COMPILED BY:
AMELIA WARDANA (1205085086)
SANTI NURFITRIANI (1205085072)
NAELA ARITA ( 1205085082)
English Department
Teacher Training and Education Faculty
Mulawarman University
2013
Evaluatingmaking decisions
rtc.
In short, critical thinking is the ability to analyze the facts, present and
organize ideas, defend opinions, make comparisons, draw conclusions,
evaluate arguments and solve problems.
B. Smarter, Quicker.
The critical thinker remains calm and knows when he is right. Critical thinkers
are less likely to fall for scams or tricks because they approach everything
with a healthy amount of skepticism. Those who lack critical thinking skills
often assume that everything they hear is true, regardless of the source.
C. Time Saving.
Critical thinkers consider all options before they act. If time is an important
factor, they consider the fastest method of achieving a goal. They may even
discover a shortcut. Critical thinkers embody the phrase "work smarter, not
harder." They are masters of efficiency.
D. Decision-making/ Employment
Many of the highest paying jobs require critical thinking skills, such as
generating effective ideas and making important decisions. Job interviewers
often ask applicants questions that test their ability to think critically. Critical
thinking skills may also be a deciding factor when an employee seeks a
promotion.
E. Perspective.
A critical thinker has the self-awareness to know the difference between a
rational thought based on careful consideration and an emotional response
based on personal bias. Emotion is the enemy of reason. By understanding
your own perspective, you can also consider the perspective of others and
come to a conclusion based on fact, not feelings.
Kamu sebenarnya sudah mulai berpikir kritis di kelas ketika kamu berdiskusi kelompok dan
mengkritik reportase temanmu. Tentu sebagai mahasiswa kamu seharusnya selalu bersikap kritis di
kelas. Dunia perguruan tinggi tentu berbeda dengan keadaan ketika kamu masih di SLTA. Berpikir
kritis telah menjadi bagian yang mengkonstitusikan jati diri mahasiswa.
Sebenarnya kuliah pemikiran kritis ini bisa membantu meningkatkan keterampilan berpikir kamu.
Diharapkan keterampilan dan kemampuan berpikir kritis dan logis bisa meningkatkan performa
kamu di kelas. Kalau sebelumnya kamu adalah mahasiswa yang mendengar dan menerima begitu
saja apa yang dikatakan dosen atau teman-temanmu, maka sekaranglah saatnya kamu berani
berpikir dan mempertanyakan argumentasi dosen atau teman. Dengan kemampuan berpikir kritis,
kamu seharusnya bisa:
1.
2.
3. Membangun dan mempertahankan argument-argumen Anda yang sudah Anda bangun secara
meyakinkan.
Tentu sebagai mahasiswa kamu harus mempelajari dan menguasai bidang ilmu tertentu. Apakah
kuliah berpikir kritis bisa membantu kamu menguasai bidang keilmuan tersebut? Tentu saja bisa.
Memang kuliah logika atau berpikir kritis tidak akan membuat mata kuliah lain menjadi lebih
mudah dipahami. Meskipun demikian, kamu akan menyadari betapa pemikiran kritis membantu
kamu mempelajari mata kuliah lain dengan perspektif yang lebih terfokus. Berpikir kritis akan
memudahkan kamu memahami mata kuliah lain secara lebih mendalam persis ketika kamu memiliki
sikap untuk tidak percaya begitu saja pada apa yang dipaparkan, kamu berusaha mencari informasi
secara lebih mendalam dan lengkap, kamu mengevaluasi konsistensi logis dari pemikiran-pemikiran
yang disajikan, dan sebagainya.
Selain itu, keterampilan berpikir kritis yang kamu miliki akan membantu kamu mengevaluasi secara
kritis apa yang sudah kamu pelajari di kelas. Sekali lagi berpikir kritis akan mendorong kamu untuk
selalu melihat segala sesuatu dari banyak perspektif dan dari perspektif yang jauh lebih luas.
Pemikiran kritis juga memampukan kamu membangun argumentasi atau penikiran sendiri
mengenai suatu topik, pemikiran atau pendapat. Misalnya, setelah mempelajari sikap paternalistik
dokter dalam menangani pasien atau sikap represif polisi menghalau para demonstran di istana
negara, kamu bisa menulis atau mengajukan argumentasi-argumentasimu mengenai peristiwa
tersebut.
2. Di tempat kerja
Di mana pun juga kamu bekerja dan apa saja profesi atau keahlianmu, berpikir kritis tetap
diperlukan. Jika kamu sebagai seorang pimpinan, kamu dituntut untuk memberi instruksi yang jelas,
tidak ambigu, dan tidak membingungkan. Dalam berbagai rapat, kamu diharapkan mampu
memformulasikan persoalan secara jelas dan runtut. Kamu menilai kinerja karyawan bukan
berdasarkan kriteria senang atau tidak senang atau prasangka-prasangka etnis, jender, agama, dan
sebagainya, tetapi semata-mata berdasarkan keahlian. Kamu juga memiliki sikap terbuka terhadap
kritik dan mau memperbaiki diri.
Demikian pula karyawan biasa. Supaya bisa dimengerti teman atau atasan, kamu harus memiliki
sikap kritis. Indikator-indikator berpikir kritis di atas dapat menjadi check list sejauh mana kamu
sudah bisa disebut orang yang kritis. Di tempat kerja, kamu akan sulit dipahami jika cara
berkomunikasimu mengandung bias, prasangka, sterotip, dan sebagainya. Seluruh laporan kerja
kamu juga akan mudah dimengerti jika dikerjakan secara jelas, logis, mengandung alur berpikir
tertentu, dan sebagainya.
3. Di kehidupan sehari-hari
Berpikir kritis juga sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, berpikir kritis
memampukan kita menghindari pengambilan keputusan yang terburu atau gegabah yang akan
merugikan diri sendiri. Misalnya, ketika kita memutuskan untuk membeli sesuatu, membangun
hubungan perkawinan dengan seseorang, pindah kerja, membangun bisnis, dan sebagainya.
Kedua, berpikir kritis tentu meminkan peran penting dalam kehidupan bernegara yang demokratis.
Sistem politik yang demokratis menjamin kebebasan konstitusional kepada warga negara untuk
menyatakan pikiran dan pendapatnya, baik secara lisan maupun tulisan. Bentuknya bisa berupa aksi
protes dan demonstrasi, jajak pendapat, tulisan di Koran, pamflet, spanduk, dan sebagainya.
Semuanya ini mengandaikan keterampilan berpikir kritis.
Ketiga, kuliah pemikiran kritis atau logika juga memiliki tujuan pada dirinya sendiri, yakni membuat
seseorang menjadi matang secara intelektual. Jika manusia pada umumnya bersikap dogmatis,
menerima dan percaya begitu saja pada apa yang dibicarakan atau dikatakan orang, kamu yang
mempelajari pemikiran kritis akan memiliki sikap yang berbeda dengan kebanyakan orang tersebut.
Kamu akan mempertanyakan segala sesuatu dan berusaha menemukan jawaban yang paling
memuaskan keinginan tahu Anda.
Non-critical thinker:
Gather facts and information, see all the information is just as important.
CONCLUSION