Pengetian
Elemen Pembentuk Ruang
Elemen Pembentuk Ruang adalah struktur wadah ruang kegiatan
diidentifikasikan sebagai lantai, dinding, dan langit-langit/Plafond yang menjadi satu
kesatuan struktur dalam sehari-hari.
a) Dinding
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi
suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur
lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau
melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka
Dinding bangunan dari segi fisika bangunan memiliki fungsi antara lain :
1) Fungsi pemikul beban di atasnya, dinding harus kuat bertahan terhadap 3
kekuatan pokok yaitu tekanan horizotal, tekanan vertikal, beban vertikal
dan daya tekuk akibat beban vertikal tersebut.
2) Fungsi pembatas ruangan, pembatasan menyangkut penglihatan, sehingga
manusia terlindung dari pandangan langsung, biasanya berhubungan
dengan kepentingan kepentingan pribadi atau khusus. (Mangunwijaya,
1980 : 339)
Jenis dinding :
1. Dinding Partisi : Dinding ringan yang memisahkan antar ruang dalam. Terbuat dari
gypsum, fiber, tripleks atau Duplex
2. Dinding Pembatas : Untung menandakan batas lahan. Atau bisa disebut dinding
Privasi
3. Dinding Penahan : Digunakan pada tanah yang berkontur dan dibutuhkan struktur
tambahan untuk menahan tekanan tanah.
4. Dinding Struktural : Untuk menopang atap dan sama sekalitidak menggunakan cor
beton untuk kolom. Konstruksinya 100% mengandalkan pasangan batubata dan
semen
5. Dinding Non-Struktural : Dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai
pembatas apabila dinding di robohkan, maka bangunan tetap berdiri. beberapa
material dinding non-struktural diantaranya seperti batu bata, batako, bata ringan,
kayu dan kaca.
Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang
a. Pintu
Pintu Menurut Ching (1996 : 220), pintu dan jalan masuk memungkinkan
akses fisik untuk kita sendiri, perabot, dan barang-barang untuk masuk dan
keluar bangunan dan dari satu ruang ke ruang lain dalam bangunan.
b . Jendela
Jendela dapat dilihat sebagai bagian yang terang pada dinding, jendela
dapat dikembangkan sampai ketaraf dimana jendela menjadi bidang dinding
fisik. Jendela yang transparan secara visual dapat menyatukan sebuah ruang
interior dengan ruang luar atau dengan ruang interior disebelahnya. (Ching, 1996 :
224).
Jendela adalah salah satu bukaan ruang yang berfungsi sebagai penghubung
antara ruang dalam dan ruang luar baik secara visual maupun sebagai sirkulasi
udara dan cahaya pada ruang tersebut. Susunan jendela yang kecil dan tinggi
memberi kesan sesak mengakibatkan perasaan seakan-akan tersekap dalam sel
tahanan. Lain halnya dengan jendela yang berukuran besar dan ditempatkan rendah
akan memberikan perasaan bebas. (Wilkening, 1989: 43)
Bentuk
Hasil survey yang telah saya lakukan pada dinding di Jalan Pandu perum cemara
hijau no.23 banjar Kung dalung , Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali dapat
disimpukan sebagai berikut :
-
Kusen pada pintu dan jendela menggunakan material kayu dengan finishing
cat
Ukuran / dimensi
Tinggi dinding
Kusen
Lebar pintu
Tinggi pintu
Lebar daun pintu
Tinggi daun pintu
: 3,2 meter
: 5/10
: 120 cm
: 185 cm
: 55 cm
:180 cm
Finishing
Finishing pada dinding yaitu menggunakan cat tembok berwarna cream dan finishing
pada elemen pelengkap pembentuk ruang pintu dan jendela menggunakan finishing
catkayu berwarna coklat.
Konstruksi
-
Struktur
Konstuksi
Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non
struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu
harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi
untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban struktural pada
bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding
pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari
campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya.
Foto