Anda di halaman 1dari 15

VIROLOGI

Virus Penyebab Cacar

Disusun oleh :
1. Ade Suwindra
2. Amelia Dwi Haryanti
3. Halija Aryani Tuasamu
4. Manix Sulistiyanto
5. Meyke Nina Pratiwi (110101069)
6. Saidah Nazwa
7. Vivi Violita (110101125)
KELAS
:A
SEMESTER : IV (Empat)

STIKes MH. Thamrin, Jakarta Timur


Prodi D-III Analis Kesehatan
Tahun Ajaran 2011/2012

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan YME yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan. Makalah ini memuat tentang Virus Cacar Air serta spesienya yang sengaja
dipilih oleh kami agar dapat dicermati mahasiswa/i dan membantu untuk kelanjutan
proses belajar mengajar.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan sedikit petunjuk dalam makalah agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca
walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, penyusun mohon untuk
saran dan kritiknya. Terima Kasih

Penyusun

Kelompok 5

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Identifikasi masalah
Tujuan
BAB II
Pembahasan
BAB III
Kesimpulan
Penutup
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
a.

Latar Belakang

b.

Rumusan Masalah

c.

Tujuan

BAB II
PEMBAHASAN
Virus penyebab cacar

Spesies

Family

: Poxviridae

Genus

: Orthopoxvirus

: Virus Varicella, Virus Variola, Virus Vaccinia

A. Virus Varicella
a.) Definisi
Chickenpox atau Cacar air atau Varicella simplex adalah suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster.
Penyakit ini disebarkan secara aerogen. Hampir setiap orang pernah
mengalami cacar air. Penyakit ini memang tidak pandang bulu,
sebab dapat menyerang semua ras, segala umur, laki-laki atau
perempuan, baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Orang
kulit putih, hitam dan coklat dapat terkena. Anak-anak, remaja,
orang dewasa, semuanya dapat terkena cacar air. Namun, pada
umumnya penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak usia 2-8
tahun. Cacar air bawaan (kongenital) dapat terjadi pada bayi dalam
kandungan ibu yang terserang cacar air. Infeksi cacar air pada bayi
yang baru lahir dari seorang ibu yang sehat, jarang terjadi. Penyakit
ini disebabkan oleh infeksi virus Herpes varicella-zoster dan
merupakan penyakit menular.
b.) Penularan
Penularannya dapat melalui kontak langsung dan kontak tidak
langsung.
Kontak langsung dapat terjadi melalui cairan pernafasan dan
kontak langsung dengan kulit penderita. Ruam pada kulit yang
mulai merekah dan pecah sangat menular.
Kontak tidak langsung terjadi melalui udara. Menghirup udara
yang mengandung kuman virus Herpes varicella-zoster dapat
menyebabkan seseorang terserang cacar air.
Cacar air dapat membahayakan dan menimbulkan kematian pada
penderita kanker dan orang yang mengalami defisiensi sistem imun
(penurunan fungsi sistem imunitas/kekebalan tubuh). Turunnya fungsi
sistem imunitas tubuh tersebut menyebabkan tubuh tidak mempunyai
kekebalan dan sistem ketahanan untuk melawan serangan virus
penyebab cacar, sehingga kondisi penderita melemah yang pada
akhirnya dapat mengakibatkan sesuatu yang fatal. Pada anak yang

diberi beberapa jenis obat yang berefek pada menurunnya sistem


imunitas tubuh, cacar dapat menyebabkan kematian, sebab tubuh
tidak mempunyai sistem pertahanan untuk menghancurkan virus
penyebab cacar. Penyakit ini juga membahayakan seorang ibu dan
bayi yang dikandungnya.
c.) Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh virus Varisela zoster, penanaman virus
ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan
penyakit varisela, sedangkan reaktivasi menyebabkan herpes zoster.
(Prof. dr. Adhi Juwanda, 1999 : 112)

virus varicella-zoster

d.) Masa Inkubasi


Waktu terekspos sampai kena penyakit dalam tempo 2 sampai 3
pekan. Hal ini bisa ditandai dengan badan yang terasa panas.
e.) Gejala
Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek,
cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk
infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri
sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah
kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali
ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti
timbul di anggota gerak dan wajah.
Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan
dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau
gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan
maka akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang
nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih
gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar

sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas


lagi.
Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan
segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama.
kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka
garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air tadi akan
menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah
dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit
menghilang.
Gejala-gejala cacar air adalah :

Munculnya ruam-ruam di kulit

Cacar air ditandai dengan bintik-bintik merah berupa gelembung


berisi gelembung cairan bening yang muncul setelah 24 jam
terinfeksi virus Herpes varicella-zoster. Bintik-bintik merah yang
muncul di kulit penderita disebut dengan ruam. Ruam tersebut
biasanya menimbulkan rasa gatal. Bekas ruam yang ditimbulkan
itu pada umumnya akan hilang, tetapi ruam yang terkena infeksi
dan merusak lapisan kulit biasanya membekas di kulit. Ruam
yang terinfeksi akan bernanah. Lalu akan timbul lepuh kemerahan
di punggung dan kepala, yang mudah pecah. Pecahnya ruam,
menyebabkan cairan keluar dan terbentuklah keropeng. Ruam
menyebar ke muka dan jarang ke tungkai dan lengan. Lepuh akan
berlanjut 3-4 hari.
Kadang-kadang dijumpai ulkus (luka) pada membran mukosa
mulut, alat genital dan mata. Gatalnya ruam menyebabkan
penderita menggaruknya yang menyebabkan infeksi, keropeng
dan menimbulkan infeksi baru.
Demam, kepala terasa agak sakit dan tidak enak badan
Suhu badan meningkat

Nafsu makan menghilang

Dalam kondisi parah, ruam-ruam dapat muncul di wajah dan


anggota gerak, tangan, lengan, kaki dan lain-lain.
Gambar ruam-ruam pada kulit

f.) Waktu karantina yang disarankan


Selama 5 hari setelah ruam mulai muncul dan sampai semua lepuh
telah berkeropeng. Selama masa karantina sebaiknya penderita
tetap mandi seperti biasa, karena kuman yang berada pada kulit
akan dapat menginfeksi kulit yang sedang terkena cacar air. Untuk
menghindari timbulnya bekas luka yang sulit hilang sebaiknya
menghindari pecahnya lenting cacar air. Ketika mengeringkan tubuh
sesudah mandi sebaiknya tidak menggosoknya dengan handuk
terlalu keras. Untuk menghindari gatal, sebaiknya diberikan bedak
talk yang mengandung menthol sehingga mengurangi gesekan yang
terjadi pada kulit sehingga kulit tidak banyak teriritasi. Untuk yang
memiliki kulit sensitif dapat juga menggunakan bedak talk salycil
yang tidak mengandung mentol. Pastikan anda juga selalu
mengkonsumsi makanan bergizi untuk mempercepat proses
penyembuhan penyakit itu sendiri. Konsumsi buah- buahan yang
mengandung vitamin C seperti jambu biji dan tomat merah yang
dapat dibuat juice.
g.) Pengobatan
Varicella ini sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Akan
tetapi tidak menutup kemungkinan adanya serangan berulang saat
individu tersebut mengalami panurunan daya tahan tubuh. Penyakit
varicella dapat diberi penggobatan "Asiklovir" berupa tablet 800 mg
per hari setiap 4 jam sekali (dosis orang dewasa, yaitu 12 tahun ke
atas) selama 7-10 hari dan salep yang mengandung asiklovir 5%
yang dioleskan tipis di permukaan yang terinfeksi 6 kali sehari
selama 6 hari. Larutan "PK" sebanyak 1% yang dilarutkan dalam air
mandi biasanya juga digunakan.
Setelah masa penyembuhan varicella, dapat dilanjutkan dengan
perawatan bekas luka yang ditimbulkan dengan banyak
mengkonsumsi air mineral untuk menetralisir ginjal setelah
mengkonsumsi obat. Konsumsi vitamin C plasebo ataupun yang
langsung dari buah-buahan segar seperti juice jambu biji, juice
tomat dan anggur. Vitamin E untuk kelembaban kulit bisa didapat
dari plasebo, minuman dari lidah buaya, ataupun rumput laut.
Penggunaan lotion yang mengandung pelembab ekstra saat luka
sudah benar- benar sembuh diperlukan untuk menghindari iritasi
lebih lanjut.
h.) Perawatan terhadap penderita cacar air
Mengganti baju penderita setiap hari.
Menaburkan bedak antigatal pada bagian tubuh yang terkena
cacar air untuk mengurangi rasa gatal dan agar ruam menjadi
lebih cepat kering.

Memisahkan penderita dengan orang yang sehat agar cacar air


tidak menular pada yang lain.

Mandi dengan menggunakan air hangat yang telah dicampur


dengan obat antigatal setiap hari.

Memotong kuku agar tidak menggaruk ruam-ruam pada kulit,


sehingga tidak timbul infeksi baru.

Memberikan kondisi nyaman pada penderita agar dapat


beristirahat
dengan
nyaman
dan
mempercepat
proses
kesembuhan.

Tips untuk mencegah cacar air, antara lain :

Menjaga kebersihan badan, pakaian dan lingkungan


Pakaian dan lingkungan kotor merupakan sumber dari penyakit.
Badan yang kotor akan mudah terinfeksi oleh kuman penyakit.
Mengkonsumsi makanan bergizi
Makanan bergizi membuat tubuh sehat dan berstamina kuat
sehingga dapat menangkal serangan infeksi kuman penyakit.
Menghindari sumber penularan penyakit cacar air.
Imunisasi vaksin cacar air.

B. Virus Variola
a.) Definisi
Smallpox atau Cacar api atau Variola adalah penyakit menular
pada manusia yang disebabkan oleh virus Variola major atau Variola
minor. Penyakit ini dikenal dengan nama Latinnya, Variola atau
Variola vera, yang berasal dari kata Latin Varius, yang berarti
berbintik, atau Varus yang artinya jerawat.
Variola muncul pada pembuluh darah kecil di kulit serta di mulut dan
kerongkongan. Di kulit, penyakit ini menyebabkan ruam, dan
kemudian luka berisi cairan. V. major menyebabkan penyakit yang
lebih serius dengan tingkat kematian 3035%. V. minor
menyebabkan penyakit yang lebih ringan (dikenal juga dengan
alastrim, cottonpox, milkpox, whitepox, dan Cuban itch) yang
menyebabkan kematian pada 1% penderitanya. Akibat jangka
panjang infeksi V. major adalah bekas luka, umumnya di wajah, yang
terjadi pada 6585% penderita.
Variola adalah virus berbentuk bata besar berukuran sekitar 302-350
nanometer berukuran 244-270 nm, dengan DNA linier tunggal double
stranded genom 186 pasang kilobase (kbp) dalam ukuran dan berisi
sebuah loop jepit rambut pada setiap ujungnya. Kedua varietas dari
cacar variola besar dan variola minor.

b.) Penularan
Penularannya melalui kontak langsung ataupun tak langsung tapi
infeksi primernya selalu melalui hawa napas. Virusnya yang terdapat
di udara, berasal dari debu pakaian, tempat tidur dari keropeng yang
jatuh di tanah ataupun dari hawa napas sipenderita, terhirup
bersama hawa pernapasan sehingga terjadi penularan. Cacar adalah
penyakit yang sangat menular.
c.) Etiologi
Penyebab variola adalah virus Variolae ada 2 tipe virus yang identik,
tetapi menimbulkan 2 tipe virus yang identik, tetapi menimbulkan 2
tipe variola yaitu Variola mayor dan Variola minor (alastrim).
Perbedaan kedua virus itu adalah bahwa penyebab Variola mayor bila
dimokulasikan pada membrane karioalontrik tubuh pada suhu 38 o C.
Sedangkan yang menyebabkan Variola minor tumbuh di bawah suhu
itu. (Prof.dr. Marwali Harahap, 2000: 96).
d.) Masa Inkubasi
Antara 7-14 hari. Menurut undang-undang karantina ditetapkan 14
hari.
e.) Gejala
Penyakit cacar adalah suatu penyakit infeksi yang akut dengan
gejala-gejala, berupa:
Demam, sakit kepala, sakit pinggang dan anggota gerak,
Kadang-kadang menggigil disertai rasa mual atau muntah yang
berlangsung selama 3-4 hari dan panasnya menurun. Kemudian,
Timbul kelainan-kelainan pada kulit berturut-turut:
- Erythem (titik-titik kemerahan pada kulit),
- Macula (bercak-bercak kemerahan pada kulit),
- Papula (bercak kemerahan pada kulit yang agak menonjol dari
permukaan kulit/ bentolan),
- Vesikula (gelembung berisi cairan jernih),
- Pustule (gelembung berisi nanah),
- Crusta (keropeng, terjadi karena nanah pada pustule menering),
- Erupsi (ruam) pada kulit biasanya simetris dan mengenai seluruh
tubuh terutama muka, lengan dan kaki. Bila sembuh akan
meninggalkan bekas pada kulit yang tidak hilang seluruh hidup
(bopeng).
Contoh kelainan kulit pada penderita Variola

f.) Pengobatan
Cacar vaksinasi dalam waktu tiga hari setelah terpapar akan
mencegah atau secara signifikan mengurangi keparahan gejala cacar
di sebagian besar orang. Vaksinasi empat sampai tujuh hari setelah
terpapar dapat menawarkan beberapa perlindungan dari penyakit
atau dapat memodifikasi keparahan penyakit. Selain vaksinasi,
pengobatan cacar, seperti perawatan luka dan pengendalian infeksi,
terapi cairan, dan bantuan ventilator. Flat dan jenis perdarahan cacar
diperlakukan dengan terapi yang sama digunakan untuk mengobati
shock, seperti resusitasi cairan. Orang dengan tipe semi-anak sungai
dan anak sungai cacar mungkin memiliki masalah terapeutik mirip
dengan pasien dengan luka bakar kulit yang luas.
Ada obat saat ini disetujui untuk pengobatan cacar. Namun,
pengobatan antivirus telah membaik sejak epidemi cacar terakhir
besar, dan studi menunjukkan bahwa sidofovir obat antivirus
mungkin berguna sebagai agen terapeutik. Obat ini harus diberikan
intravena, bagaimanapun, dan dapat menyebabkan toksisitas ginjal
serius.
g.) Perawatan pada cacar

Untuk meringankan gangguan tersebut, orangtua bisa melakukan


kiat-kiat berikut:
- Beri kompres dingin yang telah dibubuhi obat antigatal setiap 3-4
jam pada beberapa hari pertama. Mandi air hangat yang telah diberi
obat antigatal setiap hari juga diperbolehkan. Mandi tidak membuat
cacar menyebar.
- Keringkan tubuh dengan cara menekan-nekannya dengan handuk,
bukan menggosoknya.
- Beri lotion atau bedak antigatal pada area yang gatal, tetapi tidak
untuk muka, terutama di dekat mata.
- Ganti baju setiap hari.
- Cacar yang tumbuh di mulut membuat penderita sulit makan. Pilih
makanan yang dingin, lembut, atau sudah diblender. Hindari
makanan asam seperti jus jeruk atau asin karena bisa membuat luka
di mulut makin perih.
- Tanyakan kepala dokter tentang krim pereda nyeri untuk dioleskan
pada luka di daerah genital jika cacar juga muncul di area intim
tersebut.
- Hindari pemberian aspirin karena berkaitan dengan sindroma Reye,
yang bisa mengarah pada gangguan lever.
- Potong kukunya agar tidak menggaruk ruam di kulit untuk
menghindari timbulnya infeksi. Mungkin perlu memakai kaus tangan.
- Pisahkan dari orang sehat agar mereka tidak tertular.

VIRUS VACCINIA
Group: Group I (dsDNA)
Family: Poxviridae
Genus: Orthopoxvirus
Species: Vaccinia virus
Morfologi
Sifat penting :
DNA : rantai ganda, segmen tunggal. Replikasi DNA komplek.
Virion : berselubung, berbentuk seperti batu bata dan merupakan virus dengan
dimensi terbesar. Tersusun atas lebih dari seratus jenis protein. Selubung
mempunyai aktivitas hemaglutinasi.
Replikasi dan morfogenesis di sitoplasma yaitu dalam viroplasma (semacam
pabrik virus). Hasil morfogenesis dapat berupa virion berselubung maupun tidak.
Vaccine dan vaccination diambil dari kata Vaccinia, yaitu virus DNA yang
termasuk grup Poxvirus sebagai penyebab cowpox. Virus Vaccinia ini populer
karena dapat dibuat vaksin untuk imunisasi terhadap penyakit smallpox.
Kemudian berkembang vaksin-vaksin lain yang mampu memberikan imunitas
pain Manusia dan hewan terhadap berbagai penyakit infeksi. Pembuatan vaksin
biasanya memerlukan organisme hidup seperti toksin bakteri atau immune sera
dalam jumlah besar. Pertumbuhan bakteri biasanya dilakukan pada media cair
dalam bejaria fermentor. Media ditetapkan secara kimia dan kondisi pembiakan
diatur dengan tepat, seperti temperatur, pH, oksigen dan sebagainya. Untuk
pembuatan vaksin virus, pertumbuhan dapat dilakukan dalam host atau biakan
sel hidup. Vaksin smallpox dapat dibiakkan pada dermis anak sapi domba, kerbau
atau yang lain. Vaksin influenza dan yellow fever dapat dibiakkan pada fertile
hen's eggs. Beberapa virus dapat ditumbuhkan pada biakan sel. Biasanya sel
disiapkan dari monkey kidney, chick embryo atau human diploid cells.
Imunisasi dengan satu kali inokulasi merupakan salah satu cara vaksinasi yang
sangat didambakan terutama untuk vaksinasi masal dengan populasi eukup
besar. Saat ini para peneliti
telah berusaha mendapatkan vaksin hidup terhadap hepatitis B menggunakan
virus vaccinia. Vaksin hidup ini sangat potensial dan telah digunakan untuk
memproduksi vaksin hepatitis B,
herpes simpleks, rabies dan lain-lain di dalam laboratorium. Percobaan
pendahuluan pada kelinci telah menyimpulkan bahwa penggunaan virus vaccinia
rekombinan untuk vaksinasi sangat mungkin. Karakteristik biofisik dan biokimia
partikel antigenik yang disekresikan oleh virus ini identik dengan HBs Ag asli.
Kelinci dan binatang laboratorium lain yang diinokulasi dengan virus hibrida ini
mampu memproduksi antiHBs. Simpanse yang divaksinasi dengan virus vaccinia
rekombinan terlindung dari infeksi virus hepatitis B. Beberapa keuntungan virus
vaccinia rekombinan untuk memproduksi vaksin antara lain biaya produksinya
relatif lebih
rendah, cara vaksinasi relatif lebih mudah, stabilitas baik, mempunyai shelf life
panjang, tidak onkogenik dan tidak bersifat laten.
Inovasi bioteknologi terutama rekombinan DNA telah membuka kemungkinan
baru untuk memproduksi vaksin hidup dengan mudah. Untuk melakukan itu
dibutuhkan
organisme
vektor yang sesuai, dan virus vaccinia merupakan vektor yang paling terkenal
saat ini disamping cytomegalovirus sebagai calon vektor potensiil. Virus

vaccinia sudah lama dikenal dan digunakan untuk vaksinasi smallpox. Selama
digunakan, sudah tak diragukan lagi keefektifannya dan relatif aman, stabil,
serta mudah cara pemberiannya. Virus vaccinia mempunyai beberapa
karakteristik yang khas sehingga terpilih sebagai vektor untuk menghasilkan
vaksin rekombinan hidup. la merupakan virus DNA, manipulasi genetik dapat
dilakukan relatip mudah, ia mempunyai genome yang dapat menerima
banyak DNA asing, mudah ditumbuhkan dan dimurnikan serta mempunyai
range host yang lebar pada manusia dan hewan. Sifat virus vaccinia
memungkinkan dilakukan rekayasa genetika dan mampu mengekspresikan
informasi antigen asing dari berbagai patogen. Bila vaksin hidup hasil
rekombinan ini digunakan untuk vaksinasi binatang maka binatang tersebut
akan
memperlihatkan
respon
imunologis
terhadap
antigen patogenik yang dimaksud. Beberapa laporan percobaan telah
memperlihatkan vaksinasi binatang percobaan dengan virus rekombinan
berhasil
melindungi
binatang
ini
terhadap
penyakit yang berhubungan. Beberapa laporan telah mengekspresikan
berbagai penyakit, seperti herpes simplex virus glycoprotein, influenza virus
hemagglutinin, hepatitis B virus surface antigen, rabies virus glycoprotein,
plasmodium knowlesi sporozoite antigen dan sebagainya. Rekombinan ini
telah
memperlihatkan
reaksi
kekebalan
terhadap
patogen-patogen
tersebut.

BAB III
PENUTUP
a.

Kesimpulan

Bakteri merupakan mikrobia prokariotik uniselular, termasuk klas


Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel.
Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik.

Pertumbuhan diartikan sebagai penambahan dan dapat dihubungkan dengan


penambahan ukuran, jumlah bobot, massa, dan banyak parameter lainnya dari
suatu bentuk hidup. Penambahan ukuran atau massa suatu sel individu biasanya
terjadi pada proses pendewasaan (maturasi) dan perubahan ini pada umumnya
bersifat sementara (temporer) untuk kemudian dilanjutkan dengan proses
multiplikasi dari sel tersebut. Multiplikasi terjadi dengan cara pembelahan sel.

Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan


reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya.
b.

Penutup

Demikian makalah ini disusun oleh kami. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada kekurangan dan kelebihan kami mohon maaf.
Sekian dan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

http://airsam.blogspot.com/2011/04/cacar-air-varicella-simplex.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Cacar_air
http://defkanurse.wordpress.com/2010/08/06/asuhan-keperawatan-variola/

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2154308-penyakit-cacar-variolasmallpox/

http://id.wikipedia.org/wiki/Variola
http://newmoongirl.blogspot.com/2009/03/virus-vaccinia.html

Anda mungkin juga menyukai