Anda di halaman 1dari 4

Nama : Damar Satrio Yudanto

Kelas : XI IPS 2

TUGAS BAHASA INDONESIA


BIOGRAFI TOKOH
TANTOWI YAHYA

Tantowi lahir dan tumbuh di Dusun Indra Laya, Kabupaten Ogan


Komering Ilir Palembang. Ayahnya H.M. Yahya Matusin, seorang kyai yang
berprofesi sebagai pedagang kacamata danibunya Hj. Komariah Yahya, seorang
tokoh partai PPP di Palembang, mendidiknya dengan baik. Oleh karena itu, meski
tinggal jauh dari kota, pria kelahiran 29 Oktober 1960 ini sudah menyimpan citacita ingin menjadi orang sukses. Selepas tamat STM pada tahun 1979, pria yang
menjalani pendidikan dasar hingga lanjutan atas di kampung halamannya ini
berangkat ke Pulau Jawa, persisnya ke kota pelajarYogyakarta. Namun niatnya
untuk kuliah terganjal ijazah STM-nya. Saat itu, lulusan STM tidak diperbolehkan
melanjutkan kuliah ke universitas karena dipersiapkan untuk langsung
bekerja.Ditolak di universitas, tidak membuat niat Tantowi untuk kuliah berhenti.
Ia kemudian mengambil program D-1 di Akademi Pariwisata Indonesia. Setelah
mengantongi ijazah diploma satu pada tahun 1982, ia kemudian hijrah ke Jakarta
dan bekerja di Hotel Borobudur sebagai resepsionis.

Dalam perjalanannya, Tantowi sering berpindah-pindah pekerjaan karena


ia merasa tidak ada tantangan di tempatnya bekerja. Selain di Hotel Borobudur, ia
pernah bekerja di Hotel Hilton. Hingga suatu ketika pada tahun 1987, Wakil
Direktur PT BASF Indonesia menawarkan pekerjaan padanya. Kesempatan itu
tidak ia sia-siakan. Sejak bekerja di BASF, Tantowi mulai mengenal dunia
hiburan. Di BASF, ia mengawali karirnya sebagai promotion officer. Dalam dua
tahun, ia sudah menempati posisi sebagai promotion manager, sebuah posisi yang
seharusnya diduduki lulusan S1 atau S2. Setelah tujuh tahun bekerja di
perusahaan pita rekaman tersebut, pada tahun 1994, Tantowi keluar dari BASF
dan kebetulan bersamaan dengan itu, produksi pita kaset di BASF ditutup seiring
dengan munculnya teknologi baru berupa disc.

Tantowi kemudian mendirikan PT Ciptadaya Prestasi yang sering disebut


dengan akronim Ceepee (baca: Cipi) perusahaan yang bergerak di bidang
rekaman, production house, artist management, promotion, dan event organizer.
Beberapa artis yang berada di bawah bendera Ceepee adalah Lusi Rachmawati,
Sherina, Molukas, dan Tantowi sendiri. Ceepee juga pernah merancang acara
BASF Award 1992-1994, Miss Indonesia Paegeant 1994 sampai 1996, 60 Tahun
Unilever Indonesia, Citra Pariwara 1994-1995, We Are Indonesia Concert Istana
Bogor 1999, dan acara Panasonic Awards.

Nama Tantowi mulai dikenal masyarakat saat membawakan acara kuis


Gita Remaja di stasiun TVRI pada tahun 1989. Selama lima tahun membawakan
acara kuis itu, ia banyak menerima tawaran menjadi MC (master of ceremony)
untuk berbagai acara. Popularitasnya semakin berkibar tatkala ia membawakan

kuis bertaraf internasional "Who Wants to Be a Millionaire" yang ditayangkan di


RCTI pada tahun 2001 hingga 2006. Ia juga pernah menjadi presenter acara "Are
You Smarter Than a 5th Grader?" dan pemandu acara musik country di stasiun
MetroTV. Kerja kerasnya di dunia presenter dihadiahi penghargaan The Most
Favourite Television Quiz Host dalam ajang Panasonic Awards tahun 2003, 2004,
dan 2005.

Selain menjadi pembawa acara, suami dari Dewi Handayani ini juga
menjadi penyanyi musik country. Pada tahun 2000, pemimpin komunitas pecinta
musik country seluruh Indonesia (ICMC) ini mengeluarkan album perdananya
yang laku hingga menembus 300.000 kopi. Dalam album yang diberi judul
Country Breeze ini, ia menyanyikan lagu andalannya Hidupku Sunyi, Aryati, dan
Tangan Tak Sampai. Ia juga menyanyikan tiga lagu bersama adiknya Helmy
Yahya yang dijuluki Raja Kuis Indonesia. Sederet penghargaan di dunia musik
kemudian ia raih, antara lain penghargaan sebagai penyanyi Country & Balada
Terbaik versi AMI-Sharp Awards 2001 dan Best Traditional Album Singer dalam
AMI-Samsung Awards pada tahun 2004.

Sebagai figur publik yang dikenal suka membaca, ia kemudian didaulat


menjadi Duta Baca Indonesia (DBI) oleh Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia (PNRI) pada tahun 2006. Dengan penyematan gelar tersebut, Ketua
Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Amerika (PPIA) masa bakti 2004-2006 ini
bertugas meningkatkan kesadaran membaca masyarakat Indonesia dalam
mewujudkan bangsa yang cerdas dengan melakukan kegiatan kampanye di
bebagai media, baik cetak maupun elektronik. Terpilihnya Tantowi sebagai Duta
Baca Indonesia tidaklah salah. Sedari kecil, ia sudah dididik untuk suka membaca.
Tantowi sudah biasa melahap dua harian koran nasional Pelita dan Merdeka yang
dibeli ibunya.
Itulah sebabnya, dalam menjalankan tugasnya sebagai Duta Baca
Indonesia itu, ia selalu menuturkan pengalamannya bahwa kesuksesannya itu
adalah berkat dorongan ibunya. Di dalam misinya menghimbau masyarakat untuk
meningkatkan minat membaca, ia membuat semboyan "Ibuku Sebagai
Perpustakaan Pertamaku". Menurutnya, peranan keluarga sangat penting untuk
meningkatkan minat baca masyarakat. Orangtua harus dapat menyediakan
kebutuhan bahan bacaan bagi anaknya. Dan figur ibu menurutnya, harus bisa
memberikan teladan membaca di lingkungan keluarganya.

Tidak hanya memotivasi masyarakat untuk meningkatkan minat baca, ia


juga ingin berbagi pengalaman kepada orang lain. Untuk itu, pada tahun 2006, ia
mendirikan Tantowi Yahya Public Speaking School (TYPSS). Sebuah sekolah
yang mengajarkan bagaimana menjadi pembicara yang baik di depan publik. Ia
meyakini, sebesar apapun gagasan atau ide, apabila tidak disampaikan secara baik
hanya akan jadi bayanganSetelah sukses di dunia hiburan sejak tahun, berkiprah
sebagai politisi Senayan. Pada Pemilu 2009, ia terpilih menjadi angota DPR RI
(2009-2014) mewakil Partai Golkar dari daerah pemilihan Kabupaten Ogan
Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan. Sebagai anggota dewan, ia duduk di
Komisi I yang salah satunya menangani bidang pertahanan dan keamanan

Anda mungkin juga menyukai