Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

KUAT GESER

4.1;

Tujuan Pengujian Kuat Geser


Pengujian kuat geser dilakukan untuk mengetahui sifat mekanik dari

batuan yang menjadi specimen yaitu dari segi berapa kekuatan specimen
terhadap suatu geseran disertai adanya pembebanan yang masih mampu
ditahan oleh specimen tersebut. Hal ini banyak digunakan dalam analisis
stabilitas lereng pada tambang terbuka, analisis stabilitas batuan samping pada
lubang bukaan bawah tanah, dan lain sebagainya.

4.1.1 Pengujian Kuat Geser


Pengujian ini untuk mengetahui kekuatan batuan terhadap suatu geseran
pada tegangan normal tertentu. Dari hasil pengujian kuat geser ini dapat
ditentukan :

4.2;

Garis Coulombs shear strength

Nilai kuat geser (shear strength) batuan

Sudut geser dalam ()

Kohesi

Landasan Teori
Mekanika batuan adalah salah satu cabang disiplin ilmu geomekanika.

Mekanika batuan merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat mekanik batuan


dan massa batuan. Hal ini menyebabkan mekanika batuan memiliki peran yang
dominan dalam operasi penambangan, seperti pekerjaan penerowongan,
pemboran, penggalian, peledakan dan pekerjaan lainnya.
Tanah merupakan suatu bagian yang sangat menentukan dalam
perencanaan suatu konstruksi, karena menentukan kestabilan konstruksi
tersebut. Kekuatan tanah tersebut tidak sama untuk tempat-tempat yang
berbeda, sehingga hal ini mengharuskan para perencana untuk memperhatikan

kondisi tanah sebagai suatu elemen kestabilan konstruksi yang sangat


menentukan keadaan konstruksi pada masa penggunaannya.
Untuk menentukan kondisi tanah yang akan digunakan sebagai tempat
dibangunnya suatu konstruksi, tidak cukup dilakukan perhitungan tanpa suatu
pemeriksaan yang mendalam atau spesifik. Terutama untuk mengetahui
parameter-parameter dari sifat fisis dan mekanis dari tanah tersebut. Jadi
diperlukan pengujian atau percobaan yang dilakukan secara ilmiah yakni melalui
pengujian laboratorium.
Kekuatan suatu tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sangat komplek
dari parameter-parameter yang didapatkan dari suatu pemeriksaan yang
mendalam. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat tanah
tersebut, yang meliputi sifat fisis dan mekanis tanah.Sehingga untuk mengetahui
sifat mekanik batuan dan massa batuan dilakukan berbagai macam uji coba baik
itu dilaboratorium maupun dilapangan langsung atau secara insitu.
Untuk mengetahui sifat mekanik batuan dilakukan beberapa percobaan
seperti uji kuat tekan uniaksial, uji kuat tarik, uji triaksial dan uji tegangan
insitu.Mekanika batuan sendiri mempunyai karakteristik mekanik yang diperoleh
dari penelitian ini adalah kuat tekan batuan (t), kuat tarik batuan (c ), Modulus
Young (E), Nisbah Poisson (v), selubung kekuatan batuan (strength envelope),
kuat geser (), kohesi (C), dan sudut geser dalam ().
Untuk pengujian kuat geser ini yang mana berfungsi untuk mengetahui
kekuatan batuan terhadap suatu geseran pada tegangan normal tertentu.
nantinya dari hasil pengujian akan dapat ditentukan:
garis Coulumbs shear strength
kuat geser (shear strength)
sudut geser dalam ()
kohesi (C)
Percobaan ini mencakup metode pengukuran kuat geser tanah
menggunakan uji geser langsung UU. Interpretasi kuat geser dengan cara ini
bersifat langsung sehingga tidak dibahas secara rinci. Beberapa definisi yang
berkaitan dengan percobaan ini antara lain:

Gaya Normal adalah gaya yang bekerja tegak lurus terhadap bidang
yang ditinjau.

Gaya geser adalah gaya yang bekerja secara menyinggung atau


sejajar bidang yang ditinjau.

Tegangan normal adalah gaya normal per satuan luas.

Tegangan geser adalah gaya geser per satuan luas.

Peralihan (displacement) adalah perpindahan horizontal suatu bidang


geser relatif terhadap bidang lain dalam arah kerja gaya geser.

Kohesi (cu) adalah kuat geser tanah akibat gaya tarik antar partikel.

Sudut geser dalam adalah komponen kuat geser tanah akibat


geseran antara partikel.

Kuat geser adalah tegangan geser maksimum yang dapat ditahan


oleh suatu bidang (dalam tanah) di bawah kondisi tertentu.

Kuat geser puncak (peak strength) adalah kuat geser tertinggi pada
suatu rentang peralihan atau regangan tertentu.

Kuat geser residual adalah tahanan geser tanah pada regangan atau
peralihan yang besar yang bersifat konstan. Kuat geser residual ini
dicapai setelah kuat geser puncak dilampaui.

Dilantasi adalah pengembangan volume tanah saat dikenai tegangan

Hasil uji geser langsung dapat digunakan untuk analisis kestabilan dalam
bidang geoteknik, diantaranya untuk analisis kestabilan lereng, daya dukung
pondasi, analisis dinding penahan, dan lain-lain.Uji geser langsung tidak dapat
mengukur tekanan air pori yang timbul saat penggeseran dan tidak dapat
mengontrol tegangan yang terjadi di sekeliling contoh tanah. Di samping itu
keterbatasan uji geser langsung yang lain adalah karena bidang runtuh tanah
ditentukan, meskipun belum tentu merupakan bidang terlemah.

4.3

Alat-alat yang digunakan


1; Satu set alat untuk uji kuat geser dari suatu batuan
2; Satu specimen dengan bentuk segiempat atau ketupat dan specimen
yang diujinya berada di tengah-tengah segiempat yang tengahnya
dibuat belah

3; Pompa pembebanan serta penunjuknya dalam satuan KN, dengan


skala satu stripnya 1 KN

4; Penunjukkan keadaan gesernya specimen dengan skala 0,5 per strip


5; Jumlah specimen yang diuji adalah 1 buah specimen dengan 3 kali uji
4.4

Prosedur

1; Ukur terlebih dahulu panjang dan lebar contoh lalu catat pada form
yang ada.

2; Masukkan specimen ke dalam box penyimpanan di alat shear box,


kemudian beri beban normal sesuai dengan perhitungan.

3; Pasang selang oli pressure pada saat posisi maju saat pengukuran
maju,

demikian

pula

pada

saat

pengukuran

mundur

selang

dipindahkan.

4; Pompa beban yang digunakan (1 KN, 2 KN, 3 KN) dan ditahan


supaya konstan selama pengujian masih dilakukan.

5; Baca pressure gauge sesuai waktu yang diminta sebanyak 12 mm


perubahan.

6; Beban yang diberikan jangan sampai berubah. Apabila berubah maka


pressure gaugenya pun berubah. Penunjuk keadaan geser specimen
dengan skala 1 strip bernilai 0,5 KN.

7; Pompa untuk menggeser specimen, digerak-gerakkan selama alat


penunjuk geser maju atau mundur itu berputar satu putaran penuh

8; Setelah satu putaran dicatat data yang dihasilkan dari alat penunjuk
kekuatan geser (yang letaknya di dekat pompa yang berfungsi untuk
menggeser).

9; Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali dengan keadaan menggeser ke


arah maju dan ke arah mundur.

4.5

Rumus yang Digunakan


n=

N
A

S=

P
A

Keterangan : S = kuat Geser, kg/cm2


N = Beban Normal, kg
A = Luas Permukaan Bidang Geser, cm2
P = Pembebanan Geser, kg

DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Tambang, Staff Assisten. 2012. Penuntun Praktikum


Geomekanika . Bandung : Universitas Islam Bandung

Anda mungkin juga menyukai