Oleh:
Kelompok 06/ Kelas C
Dita Putri Aviska Sari
(140210204074)
(140210204075)
(140210204097)
(140210204111)
(140210204126)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami, dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Sejarah dan Perkembangan Seni Rupa pada Masa Indonesia Molek dan Aliran
Ekspresionis ini dengan tepat waktu. Dalam penyusunan makalah ini, kami
mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Soekma Yeni Astuti, S.Sn, M.Sn selaku dosen matakuliah Pendidikan
Seni Rupa yang telah memberikan penjelasan kepada kami terkait dengan
tugas.
2. Teman-teman yang telah memberi dukungan dan masukan.
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat, serta
pemahaman kepada pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi perbaikan makalah ini dan penyusunan
makalah selanjutnya.
Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
2
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mooi Indie dan Perkembangan Seni Rupa Pada Masa
Mooi Indie............................................................................................3
2.2 Penggerak Aliran Lukis di Masa Mooi Indie................................4
2.3 Pengertian dan Sejarah Munculnya Aliran Ekspresionis...............8
2.4 Contoh Karya Aliran Ekspresionis................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seni rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni yang
bentuknya terdiri atas unsur-unsur rupa, yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang
dan warna. Unsur-unsur rupa tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah pola
tertentu. Bentuk karya seni rupa merupakan keseluruhan unsur-unsur rupa yang
tersusun dalam sebuah struktur atau komposisi yang bermakna. Unsur-unsur rupa
tersebut bukan sekedar kumpulan atau akumulasi bagian-bagian yang tidak
bermakna, akan tetapi dibuat sesuai dengan prinsip tertentu. Makna bentuk
karya seni rupa tidak ditentukan oleh banyak atau sedikitnya unsur-unsur yang
membentuknya, tetapi dari sifat struktur itu sendiri. Dengan kata lain kualitas
keseluruhan
sebuah
karya
seni
lebih
penting
dari
jumlah
bagian-
bagiannya.Karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua, yaitu: karya seni rupa dua
dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Karya seni rupa dua dimensi adalah
karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang
hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja. Contoh: seni lukis, seni grafis,
seni ilustrasi, relief dan sebagainya. Karya seni rupa tiga dimensi adalah
karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang
memiliki volume dan menempati ruang. Contoh: seni patung, seni kriya, seni
keramik, seni arsitektur dan berbagai desain produk.
Seni Rupa jika dilihat dari segi fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu seni murni (fine art) dan seni pakai/terapan (applied art). Seni murni adalah
karya seni rupa yang dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan artistik.
Orang mencipta karya seni murni umumnya berfungsi sebagai sarana untuk
mengekspresikan cita rasa estetik. Kebebasan berekspresi dalam seni murni sangat
diutamakan. Yang tergolong dalam seni murni, yaitu: seni lukis, seni patung, seni
grafis dan sebagian seni kerajinan. Seni Terapan atau seni pakai (applied art)
adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis. Contoh:
seni terapan, yaitu: arsitektur, poster, keramik, baju, sepatu, dan lain-lain. Dalam
pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan lebih diutamakan daripada faktor
keindahan atau artistiknya. Membuat karya seni terapan tampak lebih sulit
dibandingkan karya seni murni. Hal itu mungkin karena membuat karya seni
murni terasa lebih bebas dibanding membuat karya seni terapan karena tidak
memperhitungkan fungsi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah perkembangan Seni Rupa pada masa Indonesia
Molek?
2. Bagaimanakah aliran Ekspresionis dalam Seni Rupa?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Seni Rupa pada masa Indonesia
Molek.
2. Untuk mengetahui aliran Ekspresionis dalam Seni Rupa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mooi Indie dan Perkembangan Seni Rupa Pada Masa Mooi
Indie
Pada mulanya istilah Mooi Indie pernah dipakai untuk memberi judul
reproduksi sebelas lukisan pemandangan cat air Du Chattel yang diterbitkan
dalam bentuk portfolio di Amsterdam tahun 1930. Namun demikian istilah itu
menjadi popular di Hindia Belanda semenjak S. Sudjojono memakainya
untuk mengejek pelukis-pelukis pemandangan dalam tulisannya pada tahun
1939. Dia mengatakan bahwa lukisan-lukisan pemandangan yang serba
bagus, serba enak, romantis bagai di surga, tenang dan damai, tidak lain
hanya mengandung satu arti: Mooi Indie (Hindia Belanda yang Indah).
Berawal dari para pelukis yang karena kelahiran dan tempat tinggalnya di
Indonesia (Hindia Belanda) menjadi para pelukis Indo Belanda atau biasa
disebut Indische Schilderer, serta ditambah para pelukis asing yang datang
dari berbagai negara Eropa. Sehingga ada proses asimilasi dan alkulturasi
yang kental yang mempengaruhi corak mooi indie.Lukisan-Iukisan Mooi
Indie dapat dikenali dari penampilan fisiknya. Bentuk atau subyek maternya
adalah pemandangan alam yang dihiasi gunung, sawah, pohon penuh bunga,
pantai atau telaga. Selain itu kecantikan dan eksotisme wanita-wanita
pribumi, baik dalam pose keseharian, sebagai penari, atau pun dalam keadaan
setengah busana. Laki-Iaki pribumi juga sering muncul sebagai obyek
lukisan, biasanya sebagai orang desa, penari atau bangsawan yang direkam
dalam setting suasana Hindia Belanda.
Menurut M. Agoes Burhan, warna yang dipakai untuk mengungkapkan
obyek-obyek itu kebanyakan cerah dan mengejar cahaya yang menyala.
Karakter garisnya lembut sebagaimana lukisan Du Chattel, sampai lincah dan
spontan seperti Isaac Israel, tetapi tidak ada yang sampai liar sebagaimana
goresan orang-orang ekspresionis. Mereka menempatkan obyek-obyek dalam
komposisi yang formal, seimbang, sehingga menghasilkan suasana tenang.
3
dikepalai oleh C.G.C. Reinwardt. Saat itu payen bekerja bersama Bik
bersaudara (Theodorus Bik dan Adrianus Bik) dengan tugas resmi
melukis alam, kota, pemandangan, tumbuh-tumbuhan dan fauna untuk
kepentingan Natural Sciences Commission pada badan yang dipimpin
Reinwardt tersebut.Pertemuan pertamanya dengan muridnya Raden Saleh
di tempat tersebut mengembangkan minat gambar pribumi, secara khusus
Raden Saleh. Bersama Bik bersaudara dia mengajari Raden Saleh
menggambar. Setelah Inggris menyerahkan kembali Indonesia kepada
Belanda ditahun 1816, pemerintahan jajahan yang baru dari Nederland
tidak saja membawa penguasa-penguasa kolonial, tetapi juga beberapa
guru besar atau professor yang diantaranya adalah Reinwardt yang
dikuasakan
untuk
melakukan
penyelidikan-penyelidikan
tentang
dan
lembaga-lembaga
elite
Hindia-Belanda.
Seorang
pergerakan,
dia
mengambil
jalan
hidup
berbeda.
Dia
anak-anak
pribumi
yang
menempuh
pendidikan
di
Hasan Basri DT. Tumbijo, Nasjah Jamin, Montingo Busye, Zaini, Nashar,
Ipe Makruf, Alimin Tamin, Nuzurlis Koto, Arby Samah, Muslim Saleh,
Mukhtar Apin, AA Navis, Mukhtar Jaos, Osmania dan banyak lagi
hingga ke tokoh-tokoh muda saat ini.
Indonesia pada zaman penjajahan Belanda awal abad ke-20. Mas Pringadi sangat
ahli melukis pemandangan alam dan orang. Disamping itu, beliau juga
menghasilkan waktu bertahun-tahun membuat gambar terinci untuk Royal
Batavia Society for Arts dan Sciences and the Archeological Service. Beliau
meninggal pada tahun 1936. Dalam melukis pemandangan alam, Abdullah dan
Wakidi nampak lebih produktif maupun berkemampuan dibanding dengan
Pringadi yang tersita oleh pekerjaan rutinnya sebagai ilustrator museum
antropologi di Jakarta.
2.3 Pengertian dan Sejarah Munculnya Aliran Ekspresionis
Aliran ekspresionisme adalah aliran dalam karya
seni,
yang
alam.
Manusia
terus
melakukan
Derstum tahun 1912. Istilah ini biasa di hubungkan dengan karya lukis dan
grafis Jerman pada pertengahan abad. Kemudian seorang filsuf yang bernama
Friedrich Nietzsche menciptakan Ekspresionisme modern dengan mengaitkan
aliran seni kuno yang dulunya diacuhkan. Aliran ekspresionisme dapat
menggugah emosi penonton melalui drama atau suara serta ketakutan melalui
gambar yang ditampilakan. Kemudian aliran tersebut dipopulerkan oleh
Vincent Van Gogh, Paul Gaugiuin, Ernast Ludwig, Karl Schmidt, Emile
Nolde, JJ. Kandinsky dan Paul Klee. Di Indonesia penganut ini adalah :
Affandi, Zaini dan Popo Iskandar.
Berikut
nama-nama
Tokoh-Tokoh
Ekspresionisme:
Jerman
: Heinrich
yang
menganut
Campendonk, Emil
aliran
Nolde, Rolf
Nesch, Franz Marc, Ernst Barlach, Wilhelm Lehmbruck, Erich Heckel, Karl
Schmidt-Rottluff, Ernst
Macke, Elfriede
Ludwig
Kirchner, Max
Lohse-Wchtler, Ludwig
Becker, Gabriele
Mnter,
Kokoschka.
dan Max
Beckmann,
Meidner, Paula
Pechstein.
Russia: Wassily
August
ModersohnAustria: Egon
10
Lukisan karya Affandi ini salah satu lukisan langka dan unik yang
menceritakan tentang orang-orang yang sedang minum-minuman tuak atau
arak. Suasana tempo dulu yang sederhana terlihat dalam lukisan ini. Karya
seni Affandi memiliki keunikan tersendiri dari segi warna yang natural
yang indah begitu menyatu dengan tema.
2. Judul : The Potato Eaters (1885)
3.
4.
5.
6.
11
Norwegia ini membuat lukisan The sceam menjadi 4 versi, yang terletak di
New York dan ke tiga lainnya berada di Norwegia. Menurutnya lukisan ini
dibuat dengan penuh inspirasi. Ia mengungkapkan saat dia berjalan
bersama dengan kedua temannya di saat matahari terbenam, kemudian
langit memerah seperti darah. Ia berhenti dan menyandarkan tubuh ke
pagar, kemudian kedua temannya meninggalkan dan Ia merasa ketakutan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian periode Indonesia Molek/Mooi Indie adalah cara pandang
kolonialisme Belanda atas negeri jajahannya yaitu Hindia Belanda
(Indonesia) yang lebih menonjolkan keindahan luar tanpa dapat membawakan
latar belakang karya kebudayaan yang sebenarnya. Dalam masa HindiaBelanda, Indonesia memasuki periode melukis realis yang di kenal dengan
istilah Mooi Indie. Pada awalnya kecenderungan pengambilan tema lukisan
pemandangan alam di hadirkan oleh pemerintah Hindia Belanda dari para
pelukis dari negara asal yang kemudian di ajarkan pada pelukis Indonesia.
Ciri-ciri lukisan Mooi Indie: Objek lukisan didominasi oleh unsur Keindahan,
Cahaya dan warna-warni alam dilukis/digambarkan semirip aslinya, Suasana
keindahan alam dilebih-lebihkan. Penggerak Aliran Lukis di Masa Mooi Indie
antara lain: A. J. Payen (Belgia 1792-1853); Raden Saleh (Semarang 18071880); Abdullah Suryobroto (1878-1941); Wakidi (Palembang, 1889/1890
1979); Mas Pringadi (1875-1936).
Ekspresionisme yaitu aliran yang mengutamakan kebebasan untuk
mencurahkan emosi atau perasaan. Ekspresionisme adalah kecenderungan
seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional.
Ekspresionisme bisa ditemukan juga di dalam karya lukisan, sastra, film,
arsitektur, dan musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis
emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia. Penganut paham
ekspresionisme memiliki dalil bahwa Art is an axpresionisme of human
feeling atau seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia. Aliran
ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seseorang seniman ketika
menciptakan suatu karya seni. Contoh karya aliran ekspresionis Minum Tuak
(1987) Lukisan karya Affandi, The Potato Eaters (1885) karya Vincent Van
Gogh, The Scream karya Edward Munich.
13
DAFTAR PUSTAKA
Mardiyyan. 2013. Mooi Indie: Sebuah Jejak Kemolekan Seni Lukis
Modern Indonesia. (Online)
(https://mardiyyan.wordpress.com/2013/03/27/mooi-indiesebuah-jejak-kemolekan-modernisme-indonesia/)
Muzakki Akhmad. 2011. Pengantar Teori Sastra Arab. Malang; Uin Maliki
Press.
Kamil Sukron. 2009. Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Moderen. Jakarta:
Rajawali Press.
Eka. 2009. Aliran dalam seni lukis. Jurnala Ilmu Pendidkan. (Online),
(http://eka.web.id/aliran-dalam-seni-lukis.html)
Suyoto, Agus. Aliran Sastra. (Online) (agsuyoto.files.wordpress.com/.../aliranaliran-dalam-karya-sastra.ppt)
Winta. 2009.Aliran Sastra (online) (http://iop.unair.ac.id/forum/forum_topik_isi156.html
(http://sriuut.blogspot.com/2009/12/aliran-aliran-dalam-karyasastra.html)
14