Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA


PADA MASA INDONESIA MOLEK DAN ALIRAN EKSPRESIONIS
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Seni Rupa yang
dibina oleh Ibu Soekma Yeni Astuti, S.Sn, M.Sn

Oleh:
Kelompok 06/ Kelas C
Dita Putri Aviska Sari

(140210204074)

Wilda Ayu Hajar Octavia

(140210204075)

Gresita Ayu Arthawani

(140210204097)

Nabila Cahya Bulan

(140210204111)

Bagus Rizal Azmi

(140210204126)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami, dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Sejarah dan Perkembangan Seni Rupa pada Masa Indonesia Molek dan Aliran
Ekspresionis ini dengan tepat waktu. Dalam penyusunan makalah ini, kami
mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Soekma Yeni Astuti, S.Sn, M.Sn selaku dosen matakuliah Pendidikan
Seni Rupa yang telah memberikan penjelasan kepada kami terkait dengan
tugas.
2. Teman-teman yang telah memberi dukungan dan masukan.
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat, serta
pemahaman kepada pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi perbaikan makalah ini dan penyusunan
makalah selanjutnya.

Jember, 28 November 2016

Penyusun

Daftar Isi
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
2

DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mooi Indie dan Perkembangan Seni Rupa Pada Masa
Mooi Indie............................................................................................3
2.2 Penggerak Aliran Lukis di Masa Mooi Indie................................4
2.3 Pengertian dan Sejarah Munculnya Aliran Ekspresionis...............8
2.4 Contoh Karya Aliran Ekspresionis................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seni rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni yang
bentuknya terdiri atas unsur-unsur rupa, yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang
dan warna. Unsur-unsur rupa tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah pola
tertentu. Bentuk karya seni rupa merupakan keseluruhan unsur-unsur rupa yang
tersusun dalam sebuah struktur atau komposisi yang bermakna. Unsur-unsur rupa
tersebut bukan sekedar kumpulan atau akumulasi bagian-bagian yang tidak
bermakna, akan tetapi dibuat sesuai dengan prinsip tertentu. Makna bentuk
karya seni rupa tidak ditentukan oleh banyak atau sedikitnya unsur-unsur yang
membentuknya, tetapi dari sifat struktur itu sendiri. Dengan kata lain kualitas
keseluruhan

sebuah

karya

seni

lebih

penting

dari

jumlah

bagian-

bagiannya.Karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua, yaitu: karya seni rupa dua
dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Karya seni rupa dua dimensi adalah
karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang
hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja. Contoh: seni lukis, seni grafis,
seni ilustrasi, relief dan sebagainya. Karya seni rupa tiga dimensi adalah
karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang
memiliki volume dan menempati ruang. Contoh: seni patung, seni kriya, seni
keramik, seni arsitektur dan berbagai desain produk.
Seni Rupa jika dilihat dari segi fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu seni murni (fine art) dan seni pakai/terapan (applied art). Seni murni adalah
karya seni rupa yang dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan artistik.
Orang mencipta karya seni murni umumnya berfungsi sebagai sarana untuk
mengekspresikan cita rasa estetik. Kebebasan berekspresi dalam seni murni sangat
diutamakan. Yang tergolong dalam seni murni, yaitu: seni lukis, seni patung, seni
grafis dan sebagian seni kerajinan. Seni Terapan atau seni pakai (applied art)

adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis. Contoh:
seni terapan, yaitu: arsitektur, poster, keramik, baju, sepatu, dan lain-lain. Dalam
pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan lebih diutamakan daripada faktor
keindahan atau artistiknya. Membuat karya seni terapan tampak lebih sulit
dibandingkan karya seni murni. Hal itu mungkin karena membuat karya seni
murni terasa lebih bebas dibanding membuat karya seni terapan karena tidak
memperhitungkan fungsi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah perkembangan Seni Rupa pada masa Indonesia
Molek?
2. Bagaimanakah aliran Ekspresionis dalam Seni Rupa?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Seni Rupa pada masa Indonesia
Molek.
2. Untuk mengetahui aliran Ekspresionis dalam Seni Rupa.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mooi Indie dan Perkembangan Seni Rupa Pada Masa Mooi
Indie
Pada mulanya istilah Mooi Indie pernah dipakai untuk memberi judul
reproduksi sebelas lukisan pemandangan cat air Du Chattel yang diterbitkan
dalam bentuk portfolio di Amsterdam tahun 1930. Namun demikian istilah itu
menjadi popular di Hindia Belanda semenjak S. Sudjojono memakainya
untuk mengejek pelukis-pelukis pemandangan dalam tulisannya pada tahun
1939. Dia mengatakan bahwa lukisan-lukisan pemandangan yang serba
bagus, serba enak, romantis bagai di surga, tenang dan damai, tidak lain
hanya mengandung satu arti: Mooi Indie (Hindia Belanda yang Indah).
Berawal dari para pelukis yang karena kelahiran dan tempat tinggalnya di
Indonesia (Hindia Belanda) menjadi para pelukis Indo Belanda atau biasa
disebut Indische Schilderer, serta ditambah para pelukis asing yang datang
dari berbagai negara Eropa. Sehingga ada proses asimilasi dan alkulturasi
yang kental yang mempengaruhi corak mooi indie.Lukisan-Iukisan Mooi
Indie dapat dikenali dari penampilan fisiknya. Bentuk atau subyek maternya
adalah pemandangan alam yang dihiasi gunung, sawah, pohon penuh bunga,
pantai atau telaga. Selain itu kecantikan dan eksotisme wanita-wanita
pribumi, baik dalam pose keseharian, sebagai penari, atau pun dalam keadaan
setengah busana. Laki-Iaki pribumi juga sering muncul sebagai obyek
lukisan, biasanya sebagai orang desa, penari atau bangsawan yang direkam
dalam setting suasana Hindia Belanda.
Menurut M. Agoes Burhan, warna yang dipakai untuk mengungkapkan
obyek-obyek itu kebanyakan cerah dan mengejar cahaya yang menyala.
Karakter garisnya lembut sebagaimana lukisan Du Chattel, sampai lincah dan
spontan seperti Isaac Israel, tetapi tidak ada yang sampai liar sebagaimana
goresan orang-orang ekspresionis. Mereka menempatkan obyek-obyek dalam
komposisi yang formal, seimbang, sehingga menghasilkan suasana tenang.
3

Konsekuensinya, komposisi yang mengarah pada struktur diagonal atau


bloking objek-objek dari sudut kanvas untuk menimbulkan suasana tegang
dan dramatis jarang dipakai. Ciri-ciri fisik yang demikian itu merupakan
manifestasi dari ide pelukisnya yang ingin merealisasikan impian untuk
melihat negeri Timur, yang bagi pelukis-pelukis Belanda merupakan dunia
dongeng sejak masa kanak-kanak mereka. Terdapat empat kelompok pelukis
dari aliran Indie Mooi ini yang mulai berkembang pada awal abad ke-20 ini,
yaitu: 1) Orang asing yang datang dari luar negeri yang jatuh cinta pada
keindahan negeri ini dan menemukan obyek-obyek yang cocok di tanah
Hindia. Misalnya F.J. du Chattel, Manus Bauer, Nieuwkamp, Isaac Israel, PAJ
Moojen, Carel Dake, Romualdo Locatelli (Itali), dll; 2) Orang-orang Belanda
kelahiran Hindia Belanda, misalnya Henry van Velthuijzen, Charles Sayers,
Ernest Dezen~e, Leonard Eland, Jan Frank, dll; 3) Orang pribumi yang
berbakat melukis dan mendapat ketrampilan dari dua kelompok di atas,
misalnya Raden Saleh, Mas Pirngadi, Abdullah Surisubroto, Wakidi, Basuki
Abdullah, Mas Soeryo Soebanto, Henk Ngantunk; 4) Orang-orang Cina yang
mulai muncul pada dasawarsa ketiga abad 20, khususnya Lee Man Fong, Oei
Tiang Oen dan Biau Tik Kwie. Pada umurnnya, dalam melakukan publikasi
karya-karyanya mereka mengadakan pameran selama di Jakarta bertempat di
Bataviasche Kuntkringgebouw, Theosofie Vereeniging, Kunstzaal Kolff &
Co, Hotel Des Indes, dll.

2.2 Penggerak Aliran Lukis di Masa Mooi Indie


1) A. J. PAYEN (Belgia 1792-1853)
Antoine A.J PAYEN ialah penggerak utama atau penghubung
antara koonial Belanda pada masa itu dengan Indonesia. Payen
sebutannya ialah pribumi yang dipercayai colonial Belanda saat itu untuk
bekerja pada Badan Penyelidik Pengetahuan dan Kesenian yang

dikepalai oleh C.G.C. Reinwardt. Saat itu payen bekerja bersama Bik
bersaudara (Theodorus Bik dan Adrianus Bik) dengan tugas resmi
melukis alam, kota, pemandangan, tumbuh-tumbuhan dan fauna untuk
kepentingan Natural Sciences Commission pada badan yang dipimpin
Reinwardt tersebut.Pertemuan pertamanya dengan muridnya Raden Saleh
di tempat tersebut mengembangkan minat gambar pribumi, secara khusus
Raden Saleh. Bersama Bik bersaudara dia mengajari Raden Saleh
menggambar. Setelah Inggris menyerahkan kembali Indonesia kepada
Belanda ditahun 1816, pemerintahan jajahan yang baru dari Nederland
tidak saja membawa penguasa-penguasa kolonial, tetapi juga beberapa
guru besar atau professor yang diantaranya adalah Reinwardt yang
dikuasakan

untuk

melakukan

penyelidikan-penyelidikan

tentang

Pengetahuan dan Kesenian, selain itu juga para pelukis yang


diantaranya adalah Payen sendiri yang menjadi pelukis pada Badan
Penyelidik Pengetahuan dan Kesenian tersebut. Para pelukis ini
ditugaskan melukis alam dan pemandangan di Indonesia.
2) RADEN SALEH (Semarang 1807-1880)
Raden Saleh Sjarif Boestaman (Semarang, 1807 Buitenzorg
(sekarang Bogor), 23 April1880) tercatat sebagai salah seorang pelukis
paling terkenal dari Indonesia. Kiprahnya di dunia Seni Rupa berawal
Sejak usia 10 tahun, ia diserahkan pamannya, Bupati Semarang, kepada
orang-orang Belanda atasannya di Batavia. Kegemaran menggambar
mulai menonjol sewaktu bersekolah di sekolah rakyat (Volks-School).
Keramahannya bergaul memudahkannya masuk ke lingkungan orang
Belanda

dan

lembaga-lembaga

elite

Hindia-Belanda.

Seorang

kenalannya, Prof. Caspar Reinwardt, pendiri Kebun Raya Bogor


sekaligus Direktur Pertanian, Kesenian, dan Ilmu Pengetahuan untuk
Jawa dan pulau sekitarnya, menilainya pantas mendapat ikatan dinas di
departemennya. Kebetulan di instansi itu ada pelukis keturunan Belgia,
A.A.J. Payen yang didatangkan dari Belanda untuk membuat lukisan
5

pemandangan di Pulau Jawa untuk hiasan kantor Departemen van


Kolonieen di Belanda. Payen tertarik pada bakat Raden Saleh dan
berinisiatif memberikan bimbingan. Karya yang paling menunjukan
kemolekannya salah satunya ialah Javanese Landscape, with Tigers
Listening to the Sound of a Traveling Group
3) ABDULLAH SURYOBROTO (1878-1941)
Pelukis R Abdullah Suriosubroto adalah putera Dr Wahidin
Sudirohusodo, perintis pergerakan nasional Budi Utomo. Tetapi
berlainan dengan ayahnya, Abdullah sama sekali tidak tertarik dengan
dunia

pergerakan,

dia

mengambil

jalan

hidup

berbeda.

Dia

berkesempatan belajar di negeri Belanda mengikuti tujuan ayahnya


supaya Abdullah menempuh studi kedokteran, tetapi sesuai kenyataannya
Abdullah malah belajar seni lukis di Den Haag.
4) WAKIDI (Palembang, 1889/18901979)
Wakidi (1889-1979) adalah pelukis berusia panjang. Wakidi yang
orang tuanya asal Semarang, namun dia sendiri lahir di Plaju, Sumatera
Selatan ini memilih untuk menetap di Sumatera Barat. Dia memperoleh
pendidikan di Kweekschool (Sekolah Pendidikan Guru) yang berdiri
sejak 1837 di Bukittinggi. Di sekolah inilah Wakidi mendalami pelajaran
menggambar dan melukis (1903).Mengingat kemampuan luar biasa yang
dimiliki Wakidi di usia mudanya, setamat disana, dia memperoleh
tawaran menjadi guru lukis dan menggambar untuk membina dan
mengasuh

anak-anak

pribumi

yang

menempuh

pendidikan

di

Kweekschool. Diantara murid Wakidi tercatat tokoh proklamator Bung


Hatta dan mantan Ketua MPRS Jenderal Besar Abdul Haris
Nasution.Tidak hanya di Kweekschool, beberapa tahun kemudian Wakidi
ditawari menjadi guru di INS Kayutanam, yang didirikan M. Syafei pada
tahun 1926. Di INS Wakidi ternyata juga disukai dan disenangi puluhan
bahkan ratusan murid dan pengikut-pengikutnya.Diantara muridmuridnya terdapat tokoh berkesinambungan yang berkiprah dalam peta
seni lukis nasional sepertiBaharuddin MS, Syamsul Bahar, Mara Karma,

Hasan Basri DT. Tumbijo, Nasjah Jamin, Montingo Busye, Zaini, Nashar,
Ipe Makruf, Alimin Tamin, Nuzurlis Koto, Arby Samah, Muslim Saleh,
Mukhtar Apin, AA Navis, Mukhtar Jaos, Osmania dan banyak lagi
hingga ke tokoh-tokoh muda saat ini.

Judul : Ngarai Sihanok


Karya : Agus Wakidi
Secara teknis, penggambaran lukisan pemandangan alam ini menggunakan faedah
teknis yang telah menjadi kebiasaan dan ketentuan dalam seni lukis Belanda dan
Eropa. Dalam teknis perspektif harus di perhitungkan secara teliti dan mendetail.
Ruang Lukisan pun di bagi menjadi tiga bagian yaitu depan,tengah,dan belakang.
Salah satu dari ruang itu akan di tonjolkan dan di beri cahaya sedangkan ruangruang lainnya akan di redam dan di matikan. Warna-warna pun di pilih dan di
ambil dengan ketentuan yang lazim, di campur baik-baik dan menghindari
pencampuran di kanvas untuk menjauhkan kesan kotor, dan kemudian di goreskan
secara halus di atas kanvas.
5) MAS PRINGADI (1875-1936)
Mas Pringadi lahir dalam keluarga ningrat pada tahun 1875. Beliau
merupakan salah seorang pelukis aliran naturalis Indonesia paling berbakat.
Awalnya, beliau belajar melukis dengan bahan caat air dari seorang pelukis
Belanda, Du Chattel. Kemudian, beliau mengajar pelukis-pelukis terkenal seperti
Sudjono dan Suromo. Tokoh lain yang dianggap sbagai pelukis terkenal Indonesia
adalah Wahidi dan Abdullah Suryosubroto. Mereka terkenal sebagai pelukis

Indonesia pada zaman penjajahan Belanda awal abad ke-20. Mas Pringadi sangat
ahli melukis pemandangan alam dan orang. Disamping itu, beliau juga
menghasilkan waktu bertahun-tahun membuat gambar terinci untuk Royal
Batavia Society for Arts dan Sciences and the Archeological Service. Beliau
meninggal pada tahun 1936. Dalam melukis pemandangan alam, Abdullah dan
Wakidi nampak lebih produktif maupun berkemampuan dibanding dengan
Pringadi yang tersita oleh pekerjaan rutinnya sebagai ilustrator museum
antropologi di Jakarta.
2.3 Pengertian dan Sejarah Munculnya Aliran Ekspresionis
Aliran ekspresionisme adalah aliran dalam karya

seni,

yang

mementingkan curahan batin atau curahan jiwa dan tidak mementingkan


peristiwa-peristiwa atau kejadiankejadian yang nyata. Ekspresi batin yang
keras dan meledak-ledak. biasa dianggap sebagai pernyataan atau sikap
pengarang. Aliran ini mula-mula berkembang di Jerman sebelum Perang
Dunia I, Pengarang Indonesia yang dianggap ekspresionis ialah Chairil
Anwar.
Aliran Ekspresionisme juga terdapat pada karya sastra, dan seni (film,
arsitektur, music). Dalam aliran seni ekspresionisme diartikan sebagai aliran
seni yang melukiskan perasaan dan pengindraan batin yang timbul dari
pengalaman di luar yang diterima, tidak saja oleh pancaindra melainkan juga
oleh jiwa seseorang.
Dalam kesusastraan aliran ini lebih dikenal sebagai aliran yang
mendasarkan pada ajaran-ajaran filsafat eksistensialisme. Antara lain, bahwa
hakikat manusia berbeda dengan

alam.

Manusia

terus

melakukan

pembaharuan terhadap dirinya. Aliran ini terkenal di Prancis yang dipelopori


oleh John Bole. S, yang menegaskan pada hakikatnya manusia adalah
makhluk yang bebas, karna ia tidak didikat oleh aturan-aturan yang
menghalangi kebebasannya. Pada akhirnya aliran aliran ini memunculkan
eksprasi subyektivitas manusia, dan hak-haknya yang bebas dan berpikir
sebagaimana yang disukai.
Asal muasal istilah Ekspresionisme tidak merujuk pada pergerakan
tertentu, istilah tersebut digunakan oleh Herwald Walden dalam majalahnya

Derstum tahun 1912. Istilah ini biasa di hubungkan dengan karya lukis dan
grafis Jerman pada pertengahan abad. Kemudian seorang filsuf yang bernama
Friedrich Nietzsche menciptakan Ekspresionisme modern dengan mengaitkan
aliran seni kuno yang dulunya diacuhkan. Aliran ekspresionisme dapat
menggugah emosi penonton melalui drama atau suara serta ketakutan melalui
gambar yang ditampilakan. Kemudian aliran tersebut dipopulerkan oleh
Vincent Van Gogh, Paul Gaugiuin, Ernast Ludwig, Karl Schmidt, Emile
Nolde, JJ. Kandinsky dan Paul Klee. Di Indonesia penganut ini adalah :
Affandi, Zaini dan Popo Iskandar.
Berikut
nama-nama
Tokoh-Tokoh
Ekspresionisme:

Jerman

: Heinrich

yang

menganut

Campendonk, Emil

aliran

Nolde, Rolf

Nesch, Franz Marc, Ernst Barlach, Wilhelm Lehmbruck, Erich Heckel, Karl
Schmidt-Rottluff, Ernst
Macke, Elfriede

Ludwig

Kirchner, Max

Lohse-Wchtler, Ludwig

Becker, Gabriele

Mnter,

Schiele dan Oskar

Kokoschka.

dan Max

Beckmann,

Meidner, Paula
Pechstein.

Russia: Wassily

August

ModersohnAustria: Egon

Kandinsky dan Alexei

Jawlensky. Netherlands: Charles Eyck, Willem Hofhuizen, Jaap Min, Jan


Sluyters, Jan Wiegers danHendrik Werkman. Belgia: Constant Permeke, Gust
De Smet, Frits Van den Berghe, James Ensor, Floris Jespers, dan Albert
Droesbeke. Perancis: Gen Paul dan Chaim Soutine. Norwegia: Edvard
Munch. Swiss: Carl Eugen Keel Indonesia: Affandi, Zaini, Popo Iskandar,
dan Chairil Anwar
Sekarang ini lukisan ekspresionisme berkembang di seluruh dunia.
Corak lukisan ekspresionisme ada yang figuratif hingga abstrak. Metode
berkaryanya ada yang menggunakan kuas, tetesan cat, hingga menggunakan
tubuh sebagai alat mengekspresikan warna. Lukisan ekspresionisme figuratif
maupun abstrak berkembang juga di Indonesia. Affandi adalah pelukis
ekspresionis terkemuka Indonesia.
Dalam teori, lukisan ekspresionisme berusaha menggambarkan atau
melukiskan aktualitas yang sudah didistorsikan kearah suasana bentuk dan
warna guna melahirkan emosi ataupun sensasi dari dalam berupa gambaran

tragedi, kekerasan serta berbagai dinamika dan peristiwa yang direkam


pelukis untuk divisualisasikan kepermukaan kanvas.
Teori lain tentang ekspresionisme juga menyebutkan, bahwa mazhab ini
mengutamakan curahan batin sendiri secara bebas dan mengungkap
perwatakan atas suatu gejala, lebih jauh sampai kepada pengungkapan
renungan batin yang bebas dari kenyataan diluar dirinya.
Namun pada hakekatnya semua karya seni termasuk ekspresionisme,
karena memang merupakan ekspresi seniman. Karya bersifat subjektif dan
ungkapan sebebasnya dari seniman biasanya digolongkan ekspresionisme.
Kemudian pelukis tidak melukiskan pandangan mata melainkan perasaan
hati, bukan lahiriah tetapi kejiwaan, misalnya melukis panasnya anglo atau
tungku api tidak dengan pewarnaan coklat tua warna asal bahan, melainkan
merah membakar yang memancarkan panas diperkuat unsur garis sebagai
peranan penting yang tidak boleh diabaikan, mengingat garis dapat
melahirkan perwatakan atau ekspresi.
Baik warna maupun bentuk banyak yang diubah sedemikian rupa hingga
mendorong pelukisan suasana warna dan bentuk. Bahkan Worringer pernah
mengatakan bahwa karya-karya ekspresionisme kebanyakan terdapat suatu
tendensi kearah individualistis pribadi-pribadi yang tidak menumbuhkan nilai
sosialnya, tetapi justru yang hadir kesadaran terhadap isolasi orang lain
disekitar kita. Kemudian pendapat Daumier, bahwa hal yang seyogyanya
selalu kita lihat dalam menyoal individualistis karena adanya kesadaran
seniman untuk mengisolasi diri dan menemukan inspirasi serta motivasinya
diri sendiri.
Batasan yang paling spesifik perihal ekspresionisme kemudian terus
bergulir bahkan berkembang mengarah kepada sesuatu kecenderungan
penggayaan/style, mazhab atau aliran seni lukis abad 20 yang lahir di Jerman
yang dalam beberapa saat berkembang disana. Tokoh-tokoh berpengaruh
diantaranya adalah Franz Marc (1880-1916) dengan melukis binatang bebas
tanpa mempedulikan anatomi. Tiap warna yang dioleskan dan goresan garis
mempunyai arti mendukung ungkapan perwatakannya. Tokoh lainnya

10

diantaranya : Vincent Van Gogh, P. Gauguin. Henri Matisse, Andre


Derrain
2.4 Contoh Karya Aliran Ekspresionis
1. Judul : Minum Tuak (1987)

Lukisan karya Affandi ini salah satu lukisan langka dan unik yang
menceritakan tentang orang-orang yang sedang minum-minuman tuak atau
arak. Suasana tempo dulu yang sederhana terlihat dalam lukisan ini. Karya
seni Affandi memiliki keunikan tersendiri dari segi warna yang natural
yang indah begitu menyatu dengan tema.
2. Judul : The Potato Eaters (1885)
3.
4.
5.
6.

Karya maestro Vincent ini menggambarkan lima orang yang


sederhana yang sedang duduk santai dan makan kentang. Vincent terkenal
dengan kedekatannya dngan kaum marjinal sehingga membuatnya
menciptakan karya seni yang luar biasa. Awalnya lukisan ini kurang
mendapatkan apresiasi namun sekarang dianggap karya seni yang luar
biasa karya Vincent Van Gogh.
3. Judul : The Scream

Ini merupakan karya Edward Munich yang paling mahal dengan


harga Rp 1,1 triliun. Lukisan ini dilelang pada tahun 2012. Seniman asal

11

Norwegia ini membuat lukisan The sceam menjadi 4 versi, yang terletak di
New York dan ke tiga lainnya berada di Norwegia. Menurutnya lukisan ini
dibuat dengan penuh inspirasi. Ia mengungkapkan saat dia berjalan
bersama dengan kedua temannya di saat matahari terbenam, kemudian
langit memerah seperti darah. Ia berhenti dan menyandarkan tubuh ke
pagar, kemudian kedua temannya meninggalkan dan Ia merasa ketakutan.

12

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian periode Indonesia Molek/Mooi Indie adalah cara pandang
kolonialisme Belanda atas negeri jajahannya yaitu Hindia Belanda
(Indonesia) yang lebih menonjolkan keindahan luar tanpa dapat membawakan
latar belakang karya kebudayaan yang sebenarnya. Dalam masa HindiaBelanda, Indonesia memasuki periode melukis realis yang di kenal dengan
istilah Mooi Indie. Pada awalnya kecenderungan pengambilan tema lukisan
pemandangan alam di hadirkan oleh pemerintah Hindia Belanda dari para
pelukis dari negara asal yang kemudian di ajarkan pada pelukis Indonesia.
Ciri-ciri lukisan Mooi Indie: Objek lukisan didominasi oleh unsur Keindahan,
Cahaya dan warna-warni alam dilukis/digambarkan semirip aslinya, Suasana
keindahan alam dilebih-lebihkan. Penggerak Aliran Lukis di Masa Mooi Indie
antara lain: A. J. Payen (Belgia 1792-1853); Raden Saleh (Semarang 18071880); Abdullah Suryobroto (1878-1941); Wakidi (Palembang, 1889/1890
1979); Mas Pringadi (1875-1936).
Ekspresionisme yaitu aliran yang mengutamakan kebebasan untuk
mencurahkan emosi atau perasaan. Ekspresionisme adalah kecenderungan
seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional.
Ekspresionisme bisa ditemukan juga di dalam karya lukisan, sastra, film,
arsitektur, dan musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis
emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia. Penganut paham
ekspresionisme memiliki dalil bahwa Art is an axpresionisme of human
feeling atau seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia. Aliran
ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seseorang seniman ketika
menciptakan suatu karya seni. Contoh karya aliran ekspresionis Minum Tuak
(1987) Lukisan karya Affandi, The Potato Eaters (1885) karya Vincent Van
Gogh, The Scream karya Edward Munich.

13

DAFTAR PUSTAKA
Mardiyyan. 2013. Mooi Indie: Sebuah Jejak Kemolekan Seni Lukis
Modern Indonesia. (Online)
(https://mardiyyan.wordpress.com/2013/03/27/mooi-indiesebuah-jejak-kemolekan-modernisme-indonesia/)
Muzakki Akhmad. 2011. Pengantar Teori Sastra Arab. Malang; Uin Maliki
Press.
Kamil Sukron. 2009. Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Moderen. Jakarta:
Rajawali Press.
Eka. 2009. Aliran dalam seni lukis. Jurnala Ilmu Pendidkan. (Online),
(http://eka.web.id/aliran-dalam-seni-lukis.html)
Suyoto, Agus. Aliran Sastra. (Online) (agsuyoto.files.wordpress.com/.../aliranaliran-dalam-karya-sastra.ppt)
Winta. 2009.Aliran Sastra (online) (http://iop.unair.ac.id/forum/forum_topik_isi156.html
(http://sriuut.blogspot.com/2009/12/aliran-aliran-dalam-karyasastra.html)

14

Anda mungkin juga menyukai