Anda di halaman 1dari 24

LANDASAN TEORI

NIFAS
a.

Pengertian
Nifas atau masa nifas adalah suatu masa yang dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil, berlangsung kira-kira 6 minggu (Saefuddin AB, 2001)
Nifas atau puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan pada keadaan yang normal dan berlangsung selama 6 minggu atau 42
hari. Dijumpai 2 kejadian penting dalam puerperium yaitu involusio uterus dan
proses laktasi.
(Manuaba IBG, 1998)

b. Etiologi
Lahirnya hasil konsepsi dan pengembalian kembali alat reproduksi seperti saat
sebelum hamil
c.

Fisiologi
Segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri kira-kira sepusat. Korpus
uteri sekarang sebagian besar merupakan miometrium yang dibungkus serosa dan
dilapisi desidua. Dinding anterior dan posterior menempel dengan tebal masingmasing 4-5 cm. Oleh karena adanya konraksi rahim, pembuluh darah tertekan
sehingga terjadi ischemia. Selama 2 hari berikut uterus tetap dalam ukuran yang
sama baru 2 minggu kemudian turun kerongga panggul dan tidak dapat diraba lagi
diatas symfisis dan memncapai ukuran normal dalam waktu 4 minggu.
Setelah persalinan uterus seberat 1 kg, karena infolusio 1 minggu
kemudian beratnya sekitar 500 gram, dan pada akhir minggu kedua menjadi 300
gram dan segera sesudah minggu kedua menjadi 100 gram. Jumlah sel-sel otot tidak
berkurang banyak hanya saja ukuran selnya yang berubah.

Setelah 2 hari persalinan desidua yang tertinggal dalam uterus


berdeferensiasi menjadi 2 lapisan. Lapisan superficial menjadi nekrotik terkelupas
keluar bersama lochea sementara lapisan basalis tetap utuh menjadi sumber
pembentukan endometrium baru. Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat
kecuali tempat plasenta. Seluruh endometrium pulih kembali dalam minggu ketiga.
Segera setelah persalinan tempat plasenta kira-kira berukuran sebesar
telapak tangan. Pada akhir minggu kedua ukuran diameternya 2-4 cm.
Setelah persalinan tempat plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah
yang mengalami trombos. Setelah kelahiran, ukuran pembuluh darah ekstra uteri
mengecil menjadi sama atau sekurang-kurangnya mendekati ukuran sebelum hamil.
Serviks dan segmen bawah uterus menjadi struktur yang tipis, kolaps dan
kendur setelah kala II persalinan. Mulut serviks mengecil perlahan-lahan. Selama
beberapa hari setelah persalinan, porsio masih dapat dimasuki 2 jari, sewaktu mulut
serviks sempit, serviks kembali menebal dan salurannya akan terbentuk kembali.
Miometrium segmen bawah uterus yang sangat tipis berkontraksi tetapi
tidak sekuat korpus uteri. Beberapa minggu kemudian segmen bawah menjadi
isthmus uteri yang hampir tidak dapat dilihat.
Vagina dan pintu keluar vagina akan membentuk lorong yang berdinding
lunak yang ukurannya secara perlahan-lahan mengecil. Rugae terlihat kembali pada
minggu ketiga, hymen muncul kembali sebagai potongan jaringan yang disebut
sebagai carunculae mirtiformis.
Pada dinding kandung kencing terjadi edema dan hyperemia, disamping
itu kapasitasnya bertambah besar dan relative tidak sensitive terhadap tekanan
cairan intravesika.
d. Tanda dan Gejala
Nifas ditandai dengan :
(Saefuddin AB, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal, 2002 hal : 122)
1) Adanya perubahan fisik
a)

Uterus (Rahim)

Setelah persalinan uterus seberat 1 kg, karena infolusio 1 minggu


kemudian beratnya sekitar 500 gram, dan pada akhir minggu kedua
menjadi 300 gram dan segera sesudah minggu kedua menjadi 100 gram.
Jumlah sel-sel otot tidak berkurang banyak hanya saja ukuran selnya
yang berubah.
Setelah persalinan tempat plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah
yang mengalami trombos. Setelah kelahiran, ukuran pembuluh darah
ekstra uteri mengecil menjadi sama atau sekurang-kurangnya mendekati
ukuran sebelum hamil.
b) Serviks (Leher rahim)
Serviks menjadi tebal, kaku dan masih terbuka selama 3 hari. Namun
ada juga yang berpendapat sampai 1 minggu. Bentuk mulut serviks yang
bulat menjadi agak memanjang dan akan kembali normal dalam 3-4
bulan
c)

Vagina
Vagina yang bengkak serta lipatan (rugae) yang hilang akan kembali
seperti semula setelah 3-4 minggu.

d) Abdomen
Perut akan menjadi lembek dan kendor. Proses involusio pada perut
sebaiknya diikuti olahraga atau senam penguatan otot-otot perut. Jika
ada garis-garis biru (striae) tidak akan hilang, kemudian perlahan-lahan
akan berubah warna menjadi keputihan.
e)

Payudara
Payudara yang membesar selama hamil dan menyusui akan kembali
normal setelah masa menyusui berakhir. Untuk menjaga bentuknya
dibutuhkan perawatan yang baik.

f)

Kulit
Setelah

melahirkan,

pigmentasi

akan

berkurang,

sehingga

hiperpigmentasi pada muka, leher, payudara dan lainnya akan


menghilang secara perlahan-lahan.

2) Involusio uterus dan pengeluaran lochea


Dengan involusio uteri, maka lapisan lapisan luar dari desidua yang
mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan
keluar bersama-sama dengan sisa cairan, campuran antara darah yang
dinamakan lochea. Biasanya berwarna merah, kemudian semakin lama
semakin pucat, dan berakhir dalam waktu 3-6 minggu.
a)

Lochea Rubra
Sesuai dengan namanya yang muncul pada hari pertama post partum
sampai hari keempat. Warnanya merah yang mengandung darah dan
robekan/luka pada tempat perlekatan plasenta serta serabut desidua dan
chorion.

b) Lochea Serosa
Berwarna kecoklatan, mengandung lebih sedikit darah, banyak serum,
juga lekosit. Muncul pada hari kelima sampai hari kesembilan.
c)

Lochea Alba
Warnanya lebih pucat, putih kekuning-kuningan dan mengandung
leukosit, selaput lendir serviks serta jaringan yang mati. Timbulnya
setelah hari kesembilan.

3) Laktasi atau pengeluaran ASI


Selama kehamilan hormon estrogen dan progesterone menginduksi
perkembangan alveolus dan duktus lactiverus didalam payudara dan juga
merangsang produksi kolostrum. Namun produksi ASI akan berlangsung
sesudah kelahiran bayi saat kadar hormon estrogen dan progesterone
menurun.
Pelepasa ASI berada dibawah kendali neuro-endokrin, rangsangan
sentuhan payudara (bayi mengisap) akan merangsang produksi oksitosin yang
menyebabkan kontraksi sel mioepitel
Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mammae melalui
duktus kesinus lactiverus.

Cairan pertama yang diperoleh bayi sesudah ibunya melahirkan


adalah kolostrum, yang mengandung campuran yang lebih kaya akan protein,
mineral, dan antibody daripada ASI yang telah mature. ASI yang mature
muncul kira-kira pada hari ketiga atau keempat setelah kelahiran.
4) Perubahan system tubuh lain
a)

Endokrin
Endokrin diproduksi oleh kelanjar hypofise anterior, meningkat dan
menekan produksi FSH (Folicle Stimulating Hoemone) sehingga fungsi
ovarium tertunda. Dengan menurunnya

hormone estrogen dan

progesteron, kondisi ini akan mengembalikan fungsi ovarium kepada


keadaan semula.
b) Hemokonsentrasi
Volume darah yang meningkat saat hamil akan kembali normal dengan
adanya mekanisme kompensasi yang menimbulkan hemokonsentrasi,
umumnya terjadi pada hari ketiga dan kelima.
e.

Aspek Psikologis Post Partum


Dibagi dalam beberapa fase yaitu :
1) Fase Taking In
a)

Perhatian ibu terhadap kebutuhan dirinya, fase ini berlangsung


selama 1-2 hari.

b) Ibu memperhatikan bayinya tetapi tidak menginginkan kontak


dengan bayinya. Ibu hanya memerlukan informasi tentang bayinya.
c)

Ibu memerlukan makanan yang adekuat serta istirahat/tidur.

2) Fase Taking Hold


a)

Fase mencari pegangan, berlangsung 10 hari.

b) Ibu berusaha mandiri dan berinisistif.

c)

Perhatian terhadap kemampuan diri untuk mengatasi fungsi


tubuhnya seperti kelancaran bab, bak, duduk, jalan dan lain
sebagainya.

d) Ibu ingin belajar tentang perawatan diri dan bayinya.


e)

Timbul rasa kurang percaya diri.

3) Fase Letting Go
a)

Ibu merasakan bahwa bayinya terpisah dari dirinya.

b) Ibu mandapatkan peran dan tanggung jawab baru


c)

Terjadi peningkatan kemandirian diri dalam merawat diri dan


bayinya.

d) Terjadi penyesuaian dalam hubungan keluarga dan bayinya


Ada yang membagi aspek psikologis masa nifas adalah sbb :
1) Fase Honeymoon
Yaitu fase setelah anak lahir dimana terjadi kontak yang lama antara
ibu, ayah dan anak pada fase ini.
a)

Tidak memerlukan hal-hal yang romantis

b) Saling memperhatikan anaknya dan menciptakan hubungan yang


baru.
2) Bonding and Attachment
Menurut Nelson Attachment, bonding adalah dimulainya interaksi
emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir.
Menurut Nelson Attachment adalah ikatan aktif yang terjadi antara
individu.
3) Post Partum Blues
Adalah dimana wanita :
a)

Kadang-kadang mengalami kekecewaan yang berkaitan dan mudah


tersinggung dan terluka

b) Nafsu makan dan pola tidur terganggu, biasanya terjadi di Rumah


Sakit karena adanya perubahan hormon dan perlu transisi.

c)

Adanya rasa ketidaknyamanan, kelelahan, kehabisan tenaga yang


menyebabkan ibu tertekan

d) Dapat diatasi dengan menangis. Bila tidak teratasi dapat


menyebabkan depresi.
e)

Dapat dicegah dengan memberikan penyuluhan sebelumnya bahwa


hal tersebut diatas adalah normal.

f.

Prosedur Diagnostik
1) Anamnesa
a)

Riwayat ibu:
i.

Tanggal dan tempat persalinan

ii. Penolong persalinan


iii. Jenis persalinan
iv. Masalah selama persalinan
v.

Nyeri

vi. Menyusui atau tidak


vii. Keluhan
b) Riwayat social ekonomi
c)

Riwayat Bayi
i.

Menyusu atau tidak

ii. Keadaan tali pusat


iii. Bab dan bak
iv. Tanda-tanda bahaya lainnya
2) Pemeriksaan kondisi ibu
a)

Pemeriksaan umum
i.

Tekanan Darah

ii. Nadi
iii. Suhu
iv. Respirasi
v.

Tanda anemia

vi. Oedema dan tanda thromboflebitis


vii. Refleks dan varices
b) Payudara
i.

Puting susu

ii. Nyeri tekan


iii. Abses
iv. Pengeluaran ASI
c)

Abdomen (uterus)
i.

Tinggi Fundus Uteri

ii. Kuntraksi uterus


iii. Kandung kemih
d) Vulva dan perineum
i.

Pengeluaran

ii. Penjahitan laserasi atau luka episiotomi


iii. Hemoroid
g.

Penatalaksanaan
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu hamil :
(Saefuddin AB, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal, 2002 hal : N24-N25)
1) Kebersihan diri
a)

Anjurkan ibu bagaiman membersihkan daerah kelamin dengan air dan


sabun didaerah vulva terlebih dahulu, dari depan kebelakang, baru
kemudian membersihkan daerah anus. Dibersihkan setiap kali setelah
selesai buang air kecil dan buang air besar.

b)

Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali sehari

c)

Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kemaluan.

d)

Jika ibu mempunyai luka operasi atau laserasi, tidak diperkenankan untuk
menyentuh daerah luka.

2) Istirahat
a)

Anjurkan kepada ibu untuk beristirahat dengan cukup guna mencegah


kelelahan yang berlebihan. Ibu tidur pada saat bayinya juga tidur.

b) Sarankan ia kembali kekegiatan rumah tangga biasa secara bertahap.


3) Latihan
a)

Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul,


kembali seperti keadaan sebelum hamil.

b) Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari akan sangat
membentu, seperti misalnya latihan kegel.
4) Gizi
a)

Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari

b) Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan


vitamin yang cukup
c)

Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu minum setiap kali
setelah selesai menyusui)

d) Pil besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40
hari pasca persalinan
e)

Minum kapsul vitamin A (200.000 IU)

f)

Makanan yang harus dikonsumsi ibu nifas :


Bahan Makanan
Beras

Berat (Gram)
500

Ukuran Rumah Tangga


2 gelas

Daging

75

3 potong

Tempe

125

5 potong

Sayuran

300

3 mangkok

Buah

200

1 potong

Susu

200

1 gelas

Gula Pasir

30

3 sendok makan

Minyak

40

4 sendok makan

Kecukupan gizi ubu nifas sesuai Widya Karya Nasional Pangan Dan Gizi :
9

Kalori

: 2800 kal

Protein

: 56 gram

Kalsium

: 900 mg

Fosfor

: 750 mg

Besi (Fe)

: 28 g

Iodium

: 200 mg

Seng

: 35 mg

Vitamin A

: 850 RE

Vitamin C

: 55 mg

Vitamin B12 : 1,3 mg

Asam Folat

: 200 g

Riboflavin

: 1,4 mg

Niasin

: 12,4 mg

Thiamin

: 1,2 mg

5) Perawatan payudara
a)

Menjaga payudara tetap bersih

b) Menggunakan bra yang menyokong payudara


c)

Rawat payudara bila bengkak atau lecet

6) Hubungan intim (suami istri)


Begitu darah merah sudah tidak lagi keluar, dan ibu tidak merasa ada
ketidaknyamanan, maka hubungan intim sudah dapat dimulai atau sesuai
dengan kepercayaan yang dianut ibu.
h. Prognosa dan Komplikasi
1) Prognosis
Masa nifas normal, jika involusio uterus, pengeluaran lochea, pengeluaran ASI
dan perubahan system tubuh, termasuk keadaan psikologis ibu normal.
(Saefuddin AB, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal, 2002 hal : 122)

10

2) Komplikasi
Komplikasi pada masa nifas yang biasa terjadi adalah :
(Hanifa Winkjosastro, 2002)
a)

Infeksi nifas

b) Kelainan atau gangguan pada mammae


i.

Mastitis

ii. Bendungan ASI


iii. Kelainan puting susu
c)

Subinvolusio

d) Perdarahan nifas skunder


e)

Tromboflebitis

11

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY S


DENGAN 2 JAM POST SC
DI RUANG NIFAS (MELATI) RSUD MATARAM
TGL 17 NOVEMBER 2008
I.

PENGUMPULAN DATA DASAR


Hari/ tanggal

: 17 November 2008, pukul : 13.00 wita

Tempat

: Di Ruang Nifas RSUD Mataram

A.

Data Subyektif
Identitas

Istri

Suami

Nama

: Ny. S

Tn. H

Umur

: 26 th

28Thn

Pendidikan

: SMA

SMA

Agama

: Islam

Islam

Pekerjaan

: IRT

Swasta

Alamat

: Rembiga

1.

Hari/ tanggal masuk

: Sabtu/ 15 November 2008, pukul 17.30

wita
2.

Keluhan utama saat ini : Ibu mengeluh kedua kaki belum


dirasakan dan nyeri pada luka operasi.

3.

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:


No

Tempat

UK

persalinan
1
2
Ini

RS
RS

9 bln
2 bln

Jenis

Penolong

persalinan

persalinan

SC
Abortus

Dokter

Riwayat penyakit

JK

BB

Umur

(gr)
Hamil
-

Bersalin
-

Nifas
-

12

3700

4 th

4.

Riwayat kehamilan sekarang:


Hamil ke

:3

Usia kehamilan

: 40 minggu

HPHT

: 07-02-2008

HTP

: 14-10-2008

Imunisasi

: TT 2 kali

ANC

: > 4 kali di Puskesmas

Masalah atau penyakit selama kehamilan : Tidak ada


5.

Riwayat persalinan dan nifas sekarang


Penolong persalinan

: dokter

Tanggal persalinan

: 17 November 2008

Tempat persalinan

: Ruang operasi RSUD Mataram

Cara persalinan

: SC, indikasi riwayat persalinan


sebelumnya dengan SC.

Jam lahir

: 10.55 wita

APGAR score

: 7-9

Panjang bayi

: 49 cm

BB bayi

: 3400 gram

Jenis kelamin

: perempuan

Lingkar kepala

: 33 cm

Lingkar lengan

: 11 cm

Komplikasi dalam persalinan: tidak ada


6.

Riwayat kebutuhan biopsikososial


Riwayat kebutuhan biologis

a.Pola eliminasi

BAK sebelum melahirkan


-

Frekuensi

: 5 kali/ hari

13

Konsistensi : cair

Warna

: kuning

Kesulitan

:Tidak ada

BAB sebelum melahirkan


-

Frekuensi :

1 kali / hari

Konsistensi : lembek

Warna :

kuning

Kesulitan :

Tidak ada

b. Kebutuhan nutrisi
Sebelun melahirkan
-

Frekuensi:

3x 1 hari

Komposisi:

nasi, ikan, tahu, tempe, dan

Porsi:

1 piring

Pantangan:

tidak ada

Masalah:

tidak ada

sayur

c. Istirahat dan tidur


Tidur malam
-

Lama :

Tidur siang
8 jam

1 jam
-

Kesulitan : tidak ada

tidak

ada
d. Pemberian ASI setelah melahirkan: Belem dilakukan karena
bayi langsung dibawa ke ruang NICU.

Riwayat kebutuhan psikologis

14

a. Respon keluarga terhadap kelahiran bayinya: keluarga sangat


senang dengan kelahiran bayinya
b. Respon ibu terhadap bayinya : Ibu merasa senang dengan
kelahiran bayinya dan ibu mengatakan mampu untuk merawat
bayinya.

Riwayat kebutuhan social


a. Status perkawinan : menikah 1x, sah, lamanya 5 tahun
b. Jumlah anggota keluarga : 4 orang
c. Pengambilan keputusan dalam keluarga :

suami

sekaligus

sebagai kepala keluarga


d. Riwayat KB
Rencana KB

: suntikan
: Belum direncanakan

B. Data obyektif
1.

Pemeriksaan umum
Keadaan umum

: baik

Kesadaran

: Composmentis

Emosi

: stabil

Tanda tanda vital


Tekanan darah

: 120/80 mmHg

Nadi

: 94 x/menit

Suhu

: 36,4 C

Respirasi

: 20 x/menit

2.

Pemeriksaan fisik

Kepala dan wajah


Kebersihan rambut

: bersih tidak ketombe

Warna rambut

: hitam

Distribusi

: merata

15

Tanda mal nutrisi

: tidak ada

Keadaan kulit kepala : normal, tidak ada lesi/luka, tidak ada


tumor/benjolan.
Edema wajah

: tidak ada

Mata

: konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak


ikterus

Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan tidak ada bendungan vena jugularis.

Payudara dan ketiak


Saat pasien mengangkat kedua tangan : tidak ada retraksi atau
dimpling
Keadaan payudara : simetris, warna normal, tidak kemerahan,
lesi(-), edema (-), kulit seperti kulit jeruk (-)
Warna areola

: hiperpigmentasi warna hitam

Keadaan puting

: puting keluar , tidak ada lesi/luka dan ada

pengeluaran colostrum

Palpasi

: massa (-), benjolan (-), nyeri tekan (-)

Ketiak

: pembesaran kelenjar limfe (-)

Abdomen
Lluka operasi : masih basah

Kandung kemih

: kosong

Kontraksi

: baik

TFU

: 2 jari di bawah pusat

Genetalia
Inspeksi : lochea rubra, konsistensi cair,dan tidak berbau amis, 50
cc dan terpasang dawer cateter.

Ektremitas atas dan bawah

16

Inspeksi : tidak ada varises, tidak ada warna kemerahan pada


betis, kuku kaki dan tangan tidak pucat
Edema

II.

: tidak ada

INTERPRETASI DATA DASAR


A. Diagnosa

: P2 A1 H2, 2 jam post SC

Dasar
1.

:
Subyektif

Ibu mengatakan hamil ketiga

Ibu melahirkan tanggal 17 November


2008, pukul 10.55 wita dengan SC. Melahirkan anak perempuan
dengan PB: 49 cm, BB: 3400 gram, LIKA: 34 cm, LILA: 11 cm
apgar score 1 menit pertama 7 dan 1 menit kedua 9

2.

Obyektif

K/U ibu baik

Tanda vital : TD : 120/80 mmHg, S :


36,4C, N : 94 x/menit R: 20x/menit

Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak


ikterus

Abdomen: luka operasi masih basah

Kontraksi uterus baik

TFU 2 jari di bawah pusat

Kandung kemih kosong

Lochea rubra, konsistensi cair,dan tidak


berbau amis, 50 cc.

17

B. Masalah

: - Ketidaknyamanan

Dasar

: - Ibu mengeluh nyeri pada luka operasi


- Masih terpasang infus dan DC

C. Kebutuhan :
-

Menjelaskan ketidaknyamanan pada ibu disebabkan karena obat


penghilang rasa sakitnya sudah mulai berkurang.

III.

Mengatur posisi ibu

MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV.

KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA


Mandiri

:Tidak ada

Kolaborasi :Dengan dokter untuk pemberian terapi


Rujukan
V.

:Tidak ada

RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH


1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Jelaskan pada ibu mengenai penyebab ketidaknyamanannya dan cara untuk
mengurangi ketidaknyamanannya tersebut
3. Anjurkan kepada ibu untuk memberikan ASI
4. Berikan Injeksi Ampicillin setelah 6 jam
5. Jelaskan tentang gizi ibu nifas

VI.

PELAKSANAAN ASUHAN
1.

Menberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu


baik, Tanda vital : TD : 120/80 mmHg, S : 36,4C, N : 94 x/menit R:
20x/menit

2. Menjelaskan penyebab ketidaknyamanan yang dirasakan ibu yaitu


disebabkan karena obat penghilang rasa sakitnya sudah mulai berkurang.

18

3. Menganjurkan ibu untuk lebih sering menyusui apabila bayi sudah


dirawat gabung dengan ibu.
4. Memberikan injeksi Ampicillin pukul 20.00 wita.
5. Menganjurkan ibu makan yang teratur dan lebih banyak dari biasanya
serta memakan makanan yang bergizi seperti nasi, sayur, tahu, tempe,
daging, telur, ikan, serta buah-buahan untuk meningkatkan produksi ASI.
Ibu dianjurkan untuk minum setiap kali habis menyusui dan sekurangkurangnya 3 liter sehari.menganjurkan ibu juga untuk meminum tablet
tambah darahnya 1 x sehari.

VII.

EVALUASI
Tanggal 17 November 2008, pukul 13.30 wita
1.

K/U ibu baik

2.

Tanda vital : TD : 120/80 mmHg, S : 36,4C, N : 94 x/menit R:


20x/menit

3.

Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus

4.

Kontraksi uterus baik

5.

TFU 2 jari di bawah pusat

6.

Kandung kemih kosong

7.

Lochea rubra

8.

Ibu sudah mengerti tentang penjelasan yang diberikan.

Hari/ Tanggal

: 18 November 2008

Tempat

: R. Melati

Waktu

: 12.00 wita

: - Ibu mengatakan dirinya sudah merasa agak sehat

: - Keadaan umum ibu: baik

19

- Kesadaran

: composmentis

- Tanda tanda vital :


o TD : 120/90 mmHg
o

N : 90x/mnt

R : 24x/mnt

o Suhu

: 36,5C.

- Conjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus.


- Palpasi

: TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik.

- Perdarahan 30cc
A

: Post SC hari II dengan keadaan umum ibu baik

: 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu yaitu keadaan ibu


baik dengan TD: 120/90 mmHg.
2.

Membuka infus dan dawer cateter.

3.

Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang banyak untuk


memperbanyak produksi ASI.

4.

Menjelaskan tentang pentingnya melakukan mobilisasi sedini


mungkin pada ibu, terutama setelah bersalin apabila melakukan
pergerakan sedini mungkin akan merangsang kontraksi rahim untuk
mempercepat rahim kembali seperti keadaan semula sebelum
melahirkan, membimbing ibu

bagaimana cara untuk melakukan

mobilisasi yaitu ibu telah bagus untuk dapat duduk sendiri,kemudian


ibu harus berani untuk berdiri dan berjalan perlahan demi perlahan
kekamar mandi atau disekitar tempat tidur. Ibu tidak perlu takut
terjadi perdarahan bila terlalu banyak bergerak.
5.

Menjelaskan pada ibu dan anggota keluarga yang lain bahwa dalam 6
bulan pertama bayi hanya boleh diberikan ASI saja, kecuali ada
indikasi dari dokter untuk diberikan obat obatan tertentu. Jika bayi
diberikan susu formula, bayi bisa mencret, berbeda dengan ASI yang
selain ekonomis juga mengandung berbagai macam zat antibodi untuk
kekebalan bayi, serta berbagai zat untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayinya

20

Hari/ Tanggal

: 19 November 2008

Tempat

: R. Melati RSUD Mataram

Waktu

: 12.00 wita

: - Ibu mengatakan sudah baikan.

: - Keadaan umum ibu: baik


- Kesadaran

: composmentis

- Tanda tanda vital :


o TD

: 110/70 mmHg

: 88x/mnt

: 20x/mnt

o Suhu

: 36,5C.

- Conjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus.


- Palpasi

: TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi baik.

- Perdarahan 10cc
A

: Post SC hari III

:1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu yaitu keadaan ibu


baik dengan TD: 110/70 mmHg.
2. Merawat luka operasi dengan NaCl dan betadine dan luka sudah kering.
3. Membimbing ibu untuk melakukan teknik menyusui yang baik dan
benar saat menyusui, posisi yang benar saat menyusui. Yaitu, usahakan
posisi ibu dan bayi cukup nyaman saat menyusui baik dalam posisi
duduk yang ditopang dengan bantal atau berbaring. Peluk dan letakkan
kepala bayi menghadap ibu sehingga menopang bokong bayi seperti
tahap berikut: sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit dan dioleskan

21

pada puting susu dan disekitar areola. Kemudian letakkan bayi


menghadap ibu sehingga telinga dan lengannya berada pada satu garis
lurus selanjutnya letakkan menghadap payudara sehingga dagu bayi
menyentuh payudara. Sangga bawah/dasar payudara dengan jari-jari
jangan terlalu dekat dengan puting, melainkan diluar areola dan tidak
menjepit puting susu dengan dua jari. Bayi akan meraih payudara jika
lapar, rangsang mulut bayi pada bagian areola sehingga timbul reflek
bayi untuk mencari puting. Mulut akan terbuka lebar dan bibir bawah
menjulur selanjutnya segera letakkan sehingga lidah mencekap puting
dan areola payudara.Berikut tanda tanda bayi menyusui dalam posisi
benar :
Bayi tampak tenang
Badan bayi menempel pada perut ibu
Mulut bayi terbuka lebar
Dagu menempel pada payudara ibu
Sebagian besar aerola masuk kedalam mulut bayi
Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
Kepala tidak menengadah
4. Menjelaskan tentang tanda bayi sakit seperti, kurang aktif, tangis
lemah, tidak mau menetek, badan terasa panas/dingin, seluruh tubuh
tampak kuning, infeksi pada tali pusat seperti tali pusat berbau,
kemerahan, dan keluar nanah, nafas cepat, muntah-muntah, mencret.
Bila ada tanda-tanda diatas maka dianjurkan untuk memeriksakan
anaknya ke petugas kesehatan terdekat
5. Menjelaskan tentang pentingnya kebersihan diri untuk kesehatan ibu,
seperti mandi 2x sehari, sikat gigi, dan mengganti pakaian setiap
hari serta mengganti pembalut minimal 2x sehari atau jika dirasakan

22

sudah tidak nyaman lagi dan apabila ibu sudah pulang ibu bisa
merawat luka operasinya sendiri di rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham. 2005. Obstetri Wiliams edisi 21. Jakarta : EGC


Lowdermik, Bobak Jensen. 2005 Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGC
Saefudin AB.2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta
Varney, H. 1977. Varneys Midwifery. London: jonet and Bartleet publisher
Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Manuaba IBG, 1998

23

24

Anda mungkin juga menyukai