tekan kuadran kanan atas, nyeri ketok CVA, dan bising usus melemah
Pemeriksaan lab: Lekosit tinggi, lekosit penuh, RBC dalam darah
Pemeriksaan penunjang imaging: USG hidronefrosis grade II ginjal kanan, BNO-IVP
bayangan radioopak 1x0,5 cm L5 kanan, hidroureter sampai 1/3 proksimal kanan
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dapat didirikan
diagnosis bahwa Tn. Dadang mengalami kolik ureter karena adanya batu dalam saluran
kemih kanan disertai dengan hidronefrosis grade II renal kanan dan urosepsis.
Diagnosis banding yang ada adalah:
Gejala
Nyeri CVA
Penjalaran
Ureterolitiasis
Nefrolitiasis
+
+
Ke
abdominal Daerah flank
nyeri
bawah
Hematuria
Demam
pangkal paha
+
+/-
ISK
+
-
Tumor Ureter
-
+/+
+
-
dan
+
+/-
Analisis
anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan laboratorium:
Serabut-serabut
saraf afferen
Regangan menyebabkan serabut aferen C pda otot polos relatif lebih mudah
terstimulasi oleh penurunan pH jaringan. Hal ini menyebabkan timbulnya rasa nyeri
yang ditransmisikan oleh serabut eferen organ-organ viscera ke cornu posterior,
dalam kasus ini setinggi T12-L2. Karena pada titik yang sama inervasi dari medulla
spinalis juga menginervasi kulit, maka terjadi sebuah hubungan pendek antara
serabut eferen organ viscera dan sistem somatosensorik. Hal ini menyebabkan otak
menafsirkan bahwa nyeri yang terjadi berasal dari somatosensorik, sehingga nyeri
ditafsirkan sesuai lokasinya pada kulit. Karena lokasi inervasi sistem viscera dan
somatosensorik berbeda, hal ini menyebabkan terjadi nyeri yang sesuai ketinggian
organ viscera, tetapi setinggi dermatom, sehingga nyeri dirasakan sesuai dermatom
T12-L2, setinggi umbilicus sampai inguinalis.
Demam
Obstruksi Statis Urine Perkembangan berbagai mikroorganisme ISK
pelepasan pirogen (endogen/eksogen) merangsang endotelium hipotalamus untuk
kolik ini.
BAK berwarna merah
BAK merah menunjukkan adanya trauma ureter akibat batu. Trauma terjadi saat batu
tersangkut pada salah satu dari tiga titik di mana batu paling sering mengalami
gangguan dalam perjalanan turun: pelvicorureteric junction, persilangan ureter dan
arteria iliaca communis, atau vesicoureteric junction. Trauma yang terjadi
menyebabkan perdarahan, yang kemudian dikeluarkan melalui urin. Dalam hal ini,
gambaran eritrosit yang diharapkan bisa didapat adalah gambaran eritrosit penuh,
Untuk menegakkan diagnosis suatu urosepsis harus dibuktikan bahwa bakteri yang
beredar didalam darah (kultur darah) sama dengan bakteri yang ada dalam urin (kutur
urin). Karena diduga pasien mengalami infeksi dan juga berada di saluran kemih
maka dapat dikatakan urosepsis meski temuan bakteri belum didapatkan
Batu terbentuk saat terjadi presipitasi garam dari urin. Presipitasi terjadi karena
adanya perubahan konsentrasi zat terlarut pada filtrat ginjal dan adanya inti presipitat.
Inti bisa terbentuk dari kristal yang pertama kali terbentuk dan menarik presipitat lain,
atau adanya kerusakan pada epitel tubuli akibat cedera yang terjadi. Setelah terbentuk
inti batu yang menetap pada suatu lokasi di ginjal, perkembangan batu terus terjadi
akibat deposisi kristal-kristal lain, mendorong pembentukan batu. Faktor yang
mengeluarkan batu < 6mm). Durasi terapi yang diteliti adalah 1 bulan. Pada batu yang
lebih besar, terapi yang bisa dipilih adalah ureteroskopi (URS) atau SWL
(extracorporeal shockwave lithotripsy). Ureteroskopi cenderung meningkatkan
keberhasilan pengeluaran batu yang lebih besar, tetapi memiliki risiko komplikasi
yang lebih tinggi.
Tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah:
Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter per
hari
Diet rendah zat/komponen pembentuk batu
1. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan
menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
2. Rendah oksalat, rendah garam karena natiuresis akan memacu timbulnya
hiperkalsiuria, rendah purin, rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada