Anda di halaman 1dari 10

LANDASAN TEORI

A.

Pengertian
Nifas atau masa nifas adalah suatu masa yang dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Saifuddin,
2001).
Nifas atau puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan pada keadaan yang normal dan dijumpai dua kejadian penting
dalam puerperium, yaitu involusi uterus dan proses laktasi. (Manuaba,
1999).
Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat genitali baru
pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
(Hanifa,1999).

B.

Etiologi
Lahirnya hasil konsepsi.

C.

Periode Nifas
1. Puerperium Dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalanjalan.
2. Puerperium Intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh lat-alat genitala yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote Puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu
untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

D.

Fisiologi
Dalam masa nifas, alat-alat genitala interna maupun eksterna akan berangsurangsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan
alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi. Disamping
involusi ini, terjadi juga perubahan-perubahan penting lain, yakni
hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi. Yang terakhir ini karena pengaruh
lactogenic hormone dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar
mamma.
Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat,segera setelah
plasenta lahir tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat. Uterus menyerupai
suatu buah advokat gepeng berukuran panjang 15 cm dan lebar 12 cm
dan lebar 10 cm. Dinding uterus sendiri 5 cm, sedangkan pada bekas
implantasi plasenta lebih tipis daripada bagian lain. Pada hari ke-5 post
partum uterus kurang lebih setinggi 7 cm atas simpiss atau setengah simpisis
pusat, sesudah 12 hari uterus tidak apat diraba lagi di atas simpisis. Bagian
bekas implantasi plasenta merupakan suatu luka yang kasar dan menonjol ke
dalam kavum uteri, segera setelah persalinan.
Setelah persalinan uterus seberat 1 kg, karena involusi 1 minggu kemudian
beratnya sekitar 500 gram, pada akhir minggu kedua turun menjadi 300 gram
dan segera sesudahnya menjadi 100 gram. Setelah 6 minggu berat uterus
kembali normal mencapai 30-60 gram. Jumlah sel-sel otot tidak berkurang
banyak hanya ukuran selnya yang berubah. Otot-otot uterus berkontraksi
segera post partum. Pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara
anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan
setelah plasenta dilahirkan.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera postpartum
bentuk serviks agak menganga seperti corong . bentuk ini disebabkan oleh
korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi sedangkan serviks tidak
berkontraksi, sehingga seolah-olah pada pembatasan antara korpus dan
serviks uteri berbentuk semacam cincin. Warna serviks sendiri merah
kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah.

Setelah 2 hari persalinan desidua yang tertinggal di uterus berdiferensiasi


menjadi dua lapisan. Lapisan superficial menjadi nekrotik, terkelupas keluar
bersama lochea dan lapisan basalis tetap utuh menjadi sumber pembentukan
endometrium baru. Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat
kecuali tempat palsenta. Seluruh endometrium pulih kembali dalam minggu
ke-3.
Segera setelah persalinan tempat plasenta kira-kira berukuran sebesar telapak
tangan. Pada akhir minggu kedua ukuran diameternya 2-4 cm. Setelah
persalinan tempat plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah yang
mengalami trombos. Setelah kelahiran, ukuran pembuluh darah ekstra uteri
mengecil menjadi sama atau sekurangnya mendekati sebelum hamil.
Serviks dan segmen bawah rahim menjadi struktur yang tipis, kolaps dan
kendur setelah kala III persalinan. Mulut serviks mengecil perlahan-lahan.
Selama beberapa hari setelah persalinan porsio masih tampak dimasuki dua
jari, sewaktu mulut serviks sempit, serviks menebal dan salurannya akan
terbentuk kembali.
Miometrium segmen bawah rahim yang sangat tipis berkontraksi tapi tidak
sekuat korpus uteri. Beberapa minggu kemudian segmen bawah menjadi
isthmus uteri yang hampir tidak dapat dilihat.
Vagina dan pintu luar vagina akan membentuk lorong berdinding lunak yang
ukurannya secara perlahan mengecil. Rugae terlihat kembali pada minggu
ke-tiga , himen muncul sebagai potongan jaringan yang disebut curunculae
mirtiformis.
Pada dinding kandung kencing terjadi oedema dan hyperemia, disamping itu
kapasitasnya bertambah besar dan relatif tidak sensitive terhadap tekanan
cairan intravesika.
Hemokonsentrasi
Pada masa hamil didapat hubungan pendek yang dikenal sebagai shunt
antara sirkulasi ibu dan plasenta. Setelah melahirkan, shunt akan hilang
dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini kan
menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita-penderita vitium kordis.

Untung keadaan ini dapat diatasi denganmekanisme kompensasi dengan


timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti
sediakala. Umumnya hal ini terjadi pada hari-hari ke-3 sampai 15 hari post
partum.
Laktasi
Sejak kehamilan muda, sudah terdapt persiapan-persiapan pada kelenjarkelenjar mamma untuk menghadapi masa laktasi ini. Perubahan yang
terdapat pada kedua mamma antara lain :
1. Proliferasi jaringan, terutama kelenjar-kelenjar dan alveolus mamma dan
lemak.
2. Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat
dikeluarkan berwarna kuning (kolostrum)
3. hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian dalam
mamma. Pembuluh-pembuluh vena berdilatasi dan tampak dengan jelas.
Tanda ini merupakan pula salah satu tanda tidak pastiuntuk membantu
diagnosis kehamilan.
4. Setelah partus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron terhadap
hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon-hormonhipofisis kembali,
antara lain lactogenic hormone (prolaktin) yang akan dihasilkan pula.
Mamma yangtelah dipersiapkan pada masa hamil terpengaruhi, dengan
akibat

kelenjar-kelenjar

mengakibatkan

berisi

mioepitelium

air

susu.

kelenjar-kelenjar

Pengaruh
susu

oksitosin

berkontraksi,

sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan. Umumnya produksi air susu


baru berlangsung betul pada hari ke 2-3 post partum. Pada hari-hari
pertama air susu mengandung kolostrum, yang merupakan cairan kuning
lebih kentaldaripada air susu, mengandung banyak protein albumin dan
globulin. Kadar prolaktin akanmeningkat dengan perangsangan fisik
pada puting mamma sendiri. Dengan menetekkan bayi pada ibunya akan
mengakibatkan peningkatan produksi ASI. Lebih sering ibu menetekkan
lebih meningkatkan pula produksi ASI. Kadar estrogen dan gonadotropin
menurun pada laktasi, akan tetapi akan meningkat lagi pada waktu

frekuensi menetekkan dikurangi umpamanya bila bayi mulai dapat


tambahan makanan.
Perubahan lain pada masa nifas
Bila tidak ada infeksi atau luka-luka jalan lahir yang berarti, wanita yang
baru melahirkan merasa sangat lega. After pains atau mules-mules sesudah
partus akibat kontraksi uterus kadang-kadang sangat mengganggu selama 2-3
hari post partum. Perasaan mules ini lebih terasa bila wanita tersebut sedang
menyusui. Perasaan sakit itupun timbul bila masih terdapat sisa-sisa selaput
ketuban, sisa plasenta, atau umpalan darah di kavum uteri.
Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 C. Sesudah partus dapat
naik + 0,5 C dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 38 C. Sesudah 12
jam pertama melahirkan, umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila
suhu badan lebih dari 38 C, mungkin ada infeksi.
Nadi berkisar umumnya antara 60-80 denyutan permenit. Segera setelah
partus dapat terjadi bradikardia. Bila terdapat takikardia sedangkan badan
tidak panas, mungkin ada perdarahan berlebihan atau pada vitium kordis
pada penderita. Pada masa nifas umumnya denyut nadi lebihlabil
dibandingkan dengan suhu badan.
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensipostpartum. Tetapi ini
akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat penyakit-penyakit
lain yang menyertainya dalam 2 bulan tanpa pengobatan. Abdomen,
terutama uterus harus diawasi secara teliti dalam masa nifas. Pada hari
pertama post partum, tinggi fundus uteri kira-kira satu jari di bawah pusat.
Setelah 5 hari post partum menjadi 1/3 jarak antara simpisis ke pusat. Dan
setelah 10 hari fundus uteri sukar diraba di atas simpisis. Syarat pada
pemeriksaan ini ialah kandung kencing harus kosong.
Lokia adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa
nifas. Pada hari pertama dan kedua lokia rubra atau lokia kruenta, terdiri atas
darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-seldesidua, sisa-sisa
verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium. Hari berikutnya darah bercampur
lendir dan disebut lokia sanguinolenta. Setelah satu minggu, lokia cair tidak

berdarah lagi, warnanya agak kuning, disebut lokia serosa. Setelah 2 minggu,
lokia hanya merupakan cairan putih disebut sebagai lokia alba. Biasanya
lokia berbau sedikit amis, kecuali bila terdapt infeksi, dan kan berbau busuk,
umpamanya pada adanya lokiostatis (lokia tidak lancar keluar) dan infeksi.
E.

PERAWATAN PASCA SALIN


1. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama
8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan dan
kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari
ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan dan hari ke4 dan 5 sudah
diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung
pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
2. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan
buah-buahan.
3. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang
wanita mengalami kesulitan kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh
kepala janin dan spasme oleh iritasi m. Spphincter ani selama persalinan,
juga oleh karena adanya oedema kandung kemih yang terjadi selama
persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing,
sebaiknya dilakukan kateterisasi.
4. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih
sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi BAB keras dapat
diberikan obat laksans peroral atau per rektal.

5. Perawatan payudara
Perawatan mamma telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu
lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
6. Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah
terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma, yaitu :
Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli, dan jaringan
lemak bertambah.
Keluaran cairan dari duktus laktiferus disebut kolostrum, berwarna
kuning-putih susu.
Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana venavena berdilatasi sehingga tampak jelas.
Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang.
Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang
akan merangsang air susu. Di samping itu, pengaruh oksitosin
menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu
keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.
Bila bayi mulai menyusui, isapan pada puting susu merupakan
rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin
dikeluarkan oleh hipofise. Produksi ASI akan lebih banyak. Sebagai efek
positif adalah involusi uterus akan lebih sempurna. Disamping ASI
merupakan makanan utama bayi yang tidak ada bandingannya,
menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih sayang
antara ibu dan anaknya. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu
kamar (rooming in) atau pada tempat yang terpisah.
Keuntungan rooming in :
Mudah menyusukan bayi
Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi
Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus bayinya

7. Cuti hamil dan bersalin


Menurut Undang-Undang, bagi wanita pekerja berhak mengambil cuti
hamil dan bersalin selama 3 bulan, yaitu 1 bulan sebelum bersalin
ditambah 2 bulan setelah persalinan.
8. Pemeriksaan pasca persalinan
Di Indonesia, ada kebiasaan atau kepercayaan bahwa wanita bersalin
baru boleh keluar rumah setelah habis masa nifas yaitu 40 hari. bagi
wanita dengan persalinan normal hal ini baik dan dilakukan pemeriksaan
kembali 6 minggu setelah persalinan. Namun, bagi wanita dengan
persalinan luar biasa harus kembali untuk kontrol seminggu kemudian.
Pemeriksaan postnatal antara lain :
1. Pemeriksaan umum

: tekanan darah, nadi, keluhan, dsb

2. Keadaan umum

: suhu badan, selera makan, dll

3. Payudara

: ASI, puting susu

4. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektum


5. Sekret yang keluar, misalnya lochia,fluor albus
6. Keadaan alat-alat kandungan
9. Nasehat untuk ibu postnatal
1. Fisioterapi postnatal sangat baik bila diberikan
2. Sebaiknya bayi disusui
3. Kerjakan gimnastik sehabis bersalin
4. Untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya melakukan KB
untuk menjarangkan anak
5. Bawalah bayi anda untulk memperoleh imunisasi

PENUTUP
Kesimpulan
Peristiwa yang terpenting pada periode kala nifas (masa setelah melahirkan)
adalah terjadinya perubahan fisik dan laktasi (menyusui). Perubahn fisik tersebut
antara lain kembalinya rahim ke bentuk aslinya, pola pengeluaran lokia, buang air
besar dan berkemih. Pemberian ASI juga merupakan hal yang penting diketahui
oleh ibu dalam masa nifas. Untuk itu sebagai tenaga kesehatan, kita harus
meampu mengetahui fisiologi masa nifas, sehingga jika terjadi hal-hal yang
mengarah ke patologis kita mampu untuk mengatasinya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, obstetric patologi.


EGC : Jakarta
Winknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo : Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai