Disusun Oleh :
Malik Abdul Rajab
NIM : 2015750024
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melilmpahkan rizkinya dan nikmat
yang berada di muka bumi ini bagi hamba-hambanya yang masih beriman kepada
Allah SWT, Shalawat serta salam kita junjungkan kepada nabi besar kita yaitu
Muhammad SAW yang membawa kita dari zaman kegelapan sampai zaman modern
hingga sampai saat ini. Atas segala rahmat, ridho dan karunia-nya yang dilimpahkan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan karya tulis ilmiah
dengan judul “Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada
Tn. R dengan Hipertensi di Pavilliun Marwah Atas RS. Islam Jakarta Cempaka
Putih”.
Laporan Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas dan
persyaratan ujian akhir program studi Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Penulis menyadari dalam penulisan masih terdapat kesalahan terhadap penulis karena
keterbatasan ilmu pengetahuan yang sampai saat ini masih terus belajar dan
membutuhkan bimbingan dari pebimbing. Dari niat hati paling dalam untuk
menyelesaikan tugas akhir ini serta support dan bantuan dari pembimbing akhirnya
laporan ini dapat selesai dengan tepat waktu. Pada kesempakatan kali ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya yang akan disampaikan
kepada :
iv
1. Ibu Ns. Titin Sutini, M.Kep.,Sp.Kep.An selaku Ka. Prodi DIII Keperawatan
FIK UMJ
2. Ibu Ns. Fitrian Rayasari, M.Kep.,Sp. KMB selaku Pebimbing dan penguji
Keperawatan KMB.
3. Ibu Ns. Nuraenah S.Kep selaku wali akademik program DIII Keperawatan
FIK UMJ angkatan ke-33.
4. Kepada kedua orang tua saya (Sri Handayani dan Buchari Isma) dan ketiga
adik saya (Cut Sarah Ramadhana, Muhammad Yusuf, Cut Mutia Rizki Rifdah
) yang saya sayangi dan saya cintai , yang telah memberikan support serta
dorongan kepada saya hingga selesainya tugas akhir ini.
5. Kepada wanita yang saya sayangi dan saya cintai yang selalu mendukung saya
dan memberikan dukungan untuk saya secara langsung dan tidak langsung
yaitu Ristantia Ayu Nastiti S.Kep
6. Saya ucapkan kepada sahabat-sahabat saya ( Fajar Prakarsa Wicaksono,
Bagus Sadewo, Riki Imam Muholiq, Muhammad Fadly, Nazaruddin ) yang
memberikan dukungan dan arahan terhadap tugas akhir ini.
7. Saya ucapkan kepada sahabat-sahabat saya ( Muhadi, Muhammad Lutfi, dan
Dinan Davega MRA ) yang terus mendukung atas pilihan pendidikan yang
saya jalani ini.
8. Saya ucapkan kepada teman-teman kelompok KMB yang dari awal
pembuatan KTI sampai sidang akhir KTI selalu memberikan support.
9. Rekan-rekan mahasiswa DIII Keperawatan FIK UMJ angkatan ke-33 yang
masih setia berjuang bersama-sama baik senang maupun susah yang semoga
dilimpahkan kelancaran dalam menyelesaikan laporan Karya Tulis Ilmiah dan
kesuksesan yang gemilang.
Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam penulisan laporan Karya Tulis
Ilmiah ini dan penulis berharap untuk diberikan bimbingan maupun arahan yang
bersifat kritik dan saran yang membangun untuk proses yang baik dalam pembuatan
v
laporan Karya Tulis Ilmiah ini. Dan penulis berharap untuk pengguna atau pembaca
dapat menggambil kesimpulan dan manfaat atas laporan Karya Tulis Ilmiah ini serta
dapat mengamalkannya, lebih khusus dalam peningkatan pelayanan Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit.
Alhamdulillahirobbilalamin.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 52
A. Pengkajian Keperawatan ............................................................................. 52
B. Diagnosa Keperawatan ............................................................................... 53
C. Perencanaan Keperawatan .......................................................................... 55
D. Pelaksanaan Keperawatan ........................................................................... 56
E. Evaluasi Keperawatan ................................................................................. 57
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi penyakit hipertensi sesuai dengan derajatnya .................... 8
Tabel 2.2 Rencana Asuhan Keperawatan ............................................................. 18
Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium ......................................................... 36
Tabel 3.2 Data Fokus Pengkajian Keperawatan .................................................. 38
Tabel 3.3 Analisa Data Pengkajian Keperawtan .................................................. 39
Tabel 3.4 Diagnosa Keperawatan ........................................................................ 40
Tabel 3.5 Perencanaan Keperawatan ................................................................... 42
Tabel 3.6 Pelaksanaan Keperawatan .................................................................... 46
Tabel 3.7 Evaluasi Keperawatan .......................................................................... 50
ix
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan penyakit yang tidak menular yang dapat ditemui di
kehidupan masyarakat dari berbagai usia mulai dari remaja hingga lansia.
Banyak hal yang dapat memicu terjadinya kasus hipertensi ini yang perlu di
perhatikan bahwasannya hipertensi adalah masalah yang serius untuk di
tanggapi.
Manifestasi klinis hipertensi dibedakan menjadi 2 yaitu tidak ada gejala dan
gejala yang lazim. Tidak ada gejala yang spesifik dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah. Gejala yang lazim pada hipertensi meliputi nyeri
kepala, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual dan muntah (Nurarif, 2015).
1
2
Menurut data WHO, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4%
penghuni bumi mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat
menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta
berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang,
termasuk Indonesia.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka
Putih Jakarta Pusat, di dapatkan data pasien yang mengidap penyakit
Hipertensi khusus nya di Marwah Atas 2018 di tiga bulan terakhir (Januari-
Maret) sebanyak 6 kasus pengidap penyakit Hipertensi.
Kemudian pada kasus hipertensi pasien sering mengeluh sakit kepala dibagian
tengkuk dan leher, perasaan pusing di kepala saat bangun tidur. Hal ini
disebabkan karena adanya peningkatan tekanan pada vaskuler. Dampak dari
gangguan vaskuler yang terjadi dapat mengakibatkan darah dan suplai oksigen
ke seluruh tubuh dapat terganggu. Dengan terganggunya suplai darah ke
seluruh tubuh akan mengganggu kebutuhan oksigenasi. Kebutuhan dasar lain
yang terganggu yaitu kebutuhan cairan. Banyak pada kasus hipertensi disertai
dengan kelebihan volume cairan yang ditandai dengan adanya sesak nafas.
Dampak dari sesak nafas ini akan mengakibatkan kelelahan yang dapat
menganggu kebutuhan aktivitas karena kurangnya suplai oksigen ke seluruh
tubuh.
Jika pada kasus hipertensi tidak segera diatasi maka akan terjadi komplikasi.
Dimulai dari komplikasi pada vaskuler, organ ginjal, jantung, hingga pada
organ mata yang terjadi karena pecahnya pembuluh darah di mata.
Pada kasus hipertensi yang akan diperhatikan yaitu pola makan, berat badan
ideal, konsistensi garam, merokok, aktivitas sehari-hari, serta tingkat setres
penderita hipertensi. Dengan adanya pengurangan pada faktor resiko, kasus
hipertensi dapat menurun. Disamping penyuluhan kesehatan terdapat terapi
4
Pada dasarnya kebutuhan manusia yang sehat dan yang sakit sama, akan tetapi
terdapat keterbatasan karna suatu kondisi yang menyebabkan dirinya
terganggu dalam pemenuhan kebutuhan fisiologisnya, antara lain : kebutuhan
fisiologis, oksigen, cairan, nutrisi, eliminasi, istirahat dan tidur, seks,
kebutuhan rasa aman nyaman, kebutuhan di cintai, harga diri dan aktualisasi
diri.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diharapkan dengan adanya penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis
mampu menerapkan asuhan keperawatan secara teori dan konsep langsung
dengan pasien khususnya pada penderita Hipertensi
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menguraikan/ mendeskripsi hasil pengkajian kebutuhan
dasar pasien dengan gangguan sistem kardiovaskular hipertensi.
b. Mampu menguraikan/ mendeskripsikan masalah keperawatan
kebutuhan dasar pasien dengan gangguan sistem kardiovaskular
hipertensi.
c. Mampu menguraikan/ mendeskripsikan rencakan tindakan
keperawatan pada kebutuhan dasar pasien dengan gangguan sistem
kardiovaskular hipertensi.
5
C. Lingkup Masalah
Penulisan makalah ilmiah ini merupakan pembahasan tentang Asuhan
Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Tn. R dengan
Hipertensi di Pavilliun Marwah Atas RS. Islam Jakarta Cempaka Putih dari
tanggal 7 – 9 Mei 2018.
D. Metode Penulisan
1. Studi Kepustakaan
Yaitu dengan mempelajari buku-buku, jurnal, media online yang
berhubungan dengan literatur yang berkaitan dengan karya tulis ilmiah ini.
2. Metode Deskriptif
6
E. Sistematika Penulisan
Karya tulis ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari 5 bab, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, lingkup
masalah, rmetode penulisan dan sistematikan penulisan.
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep dasar
1. Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolis lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua
kali pengukuran atau lebih. (Susan 2011). Demikian menurut (Nurarif,
2015) hipertensi adalah, sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90mmHg.
Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi
juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh
darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
2. Klasifikasi
Menurut Nurarif pada tahun 2015 Hipertensi dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Klasifikasi penyakit hipertensi sesuai dengan derajatnya
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal 120-129 80-84
High Normal 130-139 85-89
Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
Grade 2 (sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (berat) 180-209 100-119
Grade 4 (sangat berat) >210 >210
8
9
3. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi di bagi menjadi 2 golongan :
a. Hipertensi Primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopastik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhinya yaitu : genetic, lingkungan,
hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin. Angiotensin dan peningkatan
Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor resiko : obesitas, merokok, alcohol
dan polisitemia.
b. Hipertensi Sekunder
Penyebabnya yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
chusing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan (Nurarif,
2015).
1) Oksigenasi
kebutuhan oksigenasi yang digambarkan dengan adanya penurunan
curah jantung. Curah jantung pada pasien dengan hipertensi terjadi
karena peningkatan tekanan pada vaskuler mengakibatkan suplai
darah ke jantung berkurang, dan ini akan mengalami gangguan pada
afterload atau preload. Pompa jantung yang kuat akan menyebabkan
elastisitasnya otot jantung menjadi berkurang dan ini bisa menjadi
penurunan aliran darah ke seluruh tubuh.
2) Cairan
Kebutuhan dasar lain yang terganggu yaitu kebutuhan cairan.
Banyak pada kasus hipertensi disertai dengan kelebihan volume
cairan yang ditandai dengan adanya sesak nafas.
3) Aktifitas
Dengan adanya peningkatan tekanan darah ke jantung
mengakibatkan kelelahan dan dapat menganggu kebutuhan aktivitas
karena kurangnya suplai oksigen ke seluruh tubuh.
4) Rasa aman dan nyaman
Kemudian pada kasus hipertensi pasien sering mengeluh sakit
kepala dibagian tengkuk dan leher, perasaan pusing di kepala saat
bangun tidur. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan
tekanan pada vaskuler. Dampak dari gangguan vaskuler yang terjadi
dapat mengakibatkan darah dan suplai oksigen ke seluruh tubuh
dapat terganggu. Dengan terganggunya suplai darah ke seluruh
tubuh akan mengganggu kebutuhan oksigenasi.
12
5. Manifestasi Klinis
Tahap hipertensi awal hipertensi primer adalah asimtomatik, hanya
ditandai dengan kenaikan tekanan darah. Kenaikan tekanan darah pada
awalnya sementara tetapi akhirnya menjadi permanen. Ketika gejala
muncul, biasanya samar. Sakit kepala di tengkuk dan leher, dapat muncul
saat terbangun, yang berkurang selama siang hari. Gejala lain terjadi
akibat kerusakan organ target dan dapat mencakup nokturia, bingung mual
dan muntah, gangguan penglihatan. Pemeriksaan retina mata dapat
menunjukan penyempitan arteriol, hemoragi, eksudat, dan papilledema
(pembembangkkan saraf optikus). Meskipun hipertensi sering tanpa
gejala, namun tanda ini dapat terjadi :
a. Hasil pengukuran tekanan darah yang menunjukkan kenaikan pada
dua kali pengukuran secara berurutan sesudah dilakukan.
b. Perasaan pening dan bingung dan keletihan yang disebabkan oleh
penurunan perfusi darah akibat vasokontriksi pembuluh darah.
c. Penglihatan yang kabur akibat kerusakan retina.
d. Nyeri kepala yang bisa semakin parah disaat bangun tidur karena
terjadi peningkatan kranial dan vomitus dapat terjadi.
e. Edema yang disebabkan peningkatan kapiler.
f. Nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah ke ginjal dan
peningkatan filtrasi oleh glomerulus.
6. Komplikasi
Hipertensi menetap mempengaruhi sistem kardiovaskular, saraf, dan
ginjal. Laju aterosklerosis meningkat, meningkatkan risiko penyakit
jantung coroner dan stroke. Beban kerja ventrikel kiri meningkat,
menyebabkan hipertropi ventrikel, yang kemudian menignkatkan risiko
penyakit jantung coroner, disritmia, dan gagal jantung.
13
7. Penatalaksanaan
Penanganan hipertensi secara garis besar menurut Lewis et al, (2014),
dibagi menjadi 2 jenis yaitu nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi
nonfarmakologis merupakan terapi tanpa menggunakan obat dalam proses
terapinya, sedangkan terapi farmakologis menggunakan obat atau senyawa
yang dalam kerjanya dapat memengaruhi tekanan darah klien.
a. Penatalaksanaan farmakologis
1) Diuretic (hidroklorotiazid)
Mengeluarkan cairan tubuh sehingga volume cairan ditubuh
berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih
ringan.
2) Penghambat simpatetik (metildopa, propanol dan atenol)
Menghambat aktivitas saraf simpatis.
3) Betabloker (metoprolol, propranolol, dan atenol)
a) Menurunkan daya pompa jantung
b) Tidak dianjurkan pada penderita yang trlah diketahui mengidap
gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
c) Pada penderita diabetes mellitus : dapat menutupi gejaa
hipoglikemia.
4) Vasodilator (prasosin, hiodralasin)
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
pembuluh darah.
5) ACE inhibitor (captopril)
a) Menghambat pembentukan zat angiotensin II.
b) Efek samping : batul kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
14
8. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN/ Kreatinin : Memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi
ginjal.
3) Glukosa : Hiperglikemi (DM) adalah pencetus hipertensi dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
da nada DM.
b. CT scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
d. IVP : Mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : batu ginjal,
perbaikan ginjal.
e. Photo dada : Menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nurarif, 2015 :
a. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokontrikai
hipertrofi/ rigriditas ventrikuler, iskemia miokard.
b. Nyeri akut b.d. peningkatan tekanan vaskuler serebral dan iskemia.
c. Kelebihan volume cairan.
d. Intoleransi aktivitas b.d. kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
e. Ketidakefektifan koping.
f. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak.
g. Resiko cidera.
h. Defisiensi pengetahuan.
i. Ansietas.
3. Perencanaan Keperawatan
Menurut Nurarif, 2015 :
Tabel 2.2 Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan & KH Rencana Keperawatan
1. Penurunan curah Setelah dilakukan 1. Monitor TD, nadi,
jantung b.d tindakan keperawatan suhu dan RR.
peningkatan selama 3x24 jam kepada 2. Catat adanya
afterload, Tn.R diharapkan masalah fluktuasi tekanan
vasokontriksi penurunan curah jantung darah.
hipertrofi/ teratasi. 3. Monitor TD, nadi,
rigriditas suhu dan RR
ventrikuler, KH : sebelum, sesudah
iskemia miokard. 1. Tanda vital dalam aktifitas.
rentang normal 4. Monitor bunyi
(tekanan darah, jantung.
nadi, respirasi) 5. Monitor sianosis
2. Dapat mentoleransi perifer.
aktifitas, tidak ada 6. Monitor adanya
kelemahan. cushing triad
3. Tidak ada edema (tekanan nadi yang
paru, perifer, dan melebar, bradikardi,
tidak ada asites. peningkatan sistolik).
4. Tidak ada 7. Anjurkan
penurunan menurunkan stress.
19
4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan merupakan wujud dari rencana keperawatan
yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Proses keperawatan yang terdiri dari validasi data, rencana keperawatan,
dokumentasi rencana keperawatan, serta memberikan asuhan keperawatan
sesuai rencana, semua tindakan yang telah dilakukan dicatat dalam
pelaksanaan keperawatan Hipertensi terdapat beberapa prinsip :
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah hasil akhir dari tindakan proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan dan respon klien terhadap perencanaan implementasi
keperawatan. Evaluasi keperawatan yang dilakukan terhadap masalah
Hipertensi :
\
25
BAB III
TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini penulis akan menguraikan penjelasan tentang Asuhan Keperawatan
kepada Tn. R dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Hipertensi Patologi
Sistem Kardiovaskular di Pavilium Marwah Atas Rumah Sakit Islam Jakarta
Cempaka Putih. Proses pelaksanaan asuhan keperawatan selama tiga hari dimulai
pada tanggal 7-9 Mei 2018. Dalam melengkapi data ini penulis melakukan
wawancara dengan klien, keluarga, tim perawat, selain itu juga memperoleh data-
data catatan medis dan catatan keperawatan serta di dapatkan hasil observasi
langsung.
A. Pengkajian keperawatan
1. Identitas
Pasien Tn. R berumur 66 tahun status perkawinan sudah menikah. Tn. R
adalah kepala rumah tangga dan beragama Islam. Tn. R berasal dari suku
bangsa Jawa dengan menggunakan bahasa sehari-hari ialah bahasa Indonesia.
Pendidikan terakhir SMA dan tidak bekerja karena sudah pensiun, akan tetapi
kegiatan saat ini yaitu sebagai pengelola bimbel dirumahnya. Rumah Tn. R
berlokasi di Utan Panjang III No 13A RT 2 RW 5 Kemayoran Jakarta Pusat.
Sumber biaya Tn. R yaitu jaminan perusahaan. Penulis mendapatkan
informasi dari klien, keluarga, tim medis dan data status pasien.
2. Resume Data
Pasien masuk ke UGD RSIJ Cempaka Putih pada tanggal 6 Mei 2018 jam
24:00 diantar oleh keluarga dengan keluhan nyeri dada, sesak nafas,
didapatkan data P : Nyeri dada, Q : seperti ditahan beban berat, R : di dada S :
nyeri sedang 6, T : 5-10 Menit. Jantung terasa berdebar-debar, kepala pusing,
badan terasa lemas dan disertai keringat dingin. Hasil TTV didapatkan data Td
: 170/100 mmHg, N : 86 x/m, RR : 20 x/m, S : 36○ pasien terpasang infus Rl
26
27
3. Data Dasar
a. Riwayat keperawatan
1) Riwayat Keperawatan sekarang
Keluhan pasien mengeluh nyeri dada, sesak nafas, kepala pusing,
badan lemas dan keluar keringat dingin. Timbulnya keluhan secara
bertahap, dengan rentang waktu 5-10 menit. Upaya dalam mengatasi
dengan cara istirahat sejenak untuk menghilangkan beban pikiran dan
stress. Faktor pemicu pasien mempunya keluhan karena lingkungan
tempat tinggal yang berisik tidak tenang untuk istirahat.
28
Tn. R Ny. W
66 thn 60 thn
HT, DM
An A An, A An. F
6 thn 4 thn 4 thn
Keterangan :
: Laki-laki : Serumah
b. Kebutuhan Fisiologis
Berikut ini akan diuraikan kebutuhan dasar yang terdapat pada pasien Tn.
R selama sakit dan di rawat di RSIJ Cempaka Putih pavilium Marwah
Atas antara lain :
1) Oksigen
Sebelum sakit
Pasien tidak mengeluhkan sesuatu saat sebelum sakit, pasien dapat
beraktivitas bebas walau hanya sedikit memikirkan jika pasien lelah
maka terkadang pasien merasakan nyeri dada.
Saat sakit
30
2) Cairan
Sebelum sakit
Pasien di anjurkan minum paling banyak 1.5 liter /hari untuk
pemenuhan kebutuhan cairan pasien. Berat badan pasien masuk 58 kg.
Saat sakit
Dalam pemenuhan kebutuhan cairan pada Tn. R tidak boleh lebih dari
kebutuhan tubuh. Dengan berat pasien 58kg pada saat pasien masuk ke
rumah sakit, maka kebutuhan cairan Tn. R 30x58BB = 1740 ml/hari.
Tn R mendapatkan terapi Lasix 2x1 ampul via injeksi dosis 40mg.
3) Nutrisi
Sebelum sakit
Pada saat Tn. R sebelum masuk rumah sakit porsi makan habis kurang
dari 1 porsi. Keluarga Tn. R memasak makanan dirumah untuk Tn. R
dengan diit rendah garam.
Saat sakit
Ketika Tn. R di rawat di rumah sakit mendapatkan diit DD3 atau diit
pasien jantung (tim). Tn. R nafsu makan baik dan habis dalam 1 porsi
makanan.
4) Eliminasi
Sebelum sakit
Tn. R mengatakan bahwa pola eliminasi BAB setiap pagi dan 1x1 hari
dengan konsistensi lembek berwarna coklat kekuning-kuningan tidak
31
dirasakan nyeri. Pada saat sebelum sakit pola BAK Tn. R 5x dalam 1
hari dengan warna kuning jernih tidak disertai nyeri.
Saat sakit
Saat di rawat dirumah sakit Tn. R tidak dapat BAB dari tanggal 6
sampai tanggal 9 mei 2018. Tn. R mendapatkan obat pencahar pada
tanggal 9 mei 2018 dan dapat BAB ke toilet ketika sudah tidak
terpasang NTG. Ketika di rumah sakit Tn. R BAK hanya 2x dalam 1
hari warna kuning jernih tidak disertai nyeri dan tidak terpasang selang
kateter.
5) Personal Hygiene
Sebelum sakit
Pola mandi Tn. R 2x dalam 1 hari disertai gosok gigi, untuk keramas
hanya 3 hari sekali, waktunya pada pagi dan sore hari.
Saat sakit
Tn. R mandi hanya 1 hari sekali saja di pagi hari dan hanya di lap
memakai handuk kecil hangat karena pasien harus di istirhatkan di
tempat tidur.
6) Istirahat
Sebelum sakit
Pasien dapat tidur dengan tenang sekitar 7 jam tidur dari jam 10
sampai jam 5 pagi untuk sholat subuh. Tidak ada keluhan saat tidur
dan kebiasaan sebelum tidur yaitu sholat terlebih dahulu.
Saat sakit
Tn. R hanya tidur 7 jam dengan pola yang terkadang bangun lalu tidur
kembali karena tidak nyaman tidur dan istirahat di rumah sakit karena
bukan seperti dirumah.
7) Aktivitas
Sebelum sakit
Kegiatan sehari-hari Tn. R yaitu pengelola bimbel dirumah dan
mengurusi cucu-cucunya. Dengan aktivitas saat ini Tn. R harus di
32
rawat di rumah sakit karena beban stress cukup tinggi dan terjadi
pikiran oleh Tn. R sehingga berpengaruh kepada tekanan darah pada
Tn. R sehingga terjadi kelelahan dan pembatasa aktivitas.
Saat sakit
Di rumah sakit Tn. R harus bedrest total untuk memulihkan kesehatan
seperti semula.
c. Rasa aman dan nyaman
Tn. R merasa status kesehatan saat ini yang dapat sewaktu-waktu muncul
kembali. Dengan tanda bahaya yang mengancam pada kehidupan Tn. R,
usaha yang dilakukan Tn. R yaitu menghidari faktor setres dari beban
aktivitas yang berat, beban pikiran yang berat, dan sering melakukan
latihan nafas dalam.
d. Kasih sayang
Tn. R mendapatkan cukup kasih sayang dari istri, anak serta mantu-
mantunya terhadap status kesehatan Tn. R yaitu dengan menyediakan obat
untuk kesehatan Tn. R dan memfasilitasi kesehatan dengan mengantarkan
Tn. R kerumah sakit dan diuruskan masalah administrasi rumah sakit Tn.
R. selama di Rumah Sakit pasien senantiasa ditemani oleh keluarga
terutama istrinya.
e. Harga diri
Dengan status Tn R yang di rawat di rumah sakit sering kali memikirkan
bahwa dampak sakitnya ini terhadap orang lain yaitu menjadi beban istri
dan anak-anaknya. Dengan motivasi dan dorongan yang kuat dari keluarga
untuk Tn. R sembuh dan normal kembali kesehatannya.
f. Aktualisasi diri
Dengan kontribusi Tn. R kepada istri dan anak-anaknya cukup untuk
memenuhi tanggung jawab Tn. R yang telah pensiun dari kerjaannya
untuk saat ini, dengan cara membantu mengelola bimbel yang di miliki
oleh anaknya.
33
g. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan fisik umum
Kesadaran komposmentis, keadaan umum sakit sedang dengan berat
badan pasien 58kg tinggi badan 165cm (BBI : 58.5 Kg, IMT : 35.151).
Tekanan darah : 130/80 mmHg, Nadi : 81 x/m, RR : 20 x/m, S :
35.1○C. tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
2) Sistem penglihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata, pergerakan mata, kornea normal.
Konjungtiva anemis. Sklera anikterik, pupil isokor. Tidak ada kelainan
otot-otot mata. Fungsi penglihatan baik walaupun menggunakan kaca
mata untuk membaca, reaksi terhadap cahaya baik.
3) Sistem pendengaran
Daun telinga, kondisi telinga, dan fungsi pendengaran normal.
Karakteristik serumen berwarna kuning dan berbau khas. Tidak ada
cairan di telinga, pasien terkadang merasa telinga berdenging. Tidak
terdapat gangguan keseimbangan dan tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
4) Sistem wicara
Pasien berbicara normal tidak ada gangguan dalam proses berbicara.
5) Sistem pernapasan
Tidak ada sumbatan jalan nafas. Pasien mengeluhkan sesak nafas,
tidak menggunakan otot bantu pernapsan. Frekuensi pernapasan 20x/m
irama teratur, jenis pernapasan spontan, kedalaman nafas nafas
dangkal. Palpasi dada tidak ada bengkak dan krepitasi. Perkusi dada
sonor. Suara nafas vesikuler, tidak ada nyeri saat bernafas dan tidak
menggunakan alat bantu nafas. Fokal premitur simetris.
6) Sistem kardiovaskular
Frekuensi nadi 81 x/m, tekanan darah 130/80 mmHg, tidak ada
distensi vena jugularis, temperature kulit 35.1○C dan warna kulit
34
h. Pemeriksaan Laboratorium
Pada tanggal 6 Mei 2018
Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil
Hematologi
Hemoglobin L 12.8 g/dl
Hematokrit L 36 %
Leukosit 9.30 ribu/ul
Trombosit 263 ribu/ul
Eritrosit 4.53 juta/ul
VER 80 Fe
HER 28 Pg
KHER 35 g/dl
Diabetes
GDS H 221 mg/dl
Elektrolit darah
Natrium L 133 mEq/l
Kalium 4.4 mEq/l
Klorida 102 mEq/l
Enzim Jantung
Troponin T < 0,03 (-)
36
i. Pemeriksaan Penunjang
Pada tanggal 6 Mei 2018
1) Photo thorax dengan kesan : COR tidak membesar, tak tampak TB
Paru atau Pnemonia.
2) Rekaman EKG dengan Heart Rate : 87x/m, irama : regular, gelombang
PQRST normal, sinus rythem.
j. Terapi obat
1) Injeksi
a) Lasix 2x1 ampul 40mg jam 06.00 dan 18.00
b) Nitrogliserin 1.5 ml dosis 10mg via Syring Pump
2) Oral
a) Candesartan 1x1 8mg jam 13.00
b) Miniaspi 1x1 30mg jam 01.00
c) Adalat 1x1 30mg jam 13.00
d) Lansoprazole 1x1 30mg capsul jam 12.00
e) Digoxin 1x 0.25mg jam 12.00
f) Metformin 3x1 500mg jam 06.00, 13.00, dan 18.00
3) Cairan
a) Rl 500ml 7tpm 24 jam
4) Diit
Program diit di Rumah Sakit diberikan dari tanggal 6 Mei 2018 sampai
9 Mei 2018
a) DD3 : Diit jantung
37
4. Data Fokus
Tabel 3.2 Data Fokus Pengkajian Keperawatan
MASALAH
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
KEPERAWATAN
Pasien mengatakan Nyeri TD : 130/80 mmHg Nyeri Akut
dada, sesak nafas, jantung N : 82 x/m
berdebar-debar, badan S : 35.1 ○C
terasa lemas, kepala RR : 20 x/m
terasa pusing, P : Nyeri EKG : Heart Rate :
dada, Q : Seperti di timpa 87x/m, irama : regular,
beban berat, R : di dada gelombang PQRST
S : 6, T: 5-10 menit normal, sinus rythem,
Troponin T : (-).
5. Analisa Data
Tabel 3.3 Analisa Data Pengkajian Keperawatan
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1. DS : Pasien mengatakan : Nyeri akut Penurunan suplai
“Nyeri dada, sesak nafas, oksigen ke jantung
jantung berdebar-debar,
badan terasa lemas, kepala
terasa pusing, P : Nyeri
dada, Q : Seperti di timpa
beban berat, R : di dada
S : 6, T: 5-10 menit ”
DO :
TD : 130/80 mmHg
N : 82 x/m
S : 35.1 ○C
RR : 20 x/m
EKG : Heart Rate : 87x/m,
irama : regular, gelombang
PQRST normal, sinus
rythem, Troponin T : (-).
DO :
Na darah : (L) 221 mEq/ul,
Kalium darah : 4.4 mEq/ul,
Cl darah : 102 mEq/ul
BB : 58 Kg, BBI : 58,5 Kg,
Intake : 1756 ml, Output :
1270 ml, balance : + 486
ml.
B. Diagnosa keperawatan
Tabel 3.4 Diagnosa Keperawatan
TANGGAL TANGGAL NAMA
NO MASALAH / DIAGNOSA
DITEMUKAN TERATASI JELAS
1. Nyeri akut b.d penurunan 7 Mei 2018 9 Mei 2018 Malik
suplai oksigen ke jantung.
DS : pasien mengatakan :
“Nyeri dada, sesak nafas,
jantung berdebar-debar, badan
terasa lemas, kepala terasa
pusing, P : Nyeri dada, Q :
Seperti di timpa beban berat, R
: di dada
S : 6, T: 5-10 menit ”
DO :
TD : 130/80 mmHg
N : 82 x/m
S : 35.1 ○C
RR : 20 x/m
EKG : Heart Rate : 87x/m,
irama : regular, gelombang
PQRST normal, sinus rythem,
Troponin T : (-).
DO :
Na darah : (L) 221 mEq/ul,
Kalium darah : 4.4 mEq/ul, Cl
darah : 102 mEq/ul, BB : 58
Kg, BBI : 58,5 Kg, Intake :
1756 ml, Output : 1270 ml,
balance : + 486 ml.
DO:
Bedrest, terpasang
Nitrogliserin, aktivitas di bantu
penuh.
C. Perencanaan keperawatan
Tabel 3.5 Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan & KH Rencana Keperawatan
1. Nyeri akut b.d. Setelah dilakukan 1. Observasi reaksi
penurunan suplai tindakan keperawatan nonverbal dari
oksigen ke kepada Tn. R selama ketidaknyamanan.
jantung. 3x24jam masalah nyeri 2. Kaji nyeri secara
akut dapat teratasi. komperhensif, lokasi,
karakteristik, durasi,
KH : frekuensi, kualtias dan
1. Mampu mengontrol faktor predisposisi.
nyeri (tahu penyebab 3. Ajarkan teknik non
nyeri, mampu farmakologi.
menggunakan teknik 4. Berikan terapi injeksi
non-farmakologi Nitrogliserin 1.5ml dosis
untuk mengurangi 10 mg melalui syringe
nyeri, mencari pump, digoxin
bantuan). Candesartan 1x1 8mg,
2. Melaporkan bahwa Miniaspi 1x1 30mg,
nyeri berkurang Adalat 1x1 30mg,
dengan Digoxin 1x 0.25mg
menggunakan melalui oral.
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri (skala
intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah
42
D. Pelaksanaan keperawatan
Tabel 3.6 Pelaksanaan Keperawatan
46
Hari /
Jam No Dx Tindakan & Respon Paraf
tanggal
Senin, 7 10:00 1 1. Mengkaji TTV pasien Malik
Mei 2018 S : Nyeri dada dan sesak nafas
berkurang
O : TD 130/80 mmHg, N : 81 x/m,
RR : 20 x/m, S : 35,1 ○C.
E. Evaluasi keperawatan
Tabel 3.7 Evaluasi Keperawatan
NO HARI /
JAM SOAP PARAF
DX TANGGAL
1 Senin 7 Mei 14:00 S : pasien mengatakan nyeri dada dan Malik
2018 sesak nafas berkurang. P : nyeri dada,
Q : seperti ditimpa beban berat, R : di
dada, S : 6, T : 3-5 menit.
O : O : TD 130/80 mmHg, N : 81 x/m,
RR : 20 x/m, S : 35,1 ○C.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan itervensi
1. Kaji TTV pasien
2. Ajarkan latihan nafas dalam
3. Berikan terapi
a. Candesartan 1x1 8mg
melalui oral jam 12:00
b. Miniaspi 1x1 30mg, Adalat
1x1 30mg melalui oral jam
12:00.
c. Digoxin 1x 0.25mg melalui
oral jam 12:00.
NO HARI /
JAM SOAP PARAF
DX TANGGAL
4 Senin 7 Mei 14:00 S : pasien mengatakan “ Aktivitas Malik
2018 dirumah sebagai pengelola bimbel
anaknya, sering berfikir bagaimana
untuk peningkatan kualitas prestasi
anak didik di bimbel”
O : pasien Nampak tenang saat
berbicara, faktor stress terlihat saat
pasien bercerita bahwa aktivitasnya
memiliki beban kerja yang cukup berat,
kesadaran komposmentis, keadaan
umum sakit sedang
A : Masalah Belum Teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. kaji status psikologi, emosi dan
spiritual pasien terhadap sakit
yang di derita.
2. Anjurkan pasien
mengidentifikasi gambaran
perubahan peran yang realistis.
NO HARI /
JAM SOAP PARAF
DX TANGGAL
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1. Kaji BB
2. Batasi cairan berlebih
3. Monitor intake dan output
4. Berikan terapi Nitrogliserin
1.5ml dosis 10mg via syringe
pump
NO HARI /
JAM SOAP PARAF
DX TANGGAL
A ; masalah teratasi
P ; lanjutkan intervensi
1. Identifikasi aktivitas fisik
2. Bantu pasien dalam
beraktivitas
3. Monitor aktivitas pasien
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menguraikan kesenjangan antar tinjauan teoritis dengan laporan
kasus tentang Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Tn. R dengan Hipertensi yang
dirawat di pavilium Marwah Atas Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih mulai
tanggal 7 – 9 Mei 2018. Pembahasan ini mengikuti tahap-tahap proses keperawatan
mulai dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian keperawatan
Pada tahap pengkajian penulis mengacu pada format yang telah disediakan, yang
tidak jauh berbeda dengan format yang ada pada tinjauan teoritis. Dalam
pengumpulan data, penulis melakukan pengkajian secara komperhensif meliputi
aspek bio, psiko, sosio, dan spiritual yang dilakukan dengan memperhatikan
kondisi klien. Data hasil pengkajian penulis didapatkan dari hasil wawancara
dengan klien, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan diagnostik, catatan medis,
catatan keperawatan serta berkerja sama dengan perawat ruangan, dan tim
kesehatan lainnya yang mendukung dalam pengkajian.
Dari hasil pengkajian didapatkan penyebab penyakit klien adalah minum kopi
makan ikan asin sejak muda, beban pikiran atau setres yang berlebih. Pasien
dibawa oleh keluarga dengan keluhan nyeri dada, sesak nafas, dan sakit kepala.
Pasien mempunyai riwayat jantung dan DM sejak 5 tahun yang lalu dengan rutin
minum obat amlodipine 1x1 5mg dan Metformin 3x1 500mg. Pasien masuk ke
Rumah sakit dengan keluhan yang sama seperti riwayat sakit dahulu dengan ACS
sekitar 2 bulan yang lalu.
Manifestasi klinis antara tinjauan teoritis dengan kasus adanya keluhan nyeri
dada, sesak nafas, keletihan, perasaan gelisah dan mengeluh sakit kepala. Pada
saat pengkajian penulis mendapatkan data yang sama terhadap tanda dan gejala
pada tinjauan teoritis.
52
54
B. Diagnosa keperawatan
Setelah data-data terkumpul dan dikelompokkan menjadi data fokus dengan
keluhan dan kondisi klien saat ini, penulis merumuskan diagnosa keperawatan
sesuai dengan masalah yang ada pada klien dan berdasarkan hasil pengkajian
pada tahap diagnosa keperawatan yang muncul. Diantaranya adalah sebagai
berikut :
55
1. Nyeri akut b.d. penurunan suplai oksigen ke jantung. Diagnosa ini muncul
karena ditandai rasa nyeri di dada dengan kualitas nyeri sedang skala 6, rasa
seperti ditimpa beban berat, lamanya antara 5 – 10 menit di dada. Nyeri dada
pada pasien dengan hipertensi dapat disebabkan karena adanya penurunan
suplai darah ke jantung. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan
tekanan pada vaskuler. Dampak dari gangguan vaskuler yang terjadi dapat
mengakibatkan darah dan suplai oksigen ke seluruh tubuh dapat terganggu.
2. Kelebihan volume cairan. Diagnosa ini muncul karena adanya hasil
pemeriksaan laboratorium menandakan rendah nya kadar natrium darah
yaitu 133 dengan derajat normalnya antara 135-147 mEq/l. Penurunan
pompa jantung dapat mengakibatkan bendungan pada ruang jantung. Hal ini
menyebabkan aliran darah berkurang dan cairan tertumpuk pada ventrikel
bahkan pada paru-paru yang mengakibatkan kelebihan volume cairan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan. Diagnosa ini muncul
karena ada gejala keletihan ketika pasien mengeluhkan nyeri dada dan sesak
nafas. Pasien pada hipertensi dengan gangguan jantung maka mengakibatkan
suplai oksigen berkurang energy berkurang, hal ini menyebabkan pasien
mengeluh cepat lelah. Selain itu untuk menurunkan beban jantung maka
pasien di istirahatkan untuk menghindari kelelahan.
4. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan peningkatan faktor stress.
Diagnosa ini penting di tegakkan karena salah satu faktor pemicu terjadinya
peningkatan tekanan darah adalah setres. Stress akan mengakibatkan
peningkatan kerja saraf simpatis yang menyebabkan kerja jantung meningkat
terjadi vasokontriksi pembuluh darah. Penulis menemukan beberapa keluhan
yang di sampaikan oleh pasien terkait dengan penyakit yang di deritanya.
Pasien merasakan penyakitnya muncul efek peningkatan stress yang dialami
oleh pasien.
56
C. Perencanaan keperawatan
Setelah diagnosa keperawatan muncul, penulis membuat prioritas masalah,
tujuan keperawatan serta kriteria hasil. Prioritas masalah berdasarkan hirarki
maslow, data here and now, dan keluhan yang mengancam pada kehidupan klien.
Pada tahap perencanaan penulis mengacu pada perencanaan yang terdapat pada
tinjauan teoritis serta disesuaikan dengan kondisi ruangan mampu kondisi klien
itu sendiri.
berat badan secara berkala, pertahankan intake dan ouput cairan yang akurat
berguna untuk mengatasi kelebihan volume cairan, kolaborasikan pemberian
diuretic sesuai intruksi untuk mengeluarkan cairan yang berlebih.
3. Pada diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas, penulis merencanakan
monitor aktivitas fisik untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan
pasien setiap harinya, bantu klien untuk mengidentifikasi kegiatan sehari-hari
untuk mengetahui jenis aktivitas apa yang cocok untuk pasien hipertensi,
bantu pasien untuk mendapatkan alat bantu aktivitas untuk menunjang
aktivitas pasien.
4. Pada diagnosa keperawatan ketidakefektifan koping, penulis merencanakan
kaji status emosi psikologi spiritual untuk mengetahui apakah pasien terjadi
perubahan emosi psikologi dan spiritual.
Adapun faktor pendukung yang penulis temukan yaitu banyaknya sumber atau
literatur yang didapatkan melalui studi kepustakaan sebagai bahan acuan,
sehingga penulis tidak menemukan hambatan yang berarti dalam menyusun
intevensi keperawatan. Faktor penghambat yaitu banyaknya literatur yang
memuat intervensi yang sama meskipun dengan diagnosa yang berbeda.
Alternatif pemecah masalah tersebut yaitu penulis menyesuaikan sesuai keluhan
dan kebutuhan pasien.
D. Pelaksanaan keperawatan
Setelah rencana keperawatan dibuat kemudian di implementasikan sesuai
intervensi yang telah dibuat penulis. Pada tahap pelaksanaan penulis melakukan
tindakan sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan atau ditentukan.
Pelaksanaan dilakukan dengan memperhatikan keadaan atau kondisi klien.
Pada tahap pelaksanaan penulis berkerja sama dengan tim perawatan diruangan
untuk melaksanakan tindakan keperawatan yang mengacu pada rencana tindakan
sampai dengan hari ketiga. Penulis melakukan tindakan keperawatan pada shift
58
pagi hari dan di lanjutkan pada shift berikutnya dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Tn. R. Tindakan keperawatan yang dilakukan selama 3 hari
pada diagnosa keperawatan nyeri akut penulis melakukan intervensi mengkaji
tanda tanda vital, mengkaji keluhan nyeri, menganjurkan latihan nafas dalam.
Diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan dengan membatasi cairan
berlebih, memonitor intake dan output yang akurat dan menimbang berat badan
pasien. Pada diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas, intervensi yang
dilakukan penulis yaitu monitor aktivitas fisik dan bantu klien untuk
mengidentifikasi kegiatan sehari-hari. Pada diagnosa keperawatan
ketidakefektifan koping, penulis melakukan intervensi kaji status psikologi,
emosi dan spiritual pasien terhadap sakit yang di derita dan anjurkan pasien
untuk mengidentifikasi gambaran perubahan peran yang realistis.
E. Evaluasi keperawatan
Tahap evaluasi adalah tahap kelima dimana dilakukan pengukuran keberhasilan
dari suati tindakan asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis serta
kerja sama tim perawat diruangan dari tanggal 7 – 9 Mei 2018. Adapun evaluasi
proses penulis menggunakan intervensi yang telah dibuat beserta respon dari
klien sedangkan evaluasi akhir penulis menggunakan SOAP ( Subjektif,
Objektif, Analisa, Planning ) untuk mengetahui apakah masalah teratasi
sebagian, masalah belum teratasi/ timbul masalah baru. Evaluasi proses dan
evaluasi akhir yang penulis lakukan selama tiga hari berturut-turut.
59
Faktor pendukung dalam melakukan evaluasi yaitu klien yang kooperatif saat
diajak berbicara, karena adanya bina hubungan yang saling percaya. Dengan
adanya penilaian evaluasi proses dan akhir dapat menjadi acuan apakah tindakan
asuhan keperawatan pada Tn. R dapat terlaksana atau tidak. Selama proses
asuhan keperawatan selama 3 hari penulis menemukan banyak data-data status
kesehatan sekarang dan masa lalu. Dengan langkah mengoptimalkan
dokumentasi keperawatan maka dapat terlaksana proses asuhan keperawatan
selama 3 hari kepada Tn. R di Pavilium Marwah Atas Rumah Sakit Islam Jakarta
Cempaka Putih.
60
BAB V
PENUTUP
59
61
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah nyeri akut karena pasien
mengeluh nyeri dada dengan kualitas nyeri sedang skala 6, rasa
seperti ditimpa beban berat, lamanya antara 5 – 10 menit di dada
muncul saat beraktivitas berat. Diagnosa keperawatan kelebihan
volume cairan ini muncul karena adanya hasil pemeriksaan
laboratorium menandakan rendah nya kadar natrium darah yaitu 133
dengan derajat normalnya antara 135-147 mEq/l. tidak ada tanda
edema dan anasarka, pasien mendapatkan terapi Lasix 2x1 40mg via
injeksi. Diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas, keluhan pasien
dengan terjadi kelelahan saat beraktivitas disertai keringat dingin. Dan
diagnosa terakhir yaitu ketidakefektifan koping, diagnose ini di
tegakkan karena kurangnya dalam manajemen tingkat faktor stress.
Pasien masuk dengan keluhan banyak pikiran terkait dengan
aktivitasnya dan lingungan rumah yang berisik, kurang nyaman untuk
beristirahat.
3. Perencanaan
Setelah diagnosa keperawatan muncul, penulis membuat prioritas
masalah, tujuan keperawatan serta kriteria hasil. Prioritas masalah
berdasarkan hirarki maslow, data here and now, dan keluhan yang
mengancam pada kehidupan klien. Pada tahap perencanaan penulis
mengacu pada perencanaan yang terdapat pada tinjauan teoritis serta
disesuaikan dengan kondisi ruangan mampu kondisi klien itu sendiri.
4. Implementasi
Pada tahap pelaksanaan penulis mengacu pada rencana tindakan yang
telah dibuat pada bab perencanaan. Di dalam tindakan peran serta
keluarga sangat penting karena tindak lanjut untuk perawatan klien
dirumah menjadi tanggung jawab klien sendiri dan keluarga.
62
5. Evaluasi
Evaluasi pada klien dengan Hipertensi ditunjukan empat diagnosa
teratasi dengan dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari. Di
perlukan tindak lanjut oleh tim perawatan berikutnya. Penderita
Hipertensi membutuhkan waktu perawatan untuk mengetahui status
kesehatan pasien secara berkala.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan seperti
yang tertera diatas, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran untuk
memperbaiki serta meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan sistem kardiovaskular : Hipertensi, yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Lampiran 2
Daftar Riwayat Hidup
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Malik Abdul Rajab
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi D3 Keperawatan
4 NIM 2015750024
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 13 Noverber 1996
6 E-mail lilabdul82@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081245046179
8 Pekerjaan Mahasiswa, Kerja part time
B. Riwayat Pendidikan
TK SD SMP SMA
TKIT SDIT SMAN2 Gunung
Nama Institusi DAARELSALAM
ALFAJAR ALFAJAR Putri Bogor
Jurusan - - - IPA
Tahun Masuk-
2001 – 2002 2003 - 2009 2009 - 2012 2012 - 2013
Lulus
66
Lampiran 3
67
68
Lampiran 4
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI
Disusun Oleh :
1. Malik Abdul Rajab (2015750024)
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi selama 1 x 30 menit
Tn. R dan keluarga Tn. R dapat memahami tentang penyakit darah
tinggi, diit darah tinggi dan dan mampu melakukan perawatan diri
terhadap penyakit darah tinggi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit masyarakat
mampu menjelaskan kembali tentang:
a. Pengertian darah tinggi
b. Penyebab darah tinggi dengan baik.
c. Tanda dan gejala darah tinggi dengan baik.
d. Makanan yang dianjurkan dan makanan yang dibatasi untuk
penderita Darah tinggi
e. Obat- obatan untuk hipertensi
f. Komplikasi dari hipertensi
70
B. SASARAN
Tn. R dan Keluarga Tn. R
C. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Rabu 9 Mei 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : RSIJ Cempaka Putih Pavilium
Marwah Atas 422
D. MATERI
Terlampir
F. METODE
Metode yang digunakan adalah:
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
H. SUMBER
Benowitz, L. 2002. Obat Antihipertensi, dalam Katzung, B.G., 2002, Basic
and Clinical Farmacology, ed ke-3, Penerjemah: Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Penerbit Salemba Medika
Corwin, J Elizabeth. 2000. Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Volume 2. EGC. Jakarta
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Gangguan
Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Smeljer,S.C Bare, B.G .2002. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,
*Brunner & Suddarth, Ed 8.Penerbit EGC Jakarta
Smeltzer, C. S & Bare, G. B. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medical
Medah edisi 8. Jakarta. EGC
Soeparman dkk.1987.Ilmu Penyakit Dalam Ed 2. Penerbit FKUI. Jakarta
Sofyan, Andy.2012. Hipertensi. Kudus
Wiryowidagdo, S & Sitanggang, M. (2002). Tanaman Obat untuk Penyakit
Jantung, Darah Tinggi, dan Kolesterol. Jakarta: PT Argomedia
Pustaka
73
I. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Tn R dan anggota keluarga hadir dalam acara penyuluhan.
b. Kesiapan materi penyaji.
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Tn R dan keluarga siap diberi penyuluhan dengan kontrak waktu
yang ditentukan.
b. Tn. R dan keluarga antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang
tidak diketahuinya
3. Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
b. Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
4. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Adanya kesepakatan Tn. R dan keluarga dengan perawat dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang darah tinggi yang diterima
oleh audience dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir
ceramah.
J. DAFTAR PERTANYAAN
1. Jelaskan kembali pengertian tekanan darah tinggi ?
2. Jelaskan kembali penyebab tekanan darah tinggi?
3. Apa tanda dan gejala tekanan darah tinggi?
4. Apa saja makanan yang dianjurkan dan makanan yang dibatasi untuk
penderita tekanan darah tinggi?
5. Sebutkan pengobatan darah tinggi ?
6. Jelaskan komplikasi darah tinggi?
74
LAMPIRAN 1
MATERI
A. Pengertian
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Menurut Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi
merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan
di atas normal.
Sedangkan menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap
normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95
mmHg dinyatakan sebagai darah tinggi (Soeparman, 1999).
B. Penyebab
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan lumen
pembuluh darah
4. Keturunan
5. Usia
6. Merokok
7. Kurang olahraga
8. Kafein/ kopi
9. Makanan mengandung asin yang tinggi
10. Kurangnya olahraga
D. Penatalaksanaan
1. Diit
Diit merupakan pengendalian asupan kalori total untuk mencapai
atau mempertahankan BB yang sesuai dan mengendalikan kadar
glukosa.Tujuan diituntuk membantu menurunkan tekanan darah,
mempertahankan tekanan darah menuju normal,penurunan faktor resiko
BB yang berlebih, menurunkan kadar lemak kolesterol.Diit untuk
penderita Hipertensi.
76
d. Thermotheraphy
Superficial thermotherapy atau kompres hangat merupakan salah
satu terapi modalitas dengan cara memberikan rasa panas pada
permukaan jaringan sekitar kedalaman 1 cm. kompres hangat pada
tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan
jaringan.
Efek terapeutik :
1) Vasodilatasi
2) Penurunan viskositas darah
3) Penurunan ketegangan otot
4) Peningkatan metabolisme jaringan
5) Peningkatan permeabilitas kapiler
Caranya :
Botol air panas
Handuk Panas
E. Obat-Obatan
1. Diuretik
Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara
mendeplesi simpanan natrium tubuh. Awalnya, diuretik menurunkan
tekanan darah dengan menurunkan volume darah dan curah jantung,
sehingga tahanan perifer menurun. Setelah 6-8 minggu, curah jantung
kembali normal karena tahanan vaskular perifir menurun. Natrium
dapat menyebabkan tahanan vaskular dengan meningkatkan kekakuan
pembuluh darah dan reaktivitas saraf, yang diduga berkaitan dengan
terjadinya peningkatan pertukaran natrium-kalsium dengan hasil akhir
peningkatan kalsium intraseluler. Efek tersebut dapat dikurangi
dengan pemberian diuretik atau pengurangan natrium. Contoh obat
80