Migas
Migas
pada tanggal 11 Agustus 2010, ajungan Pertamina Hulu Energi 40 WMO ditabrak oleh kapal
barang milik PT. SAMUDRA INDONESIA, sehingga posisi anjungan Pertamina Hulu Energi
40 ini hingga 17,5 derajat. Hal tersebut menyebabkan turunya produksi migas pada anjungan
ini yang awalnya mampu memproduksi minyak sebesar 9.500 barel per hari dan 338 juta kaki
kubik gas per hari. Sekarang hanya 1600 barel per hari dan gas sekitar 15 juta kaki kubik per
hari. Selain itu banyak lagi kasus-kasus yang membuat banyak kerugian bagi negara seperti
kasus kebocoran kilang migas di beberapa perusahaan minyak dan proses pengelolaan
lapangan minyak itu sendiri yang masih butuh perhatian khusus. Bahkan hal yang paling
mendasar yang masih sering jadi permasalahan adalah bagaimana penawaran lapangan migas
dengan kondisi kurang proseptif yang masih sangat kurang baik pelaksanaannya. Dimana
hingga saat ini tentunya hanya lapangan migas yang prosektif yang terus ditawarkan kepada
pihak asing sedangkan lapangan migas yang yang kurang prosektif sering terbengkalai.
Semua hal-hal tersebut harapannya dapat berporos pada satu tujuan yaitu agar dapat
meningkatkan baik pelaksanaan teknis serta seluruh perangkat-perangkat kegiatan migas di
Indonesia.