NIP. 1307 0001 Pemeriksaan jantung yang menggunakan alat Multi Slice Computed Tomography dengan media sinarX. Sehingga menghasilkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari jantung beserta pembuluh darah jantung. 1. Mengetahui anatomi jantung beserta pembuluh darah jantung. 2. Menilai kondisi pembuluh darah misalnya pada penyakit jantung koroner, emboli paru, aneurisma (pembesaran pembuluh darah) dan berbagai kelainan pembuluh darah lainnya. 3. Menilai tumor atau kanker misalnya metastase (penyebaran kanker), letak kanker, dan jenis kanker.
KEBIJAKAN PROSEDUR
4. Evaluasi post terapi.
SK Direktur Utama Tentang Pelayanan Radiologi 1. Peralatan: a. Pesawat MSCT Scan b. Injector kontras c. Kontras media cair, dosis: 1ml/Kg berat badan pasien, 1 vial 100cc d. Abocath 18 atau 20 e. Water for injection / NaCl :100 cc, 1 botol 500 cc f. Syringe Injector, 1 pcs g. Connecting Line/Extension, 1 pcs h. Elektroda, 1 Set i. Spuit 1 cc, 1 pcs j. Spuit 2,5 ml, 2 pcs k. Threeway stopcock , 1pcs l. Diphenhydramin Injection, 1 ampul m. Devamethason Injection, 1 ampul n. Betabloker Persiapan pasien Edukasi petugas Admisi melakukan edukasi persiapan prosedur CT Scan meliputi persiapan, waktu tunggu pasien jika heart rate pasien perlu mencapai target 60 70 kali/menit. Persiapan pasien min. 1 hari sebelum pemeriksaan: a. Pasien datang membawa surat permintaan pemeriksaan.
b. Menyertakan pemeriksaan hasil lab. Ginjal berupa Ureum
dan Creatinin. Apabila Cr >1,5 maka tindakan ditunda. c. Pasien diharuskan untuk melakukan puasa 4 jam sebelum pemeriksaan d. Tidak meminum kopi (kafein), teh, minuman berkarbonasi (Coca cola, Sprite, Fanta, dan minuman bersoda lainnya), alkohol, dan pasien dilarang untuk merokok e. Tidak melakukan aktivitas berat. Seperti berlari, naik-turun tangga, berolah raga berat f. Tidak mengkonsumsi obat-obatan yang dapat memicu naiknya heart rate g. Jika pasien memiliki riwayat kelainan jantung menahun, harus menginformasikan kepada dokter, sebelum pemeriksaan dilakukan h. Menyertakan foto-foto lama dan hasil pemeriksaan jantung lainnya (EKG, Treadmill, ECHO jantung, CATH Jantung, dll) sebagai bahan pembanding i. Pasien didampingi oleh dokter umum dan perawat sebelum, selama, dan sesudah pemeriksaan CT Scan jantung Persiapan pasien pada saat hari pemeriksaan: a. Dokter meminta persetujuan pasien dalam formulir persetujuan pemeriksaan radiologi, dan Edukasi pasien efek samping dari penggunaan kontras b. Ukur berat dan tinggi badan pasien c. Pasien di layani di ruang poli 4 d. Perawat mengukur tekanan darah dan perawat/radiografer memastikan frekuensi nadi (heart rate) pasien (dalam keadaan istirahat) 60-70 kali/menit dan dituliskan dalam formulir observasi perawatan kardiovaskular: Bila frekuensi nadi >70 x/menit maka berikan beta-bloker sesuai instruksi dokter: Dosis Bisoprolol 2,5 mg per oral dapat dinaikkan menjadi 5 mg, observasi selama 4 jam, atau Dosis Metoprolol dengan dosis awal 50 mg per oral diobservasi selama 1 jam kemudian dicek setiap 15 menit (dinaikkan 2,5 mg setiap 5 menit jika ada IV line, dengan maksimal dosis 200 mg). Pasien dengan terapi medikasi penurunan frekuensi nadi (heart rate) dapat beristirahat di ruang poliklinik 4 hingga heart rate mencapai target. Pasien direlaksasikan dengan di stelkan musik yang menunjang relaksasi pasien. Perawat memasang timer untuk pengingat perawat mengecek pasien setiap 15 menit sekali. e. Pemasangan IV Line dengan abocath nomer 18 atau 20 (bila dokter/perawat menyatakan kesulitan untuk mapping pemasangan IV line atau pasien tidak berhasil dipasangkan IV line (maksimal 2 kali pemasangan IV line) maka istirahatkan pasien, pengaturan jadwal kembali, dan pemasangan berikutnya dilakukan oleh dr. anestesi) f. Melakukan skin test dengan media kontras iodine dengan dosis 0,2 ml subkutan.
g. Evaluasi hasil skin test setelah 15 menit untuk menilai
terjadinya reaksi alergi. h. Evaluasi ulang tekanan darah dan frekuensi nadi pasien setengah jam pasca pemberian beta-bloker (jika diberikan). Apabila tekanan darah dan frekuensi nadi masih tinggi dapat diberikan dosis berikutnya (lihat poin c). i. Apabila frekuensi nadi pasien dalam batas yang diharapkan (<70x/menit), pasien diminta untuk BAK terlebih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan MSCT. j. Meminta pasien diam ditempat (dimeja scanner) selama 45 menit k. Pasien diberikan penjelasan ulang mengenai prosedur yang akan dilakukan, hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan (berubah posisi, batuk, bicara), serta meminta pasien untuk mengikuti instruksi yang diberikan oleh radiographer, seperti aba-aba: Tarik nafas Tahan nafas Nafas biasa l. Radiographer memberi penjelasan kepada pasien bahwa setelah melakukan injeksi zat kontras akan terasa panas pada seluruh tubuh, hal ini merupakan hal yang normal dari reaksi obat tersebut dan mengintruksikan agar pasien tidak panik selama pemeriksaan berlangsung 4. Posisi pasien a. Persiapan alat dan obat-obatan. b. Pasien diposisikan feet first, supine berbaring di meja gantry MSCT dengan tangan keatas. c. Pasang Elektroda EKG 3 lead, evaluasi ulang denyut jantung pasien. Pasang IV line (abbocath) dengan threeway sedapat mungkin pada vena antecubital kanan, lalu disuntikkan dexametason 5 mg bolus iv. Sambungkan abocath ke Syringe injector dengan menggunakan Syringe Connector. d. Posisikan pasien dengan Mid line pada pertengahan tubuh pasien dan center point pada Sternal nock 5. Prosedur Pemeriksaan a. Pilih protocol CT Scan Cardiac Smart Score, kemudian scoot AP dan Lateral, dan Scan jantung b. Lanjutkan dengan protocol CTA cardiac, Scoot (bila posisi pasien berubah) c. Test inject d. Scan pertama untuk menentukan Ellipse ROI, letakan ellipse ROI pada Ascending Aorta e. Start injeksi berbarengan dengan start scanning, Kontras iodine dimasukkan dengan dosis 0,5-2 cc/kg pada konsentrasi 300-370 mg/ml f. Pantau kontras media yang masuk dan apabila kontras sudah mencapai ascending aorta dan grafik enhance naik, instruksikan aba-aba kemudian lakukan pengambilan gambar (scan) untuk angiografi koroner e. Proses scanning selesai dan Flash pasien dengan menggunakan NaCl agar kontras media yg masuk dapat dikeluarkan dari tubuh melalui urine. f. Selesai tindakan, pasien dievaluasi ulang, apabila terjadi reaksi alergi, diberikan penanganan yang sesuai. Apabila tidak
terdapat reaksi alergi, abbocath dapat dicabut.
g. Pasien diminta untuk minum 2 gelas air sebelum pulang
UNIT TERKAIT
a. b. c. d. e.
Unit Gawat Darurat
Poliklinik Rawat Inap Rawat Jalan Dokter Rujukan Luar RS