BAB VII - Analisis & Perencanaan Terhadap Lentur, Metode Ultimit - Ria Catur Y (UMB)
BAB VII - Analisis & Perencanaan Terhadap Lentur, Metode Ultimit - Ria Catur Y (UMB)
VII.1. UMUM
Analisis dan perencanaan terhadap dengan menggunakan metoda ultimit
merupakan metoda yang perhitungannya berdasarkan kekuatan dengan
membatasi response (reaksi) balok terhadap beban ultimit (1 DL + 2 LL)
dengan titik ultimate.
Sistem prategang memiliki keuntungan pada kondisi layan, dimana defleksi dan
retak dapat dikendalikan, yang sering disebut sebagai kondisi batas layan
(serviceablity). Akan tetapi, desain prategang juga harus memenuhi kondisi batas
ultimit (safety), dimana :
Mn Mu, disepanjang balok
Selain itu, batas daktalitas juga harus dipenuhi, yaitu :
P
Mu 1.2 S f t Pe ,
A
yang merupakan momen retak yang dihitung berdasarkan kuat tarik penuh
penampang.
dimana : ft
: Tegangan tarik
C 0.85 f c' a b
Tp
0.85 f c' b
Jadi, M n T p d p
2
0.85 f c' a b
A ps
p
f ps f pu 1
1
f pu
f c'
d
'
dp
f pu
'
c
d
' harus diambil tidak kurang dari 0,17 dan d tidak
dp
f ps f pse 70
f c'
100 p
Tetapi nilai fps tidak boleh diambil lebih besar dari fpy atau (fpse + 400)
f ps f pse 70
f c'
300 p
Tetapi nilai fps tidak boleh lebih besar dari fpy atau (fpse + 200)
dimana :
fpu : Tegangan tarik ultimit tendon prategang (MPa)
fpse : Tegangan efektif tendon prategang (MPa)
p : Faktor yang memperhitungkan tipe tendon prategang
p = 0,55, fpy/fpu tidak kurang dari 0,80
p = 0,40, fpy/fpu tidak kurang dari 0,85
p = 0,28, fpy/fpu tidak kurang dari 0,90
d : Jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan tekan (mm)
fpy : Tegangan leleh tendon prategang (MPa)
VII.3.
KUAT
LENTUR
ULTIMIT
(DENGAN
TULANGAN
BAJA
NON
PRATEGANG)
Gaya tekan C mengimbangi gaya tarik yang disediakan tendon dan tulangan non
prategang adalah :
C = Aps fpy + As fsy
Sehingga
Mn = Tp dp + Ts ds C a/2
Secara umum, konsep blok tegangan pada penampang dalam kondisi lentur
ultimate seperti ditunjukkan pada Gambar VII.8.
Cs
Cc
pi
Tp
Ts
h
h
h a
h
C s' d ' Ts d T p d p
2
2
2 2
2
M n C c'
M n Ts d T p d p
2
2
Keterangan :
a
M n Tp d p
2
Prosentase prategang :
Tp d p
2
p
100%
a
a
T p d p Ts d
2
2
Jadi :
M n A ps f py d p 0.15 d p As f sy d s 0.15 d s
M n A ps f py d p 0.15 d p As f sy 0.85 d s
Tetapi M n
Mu
Mu
A ps f py d p 0.15 d s
; kemudian cek kuat ultimit penampang
As
f sy 0.85 d s
VII.4. BATASAN TULANGAN PADA KOMPONEN STRUKTUR LENTUR
Rasio baja tulangan prategang dan baja tulangan non prategang yang
digunakan untuk perhitungan kuat momen suatu komponen struktur haruslah
sedemikian sehingga :
d
'
p atau p
dp
w w'
pw
dp
0.36 1
dimana :
p f ps
f
'
c
; p
A ps
b dp
d : Jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan tarik non prategang (mm)
dp : Jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan prategang (tendon) (mm)
fy
'
'
c
' f y
f c'
As
bd
As'
; '
bd
Apabila rasio tulangan yang ada melampui nilai yang ditentukan di atas, maka
kuat momen rencana tidak boleh melampui kuat momen yang dihitung
berdasarkan bagian tekan dari momen kopel, yaitu :
M n 0.85 f c' a b d p
2
M n 1.2 M cr
Aturan ini dapat diabaikan untuk pelat dua arah pasca tarik tanpa lekatan atau
komponen struktur lentur dengan kuat geser ( Vn) dan lentur ( Mn), masingmasing paling sedikit dua kali Vu dan Mu
f c' 36 MPa
f ci' 0,75 f c' 27 MPa
Eps = 1,974 E+05 MPa
Ec = 4700
Panjang bentang, L = 14 m
Berat sendiri = 24 kN/m3
Beban wajib (mati) = 0,4 kN/m
Beban hidup = 8 kN/m
Syarat-syarat tegangan :
Awal : Tarik
1
4
Akhir : Tarik
1
4
Ditanyakan :
Jika beban imbang 70% dan gaya tendon diambil 60% dari kuat ultimitnya,
berapa besar momen nominal yang terjadi?
Penyelesaian :
Luas Ai (mm2)
I
II
III
cI
Ai ci
107,143 mm
Ac
ca
800
c I 292,857 mm
2
cb
800
c I 507,143 mm
2
c II c a
Lengan ke tengah-
Ai x ci
tengah I (mm)
0
(800/2)-(200/2) = 300
(800/2)-200-(150/3)=150
(mm3)
0
28500000
3375000
31875000
200
192,857 mm
2
c III c a 200
150
42,857 mm
3
e = cb 80 = 427,143 mm
Ac
24 7,14 kN/m
10 6
Beban mati = 7,14 + 0,4 = 7,54 kN/m
70
x 11,54 8,078 kN/m
100
60
x 100 60 kN
100
463,337
7,722 8 buah (selalu dibulatkan
60
ke atas)
f pse
f pu
463,337 x 10 3
8x
x x 12,5
100 x 10 3
1
x x 12,5
471,95 MPa
814,873 MPa
Check : fpse 0,5 fpu 471,95 MPa 0,5 x 814,873 = 407,44 MPa . ok
Daerah tekan diasumsikan berada di daerah flens
A ps
b x dp
8 x 14 x x 12,5
1,948 x 10 3
700 x 800 80
2
p
f ps f pu 1
1
f pu
f c'
d
'
dp
p
f pu
f ps f pu 1 p '
1
f c
0,4
814,873
f ps 814,873 1
x 1,948 x10 3 x
0,802
36
f ps 796,954 MPa
Check Daktalitas :
p x f ps
f c'
1,948 x 10 3 x 796,954
0,043
36
p 0,36 x 1 0,289
C c 0,85 x f c' x b x a
C c 0,85 x 36 x 7400 x a
C c 21420 a
T ps A ps x f ps
T ps 8 x
x x 12,5
x 796,954 782407,297 N
C c T ps a 36,527 mm 200 mm
M n T ps x d p
2
36,527
M n 782407,297 x 720
x Mn Mu
0,8 x 549,044 = 439,235 kNm > 378,476 kNm
Contoh soal VII.2.
Diketahui :
Balok pratarik fc = 36 MPa
Prategang awal : 1000 MPa
Kehilangan tegangan : 20 %
Aps = 1000 mm2
fpu = 1400 MPa
p = 0,4
Tulangan deform 2D25 (As = 981,8 mm2)
Mutu baja : fy = 350 MPa
Bentang balok = 20 m (Perletakan sendi-rol)
Pertanyaan :
a. Bila bekerja beban hidup = 4 kN/m, periksalah momen kapasitas balok
tersebut!
b. Pada kondisi batas (ultimit), berapa beban hidup maksimum yang dapat
dipikul balok tersebut!
Penyelesaian :
d = dp = 800 80 = 720 mm
fpse = (1 - 20%) x 1000 = 800 MPa > 0,5 fpu = 0,5 x 1400 = 700 MPa .... ok!
Daerah tekan diasumsikan pada daerah flens
A ps
b x dp
1000
1,736 x 10 3
800 x 720
As
981,8
1,705 x 10 3
bxd
800 x 720
x fy
f c'
1,705 x 10 3 x 350
1,657 x 10 3
36
p
f ps f pu 1
1
f pu
'
c
d
'
dp
0,4
1400 720
3
f ps 1400 x 1
1,657 x 10 3 0
1,734 x 10 x
0,802
36
720
Check daktalitas :
p
p
p x f ps
f c'
1,736 x 10 3 x 1341,29
0,065
36
d
' 0,065 720 1,657 x10 3 0 =0,081
dp
720
C c 0,85 x f c' x b x a
C c 0,85 x 36 x 800 x a
C c 24480 a
T ps A ps x f ps
a
a
M n T ps x d p Ts x d
2
2
68,828
68,828
M n 1341290 x 720
343630 x 720
2
2
bs Ac x beton
340000
x 24 8,16 kN/m
10 6
qh = 4 kN/m
qu = 1,2 DL + 1,6 LL
qu = (1,2 x 8,16) + (1,6 x 4)
qu = 16,192 kN/m
Mu = 1/8 qu L2 = 1/8 x 16,192 x 202 = 809,6 kNm
Check : Mn = 0,8 x 1155,157
= 924,126 kNm > Mu = 809,6 kNm
b. Beban hidup maksimum
Mn = 1/8 qu L2
924,126 = 1/8 x qu x 202
qu = 18,483 kN/m
qu = 1,2 DL + 1,6 LL
18,483 = (1,2 x 8,16) + (1,6 x qh)
qh max = 5,432 kN/m