akan habis. Ketergantungan
masyarakat terhadap bahan bakar fosil akan menyebabkan semakin tidak
teratasinya krisis energi. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk
mengurangi penggunaan energi fosil adalah dengan memanfaatkan kekayaan alam

yang berpotensi sebagai pengganti energi fosil. Ilalang menjadi alternative yang
penting sebagai bahan baku pembuatan bioethanol. Selain itu belum adanya
penelitian yang gamblang mengenai penelitian pembuatan bioethanol dari ilalang
sehingga menimbulkan suatu permasalahan apakah proses pembuatan bioethanol
dari ilalang ini sama dengan proses pembuatan bioethanol dari bahan lain yang
berasal dari bahan nabati.

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Memanfaatkan ilalang sebagai produk bioetanol
2. Menentukan kondisi proses pembentukan etanol.
3. Mengetahui kadar glukosa dalam ilalang.
4. Mengetahui kadar alkohol yang terkandung dalam bahan dan berapa
banyak produk yang dapat dihasilkan.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Dapat mengetahui proses pembuatan bahan bakar alternatif dari ilalang
2. Dapat mengetahui kualitas bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari
ilalang
3. Dapat mengurangi tingkat krisis energi bahan bakar

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Ilalang
Ilalang atau rumput liar yang sering kita anggap sebagai tumbuhan
penganggu atau gulma, karena sifatnya yang dapat tumbuh dimana saja di lahanlahan yang kosong. Tetapi tidak hanya sebagai tanaman penganggu ternyata
ilalang juga memiliki banyak manfaat karena unsur-unsur yang terkandung
didalamnya. Tanaman Alang-alang atau Ilalang yang mempunyai nama latin
Imperata cylindrical adalah sejenis rumput berdaun tajam.

Alang-alang

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan

Plantae

Divisi

Magnoliophyta

Kelas

Liliopsida

Ordo

Poales

Famili

Poaceae

Genus

Imperata

Spesies

I. cylindrical

Nama binomial Imperata cylindrical (L.) Beauv.

Rumput menahun dengan tunas panjang dan bersisik, merayap di bawah


tanah. Ujung (pucuk) tunas yang muncul di tanah runcing tajam, serupa ranjau
duri. Batang pendek, menjulang naik ke atas tanah dan berbunga, sebagian
kerapkali (merah) keunguan, kerapkali dengan karangan rambut di bawah buku.
Tinggi 0,2 1,5 m, di tempat-tempat lain mungkin lebih.
Helaian daun berbentuk garis (pita panjang) lanset berujung runcing,
dengan pangkal yang menyempit dan berbentuk talang, panjang 12-80 cm, bertepi
sangat kasar dan bergerigi tajam, berambut panjang di pangkalnya, dengan tulang
daun yang lebar dan pucat di tengahnya. Karangan bunga dalam malai, 6-28 cm
panjangnya, dengan anak bulir berambut panjang (putih) lk. 1 cm, sebagai alat
melayang bulir buah bila masak.
Menurut beberapa penelitian alang-alang mengandung unsur kimiawi yang
berguna diantaranya mannitol, glukosa, asam malic, asam sitrat, coixol, arundoin,
silindrin, fernerol, simiarenol, anemonin, esin, alkali, saponin, taninin, dan
polifenol.
Tabel 1. Kandungan kimia alang-alang

Kandungan Kimia Alang-Alang


Kadar Air
Ekstraktif
Lignin
Holoselulosa
Alfa Selulosa
Pentosan/Hemiselulosa

Persentase (%)
93,76
8,09
31,29
59,62
40,22
18,40

Dari beberapa unsur yang terkandung didalamnya, telah banyak


masyarakat yang tertarik untuk memanfaatkannya dan meneliti kegunaannya.
Tetapi sejauh ini belum ada yang meneliti untuk membuat bioetanol dari ilalang.
Dibanding dengan sumber nabati lain, ilalang paling ekonomis menghasilkan
bioetanol. Karena, ilalang kaya lignoselulosa, tak memerlukan perawatan khusus,
dan mudah tumbuh.
Hal inilah yang menunjang dibuatnya proposal ini untuk dilakukan
tindakan selanjutnya yakni penelitian mengenai pembuatan bioetanol dari bahan
dasar ialalang yang melewati 3 proses dalam pembuatannya, yakni : proses
hidrolisa asam, fermentasi dan destilasi untuk pemurnian etanol.

2.2

Pemanfaatan Ilalang
Pemanfaatan ilalang sejauh ini diproses hanya untuk dijadikan obat-obatan

tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Akan tetapi, pemanfaatannya


untuk menjadi bioetanol belum menjadi sorotan yang tajam dikalangan
masyarakat. Etanol yang akan dihasilkan dari proses pengolahannya akan tampak
bening. Dan proses pembuatannya dari bahan-bahan yang mengandung
monosakarida (C6H12O6) sebagai glukosa langsung dapat difermentasi menjadi
ethanol. Akan tetapi disakarida pati, atau pun karbohidrat kompleks harus
dihidrolisa terlebih dahulu menjadi komponen sederhana, monosakarida. Oleh
karena itu, agar tahap proses fermentasi dapat berjalan secara optimal, bahan
tersebut harus mengalami perlakuan pendahuluan sebelum masuk ke dalam proses
fermentasi. Disakarida seperti gula pasir (C12H22O11) harus dihidrolisa menjadi
glukosa. Polisakarida seperti selulosa harus diubah terlebih dahulu menjadi
glukosa. Terbentuknya glukosa berarti proses pendahuluan telah berakhir dan
bahan-bahan selanjutnya siap untuk difermentasi.
Tabel. Bahan Baku Tanaman Yang Mengandung Pati Atau Karbohidrat Dan Tetes
Menjadi Bio-Ethanol
Sumber

Perolehan Alkohol

Hasil Panen

Karbohidrat

Ton/ha/th

Liter/ton

Liter/ha/th

Singkong

25 (236)

180 (155)

4500 (3658)

3,6

270

973

333,4

2000

Ubi Jalar

62,5*

125

7812

Sagu

6,8$

608

4133

Tebu

75

67

5025

Nipah

27

93

2500

80**

75

6000

Tetes
Sorgum Bici

Sorgum Manis

*) Panen 2 kali/th; $ sagu kering; ** panen 2 kali/th. Sumber:


Villanueva (1981); kecuali sagu, dari Colmes dan Newcombe
(1980); sorgum manis, dari Raveendram; dan Deptan (2006) untuk
singkong; tetes dan sorgum biji (tulisan baru)

Ilalang yang kaya akan lignoselulosa merupakan senyawa polisakarida


yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. Selulosa dan hemiselulosa ini
yang merupakan polimer dari glukosa yang dapat dipecah menjadi gula
sederhana, dengan proses hidrolisis. Sebenarnya ada tiga tahapan proses yang
penting untuk pembuatan bioetanol dari lignoselulosa ini, yaitu : proses hidrolisis
selulosa menjadi gula, fermentasi gula menjadi etanol dan pemurnian etanol.
Reaksi yang terjadi pada proses produksi ethanol/bio-ethanol secara sederhana
ditujukkan pada reaksi 1 dan 2.
H2O
(C6H10O5)n

N C6H12O6 (1)

enzyme

(pati) (glukosa)

(C6H12O6)n

Yeast/ ragi
(glukosa) (ethanol)

2 C2H5OH + 2 CO2. (2)

Selulosa adalah polimer -glukosa dengan ikatan -1, 4 diantara satuan


glukosanya. Selulosa berfungsi sebagai bahan struktur dalam jaringan tumbuhan
dalam bentuk campuran polimer homolog dan biasanya disertai polosakarida lain
dan lignin dalam jumlah yang beragam.

Molekul selulosa memanjang dan kaku, meskipun dalam larutan. Gugus


hidroksil yang menonjol dari rantai dapat membentuk ikatan hidrogen dengan
mudah, mengakibatkan kekristalan dalam batas tertentu. Derajat kekristalan yang
tinggi menyebabkan modulus kekenyalan sangat meningkat dan daya regang serat

selulosa menjadi lebih besar dan mengakibatkan makanan yang mengangung


selulosa lebih liat (John,1997). Selulosa yang merupakan polisakarida terbanyak
di bumi dapat diubah menjadi glukosa dengan cara hidrolisis asam
(Groggins,1985).

2.3 Pretreatment
Pretreatment pH merupakan faktor yang paling signifikan mempengaruhi
baik glukosa enzimatik dan hasil xilosa setelah pretreatments termal ringan
maksimum 140 C selama 10 menit. The maksimal glukosa enzimatik dan hasil
xylose dari padat, pretreated gandum fraksi jerami diperoleh setelah pretreatments
pada nilai pH yang paling ekstrim (pH 1 atau pH 13) pada suhu pretreatment
maksimum 140 C. Model respon permukaan mengungkapkan secara signifikan
korelasi interaksi pH dan suhu pretreatment pada pembebasan enzimatik dari
kedua glukosa dan xylose dari pretreatment, jerami gandum padat. Pengaruh suhu
paling menonjol dengan pretreatments asam, tetapi hasil tertinggi monosakarida
enzimatik diperoleh setelah pretreatments alkali. Pretreatments Alkaline juga
dilarutkan sebagian besar lignin.
Selulosa membentuk kerangka di mana zat-zat lainnya, hemiselulosa
(matriks) dan lignin(Menatah) mengelilinginya. Selulosa, hemiselulosa dan lignin
yang erat terpasang dan kovalen lintas-hubungan terjadi antara lignin dan
polisakarida (Rogalinski et al., 2008). Karena bahan lignoselulosa yang berbeda
memiliki karakteristik fisio-kimia yang berbeda, itu adalah diperlukan untuk
mengadopsi

teknologi

pretreatment

yang

cocok

berdasarkan

biomassa

lignoselulosa.
Baru-baru ini, banyak penelitian telah dilakukan di seluruh dunia untuk
mengubah biomassa lignoselulosa (Limbah kehutanan, residu pertanian dan
tanaman energi) melalui platform gula. Lignoselulosa berfungsi sebagai bahan
baku yang berkelanjutan untuk produksi berharga di masa depan produk, seperti
bioetanol dan bahan kimia. Pretreatment biomassa diperlukan untuk menguraikan
struktur serat lignoselulosa dan memanfaatkan semua komponen (Kuo & Lee,
2009).

Pretreatment mengubah struktur selulosa biomassa untuk membuat


selulosa lebih mudah diakses enzim yang mengkonversi polimer karbohidrat.
Selanjutnya, ketika lignoselulosa adalah dipisahkan menjadi komponenkomponennya, dapat dihidrolisis menjadi gula difermentasi (Monosakarida)
dengan menggunakan asam mineral atau enzim. Monosakarida kemudian dapat
lebih dikonversi ke bahan kimia berbasis bio yang berharga (Kamm & Kamm,
2004).
Tujuan dari pretreatment adalah untuk memecahkan perisai lignin dan
struktur kristal selulosa sementara meningkatkan porositas selulosa. Pretreatment
dapat dianggap sebagai sangat alat penting untuk proses konversi selulosa praktis.
Metode Pretreatment adalah biasanya dikategorikan menjadi fisik, kimia, dan
biologi physiochemical (Zhao et al., 2009) Namun masing-masing metode ini
memiliki kelemahan mereka sendiri yang spesifik (Chandra et al., 2007).
Efektivitas lignoselulosa pretreatment adalah salah satu faktor kunci untuk
sukses konversi awalnya murah bahan menjadi gula dan selanjutnya menjadi
biofuel atau bahan bakar nabati intermediet. Pretreatment bahan selulosa dapat
mempengaruhi sifat fisik seperti sebagai derajat polimerisasi, kristalinitas dan
bahkan luas permukaan substrat diakses dalam kasus enzimatik hidrolisis lebih
lanjut (Olivier-Bourbigou et al., 2010).
Metode Pretreatment meningkatkan luas permukaan diakses air dan
selulase yang diharapkan dapat menghasilkan perbaikan dalam kinetika hidrolisis
dan konversi selulosa untuk glukosa.
2.4 Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi organik dan anorganik yang mana terdapat
pengaruh air terhadap komposisi ganda (XY), menghasilkan hydrogen dengan
komposisi Y dan komposisi X dengan hidroksil, dengan reaksi sebagai berikut
XY + H2O HY + XOH (1)
Hidrolisis asam adalah hidrolisis dengan mengunakan asam yang dapat mengubah
polisakarida (pati, selulosa) menjadi gula. Dalam hidrolisis asam biasanya
digunakan asam chlorida (HCl) atau asam sulfat (H2SO4) dengan kadar tertentu.
Hidrolisis ini biasanya dilakukan dalam tangki khusus yang terbuat dari baja tahan

karat atau tembaga yang dihubungkan dengan pipa saluran pemanas dan pipa
saluran udara untuk mengatur tekanan dalam udara (Soebijanto, 1986).
Selulosa dari rumput dapat diubah menjadi ethanol dengan proses
hidrolisis asam dengan kadar tertentu. Proses hidrolisis selulosa harus dilakukan
dengan asam pekat agar dapat menghasilkan glukosa (Fieser, 1963). Proses
hidrolisis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

pH (derajat keasaman)
pH mempengaruhi proses hidrolisis sehingga dapat dihasilkan hidrolisis yang
sesuai dengan yang diinginkan, pH yang baik untuk proses hidrolisis adalah
2,3 (Soebijanto,1986).

Suhu
Suhu juga mempengaruhi proses kecepatan reaksi hidrolisis, suhu yang baik
untuk hidrolisis selulosa adalah sekitar 21 oC

Konsentrasi
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi hidrolisis, untuk hidrolisis asam
digunakan konsentrasi HCl pekat atau H2SO4 pekat (Groggins,1985). Dalam
proses ini selulosa dalam rumput gajah diubah menjadi glukosa dengan reaksi
sebagai berikut:
(C6H10O5)n + n H2O C6H12O6 (2)
Selulosa Glukosa
Khamir adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5

20 mikron, biasanya berukuran sampai 5-10 kali lebih besar dari bakteri. Terdapat
berbagai macam bentuk ragi, bentuk ini Jurnal Teknik Kimia Vol.4,No.1,
September 2009 268 tergantung pada pembelahannya. Sel khamir sering dijumpai
secara sel tunggal, tetapi apabila anak-anak sel tidak dilepaskan dari induknya
setelah pembelahan, maka akan terjadi bentuk yang disebut pseudomiselum.
Khamir tidak bergerak, pembelahan khamir terjadi secara aseksual atau tunas.
Khamir sangat berperan penting dalam membantu proses-proses pembuatan bir,
salah satu khamir yang baik untuk pembuatan ethanol adalah saccharomyces

10

cereviseae yang mana tunasnya berkembang dari bagian permukaan sel induk
(Buckle,1985).

2.5 Fermentasi
Proses fermentasi yang dilakukan adalah proses fermentasi yang tidak
menggunakan oksigen atau proses anaerob. Cara pengaturan produksi ethanol dari
gula cukup komplek, konsentrasi substrat, oksigen, dan produk ethanol, semua
mempengaruhi metabolisme khamir, daya hidup sel, pertumbuhan sel,
pembelahan sel, dan produksi ethanol. Seleksi galur khamir yang cocok dan
mempunyai toleransi yang tinggi terhadap baik konsentrasi, substrat ataupun
alkohol merupakan hal yang penting untuk peningkatan hasil (Higgins dkk,1985).
Fermentasi pertama kalinya dilakukan perlakuan dasar terhadap bibit
fermentor / persiapan starter. Dimana starter diinokulasikan sampai benarbenar
siap menjadi fermentor, baru dimasukkan ke dalam substrat yang akan
difermentasi (Dwijoseputro). Bibit fermentor yang biasa digunakan adalah
Saccharomyces cereviseae. Saccharomyces cereviseae mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
Mempunyai bentuk sel yang bulat, pendek oval, atau oval.
Mempunyai ukuran sel (4,2-6,6) x (5-11) mikron dalam waktu tiga hari
pada 25oC dan pada media agar.
Dapat bereproduksi dengan cara penyembulan atau multilateral.
Mampu mengubah glukosa dengan baik.
Dapat berkembang dengan baik pada suhu antara 20- 30

(Judoamidjojo,1992).

2.6 Distilasi
Ethanol merupakan bahan pembentuk gasohol yaitu campuran alkohol
dan bensin. Yang umum digunakan dalam pemisahan dan pemurnian ethanol
96% adalah dengan distilasi. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode
pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan
menguap (volatilitas) bahan.

11

Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap


ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa.
Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masingmasing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi
didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Berikut adalah susunan rangkaian alat ditilasi sederhana:
1. Wadah air
2. Labu distilasi
3. Sambungan
4. Termometer
5. Kondensor
6. Aliran masuk air dingin
7. Aliran keluar air dingin
8. Labu distilat
9. Lubang udara
10. Tempat keluarnya distilat
13. Penangas
14. Air penangas
15. Larutan zat
16. Wadah labu distilat
Ethanol dipisahkan dari campurannya
mendapatkan

melalui dua tahap untuk

ethanol absolute sebagai bahan baku gasohol. Metode

konvensional dengan dua tahap proses distilasi campuran ethanol-air menjadi


ethanol 95,6% berat pada konsentrasi azeotrop. Kemudian dilanjutkan dengan
distilasi azeotrop

dengan menambahkan pelarut sebagai komponen ketiga

yang dibolehkan untuk recovery ethanol 100% [Tanaka dan Otten (1986)].
Komponen

yang dimaksud antara lain benzen, sikloheksana, etilen glikol,

pentana, dietil eter, gliserin dan bensin. Benzen atau bensin dipakai sebagai
pelarut apabila produk ethanol 100% akan digunakan sebagai bahan bakar
[Widayat, (2002)]. Metode pemisahan konvensional sangat efektif tapi dengan

12

distilasi dua tahap ini membutuhkan energi yang besar. Proses adsorbsi untuk
pengeringan ethanol dengan menggunakan adsorbent anorganik (CaO dan
K2CO3) pertama kali dijadikan sebagai literatur dan terpublikasi
1930-an. Meskipun prosedur ini telah menjadi standar

teknik

pada tahun
laboratorium

selama 50 tahun, namun dalam perkembangannya telah ditemukan metode


adsorbsi dengan menggunakan bahan organik. Dengan demikian untuk efisiensi
energi metode yang tepat digunakan dalam pemisahan ethanol-air adalah dengan
metode adsorbsi.
Adsorpsi merupakan suatu peristiwa terkontaknya pertikel padatan dan
cairan pada kondisi tertentu sehingga sebagian cairan terserap di permukaan
padatan dan konsentrasi cairan yang tidak terserap tidak

mengalami

perubahan (Brown, 1950). Proses adsorbsi menggunakan adsorbent biji-bijian


untuk dehirasi bahan bakar alkohol (Ladisch and Dyck 1979). Mereka telah
mencoba menggunakan adsorbent organik seperti tepung jagung, gula,
celullosa, biji jagung dan sisa-sisa jagung. Dan ternyata sama baiknya dengan
menggunakan adsorbent anorganik seperti CaO, NaOH, dan CaSO. Hasilnya dari
percobaan mengindikasikan

bahwa selullosa, tepung jagung, dan biji jagung

memberikan hasil yang sama dengan CaO. Ini menunjukan adsorbent organik
mampu menghidrasi

ethanol menjadi

murni

lebih

dari

99%

volume.

Selanjutnya, dari hasil pengamatan untuk proses regenerasi adsorbent organik


kebutuhan energi jauh lebih sedikit daripada dengan CaO. Regenerasi adsorbent
selullosa dibutuhkan 430 kJ/kg untuk memproduksi ethanol anhidrid, sedangkan
adsorbent

CaO dibutuhkan 900 kJ/kg.

Proses regenerasi adsorbent CaO

dilakukan pada temperatur 160-170 0C, sedangkan regenerasi pada adsorbent


jagung pada temperatur 80-100 0C (Ladisch, dkk, 1984, Walis and Falek,
Robertson and Pavlath, 1985).

13

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian akan dilakukan di Laboratorium Teknologi Pengolahan
Pangan, Laboratorium Kimia Analitik Instrumen dan Laboratorium Satuan
Operasi Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang. Waktu penelitian
berlangsung selama 5 bulan dari bulan September 2013 Februari 2014.

3.2 Bahan dan Alat


Alat yang digunakan :
-

Erlenmeyer 250 ml, 1000 ml

4 buah

Gelas ukur 200 ml, 1000 ml

1 buah

Pipet ukur 25 ml

1 buah

Kaca arloji

2 buah

Spatula

1 buah

Bola karet

1 buah

Buret 50 ml

1 buah

Pipet tetes

1 buah

Neraca analitik

1 buah

Magnetic stirrer

1 buah

Panci

1 buah

Pisau

1 buah
o

Thermometer 100 C

1 buah

Hot plate

1 buah

Batu didih

3 buah

Kertas saring

secukupnya

pH-meter

1 buah

Seperangkat alat distilasi

1 unit

Refraktometer

1 unit

Seperangkat alat gas kromatografi

1 unit

14

Adapun bahan-bahan yang digunakan:


Bahan yang digunakan dalam proses hidrolisis :
-

Ilalang

4 kg

H2SO4

108 ml

Aquadest

secukupnya

Bahan yang digunakan dalam proses fermentasi :


-

Ragi roti

200 gr

Starter

2000 ml

Urea

45 gr

KNO3

6,5 gr

Na3PO4

6,5 gr

MgSO4

3,25 gr

H2SO4 0,1 N

250 ml

NaOH 0,1 N

250 ml

Bahan yang digunakan dalam pembuatan starter :


-

Gula pasir

200 gr

Ragi roti

12 gr

Urea

3 gr

KNO3

0,66 gr

Na3PO4

0,66 gr

MgSO4

0,33 gr

Aquadest

2000 ml

15

3.3 Metode Penelitian


Tahapan penelitian ini terdiri atas 5 tahap yaitu :
Tahap 1. Proses Pretreatment
1. Mengeringkan ilalang pada suhu ruang
2. Mengeringkan kembali dengan oven pada suhu 105 oC, proses ini
dilakukan selama 3 jam.
3. Mengecilkan ukuran hingga bahan berukuran 120 mesh
Tahap 2. Proses Hidrolisa
-

Menimbang ilalang yang telah dihancurkan seberat 100 gr, 200 gr, 300 gr
dan 400 gr

Menyiapkan larutan H2SO4 sebanyak 1000 ml dengan variasi konsentrasi


asam sulfat (0,05 M, 0,1 M, 0,15 M, 0,2 M) didalam gelas kimia 1000 ml.
Kemudian larutan asam sulfat ini dipindahkan kedalam panci untuk
dipanaskan hingga mendidih.

Ilalang dimasukkan kedalam panci yang berisi asam sulfat sambil diaduk
selama 1 jam. Suhu dipertahankan 80oC.

Mendinginkan campuran hingga suhu ruang dan kemudian menyaringnya


hingga diperoleh filtrat berupa larutan glukosa.

Tahap 3. Pembuatan Starter


-

Melarutkan 50 gr gula pasir kedalam air sebanyak 500 ml dan kemudian


disaring.

Mempasteurisasikan larutan pada suhu 80oC selama 15 menit, kemudian


dinginkan hingga suhu ruang.

Menambahkan ragi roti, urea, KNO3, MgSO4, dan Na3PO4 kedalam


larutan dan diaduk hingga rata.

Memindahkan larutan bibit (starter) kedalam Erlenmeyer 1000 ml yang


ditutup rapat dengan menggunakan gabus yang akan digunakan sebagai
media penghubung dengan Erlenmeyer 250 ml yang telah berisi larutan
H2SO4

Menginkubasi larutan starter selama 3 hari pada suhu ruang sambil diaduk
dengan menggunakan magnetic stirrer.

16

Tahap 4. Proses Fermentasi


-

Memindahkan larutan glukosa hasil hidrolisis kedalam Erlenmeyer dan


dipasteurisasikan pada suhu 80oC selama 15 menit.

Mendinginkan larutan hingga suhu ruang dan kemudian memindahkan


.dalam Erlenmeyer yang telah disterilisasi.

Menambahkan ragi roti, starter, urea, KNO3, MgSO4, dan Na3PO4.

Menagtur pH 4-5 dengan penambahan H2SO4 dan NaOH

Menutup Erlenmeyer dengan gabus yang telah dilubangi untuk memasang


selang yang akan dihubungkan dengan Erlenmeyer yang berisi H 2SO4.
Kemudian diinkubasi selama 6 hari.

Tahap 5. Proses Distilasi


-

Memindahkan larutan hasil fermentasi ke labu leher dua

Melakukan distilasi pada suhu 78oC

Melakukan analisa terhadap produk yang diperoleh secara penentuan


indeks bias dan kromatografi.

3.4 Prosedur Analisa


Penentuan Indeks Bias
-

Merangakai alat refraktometer

Menyalakan alat refraktometer dengan cara menghubungkan saklar listrik.

Menekan tombol kearah angka satu yang menyatakan bahwa alat siap
dioperasikan.

Membersihkan tempat sampel dengan meneteskan air aquadest dan


dikeringkan dengan menggunakan tissue.

Meneteskan sampel dengan pipet tetes, lalu mengatur putaran hingga garis
tepat memotong titik tengah.

Membaca indeks bias sampel.

Melakukan pengukuran indeks bias pada sampel yang lain.

Memutar tombol kearah 0 untuk mematikan alat.

17

Penentuan ESTD Secara Gas Kromatografi


-

Membuat larutan etanol sesuai dengan % volume yang ditentukan

Pilih kolom OV-17 atau Apieozon L

Menyalakan GC dan tunggu sampai selesai self test

Mengatur kecepatan aliran carrier gas N2 sebesar 30 ml/min

Menyalakan FID

Memanaskan oven 80oC

Memanaskan detector 150oC

Memanaskan injector 150oC

Menghidupkan dan mengatur integrator

Setelah lampu not ready pada GC tidak merah. Menyuntiikan 1L etanol


96%, setelah kromatogram terbentuk tekan stop pada alat GC dan
integrator secara bersamaan.

Menyuntikkan 1 L campuran antara etanol 96 % dengan sampel (1:1),


setelah kromatogram terbentuk lalu tekan stop pada alat GC dan integrator
sacara bersamaan.

Menyuntikkan tepat 1 L etanol 96% dan buat kromatogramnya lalu tekan


stop pada alat GC dan intergrator secara bersamaan.

Membuat tabel kalibrasi :


Menekan CALIB ESTD ENTER
Integrator akan meminta Retention Time Window (RTW) untuk
puncak yang dianggap % RTW, memasukkan -0,15 ENTER
Integrator akan meminta Retention Time Window (RTW) untuk
puncak yang lain yang bukan reference % RTW, memasukkan
5,5 ENTER
Integrator meminta Waktu Retensi (RT) dan jumlah (AMT)
tiap-tiap senyawa dalam campuran.
Masukkan RT etanol 96% dengan tanda negative enter dn
masukkan AMT etanol enter.
Menekan enter sekali lagi, kemudian LIST CALIB untuk
menulis tabel kalibrasi yang telah dibuat

18

Menyuntikkan tepat 1L larutan etanol yang sudah dipersiapkan dan


sampel yang akan dianalisa.

Memperhatikan nilai ESTD yang ditampilkan kromatogram.

Apabila analisa telah selesai, alat GC didinginkan dan dimatikan.

19

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN


4.1 Biaya Penelitian
No
1.

2.

Biaya/unit
(Rp)

Kategori
Bahan dan Peralatan
a. Bahan Habis Pakai
H2SO4
Urea
KNO3
MgSO4
Ragi roti
Gula pasir
Na3PO4
NaOH
Aquadest
b. Analisis Hasil
Kadar etanol
Indeks bias
c. Peralatan
Timbangan, autoclave,
oven, refluks, fermentor,
distilasi
Jumlah 1
Perjalanan
a. Perjalanan lokal (pp)

Volume

Jumlah (Rp)

2000
5000
2000
2000
500
13000
2000
1500
3.200

360 ml
3 kg
30 gr
15 gr
510 gr
3 kg
24 gr
900 ml
30 liter

720.000
15.000
60.000
30.000
255.000
39.000
48.000
1.350.000
96.000

25.000
30.000

24
24

1.440.000
1.200.000

200.000

3 lab/
4bulan

1.000.000

Penelusuran Pustaka
a. Majalah
b. Foto copy jurnal
c. Internet
d. Literatur buku
e. Dokumentasi

50.000

10

80.000
200
3.000
80.000
100.000

3
500
80 jam
4
1

40.000
150.000

5
2

200.000
300.000

80.000
30.000

2
10

160.000
300.000
960.000

4.500
3.500

80
40

360.000
140.000

Jumlah 3
4.

5.

Laporan Penelitian
a. Pembuatan
Kertas A4 80 gr
Catridge hitam & warna
Tinta hitam & warna
b. Penggandaan
Jumlah 4
Seminar
a. Konsumsi
b. Penggandaan makalah
Jumlah 5
Biaya lain-lain
Jumlah 6
Total

70

6.253.000

Jumlah 2
3.

Presentase
(%)

500.000
500.000
240.000
100.000
240.000
320.000
100.000
1.000.000

500.000
690.975
690.975
9.903.975

20

10

10

4.2 Jadwal Pelaksanaan


Pelaksanaan penelitian akan dilakukan di laboratorium Teknik Pengolahan
Pangan, Teknik Kimia POLSRI dengan waktu selama 5 bulan. Adapun jadwal
pelaksanaan dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan
No.
1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.

Kegiatan

Persiapan Alat dan Bahan


Pelaksanaan Penelitian
Pembuatan
bioetanel
dari
ilalang
Proses pemurnian etanol dengan
metode destilasi
Analisis Hasil
Pengolahan Data
Pembuatan Laporan
Seminar Laporan
Penggandaan Laporan

21

Bulan ke
2
3
4

DAFTAR PUSTAKA
Jonathan Sergio,dan Hartal Dwikurniawan,2006, PEMBUATAN ETANOL
ABSOLUT
DENGAN
DISTILASI
DAN
ADSORBSI
MENGGUNAKAN
MOLECULAR
SIEVE
3A,http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17225Presentation-pdf.pdf.Diakses pada tanggal 2 mei 2013.
Dewi dkk,2012, PEMURNIAN BIOETANOL MENGGUNAKAN PROSES
ADSORBSI DAN DISTILASI ADSORBSI DENGAN ADSORBENT
ZEOLIT, http://eprints.undip.ac.id/36850.Diakses pada tanggal
29 april 2013.
Wahyu Raditya Ardi,2009, PEMURNIAN ETANOL DARI FERMENTASI
TAPE UBI KAYU(Manihot utilissima) (KAJIAN SUHU DAN LAMA
WAKTU DESTILASI), http://elibrary.ub.ac.id/bitstream.Diakses pada
tanggal 28 april 2013.
Shinnosuke Onuki dkk,2008, Ethanol production, purification, and analysis
techniques: a review
http://lib.dr.iastate.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1070&context=abe_eng_conf
&sei- .Diakses pada tanggal 3 mei 2013.
Orchidea Rahmaniah,Andi Krisnanta,2009, Acid Hydrolysis Pretreatment
of
Bagasse-Lignocellulosic
Material
http://www.docstoc.com/docs/27565855/Acid-HydrolysisPretreatment-of-Bagasse-Lignocellulosic-Material.Diakses
pada
tanggal 3 mei 2013.
Agus Krisno,2012, PEMANFAATAN SACCHAROMYCES CEREVISIAE
DALAM
INDUSTRI ALKOHOL,
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/01/pemanfaatansaccharomyces-cerevisiae-dalam-industri-alkohol/.Diakses pada tanggal
5 mei 2013.
Rendra Bayu,2013,Co-Production of Bioethanol,
http://majarimagazine.com/2008/02/co-production-of-bioethanol-withothers-biofuels/.Diakses pada tanggal 28 april 2013.

Lutfi setiyono,2009, -Penerapan Konsep Biorefinery pada Bahan Beselulosa,


http://lutfis07.alumni.ipb.ac.id/zh/category/lingkungan/.Diakses
pada
tanggal 4 mei 2013.
Anonim,2009,Biogas.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1
9307/4/Chapter%20II.pdf. Diakses pada tanggal 1 mei 2013.
Dimas Rahadian,2011,Bioethanol dari bahan lignosellulosa:tantangan
menuju komersialisasi,
http://rahadiandimas.staff.uns.ac.id/?p=763. Diakses pada tanggal
3 mei 2013.

CURRICULUM VITAE
Nama lengkap
Tempat/Tanggal lahir
Jenis Kelamin
NIP
Pangkat/Gol
Jabatan fungsional
Posisi
Jurusan
Instansi
Alamat Kantor

Alamat Rumah

: Yuniar, S.T., M.Si.


: Palembang, 21 Juni 1973
: Perempuan
: 197306211999032001
: Penata Tk.1/ III.d
: Lektor
: Dosen Pembimbing
: Teknik Kimia
: Politeknik Negeri Sriwijaya
: Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918
Email : info@polisriwijaya.ac.id
: Jl. Seduduk Putih No.02 Rt. 21 Kelurahan 8 Ilir
Palembang 30163
Telp. 0711-812026 Hp. 081532847173
Email : yuniar@polsri.ac.id

Riwayat Pendidikan :
No.
Perguruan Tinggi
1.
S1 Universitas Sriwijaya
2.
S2 Institut Pertanian Bogor

Tempat
Palembang
Bogor

Tahun
1997
2006

Bidang studi
Teknik Kimia
Teknologi Pangan

Riwayat Penelitian :
No.
Judul
1.
Pengolahan air payau menjadi sumber air bersih
menggunakan lempung sebagai koagulan
2.
Proses fermentasi limbah padat nenas secara simultan pada
pembuatan asam asetat
3.
Prototipe alat pengolah air sumur untuk menghilangkan
kandungan zat besi dan mangan dengan media mangan
zeolit dan karbon aktif
4.
Pengaruh Hidroksipropilasi Pati Garut (Maranta
arundinacea L) dan Jenis Pemlastis terhadap Karakteristik
Film Edibel
5.
Pengaruh Pati Ubi Kayu Termodifikasi melalui Reaksi
Ikatan Silang terhadap Sifat Mekanik dan Permeabilitas
Film Edibel

Tahun
2001
2002
2003

2006

2008

Demikianlah curriculum vitae ini dibuat dengan sebenarnya


Palembang, Oktober 2013

Yuniar, S.T., M.Si


NIP 197306211999032001

CURRICULUM VITAE

Nama lengkap

: Jaka Oktasanova

Tempat/Tanggal lahir : Palembang, 28 Oktober 1992


Jenis Kelamin

: Laki-laki

NIM

: 0611 3040 0299

Posisi

: Ketua Peneliti

Jurusan

: Teknik Kimia

Instansi

: Politeknik Negeri Sriwijaya

Alamat Instansi

: Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918
Email : info@polisriwijaya.ac.id

Alamat Rumah

: jln. KHA. Azhari no. 1000 Rt/ Rw : 15/ 04 Kel 3-4 ulu
Kecamatan S.U. 1 Palembang.
Email : jakaoktasanovajaka@rocketmail.com

Riwayat Pendidikan :
No.

Tingkat Pendidikan

Tempat

Tahun

Bidang studi

1.

SD.Muhammadiyah 2

Palembang

2005

2.

SMP.Negeri 2

Palembang

2008

3.

SMA.Negeri 2

Palembang

2011

IPA

4.

PoliteknikNegeri Sriwijaya

Palembang

Sekarang

Teknik Kimia

Demikianlah curriculum vitae ini dibuat dengan sebenarnya

Palembang, Oktober 2013

Jaka Oktasanova
0611 3040 0299

CURRICULUM VITAE

Nama lengkap

: Indah Dwi Astuti

Tempat/Tanggal lahir : Palembang, 22 September 1993


Jenis Kelamin

: Perempuan

NIM

: 0612 3040 0278

Posisi

: Anggota Peneliti

Jurusan

: Teknik Kimia

Instansi

: Politeknik Negeri Sriwijaya

Alamat Instansi

: Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918
Email : info@polisriwijaya.ac.id

Alamat Rumah

: jln. Teratai 1 lrg. Pipa reja no. 100 Rt/Rw : 025/ 006 kel :8
ilir kec: ilir timur II Palembang
Email : indahnya_22@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan :
No.

Tingkat Pendidikan

Tempat

Tahun

Bidang studi

1.

SD Negeri 48

Palembang

2005

2.

SMP Negeri 17

Palembang

2008

3.

SMA Aisyiyah 1

Palembang

2011

IPA

4.

PoliteknikNegeri Sriwijaya

Palembang

Sekarang

Teknik Kimia

Demikianlah curriculum vitae ini dibuat dengan sebenarnya

Palembang, Oktober 2013

Indah Dwi Astuti


0612 3040 0278

CURRICULUM VITAE

Nama lengkap

: Kiki Indri Nastiti

Tempat/Tanggal lahir : Palembang, 03 Juni 1992


Jenis Kelamin

: Perempuan

NIM

: 0611 3040 0301

Posisi

: Anggota Peneliti

Jurusan

: Teknik Kimia

Instansi

: Politeknik Negeri Sriwijaya

Alamat Instansi

: Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918
Email : info@polisriwijaya.ac.id

Alamat Rumah

: jln. Pangeran Ayin lrg. Malakaras Rt/ Rw : 01/ 02 no. 74


Sako Perumnas
Email : kikiindri38@yahoo.com

Riwayat Pendidikan :
No.

Tingkat Pendidikan

Tempat

Tahun

Bidang studi

1.

SD Negeri 156

Palembang

2004

2.

SMP.Negeri 8

Palembang

2007

3.

SMA.Negeri 5

Palembang

2010

IPA

4.

PoliteknikNegeri Sriwijaya

Palembang

Sekarang

Teknik Kimia

Demikianlah curriculum vitae ini dibuat dengan sebenarnya

Palembang, Oktober 2013

Kiki Indri Nastiti


0611 3040 0301

Lampiran 2.3 Fornulir Desk Evaluasi PKM-P


Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pokok
Pembuatan Bioetanol Dengan Proses Fermentasi
Bidang Kegiatan
: Pkm-P
Ketua Pelaksana
: Jaka Oktasanova
Nim
: 061130400299
Jumlah Anggota
: 2 Orang
Anggota 1
: Indah Dwi Astuti
Anggota 2
: Kiki Indri Nastiti
Dosen Pembimbing
: Yuniar, S.T., M.T
Perguruan Tinggi
: Politeknik Negeri Sriwijaya
Fakultas/Program Studi
: Teknik Kimia
Alamat Surel (Email)
: Jakaoktasanovajaka@Rocketmail.Com
Usulan Biaya Kegiatan
: Rp. 9.903.975,00
Persetujuan Biaya Kegiatan
: Rp.
Bobot
Nilai
No
Kriteria
Skor
(%)
(bobot x skor)
Kreativitas
1
Gagasan (Orisinalitas, Unik Dan Bermanfaat)
15
Perumusan Masalah (Fokus Dan Atraktif)
15
Tinjauan Pustaka
10
2
20
Kesesuaian Metode Penelitian
Potensi Program
Kontribusi Pengembangan Ilmu Dan Teknologi
15
3
Potensi Publikasi Artikel Ilmiah/ HKI
10
Potensi Komersial
5
Penjadwalan Kegiatan Personalia
4
Lengkap, Jelas, Waktu Dan Personalianya
Sesuai
5
Penyusunan Anggaran Biaya
5
Lengkap, Rinci, Wajar Dan Jelas Peruntukannya
5
Total
100
Keterangan :
Skor : 1, 2, 3, 5, 6, 7 (1 = Buruk; 2 = Sangat kurang; 3 =Kurang;
5 = Cukup; 6 =Baik; 7 = Sangat baik); Nilai = Bobot x Skor
Komentar Penilai
...........................................................................................................................................
..................................................................................................................................
Palembang, 05 November 2013
Penilai,
Tanda tangan
Judul Kegiatan

( Nama Lengkap )

Lampiran 2.4 Formulir Penilaian Money PKM-P


Perguruan Tinggi
: Politeknik Negeri Sriwijaya
Fakultas/ Program Studi
: Teknik Kimia
Ketua Pelaksana
: Jaka Oktasanova
Jumlah Anggota
: 2orang
Judul Program
: Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan
Pokok Pembuatan Bioetanol Dengan Proses
Fermentasi
Biaya Peksanaan
: Rp. 9.903.975,00
Bobot
Nilai
No
Item Penilaian
Skor
(%)
(Bobot x Skor)
Target Luaran
1
Kesesuain Luaran Dan Permintaan
Pasar
10
Metode
2
Keberhasilan Metode
10
Ketercapaian Taeget Luaran
3
Kesesuaian Dengan Logbook Dan
IKJP
20
Kesesuaian Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan, Bahan Dan Alat
4
Serta Metode Yang Digunakan
Personalia, Biaya
10
Kekompakan Tim Pelakasana
5
Kerjasama, Pembagian Tugas
10
Peranan Pembimbing
6
Mengoreksi Usulan, Memantau
Pelaksanaan, Melayani Konsultasi
15
Potensi Khusus
7
Peluang Paten, Peluang Komersial
25
Total
100
Keterangan : Skor : 1, 2, 3, 5, 6, 7 (1 = Buruk; 2 = Sangat kurang; 3 = Kurang;
5 = Cukup; 6 =Baik; 7 = Sangat baik); Nilai = Bobot x Skor
Komentar Penilai
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
........................................................................................................................
Palembang, 05 November 2013
Penilai,
Tanda tangan

( Nama Lengkap )

Anda mungkin juga menyukai