Disusun oleh :
1. Ade Suwindra
2. Amelia Dwi Haryanti
3. Halija Aryani Tuasamu
4. Manix Sulistiyanto
5. Meyke Nina Pratiwi (110101069)
6. Saidah Nazwa
7. Vivi Violita (110101125)
KELAS
:A
SEMESTER : IV (Empat)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan YME yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan. Makalah ini memuat tentang Virus Cacar Air serta spesienya yang sengaja
dipilih oleh kami agar dapat dicermati mahasiswa/i dan membantu untuk kelanjutan
proses belajar mengajar.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan sedikit petunjuk dalam makalah agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca
walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, penyusun mohon untuk
saran dan kritiknya. Terima Kasih
Penyusun
Kelompok 5
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Identifikasi masalah
Tujuan
BAB II
Pembahasan
BAB III
Kesimpulan
Penutup
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
b.
Rumusan Masalah
c.
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Virus penyebab cacar
Spesies
Family
: Poxviridae
Genus
: Orthopoxvirus
A. Virus Varicella
a.) Definisi
Chickenpox atau Cacar air atau Varicella simplex adalah suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster.
Penyakit ini disebarkan secara aerogen. Hampir setiap orang pernah
mengalami cacar air. Penyakit ini memang tidak pandang bulu,
sebab dapat menyerang semua ras, segala umur, laki-laki atau
perempuan, baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Orang
kulit putih, hitam dan coklat dapat terkena. Anak-anak, remaja,
orang dewasa, semuanya dapat terkena cacar air. Namun, pada
umumnya penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak usia 2-8
tahun. Cacar air bawaan (kongenital) dapat terjadi pada bayi dalam
kandungan ibu yang terserang cacar air. Infeksi cacar air pada bayi
yang baru lahir dari seorang ibu yang sehat, jarang terjadi. Penyakit
ini disebabkan oleh infeksi virus Herpes varicella-zoster dan
merupakan penyakit menular.
b.) Penularan
Penularannya dapat melalui kontak langsung dan kontak tidak
langsung.
Kontak langsung dapat terjadi melalui cairan pernafasan dan
kontak langsung dengan kulit penderita. Ruam pada kulit yang
mulai merekah dan pecah sangat menular.
Kontak tidak langsung terjadi melalui udara. Menghirup udara
yang mengandung kuman virus Herpes varicella-zoster dapat
menyebabkan seseorang terserang cacar air.
Cacar air dapat membahayakan dan menimbulkan kematian pada
penderita kanker dan orang yang mengalami defisiensi sistem imun
(penurunan fungsi sistem imunitas/kekebalan tubuh). Turunnya fungsi
sistem imunitas tubuh tersebut menyebabkan tubuh tidak mempunyai
kekebalan dan sistem ketahanan untuk melawan serangan virus
penyebab cacar, sehingga kondisi penderita melemah yang pada
akhirnya dapat mengakibatkan sesuatu yang fatal. Pada anak yang
virus varicella-zoster
B. Virus Variola
a.) Definisi
Smallpox atau Cacar api atau Variola adalah penyakit menular
pada manusia yang disebabkan oleh virus Variola major atau Variola
minor. Penyakit ini dikenal dengan nama Latinnya, Variola atau
Variola vera, yang berasal dari kata Latin Varius, yang berarti
berbintik, atau Varus yang artinya jerawat.
Variola muncul pada pembuluh darah kecil di kulit serta di mulut dan
kerongkongan. Di kulit, penyakit ini menyebabkan ruam, dan
kemudian luka berisi cairan. V. major menyebabkan penyakit yang
lebih serius dengan tingkat kematian 3035%. V. minor
menyebabkan penyakit yang lebih ringan (dikenal juga dengan
alastrim, cottonpox, milkpox, whitepox, dan Cuban itch) yang
menyebabkan kematian pada 1% penderitanya. Akibat jangka
panjang infeksi V. major adalah bekas luka, umumnya di wajah, yang
terjadi pada 6585% penderita.
Variola adalah virus berbentuk bata besar berukuran sekitar 302-350
nanometer berukuran 244-270 nm, dengan DNA linier tunggal double
stranded genom 186 pasang kilobase (kbp) dalam ukuran dan berisi
sebuah loop jepit rambut pada setiap ujungnya. Kedua varietas dari
cacar variola besar dan variola minor.
b.) Penularan
Penularannya melalui kontak langsung ataupun tak langsung tapi
infeksi primernya selalu melalui hawa napas. Virusnya yang terdapat
di udara, berasal dari debu pakaian, tempat tidur dari keropeng yang
jatuh di tanah ataupun dari hawa napas sipenderita, terhirup
bersama hawa pernapasan sehingga terjadi penularan. Cacar adalah
penyakit yang sangat menular.
c.) Etiologi
Penyebab variola adalah virus Variolae ada 2 tipe virus yang identik,
tetapi menimbulkan 2 tipe virus yang identik, tetapi menimbulkan 2
tipe variola yaitu Variola mayor dan Variola minor (alastrim).
Perbedaan kedua virus itu adalah bahwa penyebab Variola mayor bila
dimokulasikan pada membrane karioalontrik tubuh pada suhu 38 o C.
Sedangkan yang menyebabkan Variola minor tumbuh di bawah suhu
itu. (Prof.dr. Marwali Harahap, 2000: 96).
d.) Masa Inkubasi
Antara 7-14 hari. Menurut undang-undang karantina ditetapkan 14
hari.
e.) Gejala
Penyakit cacar adalah suatu penyakit infeksi yang akut dengan
gejala-gejala, berupa:
Demam, sakit kepala, sakit pinggang dan anggota gerak,
Kadang-kadang menggigil disertai rasa mual atau muntah yang
berlangsung selama 3-4 hari dan panasnya menurun. Kemudian,
Timbul kelainan-kelainan pada kulit berturut-turut:
- Erythem (titik-titik kemerahan pada kulit),
- Macula (bercak-bercak kemerahan pada kulit),
- Papula (bercak kemerahan pada kulit yang agak menonjol dari
permukaan kulit/ bentolan),
- Vesikula (gelembung berisi cairan jernih),
- Pustule (gelembung berisi nanah),
- Crusta (keropeng, terjadi karena nanah pada pustule menering),
- Erupsi (ruam) pada kulit biasanya simetris dan mengenai seluruh
tubuh terutama muka, lengan dan kaki. Bila sembuh akan
meninggalkan bekas pada kulit yang tidak hilang seluruh hidup
(bopeng).
Contoh kelainan kulit pada penderita Variola
f.) Pengobatan
Cacar vaksinasi dalam waktu tiga hari setelah terpapar akan
mencegah atau secara signifikan mengurangi keparahan gejala cacar
di sebagian besar orang. Vaksinasi empat sampai tujuh hari setelah
terpapar dapat menawarkan beberapa perlindungan dari penyakit
atau dapat memodifikasi keparahan penyakit. Selain vaksinasi,
pengobatan cacar, seperti perawatan luka dan pengendalian infeksi,
terapi cairan, dan bantuan ventilator. Flat dan jenis perdarahan cacar
diperlakukan dengan terapi yang sama digunakan untuk mengobati
shock, seperti resusitasi cairan. Orang dengan tipe semi-anak sungai
dan anak sungai cacar mungkin memiliki masalah terapeutik mirip
dengan pasien dengan luka bakar kulit yang luas.
Ada obat saat ini disetujui untuk pengobatan cacar. Namun,
pengobatan antivirus telah membaik sejak epidemi cacar terakhir
besar, dan studi menunjukkan bahwa sidofovir obat antivirus
mungkin berguna sebagai agen terapeutik. Obat ini harus diberikan
intravena, bagaimanapun, dan dapat menyebabkan toksisitas ginjal
serius.
g.) Perawatan pada cacar
VIRUS VACCINIA
Group: Group I (dsDNA)
Family: Poxviridae
Genus: Orthopoxvirus
Species: Vaccinia virus
Morfologi
Sifat penting :
DNA : rantai ganda, segmen tunggal. Replikasi DNA komplek.
Virion : berselubung, berbentuk seperti batu bata dan merupakan virus dengan
dimensi terbesar. Tersusun atas lebih dari seratus jenis protein. Selubung
mempunyai aktivitas hemaglutinasi.
Replikasi dan morfogenesis di sitoplasma yaitu dalam viroplasma (semacam
pabrik virus). Hasil morfogenesis dapat berupa virion berselubung maupun tidak.
Vaccine dan vaccination diambil dari kata Vaccinia, yaitu virus DNA yang
termasuk grup Poxvirus sebagai penyebab cowpox. Virus Vaccinia ini populer
karena dapat dibuat vaksin untuk imunisasi terhadap penyakit smallpox.
Kemudian berkembang vaksin-vaksin lain yang mampu memberikan imunitas
pain Manusia dan hewan terhadap berbagai penyakit infeksi. Pembuatan vaksin
biasanya memerlukan organisme hidup seperti toksin bakteri atau immune sera
dalam jumlah besar. Pertumbuhan bakteri biasanya dilakukan pada media cair
dalam bejaria fermentor. Media ditetapkan secara kimia dan kondisi pembiakan
diatur dengan tepat, seperti temperatur, pH, oksigen dan sebagainya. Untuk
pembuatan vaksin virus, pertumbuhan dapat dilakukan dalam host atau biakan
sel hidup. Vaksin smallpox dapat dibiakkan pada dermis anak sapi domba, kerbau
atau yang lain. Vaksin influenza dan yellow fever dapat dibiakkan pada fertile
hen's eggs. Beberapa virus dapat ditumbuhkan pada biakan sel. Biasanya sel
disiapkan dari monkey kidney, chick embryo atau human diploid cells.
Imunisasi dengan satu kali inokulasi merupakan salah satu cara vaksinasi yang
sangat didambakan terutama untuk vaksinasi masal dengan populasi eukup
besar. Saat ini para peneliti
telah berusaha mendapatkan vaksin hidup terhadap hepatitis B menggunakan
virus vaccinia. Vaksin hidup ini sangat potensial dan telah digunakan untuk
memproduksi vaksin hepatitis B,
herpes simpleks, rabies dan lain-lain di dalam laboratorium. Percobaan
pendahuluan pada kelinci telah menyimpulkan bahwa penggunaan virus vaccinia
rekombinan untuk vaksinasi sangat mungkin. Karakteristik biofisik dan biokimia
partikel antigenik yang disekresikan oleh virus ini identik dengan HBs Ag asli.
Kelinci dan binatang laboratorium lain yang diinokulasi dengan virus hibrida ini
mampu memproduksi antiHBs. Simpanse yang divaksinasi dengan virus vaccinia
rekombinan terlindung dari infeksi virus hepatitis B. Beberapa keuntungan virus
vaccinia rekombinan untuk memproduksi vaksin antara lain biaya produksinya
relatif lebih
rendah, cara vaksinasi relatif lebih mudah, stabilitas baik, mempunyai shelf life
panjang, tidak onkogenik dan tidak bersifat laten.
Inovasi bioteknologi terutama rekombinan DNA telah membuka kemungkinan
baru untuk memproduksi vaksin hidup dengan mudah. Untuk melakukan itu
dibutuhkan
organisme
vektor yang sesuai, dan virus vaccinia merupakan vektor yang paling terkenal
saat ini disamping cytomegalovirus sebagai calon vektor potensiil. Virus
vaccinia sudah lama dikenal dan digunakan untuk vaksinasi smallpox. Selama
digunakan, sudah tak diragukan lagi keefektifannya dan relatif aman, stabil,
serta mudah cara pemberiannya. Virus vaccinia mempunyai beberapa
karakteristik yang khas sehingga terpilih sebagai vektor untuk menghasilkan
vaksin rekombinan hidup. la merupakan virus DNA, manipulasi genetik dapat
dilakukan relatip mudah, ia mempunyai genome yang dapat menerima
banyak DNA asing, mudah ditumbuhkan dan dimurnikan serta mempunyai
range host yang lebar pada manusia dan hewan. Sifat virus vaccinia
memungkinkan dilakukan rekayasa genetika dan mampu mengekspresikan
informasi antigen asing dari berbagai patogen. Bila vaksin hidup hasil
rekombinan ini digunakan untuk vaksinasi binatang maka binatang tersebut
akan
memperlihatkan
respon
imunologis
terhadap
antigen patogenik yang dimaksud. Beberapa laporan percobaan telah
memperlihatkan vaksinasi binatang percobaan dengan virus rekombinan
berhasil
melindungi
binatang
ini
terhadap
penyakit yang berhubungan. Beberapa laporan telah mengekspresikan
berbagai penyakit, seperti herpes simplex virus glycoprotein, influenza virus
hemagglutinin, hepatitis B virus surface antigen, rabies virus glycoprotein,
plasmodium knowlesi sporozoite antigen dan sebagainya. Rekombinan ini
telah
memperlihatkan
reaksi
kekebalan
terhadap
patogen-patogen
tersebut.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Penutup
Demikian makalah ini disusun oleh kami. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada kekurangan dan kelebihan kami mohon maaf.
Sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://airsam.blogspot.com/2011/04/cacar-air-varicella-simplex.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Cacar_air
http://defkanurse.wordpress.com/2010/08/06/asuhan-keperawatan-variola/
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2154308-penyakit-cacar-variolasmallpox/
http://id.wikipedia.org/wiki/Variola
http://newmoongirl.blogspot.com/2009/03/virus-vaccinia.html