Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PREPARASI SMEAR DARAH DAN MUKOSA

Disusun Oleh:
Nama
NIM
Kelas
Kelompok

: Nastiti Dyah P
: K4314046
:B
:6

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
KEGIATAN 1: SMEAR DARAH
I. TUJUAN
A. Mengetahui prosedur pembuatan preparat darah manusia dengan metode
smear
B. Menganalisis berbagai unsur sel darah manusia berdasarkan hasil
pengamatan
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat:

1. Mikroskop
2. Jarum lancet (blood lancet) atau pen lancet
3. Kapas, tissue
4. Object glass
5. Stopwatch
6. Kamera HP
B. Bahan:
1. Darah manusia (probandus)
2. Alkohol 70%
3. Aquades
4. Methanol
5. Larutan Giemsa
III. PRINSIP KERJA
Prinsip kerja smear darah manusia:
A. Pengambilan darah probandus
Menyiapkan jarum lancet dan kapas steril. Probandus melakukan rileksasi
lengan dengan cara mengayun-ayunkan lengan, kemudian memegang salah
satu jari yang akan diambil darahnya. Jari diberi sedikit tekanan dan
diambil darahnya dengan jarum lancet. Posisi jarum ketika pengambilan
darah tegak lurus dengan garis-garis sidik jari. Menghapus tetesan darah
yang pertama kali keluar dengan kertas penghisap atau tissue, tetesan darah
berikutnya baru digunakan untuk percobaan.
B. Pembuatan preparat apus darah
Menyiapkan dua buah object glass. Meletakkan tetesan darah dari ujung
jari probandus pada ujung object glass pertama. Kemudian mengambil
object glass kedua dan menyentuhkan salah satu ujungnya pada object
glass pertama di sebelah kiri tetesan darah sehingga kedua object glass
membentuk sudut 450. Menggerakkan object glass kedua ke arah kanan
dengan cara didorong sehingga tetesan darah berada di sudut antara kedua
kedua object glass dan membentuk garis yang tipis. Membiarkan preparat
hingga kering kemudian melakukan fiksasi dengan methanol selama 5
menit. Preparat apus darah dikering-anginkan kembali lalu ditetesi dengan
larutan Giemsa dan dibiarkan selama 3 menit. Mencuci preparat dengan air
mengalir selama 5 menit lalu dikeringkan dalam suhu ruang. Mengulangi
pembuatan preparat apus darah tetapi dengan menggerakkan object glass
kedua ke arah kanan dengan cara ditarik.

C. Pengamatan preparat apus darah


Mengamati preparat apus darah

di

bawah

mikroskop

dan

mendokumentasikan hasil pengamatan preparat apus darah.

IV. DATA PENGAMATAN


Gambar

Keterangan
Smear teknik menarik object glass

Preparat

darah

manusia

(perbesaran 10x)

Smear teknik mendorong object


glass

Preparat darah manusia


(perbesaran 10x)

V. PEMBAHASAN
Metode smear merupakan metode pembuatan sediaan dengan cara
mengoles atau membuat selaput (film) dan substansi berupa cairan atau bukan
cairan di atas gelas benda yang bersih dan bebas lemak untuk kemudian
difiksasi, diwarnai, dan ditutup dengan gelas penutup (Handari, 2003).
Preparasi smear darah dilakukan melalui beberapa tahapan sebagaimana yang
telah dikemukakan pada prinsip kerja percobaan. Masing-masing tahapan
memiliki tujuan tertentu.
Pengambilan darah probandus dilakukan dengan memperhatikan
beberapa hal. Alat yang digunakan dalam mengambil darah probandus harus
steril agar tidak menimbulkan infeksi pada probandus. Jarum lancet yang
digunakan untuk menusuk ujung jari probandus bersifat sekali pakai, artinya
jarum tersebut hanya dapat digunakan untuk satu probandus dalam sekali
pengambilan darah. Langkah-langkah pengambilan darah yaitu probandus
melakukan rileksasi lengan dengan cara mengayunkan lengannya, hal ini
dilakukan agar pembuluh darah melebar (vaso dilatasi) sehingga darah dapat
keluar dengan lancar. Selanjutnya menggosok ujung jari yang akan diambil
darahnya dengan kapas steril agar tidak terjadi kontaminasi pada probandus
dan agar probandus merasa rileks sehingga tidak terlalu merasakan sakit ketika
ditusuk jarum lancet. Kapas steril yang digunakan adalah kapas yang telah
disterilkan dengan larutan alkohol 70%. Penggunaan larutan alkohol 70%
dikarenakan larutan alkohol dengan konsentrasi 70% tidak terlalu pekat
sehingga dianggap aman dan tidak menimbulkan iritasi pada probandus
(Supriatno, 2000). Langkah selanjutnya adalah memegang jari yang akan
diambil darahnya, menekannya lalu menusuk ujung jari dengan jarum lancet.
Posisi jarum ketika mengambil darah yaitu tegak lurus dengan garis-garis sidik
jari. Posisi tegak lurus dengan garis-garis sidik jari memungkinkan darah yang
keluar banyak, sebaliknya apabila posisinya tidak tegak lurus maka darah yang
keluar hanya sedikit. Kemudian menghapus tetesan darah yang pertama kali
keluar dengan kertas penghisap atau tissue, tetesan darah berikutnya baru
digunakan untuk percobaan. Hal ini karena tetesan darah pertama banyak

mengandung koagulan sehingga darah akan menggumpal dan tidak dapat


diamati dengan baik. sedangkan tetesan darah kedua tidak banyak mengandung
koagulan sehingga dapat digunakan untuk pembuatan preparat apus darah.
Pembuatan preparat apus darah meliputi tahap peletakan tetesan darah
pada object glass, fiksasi, pewarnaan dan pencucian. Langkah pertama yang
harus dilakukan adalah menyiapkan dua buah object glass. Object glass
pertama digunakan sebagai tempat untuk meletakkan tetesan darah probandus,
sedangkan object glass kedua digunakan untuk mengoles (smear) darah
menjadi garis yang tipis. Tetesan darah diletakkan pada object glass sehingga
membentuk lingkaran berdiameter 1-3 mm. Tetesan darah dari ujung jari
probandus

diletakkan

pada

ujung

object

glass

pertama.

Kemudian

menyentuhkan salah satu ujung object glass kedua pada object glass pertama di
sebelah kiri tetesan darah sehingga kedua object glass membentuk sudut 450 ke
kanan. Langkah selanjutnya yaitu menggerakkan object glass kedua ke arah
kanan dengan cara didorong ke depan sehingga tetesan darah berada di sudut
antara kedua kedua object glass dan membentuk garis yang tipis. Pada waktu
mendorong object glass, sudut yang terbentuk di antara kedua object glass
harus konsisten sehingga ketebalan preparatnya sama. Dalam percobaan ini
terdapat dua perlakuan pada tahap menggerakkan object glass, perlakuan
pertama dengan cara didorong ke depan dan perlakuan kedua dengan cara
ditarik. Setelah itu, membiarkan preparat hingga kering kemudian melakukan
fiksasi dengan methanol selama 5 menit. Methanol berfungsi untuk mematikan
sel-sel pada sediaan tersebut tanpa mengubah posisi (struktur) organel yang ada
di dalamnya. Tujuan fiksasi adalah untuk menghentikan proses metabolisme
secara cepat, mencegah kerusakan jaringan, mengawetkan komponenkomponen sitologis dan histologis, mengawetkan keadaan sebenarnya, dan
mengeraskan sel (Rudyatmi, 2012). Preparat apus darah dikering-anginkan
kembali lalu ditetesi dengan larutan Giemsa dan dibiarkan selama 3 menit.
Larutan Giemsa merupakan pewarna yang umum digunakan agar sediaan
terlihat lebih jelas. Pewarnaan ini sering disebut juga pewarnaan Romanowski.
Pada tahun 1891, Romanosky menemukan campuran metilen blue dan eosin

dalam perbandingan tertentu memberi warna ungu inti leukosit. Metode


pewarnaan ini banyak dipakai untuk mempelajari morfologi darah, sel-sel
sumsum dan juga untuk identifikasi parasit-parasit darah, misalnya dari jenis
protozoa. Zat ini tersedia dalam bentuk serbuk atau larutan yang disimpan di
dalam botol yang gelap. Di dalam laboratorium-laboratorium banyak dipakai
larutan Giemsa 3% yang dibuat dari larutan baku Giemsa yang berupa cairan
(larutan) (Mescher, 2012). Mencuci preparat dengan air mengalir selama 5
menit lalu dikeringkan dalam suhu ruang. Tujuan pencucian preparat adalah
menghilangkan sisa larutan pewarna Giemsa yang terdapat pada preparat
sehingga memudahkan praktikan dalam pengamatan preparat di bawah
mikroskop.
Preparat apus darah yang telah jadi diamati dengan mikroskop. Dalam
hal ini mikroskop berfungsi untuk membantu praktikan dalam melakukan
pengamatan preparat apus darah sehingga tampak bagian-bagian sel darah
manusia. Pengamatan preparat dilakukan dengan perbesaran 10x. Hasil
pengamatan kemudian didokumentasikan dengan kamera HP dan digambar
pada log book praktikan masing-masings. Selanjutnya menganalisis hasil
pengamatan preparat apus darah yang telah dibuat.
Berdasarkan percobaan preparasi smear darah manusia, dapat diketahui
bahwa preparat yang dibuat dengan teknik mendorong object glass
menunjukkan hasil yang berbeda dengan preparat yang dibuat dengan teknik
menarik object glass. Pada preparat pertama yang dibuat dengan teknik
mendorong object glass, preparat tampak seperti serabut-serabut yang berpori,
dimana terdapat area kosong pada bagian tertentu dari preparat. Hasil
pengamatan tidak menunjukkan adanya sel-sel darah (eritrosit, leukosit,
trombosit). Hal ini dapat disebabkan oleh kurang cermatnya praktikan ketika
mendorong tetesan darah pada object glass sehingga garis yang terbentuk
kurang rapat dan ada ruangan-ruangan diantara garis tersebut. Sementara itu
pada preparat kedua yang dibuat dengan teknik menarik object glass, preparat
tampak seperti serabut-serabut yang lebih rapat daripada preparat pertama.
Selain itu, terdapat area kosong yang letaknya lebih terarah daripada preparat
pertama, serta terlihat adanya sel darah, tetapi tidak dapat diidentifikasi dengan

jelas termasuk eritrosit, leukosit, atau trombosit. Hal ini dapat disebabkan oleh
perbesaran yang kurang tinggi sehingga sel yang terlihat tidak dapat diamati
dengan jelas. Menurut pemahaman tentang preparasi smear darah, seharusnya
preparat yang dibuat dengan teknik mendorong object glass menunjukkan hasil
yang lebih baik daripada preparat yang dibuat dengan teknik menarik object
glass. Namun, hasil percobaan menunjukkan sebaliknya, bahwa preparat yang
dibuat dengan teknik menarik object glass menunjukkan hasil yang lebih baik
dibandingkan preparat yang dibuat dengan teknik mendorong object glass.
Ketidaksesuaian hasil percobaan dengan pemahaman yang diperoleh dapat
disebabkan oleh faktor teknis dari praktikan ketika melakukan percobaan
preparasi smear darah.

VI. KESIMPULAN
A. Prosedur pembuatan preparat smear darah meliputi beberapa tahapan,
yaitu:
- Pengambilan darah dari probandus dengan jarum lancet
- Peletakan tetesan darah probandus pada object glass pertama
- Pengolesan (smear) tetesan darah dengan cara mendorong atau
menarik object glass kedua hingga membentuk sudut yang konsisten
diantara kedua object glass (450)
- Fiksasi dengan methanol selama 5 menit
- Pewarnaan dengan larutan Giemsa selama 3 menit
- Pencucian dengan air mengalir selama 5 menit
- Pengamatan preparat hasil percobaan dengan mikroskop
B. Hasil percobaan menunjukkan bahwa preparat yang dibuat dengan teknik
menarik object glass menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan
preparat

yang

dibuat

dengan

teknik

mendorong

object

glass.

Ketidaksesuaian hasil percobaan dengan pemahaman yang diperoleh dapat


disebabkan oleh faktor teknis dari praktikan ketika melakukan percobaan
preparasi smear darah.
VII.

DAFTAR PUSTAKA
Handari, S. S. (2003). Metode Pewarnaan. Jakarta: Bharata Karya Aksara.
Mescher, A. (2012). Histologi Dasar. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Rudyatmi, E. (2012). Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: FMIPA UNNES.
Supriatno, B. (2000). Teknik Laboratorium. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.

VIII. LAMPIRAN
1 lembar dokumentasi hasil pengamatan

KEGIATAN 2: SMEAR MUKOSA


I. TUJUAN
A. Mengetahui prosedur pembuatan preparat mukosa rongga mulut manusia
dengan metode smear
B. Menganalisis epitelium mukosa rongga mulut berdasarkan hasil
pengamatan

II. ALAT DAN BAHAN


A. Alat:
1. Mikroskop
2. Object glass
3. Tusuk gigi
4. Tissue
5. Kamera HP
B. Bahan:
1. Epitel rongga mulut probandus
2. Alkohol 70%
3. Air bersih
4. Metilen blue
III.

PRINSIP KERJA
Prinsip kerja preparasi smear mukosa:
A. Pengambilan epitel mukosa rongga mulut probandus
Mensterilkan object glass dengan alkohol 70%, kemudian dikeringkan
dengan tissue. Probandus berkumur dengan air bersih, kemudian
menggores rongga mulut dengan tusuk gigi untuk mengambil epitel
mukosa rongga mulut.

B. Pembuatan preparat mukosa rongga mulut


Menempelkan mukosa rongga mulut probandus pada ujung object glass,
lalu ditetesi dengan metilen blue. Setelah itu membiarkan preparat hingga
kering.
C. Pengamatan preparat mukosa rongga mulut
Mengamati preparat mukosa rongga mulut di bawah mikroskop dan
mendokumentasikan hasil pengamatan preparat mukosa.
IV.

DATA PENGAMATAN
Gambar

Keterangan

1. Inti sel
2. Sitoplasma

Preparat mukosa rongga mulut


1

(perbesaran 10x)

V. PEMBAHASAN
Metode smear merupakan metode pembuatan sediaan dengan cara
mengoles atau membuat selaput (film) dan substansi berupa cairan atau bukan
cairan di atas gelas benda yang bersih dan bebas lemak untuk kemudian
difiksasi, diwarnai, dan ditutup dengan gelas penutup (Handari, 2003).
Preparasi smear mukosa dilakukan melalui beberapa tahapan sebagaimana
yang telah dikemukakan pada prinsip kerja percobaan. Masing-masing
tahapan memiliki tujuan tertentu.
Pengambilan epitel mukosa rongga mulut dari probandus dilakukan
dengan memperhatikan beberapa hal. Sebelum mengambil epitel mukosa
rongga mulut, terlebih dahulu praktikan menyiapkan object glass yang akan
digunakan sebagai tempat preparat mukosa. Object glass disterilkan dengan
alkohol 70% kemudian dikeringkan dengan tissue. Larutan alkohol 70%
digunakan untuk mensterilkan object glass karena larutan alkohol dengan
konsentrasi 70% tidak terlalu pekat sehingga dianggap aman (Supriatno,
2000).

Kemudian

probandus

berkumur

dengan

air

bersih

untuk

membersihkan rongga mulut dari sisa makanan yang masih tertinggal di


dalam mulut. Selanjutnya probandus menggores rongga mulut dengan tusuk
gigi untuk mengambil epitel mukosa rongga mulut. Penggunaan tusuk gigi

dilakukan dengan alasan tusuk gigi tidak menimbulkan rasa sakit pada
probandus ketika pengambilan epitel mukosa rongga mulut.
Pembuatan preparat mukosa rongga mulut dilakukan dengan cara
menempelkan mukosa rongga mulut yang telah diperoleh dari probandus
pada ujung object glass, lalu ditetesi dengan metilen blue. Metilen blue
digunakan sebagai larutan pewarna yang memunculkan warna biru pada
preparat, dengan tujuan agar preparat dapat diamati dengan jelas di bawah
mikroskop. Metilen blue biasa digunakan dalam pewarnaan mikrobiologi
(Waluyo, 2008). Langkah selanjutnya adalah membiarkan preparat hingga
kering.
Pengamatan preparat mukosa rongga mulut dilakukan di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10x. Setelah mengamati preparat, kemudian
hasil pengamatan preparat mukosa didokumentasikan dengan kamera HP dan
digambar pada log book praktikan masing-masing. Hasil pengamatan
memperlihatkan adanya inti sel dan sitoplasma dari epitel mukosa rongga
mulut pada manusia. Inti sel (nukleus) terlihat berwarna lebih gelap daripada
sitoplasma, tetapi sel yang terlihat tidak terlalu banyak. Hal ini dapat
disebabkan oleh kurang telitinya praktikan ketika mengambil epitel mukosa
rongga mulut, sehingga epitel yang terambil hanya sedikit dan sel-sel yang
tampak dalam pengamatan juga sedikit.
VI.

KESIMPULAN
A. Prosedur pembuatan preparat smear darah meliputi beberapa tahapan,
yaitu:
- Pengambilan epitel mukosa rongga mulut dari probandus
- Peletakan epitel mukosa rongga mulut pada object glass
- Pewarnaan mukosa dengan metilen blue
- Pengamatan preparat mukosa dengan mikroskop
B. Hasil percobaan memperlihatkan adanya inti sel dan sitoplasma dari epitel
mukosa rongga mulut pada manusia. Inti sel (nukleus) terlihat berwarna
lebih gelap daripada sitoplasma, tetapi sel yang terlihat tidak terlalu
banyak. Hal ini dapat disebabkan oleh kurang telitinya praktikan ketika
mengambil epitel mukosa rongga mulut, sehingga epitel yang terambil
hanya sedikit dan sel-sel yang tampak dalam pengamatan juga sedikit.

VII.

DAFTAR PUSTAKA
Handari, S. S. (2003). Metode Pewarnaan. Jakarta: Bharata Karya Aksara.
Supriatno, B. (2000). Teknik Laboratorium. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Waluyo, L. (2008). Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.

VIII. LAMPIRAN
1 lembar dokumentasi hasil pengamatan

LAMPIRAN
Dokumentasi hasil pengamatan smear darah dan mukosa

Smear darah

Smear mukosa

Anda mungkin juga menyukai