Anda di halaman 1dari 16

Teori Plate Tektonik

MENGENAL BUMI
Bumi adalah sebuah bola batu yang tertutup oleh air dan dibungkus oleh lapisan gas yang tipis. Kira-kira
280-225 juta tahun lalu semua benua masih tergabung dalam satu daratan yang sangat luas yang
disebut dengan Pangea. Lalu sekitar 200 juta tahun yang lalu pangea terbelah menjadi dua yakni
Gondwanaland dan Laurasia. Gondwanaland kemudian terbelah membentuk benua afrika, antartika,
australia, Amerika Selatan, dan sub benua India. Sedangkan Laurasia terbelah menjadi Eurasia dan
Amerika Utara. Pada saat benua ini terbelah-belah beberapa samudera baru muncul di sela-selanya .

Berdasarkan penyusunannya, lapisan bumi terbagi atas litosfer, astenosfer, dan mesosfer. Litosfer
adalah lapisan paling luar bumi yang memiliki ketebalan kira-kira 100 km dan terdiri dari kerak bumi dan
bagian atas mantel. Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik (lempeng benua dan
lempeng samudera) yang saling bersinggungan satu dengan lainnya.
Lempeng lempeng tersebut bergerak satu sama lain dengan kecepatan yang berbeda-beda, yaitu
sekitar 2-7cm/tahun. Pergerakan lempeng ini terjadi akibat adanya penjalaran arus panas dari inti bumi
ke mantel bumi yang disebut dengan arus konveksi. Pergerakan lempeng ini tidak dapat kita rasakan.
Selain itu terjadi pula interaksi yang menyebabkan kejadian-kejadian geologi seperti pembentukan
gunungapi, gempabumi, pembentukan batuan, dll.
LEMPENG
Ada enam lempeng besar, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Amerika Utara, Lempeng Amerika Selatan,
Lempeng Afrika, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia. Lempeng-lempeng tersebut bergerak
saling mendekat dan menjauh. Antara satu lempeng dengan lempeng lainnya yang berdampingan akan
terjadi interaksi pada batas lempengnya.

http://pr4s.files.wordpress.com

Ada 3 jenis interaksi yang terjadi yaitu Divergen, Konvergen dan Transform. Divergen terjadi apabila
dua buah lempeng atau lebih saling menjauh, sementara Konvergen terjadi ketika dua buah lempeng
saling mendekat. Proses Konvergen akan mengakibatkan tabrakan atau tumbukan diantara lempenglempeng yang dikenal sebagai Subduksi dan Kolisi.
Subduksi terjadi ketika ada interaksi antara lempeng samudra dengan lempeng samudra atau antara
lempeng samudra dengan lempeng benua dimana dalam proses yang terakhir ini akan menyebabkan
lempeng samudera akan menunjam kebawah lempeng benua karena berat jenis lempeng samudera
lebih berat dari lempeng benua.

http://pr4s.files.wordpress.com

Sementara Kolisi terjadi apabila lempeng benua bertemu dengan lempeng benua. Karena keduanya
memiliki berat jenis yang ringan, maka lempeng tersebut tidak ada yang tertunjam. Proses ini
mengakibatkan pembentukan pegunungan lipatan yang biasanya sangat tinggi.
Sedangkan Transform terjadi apabila dua lempeng yang saling berpapasan atau bersinggungan.
Biasanya batas ini terjadi karena batas konvergen yang tidak lurus.

Pergerakan Lempeng
Pengertian yang baik bahwa pergerakan lempeng sangat berhubungan erat denga aktivitas
gempa bumi . Kebanyak gerakan terjadi sepanjang zona yang sempit diantara lempeng , ada
empat tipe pergerakan lempeng .

Divergent

Boundaries
Divergent boundaries terjadi sepanjang pusat penyebaran dimana lempeng
bergerak terpisah kearah yang berlawanan. Contoh terbaik dari tipe ini adalah
Mid Atlantic Ridge, yang merupakan pegunungan bawah air yang meluas dari
kutub utara ke ujung selatan Afrika yang melingkari bumi. Tingkat sebaran
lempeng ini bergerak rata-rata adalah 25 cm/tahun. Konsekuensi gerakan ini
dapat dilihat dengan mudah dengan adalah adanya gunung berapi Krafla di
bagian timur laut islandia disini terjadi retakan tanah yang melebar dan selalu
muncul retakan baru setiap beberapa bulan. Di Afrika proses penyebaran telah
memisahkan Saudi Arabia dari benua Afrika, membentuk Laut Merah (Duxbury,
et.at., 1991; Taylor & McLennan, 1996).

Convergence Boundaries
Ukuran bumi sudahtidak berubah sjak 600 juta tahun yang lalu, bentuk bumi yang tidak
berubak mengindikasikan bahwa kerak yang terbentuk harus dihancurkan dalam jumlah
yang sama dengan jumlah kerak baru yang terbentuk. Proses penghancuran terjadi
sepanjang perbatasan lempeng dimana lempeng saling bergerak satu sama lainnya,
kadang salah satu lempeng tenggelam di bawah yang lainnya. Lokasi dimana lempeng
tenggelam terjadi disebut zona subduksi.
Tipe konvergensi yang sangat lambat disebut collision dimana tergantung jenis batuan
lithosphere yang dilibatkan. Konvergensi dapat terjadi antara lempeng oseanik dan
lempeng kontinental yang lebih besar, atau antara dua lempeng oseanik yang besar, atau
antara dua lempeng kontinental yang besar (Duxbury, et.at., 1991; Taylor & McLennan,
1996).
Konvergensi Oceanic Continental
Konvergensi ini akan membentuk trench (palung laut) sepanjang ribuan kilo meter
dengan kedalaman 8 10 kilometer. Akhir pantai Amerika Selatan sepanjang Peru-Chile,
Oceanic Nazca Plate mendorong kedalam dan tersubduksi ke bawah bagian continental
di bagaian selatan , sehingga bagian benua akan terangkat dan menciptakan Pegunungan
Andes. Gempa bumi kuat yang bersifat merusak dan pengangkatan yang cepat dari
rangakaian pegunungan merupakan ciri umum pola konvergensi ini. Konvergensi ini juga
banyak memicu aktivitas gunung berapi. Erupsi/letusan gunung berapi jelas berhubungan
dengan subduksi. (Duxbury, et.at., 1991; Taylor & McLennan, 1996).

Konvergensi Oceanic-oceanic
Ketika dua oceanic plate bertemu maka salah satu biasanya akan tersubduksi di bawah
yang lain dn dalam prosesnya akan membentuh trench dan membentuk gunuung berapi.
Contoh nyata dari peristiwa ini adalah terbentuknya marianas trench. Pembentukan
gunung berapi yang terjadi selama berjuta tahun, hasil erupsinya akan tertimbun dai
samudera dan lama kelamaan akan muncul kepermukaan sebagai daratan baru.
Rangkaian pegunungan berapi yang muncul dari dasar lautan ini dikenal sebagai Island
Arc. (Duxbury, et.at., 1991; Taylor & McLennan, 1996).

Konvergensi Continental-continental
Pegunungan Himalaya merupakan contoh dramatis yang nyata terlihat dari plate tektonik.
Ketia dua kontinen bertabarakan tidak terjadi subduksi karena batuan kontinent relatif
ringan seperti tabrakan dua gunung es, lapisan pelindungnya akan bergerak kebawah,
sebagai gantinya kerak akan mengangkat dan mendorong ke atas atau ke samping.
Tubrukan india dengan asia 50 juta tahaun yang lalu menyebabkan lempeng eurasian
menyilang keatas melewati indian plate. Setelah tubrukan konvergensi yang lambat terus
berlangsung antara dua lempeng lebih dari berjuta tahun dan membentuk pegunungan
himalaya dan tibet plateau. (Duxbury, et.at., 1991; Taylor & McLennan, 1996).

Transform Fault
Zona diantara dua lempeng yang sling meluncur secara horizontal disebut tansform fault,
yang konsep aslinya dikemukakan oleh geologis Canada J. Tuzo Wilson yang
mengusulkan bahwa patahan besar atau fracture zone menghubungkan dua pusat sebaran
(divergent plate boundaries) atau sekurangnya trench (convergent plate boundaries).
Kebanyakan transform fault ditemukan di dasar samudera, umumnya mengganti
penyebaran lereng aktif, menghasilkan plate margin zig-zag dan biasanya dicirikan
dengan gempa bumi dangkal. Bagaimanapun beberapa terjadi di daratan, sebagai contoh
patahan San Andreas di California.

Gambar 12. Kiri : ilustrasi Zona patahan Blanco, Mendonico, Murray dan Molokai
adalah beberapa contoh transorm fault, Kanan : foto Patahan San Andreas di California .
KECEPATAN PERGERAKAN LEMPENG
Pergerakan lempeng merupakan suatu gerakan yang secara relatif melambat, yang arahkan oleh
arus-arus ikonveksi termal dan permulaan aktivitas berhubungan dengan geologi jauh di dalam
mantel bumi .Teori dari tektonika lempeng menggantikan yang sebelumnya satu hanyutan benua,
di mana itu ditentukan hanya benua-benua sendiri mengapung di atas permukaan bumi.
pada dasarnya terdapat delapan plat yang besar -Dari Afrika, Antarctic, Indo(eropa), IndianAustralian, Nazca, Amerika Utara, Pacific dan Selatan Amerika; dan berbagai beberapa yang
lebih kecil -Anatoliah, Arab, Caribbean, Cocos, Pilipina, Somali, dan Juan de Fuca. Kebanyakan

dari riset menhidupkan teori-teori dan bukan data bersifat percobaan pengukuran-pengukuran
yang diperoleh adalah rerata-rerata atau penilaian-penilaian. Mayoritas riset menunjukkan bahwa
plat-plat berpindahkan rata-rata antara kira-kira 0,60 cm/yr sampai 10 cm/yr. Beberapa sumber
menyatakan bahwa di dalam Lautan Atlantik yang Utara, tingkat pergerakan itu hanyalah sekitar
1 cm (sekitar 0,4 inchi) per tahun, sementara di Pasifik lebih dari 4 cm (hampir 2 inchi), secara
umum, pergerakan berkisar dari 5 sampai 10 cm/yr.

Akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20 para ahli geologis mengasumsikan bahwa komponen
utama bumi telah berada dalam bentuk yang tetap, dan kebanyakan fitur geologis seperti
pegunungan merupakan hasil pergerakan vertikal seperti yang dijelaskan dalam teori
geosinklinal.
Teori plate tektonik berasal dari teori continental drift (hanyutan benua) yang pertama kali
dikemukanan oleh Alfed Wegener di tahun 1912 yang menyatakan bahwa benua saat ini pertama
kali dibentuk dari sebuah masa daratan besar yang saling menjauhi satu sama lainnya,
mengapung diatas inti batuan cair. Tetapi karena tanpa bukti dan perhitungan yang detail maka
teori ini masih dikesampingkan (Gross.1990; Davies, 2001). Bukti pertama datang dengan
penemuan variabel arah medan magnet dai dalam batu karang yang berasal dari berbagai zaman
yang berbeda, dari bukti ini teori Wegener semula dianggap menyimpang mulai dapat diterima.
Berdasarkan anomali medan magnetik yang tergambar kan oleh garis paralel simetris saling
sebelah menyebelah pada sisi sisi mid ocenic ridge.
Dari gambar diatas terlihat bahwa oceanic crust dihasilkan dari proses hanyutan benua, saling
menekan kebawah benua (subduksi) di bagian benua yang lain yang merupakan kelanjutan dasar
lempeng samudera yang selanjutnya kan disubduksi dan diabsorbsi oleh lapisan panas. Lapisan
kuli bumi terdiri dari cairan panas, batuan semi liquid yang mempunyai sirkulasi yang sangat
lambat. (Gross, 1990; Davies, 2001; Kenyo and Turcotte, 1987) Ketika bagian yang cair bergerak
keatas , aktivitas vulkanik bawah laut terjadi dan lava mengalir keluar dan secara cepat akan
menjadi solid di dasar laut dalam tersebar, menyusut sedikit demi sedikit dan menyebar dan akan
terdeposit di bagian atas kerak samudera. Di zona subduksi, kerak samudera didorong kebawah
benua, secara berangsur-angsur meleleh kembali kedalam mantel. Di dalam proses sedimen juga
akan ditarik ke bawah juga, karena panas dan tekanan sebagian dari material akan meleleh
melalui kerak benua, menyebabkan aktivitas vulkanik dan kerak benua baru terbentuk
(Gross,1990; Bott and Kusznir, 1984).

Perkembangan Teori Plate Tektonik


1. Continental Drift
Yang pertama-tama mengemukakan bahwa bumi ini pernah bersatu adalah seorang ahli
klimatologi dan geofisika yang bernama Alfred Wegener selama tahun 1912-1930 dengan
teorinya tentang Pengapungan Kontinen. Akan tetapi ide atau teori ini ditolak oleh sebagian
besar ahli ilmu bumi. Tetapi, selama periode tahun 1950-an sampai 1960-an banyak buktibukti yang ditemukan oleh para peneliti yang mendukung teori tersebut, sehingga teori yang
sudah pernah ditinggalkan ini menjadi pembicaraan lagi atau mulai diperhatikan lagi. Sampai
tahun 1968, dengan perkembangan teknologi banyak dilakukan pemetaan pada lantai
samudera, serta ditemukannya data-data yang banyak tentang aktivitas seismik dan medan
magnit bumi. Sehingga muncul teori baru yang dinamakan Teori Tektonik Lempeng (Kennet,
1982; Duxbury et.al, 1991).
Benua pertama yang ada bernama Pangea pertama kali terpecah 300 tahun yang lalu,
setengah di bagian utara yang disebut Laurasis (Eropa dan Asia) dan setengah lagi di selatan
yang disebut Gownwanaland (Amerika Selatan, Afrika, India, Antartika, Australia dan New
Zealand). Dari gambar di bawah terlihat benua yang saling menyebar, kurva merah
menunjukan bidang benturan , sedangkan garis biru merupakan sebaran dasar lautan. Lokasi
terjadinya tabrakan benua membentuk deretan pegunungan seperti Ereopa yang bertabrakan
dengan afrika membentuk Pyrenees dan pegunungan Alpen, pegunungan Himalaya terjadi
ketika India dan Asia (Duxbury et.al, 1991)
Ahli geologi Robert Dietz dan John Holden memberikan penjabaran tentang perihal Pangea
(berarti benua secara keseluruhan) sebelum dan sesudahnya. Mereka berpendapat bahwa
sebelum Pangea terbentuk, massa-massa benua mungkin telah mengalami berbagai episode
fragmentasi yang sama dengan yang telah kita ketahui sekarang. Kontinen-kontinen purba
tersebut dulu telah bergerak saling menjauhi satu dengan yang lainnya. Selama periode antara
500 225 juta tahun yang lalu, fragmen-fragmen yang sebelumnya telah menyebar, mulai
bersatu membentuk Pangea. Bukti dari adanya tumbukan awal ini meliputi Pegunungan Ural
di Uni Soviet dan Pegunungan Appalacian di Amerika Utara.
Hal ini didasarkan dengan mencoba mengekstrapolasikan kembali pergerakan lempeng, yang
dihubungkan dengan perjalanan waktu, dan dibantu oleh data-data seperti orientasi struktur
volkanik, distrubusi dan pergerakan transform, serta paleomagnetism, Dietz dan Holden telah
mampu untuk merekonstruksi Pangea. Dengan menggunakan data penanggalan radiometri,
kedua ahli ini juga dapat menentukan kapan Pangea ini mulai terbentuk dan kapan mulai
terpecah. Kemudian berdasarkan data-data posisi relatif dari hot spot, maka juga dapat
menentukan lokasi yang tepat dari setiap kontinen, (Duxbury et.al, 1991).
Sedangkan Menurut Alfred Wegener (1912) dalam Thurmann (1990) mengatakan bahwa
terdapat dua kontinen yang membentuk Pangea (dimana Pangea ini dikelilingi oleh satu
samudera yang luas yakni Panthalassa) yakni Laurasia untuk bagian utara (sekarang ini
merupakan bagian daratan Amerika Utara, Eropa dan Asia) dan Gondwanaland untuk bagian
selatan (sekarang ini merupakan bagian daratan Amerika Selatan, Afrika dan India, Australia
dan Antartika) yang dipisahkan oleh satu samudera yakni Laut Tethis (Tethys Sea).
Menurut teori Tektonik Lempeng, diperkirakan bahwa Pangea mulai terpecah sekitar 200 juta
tahun yang lalu, dimana terjadi fragmentasi yang diikuti oleh jalur-jalur pergerakan dari
setiap kontinen dan terdapat dua buah celah besar yang terjadi akibat fragmentasi ini. Celah
antara Amerika Utara dan Afrika menyebabkan munculnya batuan basal yang berumur Trias
secara besar-besaran di sepanjang Pantai Timur Amerika Serikat. Penanggalan radiometri

pada basal ini menunjukkan bahwa celah tersebut terbentuk antara 200 165 juta tahun yang
lalu. Waktu ini sekaligus digunakan sebagai waktu terbentuknya Atlantik Utara. Celah yang
terbentuk di bagian selatan Gondwanaland berbentuk hurup Y, yang menyebabkan
termigrasinya Lempeng India ke bagian Utara dan sekaligus memisahkan Amerika Selatan
Afrika dari Australia Antartika.
Sekitar 135 juta tahun yang lalu, posisi kontinen Afrika dan Amerika Selatan mulai memisah
dari Atlantik Selatan. Pada saat ini India sudah berada separuh jalan menuju ke Asia, dan
bagian selatan dari Atlantik Utara telah mulai melebar. Pada Kapur Akhir, sekitar 65 juta
tahun yang lalu, Madagaskar telah terpisah dari Afrika, dan Atlantik Selatan berubah menjadi
laut terbuka.
Sekitar 45 juta tahun yang lalu, India telah bersatu dengan Asia, yang kemudian
menyebabkan terbentuknya pegunungan tertinggi di dunia, yakni Himalaya yang tersebar di
sepanjang Dataran Tinggi Tibet. Kemudian terjadi pemisahan Greendland dari Eurasia, dan
bersamaan juga terjadi pembentukan Semenanjung Baja dan Teluk Kalifornia. Peristiwa
tersebut ditaksir terjadi kurang dari 10 juta tahun yang lalu, (Thurmann,1990; Duxbury et.al,
1991)

Sebuah penjelasan sederhana bagaimana mekanisme tersebut terjadi adalah, secara umum
crust/kerak terbentuk dari arus konveksi yang berasal dari perbedaan temperatur antar titik di
lapisan batuan cair. Bagian bumi yang dingin dibagian dalam tertembus bagian yang panas,
Titik panas yang muncul dibawah lapisan continental akan memanaskan bagian atasnya yang
lebih dingin sehingga bagian tersebut akan retak dan menyebabkan adanya aliran batuan
panas yang juga akan mendorong kearah yang berlawanan (Taylor & McLennan, 1996).

Bukti Teori Hanyutan Benua

Bukti-bukti untuk mendukung hal tersebut seperti kesesuian kontinen, kesamaan fosil,
kesamaan tipe dan struktur batuan, dan bukti paleoklimatik
a. Kesesuaian Kontinen
Bukti yang paling kuat adalah kesamaan antara kontinen Amerika Selatan dan Afrika.
Sebagaimana telah dijelaskan tentang terpecah-pecahnya Pangea di atas, bahwa
sebelumnya benua Afrika dan Amerika Selatan merupakan satu daratan yang bergabung
pada mid-Atlantic oceanic ridge. Ketika lapisan kerak bumi pada ridge baru terbentuk,
daratan ini didesak secara perlahan-lahan, dan terpisah satu sama lain. Rata-rata
kecepatan gerakan memisah ke arah timur dan barat, terbukti seimbang, oleh karena itu
ridge ini sekarang terletak pada jarak yang sama dari kedua benua (Alfred Wegener,
1913-1930 dalam Kennet, 1982). Hal ini juga telah dibuktikan oleh Sir Edward Bullard
dan kawan-kawannya pada tahun 1960-an. Bukti tersebut berupa peta yang digambar
dengan menggunakan bantuan komputer, dimana datanya diambil dari kedalaman 900
meter di bawah muka air laut

b. Bukti-Bukti Fosil
Bukti- bukti fosil ini telah ditemukan oleh Alfred Wegener (1913-1930) dan para ahli
geologi lainnya seperti :
Fosil tumbuhan Glassopteria yang ditemukan menyebar secara luas di benuabenua bagian Selatan, seperti Afrika, Australia dan Amerika Selatan. Fosil ini
diperkirakan berumur Mesozoikum. Fosil tersebut kemudian ditemukan juga di benua
Antartika.
Fosil reptil Mesosaurus dan hewan amphibi yang ditemukan di Amerika Selatan
bagian timur dan Afrika bagian Barat dan benua lainnya yang diperkirakan hidup
pada Periode Triassic (kira-kira 200 juta tahun yang lalu) dan Kapur Akhir ( kira-kira
75 juta tahun yang lalu), (Gambar 6).
Ditemukannya fosil karang (jenis brachiopods). Seperti terlihat pada gambar 4,
ternyata banyak terdapat di daratan Eropa bagian timur, Amerika Utara, Asia,
pegunungan Alpen dan Himalaya yang diperkirakan hidup sekitar 300 juta tahun. Ini
menandakan bahwa daerah ini sebelumnya merupakan wilayah lautan, karena
menurut ilmu koral (koralogi) bahwa karang hanya hidup pada daerah perairan dan di
atas suhu 18o C atau hanya bisa berkembang pada daerah khatulitiwa, sedangkan
kedua benua tersebut berada pada daerah subtropis (Rogers and Adams, 1966 dan
Duxbury, et.at., 1991).

c. Kesamaan Tipe dan Struktur Batuan


Salah satu contoh kesamaan batuan yang ditemukan adalah pada daerah Busur Pegunungan
Appalachian yang berarah timur laut dan memanjang sampai ke bagian timur Amerika
Serikat, yang tiba-tiba menghilang di bagian pantai Newfoundland. Pegunungan yang
mempunyai umur dan struktur yang sama dengan pegunungan di atas, ditemukan di
Greendland dan Eropa Utara. Jika kedua benua tersebut (Amerika dan Eropa) disatukan
kembali, maka pegunungan di atas juga akan bersatu menjadi satu rangkaian pegunungan.
d. Bukti Paleoklimatik
Dari hasil penelitiannya, Wegener menemukan bahwa pada Akhir Paleozoikum, sebagian
besar daerah di belahan bumi bagian selatan telah ditutupi oleh lempengan-lempengan es
yang tebal. Daerah-daerah tersebut adalah Afrika bagian Selatan, Amerika Selatan, India
dan Australia. Wegener juga menemukan bukti bahwa pada saat yang sama (Paleozoikum
Akhir), daerah-daerah sekitar 30o di dekat khatulistiwa yang beriklim tropis dan subtropis
juga ditutupi oleh es.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut, maka Wegener menyimpulkan bahwa dulunya
secara keseluruhan daerah di bagian selatan bumi telah ditutupi oleh lapisan es. Kemudian
secara perlahan-lahan sebagian massa benua di bagian tersebut bergerak ke arah utara,
yaitu ke arah khatulistiwa. Hal ini terbukti karena adanya lapisan es yang ditemukan di
daerah sekitar khatulistiwa tersebut. Wegener menyimpulkan hal ini, karena secara logis
tidak mungkin terbentuk lapisan es yang luas dan tebal di daerah khatulistiwa, yang
diketahui beriklim tropis dan subtropis.
1. Teori Floating Continent
Konsep umum dari teori ini adalah ada lapisan cangkang statik yang ada di bawah bumi.
Pengamatan awal menunjukan bahwa ketika batuan granit yang merupakan penyusun benua,
lantai lautan tersusun dari batuan basal yang lebih berat, sehingga diasumsikan bahwa lapisan
batuan basal akan berada di bawah lapisan basal. Akan tetapi terdapat anomali Pegunungan
Andes di Peru memiliki lapisan batuan yang lebih berat dan mengarah ke bawah. Konsep ini
dibuktikan dengan studi gravitasi Himalaya untuk mendeteksi kepadatan lapisan. Tetapi teori
ini belum dapat menjwab pertanyaan apakah lapisan tersebut melingkupi batuan basal atau
terapung seperti Iceberg.
2. Teori Plate Tektonik
Penerbitan teori ilmiah geologis Amerika Harry hess yang menyatakan bahwa sebagai
pengganti teori yang menyatakan bahwa benua bergerak melewati kerak samudera
(continental drift), bahwa kerak samudera dan kerak benua bergerak bersama dalam satu unit
yang sama. Penjelasan dari teori Hess adalah penemuan potngan pita magnetis yang simetris
di sekitar punggung bukit samudera (mid oseanic ridge). Sejak saat itu para ilmuwan mulai
berteori bahwa mid ocean ridge di tandai dengan zona yang lemah dimana lantai samudera
terbelah menjadi dua bagian sepanjang ridge. Magma baru mudah keluar dari bagian yang
lemah ini dan menciptakan oceanic crust yang baru. Proses ini kemudian dikenal dengan
nama sea floor spreading. Hipotesis ini didukung dengan beberapa bukti :
a. Dekat dengan lereng ridge batuan lebih muda dan semakin tua pada daerah yang lebih
jauh.

b. Batuan yang muda memiliki polaritas yang normal


c. Terjadi pergantian polaritas pada batuan yang berada di lereng crest yang menunjukan

bahwa bayak perubahan medan magnit (Bott and Kusznir, 1984; Duxbury, et.at., 1991;
Taylor & McLennan, 1996).
DAFTAR PUSTAKA
Bott , M. P and Kusznir, N. J. 1984. The Origin of Tectonic Stress in The Lithosphere
tectonophysics 105 1- 14
Davies, G. F. 2001. Dynamic Earth. Cameroon University Press. ISBN 0-273-01590
Duxbury, A.S.; Hison J.D; and Alex R.D., 1991. An Introduction To The Worlds Ocean. 3th
Edition. Wm.C. Brown Publisher. Chicago.
Gross, M.G., 1993. Oceanography, 6th Edition. Prentice-Hall Inc, Company Englewood
Kennett, J., 1982. Marine Geology. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs. New Jersey.
Kenyon, P. M. And Turcotte, D. L., 1983. Convection in a Two Layer Mantle With a Strongly
Temperatur dependent Viscosity. Jounal Geographic. Res.88 B8 6403-6414
Rogers J.J.W. and J.A.A. Adams, 1966. Fundamentals of Geology, Harper & Row, Publisher
Inc. New York.
S R Taylor, S. R and S. M. McLennan.1996. The evolution of continental crust. Sci Am. p7681
Thurman, H.V., 1990. Essentials of Oseanography 4th Edition. Merril Publishing Company.
New York.

Proses Pembentukan Cekungan Samudera


Sebagaimana kita ketahui bahwa permukaan bumi terbagi menjadi lempeng-lempeng. Dahulu
lempeng-lempeng ini membentuk satu daratan, kita kenal sebagai pangea. Kemudian
berdasarkan teori tektonik lempeng, lempeng-lempeng ini bergerak satu sama lain. Pergerakan
lempeng ini dipengaruhi oleh arus konveksi yang ada di mantel bagian atas (lapisan astenosfer).
Terdapat tiga pergerkan lempeng yang utama yaitu konvergen, divergen, dan transform.

Konvergen (kiri bawah); Divergen (atas); Transform (kanan bawah)


Gerakan konvergen adalah gerak saling bertabrakan antara satu lempeng dengan lempeng
lainnya.
Gerakan divergen adalah gerakan saling menjauhi antara satu lempeng dengan lempeng lainnya.
Gerakan transform adalah gerak saling bersinggungan antara satu lempeng dengan lempeng
lainnya.
Proses pembentukan kerak samudera berkaitan dengan pergerakanpergerakan lempeng ini,
terutama adalah gerakan divergen.

Gambar Proses Pembentukan Cekungan Samudera


Tahap pada gambar-A
Awalnya gaya-gaya dari arus konveksi yang ada pada astenosfer terus bekerja dan menarik
batuan (extensional) kearah samping (Gerakan Divergen). Akibatnya kerak kontinen mengalami
penipisan. Dengan menipisnya kerak kontinen ini menyebabkan terjadinya intrusi magma
sehingga kerak mengalami partial melting dan memuai menyebabkan uplift disertai timbulnya
dike.
Tahap pada gambar-B.
Gaya-gaya dari arus konveksi terus bekerja, menyebabkan kerak terus mengalami pemekaran,
bergerak saling menjauh. Hal ini menyebabkan zona uplift yang ada mengalami pensesaran.

Berkembanglah sesar-sesar normal, membentuk rekahan-rekahan yang sangat panjang,


sepanjang pengaruh gerakan divergen tersebut bekerja (terlihat pada gambar berwarna hijau).
Semakin lama, zona pemekaran ini membentuk lembah pemekaran (rift valleys).
Tahap pada gambar-C.
Dengan terus berjalannya gerakan divergen ini, akan membentuk semakin terbukannya rift
valley. Dengan adanya siklus hidrologi, rift valley mulai tergenang oleh air. Selain itu pula ada
faktor erosi yang menyebabkan tererosinya lereng-lereng (flangks) membentuk dataran yang
rendah, menyebankan meluasnya rift valley. Sedimen hasil erosi ini kemudian terakumulasi pada
rift valley yang terbentuk.
Tahap selanjutnya
Pergerakan divergen terus berlangsung. Kemudian akibat erosi dan gaya-gaya arus konveksi
yang menyebankan lempeng-lempeng semakin menjauh menyebabkan Kerak semakin menipis.
Sehingga magma keluar melalui kerak yang tipis ini. Magma yang keluar terus berkembang dan
mendorong batuan yang ada disampingnya, yang kemudian mendingin, dan membeku,
tenggelam (sinking) dibawah laut membentuk kerak samudera baru. Pergerakan ini akan terus
berlangsung menyebabkan terbentuknya cekungan samudera yang luas.
Proses pembentukan cekungan samudera ini mirip dengan yang terjadi pada samudera atlantik
yang memisahkan antara benua Amerika dengan Afrika dan Eropa. Selain itu juga sama dengan
yang terjadi pada pembentukan laut merah yang memisahlkan daratan Afrika dengan Timur
tengah.
Terlihat pada gambar berikut :

Pergerakan Lempeng. Gerakan Divergen(grs. merah), Gerakan Konvergen (grs. hitam)

Anda mungkin juga menyukai