Sedimentasi
BAB 3
SEDIMENTASI
35
Sedimentasi
3. penyisihan flok / lumpur biologis hasil proses activated sludge pada clarifier
akhir.
4. penyisihan humus pada clarifier akhir setelah trickling filter.
Pada pengolahan air limbah tingkat lanjutan, sedimentasi ditujukan untuk
penyisihan lumpur setelah koagulasi dan sebelum proses filtrasi. Selain itu,
prinsip sedimentasi juga digunakan dalam pengendalian partikel di udara.
Prinsip sedimentasi pada pengolahan air minum dan air limbah adalah sama,
demikian juga untuk metoda dan peralatannya.
Bak sedimentasi umumnya dibangun dari bahan beton bertulang dengan bentuk
lingkaran, bujur sangkar, atau segi empat. Bak berbentuk lingkaran umumnya
berdiameter 10,7 hingga 45,7 meter dan kedalaman 3 hingga 4,3 meter. Bak
berbentuk bujur sangkar umumnya mempunyai lebar 10 hingga 70 meter dan
kedalaman 1,8 hingga 5,8 meter. Bak berbentuk segi empat umumnya
mempunyai lebar 1,5 hingga 6 meter, panjang bak sampai 76 meter, dan
kedalaman lebih dari 1,8 meter.
Klasifikasi sedimentasi didasarkan pada konsentrasi partikel dan kemampuan
partikel untuk berinteraksi. Klasifikasi ini dapat dibagi ke dalam empat tipe (lihat
juga Gambar 3.1), yaitu:
-
36
Sedimentasi
Settling tipe III: pengendapan pada lumpur biologis, dimana gaya antarpartikel saling menahan partikel lainnya untuk mengendap
Settling tipe IV: terjadi pemampatan partikel yang telah mengendap yang
terjadi karena berat partikel
Compression region
Waktu
37
Sedimentasi
Massa partikel menyebabkan adanya gaya drag dan diimbangi oleh gaya
impelling, sehingga kecepatan pengendapan partikel konstan.
Gaya impelling diyatakan dalam persamaan:
F1 = (S - ) g V
di mana:
(3.1)
F1 = gaya impelling
s = densitas massa partikel
= densitas massa liquid
V = volume partikel
g = percepatan gravitasi
(3.2)
FD = gaya drag
CD = koefisien drag
Ac = luas potongan melintang partikel
Vs = kecepatan pengendapan
Dalam kondisi yang seimbang ini, maka FD = FI, maka diperoleh persamaan:
(S - ) g V = CD Ac (Vs2/2)
(3.3)
atau
Vs =
2g s V
CD A c
(3.4)
38
Vs =
Sedimentasi
4g s
d
3C D
(3.5)
(3.6)
atau
Vs =
4g
Sg 1 d
3C D
NRe = dVs/
(3.7)
Vs =
g
(Sg 1)d 2
18
(3.8a)
Vs =
g
( s )d 2
18
(3.8b)
atau
39
Sedimentasi
Vs = 3,3 g (Sg 1) d
(3.9)
40
Sedimentasi
Penyelesaian:
1. Asumsikan pola aliran laminer, gunakan persamaan (3.8a) atau (3.8b)
dengan w = 998,2 kg/m3 dan = 1,002 10-3 N.detik/m2 pada temperatur air
20oC.
Vs =
9,81
18 * 1,002x10
-3
41
Sedimentasi
Vs =
42
Sedimentasi
Vo
Vo
(a)
(b)
Jumlah dari keseluruhan partikel yang mengendap disebut penyisihan total (total
removal). Besarnya partikel yang mengendap dapat diperoleh dari uji
laboratorium dengan column settling test (Gambar 3.4). Over flow rate dihitung
dengan persamaan:
Vo = H/t
(3.10)
Titik sampling
43
Sedimentasi
1 Fo
R = (1 Fo ) +
VdF
Vo 0
(3.11)
di mana:
R = besarnya fraksi pengendapan partikel total
Fo = fraksi partikel tersisa pada kecepatan Vo
V = kecepatan pengendapan (m/detik)
dF = selisih fraksi partikel tersisa
Berdasarkan persamaan (3.11), besarnya R tersusun oleh dua komponen, yaitu:
1. (1-Fo) = fraksi partikel dengan kecepatan > Vo
2.
1 Fo
VdF = fraksi partikel dengan kecepatan < Vo
Vo 0
44
Sedimentasi
semuanya mengendap dan fraksi partikel lebih kecil yang mengendap sebagian
saja. Besarnya fraksi partikel kecil dapat dicari dari luasan daerah di atas kurva
sampai batas Fo (Gambar 3.5).
Fraksi
Fo
tersisa
Vo
Kecepatan pengendapan
Gambar 3.5 Grafik pengendapan partikel diskret
Waktu (menit)
0,5
1,0
2,0
4,0
6,0
8,0
Fraksi konsentrasi
partikel tersisa
0,56
0,48
0,37
0,19
0,05
0,02
Berapakah % total removal / pemisahan partikel diskret pada over flow rate
0.025 m3/detik-m2 ?
45
Sedimentasi
Penyelesaian:
1. Hitung kecepatan pengendapan tiap pengambilan sampel dengan rumus:
Vs =
h
t
Waktu (menit)
Kecepatan
pengendapan (m/detik)
Fraksi konsentrasi
partikel tersisa
0,5
1,0
2,0
4,0
6,0
8,0
0,04
0,02
0,01
0,005
0,003
0,002
0,56
0,48
0,37
0,19
0,05
0,02
Fraksi tersisa
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
1 Fo
R = (1 Fo ) +
VdF
Vo 0
Vo = 0,025 m/detik
46
Sedimentasi
VdF
Fo = 0,51
V o = 0,025
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
b. Cari luas daerah di atas kurva. Kurva dibagi menjadi beberapa segmen
dan dibuat dalam bentuk segi empat.
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
Fo = 0,51
V o = 0,025
0,01
0,02
0,03
0,04
47
0,05
dF
0,04
0,04
0,08
0,08
0,08
0,08
0,06
0,05
Sedimentasi
V
0,002
0,0025
0,003
0,005
0,0075
0,01
0,014
0,019
V dF
0,00008
0,0001
0,00024
0,0004
0,0006
0,0008
0,00084
0,00095
V dF = V dF = 0,00401
d. Jadi removal total adalah:
R = (1 0,51) +
1
x0,00401
0,025
R = 0,6504 ~ 65%
48
Sedimentasi
mencari nilai Vo pada R tertentu. Waktu detensi dapat dicari dengan persamaan:
td = H/Vo, H adalah kedalaman bak.
lain
pengendapan
pertama
pada
pengolahan
air
limbah
atau
49
Sedimentasi
Waktu
Keterangan gambar:
H1 : kedalaman di antara RB dan RC
H2 : kedalaman di antara RC dan RD
H3 : kedalaman di antara RD dan RE
H3
H2
RB
H1
RD
RA
RE
RC
Waktu
50
Sedimentasi
RT = RB +
H1
H
H
(RC RB ) + 2 (RD RC ) + 3 (RE RD )
H
H
H
(3.12)
51
Sedimentasi
Kedalaman
(cm)
Waktu (menit)
10
20
30
45
60
90
60
240
170
125
100
50
40
120
270
195
165
150
110
60
180
275
250
215
160
135
90
240
285
240
225
190
155
125
300
>350
>350
>350
>350
>350
>350
Keterangan: Hasil tes yang tercatat pada tabel tersebut adalah kadar SS
dalam mg/l.
Tentukan :
1. Waktu detensi dan surface loading agar diperoleh 65 % pengendapan
2. Diameter dan kedalaman bak
Penyelesaian:
Waktu (menit)
10
31
23
21
19
~
20
51
44
29
31
~
30
64
53
39
36
~
45
71
57
54
46
~
60
86
69
61
56
~
90
89
83
74
64
~
52
Sedimentasi
K edalaman (cm)
60
120
180
31
51
64
71
86
89
23
44
53
57
69
83
21
29
39
54
61
19
31
36
46
56
70%
74
240
20%
30%
40%
50%
64
60%
300
0
20
40
60
80
100
3. Ambil waktu tertentu dan hitung removal total pada waktu tersebut. Misal t =
16 menit
RT = 20 +
205
85
50
40
20
( 30 20 ) +
( 40 30 ) +
( 50 40 ) +
(60 50 ) +
(70 60 )
300
300
300
300
300
= 33,3 %
4. Dengan cara yang sama (no. 3), tentukan removal total pada t (waktu) yang
lain, misal: 25, 40, 55, dan 80 menit.
Hasilnya adalah:
Waktu (menit)
16
25
40
55
80
% RT
33,3
43,3
51,2
61,0
67,7
Plot hubungan % RT VS t
53
Sedimentasi
80
70
% RT
60
50
40
30
20
10
0
0
20
40
60
80
100
W a ktu (m e nit)
80
70
% RT
60
50
40
30
20
10
0
0
50
100
150
200
250
54
300
Sedimentasi
td = 64 menit
Vo = 62 m3/hari-m2
Untuk disain, nilai dari hasil percobaan dikalikan dengan faktor scale up.
Jadi: td = 64 menit x 1,75 = 112 menit
Vo = 62 m3/hari-m2 x 0,65 = 40,3 m3/hari-m2
7. Luas permukaan bak
AS = Q/Vo = (7500 m3/hari)/ 40,3 m3/hari-m2 = 186 m2
Bila bak berbentuk lingkaran, maka diameternya adalah 15,4 m
Kedalaman bak = Volume bak / luas permukaan
= td. Q / A
= (112 menit x 7500 m3/hari) / 186 m2 x 1hari/1440 menit
= 3,14 meter
55
Sedimentasi
tipe III dan IV ini adalah pengendapan lumpur biomassa pada final clarifier
setelah proses lumpur aktif (Gambar 3.9). Tujuan pemampatan pada final
clarifier adalah untuk mendapatkan konsentrasi lumpur biomassa yang tinggi
untuk keperluan resirkulasi lumpur ke dalam reaktor lumpur aktif.
Q+R
Air jernih
Tertahan (hidered)
Transisi
sludge blanket
Kompresi
Solid
R
Gambar 3.9 Pengendapan pada final clarifier untuk proses lumpur aktif
Sebelum mendisain sebuah bak final clarifier, maka perlu dilakukan percobaan
laboratorium secara batch menggunakan column settling test. Pengamatan
dilakukan terhadap tinggi lumpur pada to hingga t. Data yang diperoleh adalah
hubungan antara tinggi lumpur dengan waktu (Gambar 3.10).
56
Sedimentasi
Zona III
Zona IV
Waktu
(3.13)
57
Sedimentasi
pusat lengkungan
Hu
garis singgung
tu
Waktu
Gambar 3.11 Hasil pengolahan data sedimentasi tipe III dan IV
Setelah pengolahan data tersebut, parameter yang diperoleh dapat digunakan
untuk mendisain bak pengendap lumpur biomassa, yaitu:
1. Luas permukaan yang diperlukan untuk thickening, At dengan menggunakan
persamaan:
At = 1,5 (Q+QR) tu/Ho
(3.14)
(3.15)
di mana:
Q = debit rata-rata harian sebelum resirkulasi, m3/detik
QR = debit resirkulasi, m3/detik
58
Sedimentasi
teori
sedimentasi
pada
pengolahan
air
minum
adalah
pada
59
Sedimentasi
60
Sedimentasi
c. Final clarifier
Bak sedimentasi II (final clarifier) merupakan bagian dari bangunan
pengolahan air limbah yang berfungsi untuk mengendapkan partikel lumpur
hasil proses biologis (disebut juga lumpur biomassa). Lumpur ini relatif sulit
mengendap karena sebagian besar tersusun oleh bahan-bahan organik
volatil. Teori sedimentasi yang dipergunakan dalam aplikasi pada bak
sedimentasi II adalah teori sedimentasi tipe III dan IV karena pengendapan
biomassa dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan terjadinya
pemampatan (kompresi).
densitas,
gr/cm-detik
kg/m3
0,000172
1,292
20
0,000182
1,204
25
0,000185
1,184
Temperatur
o
61
Sedimentasi
3.8. Rangkuman
1. Sedimentasi diklasifikasikan ke dalam empat tipe, yaitu: pengendapan
partikel diskrit (tipe I), pengendapan partikel flokulen (tipe II), pengendapan
zona (tipe III), dan pemampatan partikel terendapkan (tipe IV).
2. Kecepatan pengendapan partikel diskret tergantung pada pola aliran
pengendapan (dinyatakan dengan bilangan Reynold: laminer, transisi, atau
turbulen)
3. Uji laboratorium dengan column settling test bertujuan untuk mendapatkan
besarnya penyisihan (pengendapan) secara batch. Uji ini dapat digunakan
untuk partikel diskret maupun partikel flokulen. Berdasarkan hasil percobaan
ini, dapat ditentukan overflow rate dan waktu detensi untuk perancangan bak
pengendap.
4. Uji laboratorium untuk pengendapan tipe III dan IV digunakan untuk dasar
perancangan bak pengendap kedua dari proses lumpur aktif dan thickener.
5. Prinsip dasar sedimentasi dapat diterapkan pada pengendapan partikel untuk
proses pengolahan air bersih, pengolahan air limbah, dan untuk pengolahan
buangan gas.
62
Sedimentasi
3.9. Soal-soal
1. Jelaskan langkah-langkah penentuan waktu detensi dan over flow rate /
surface loading bila dikehendaki removal partikel sebesar X % :
a. pada sedimentasi partikel diskret
b. pada sedimentasi partikel flokulen
Lengkapi dengan persamaan-persamaan yang digunakan.
2. Hitunglah kecepatan pengendapan partikel berikut :
- diameter partikel
: 0,09 cm
- densitas partikel
: 2400 kg/m3
- densitas air
: 996 kg/m3
-percepatan gravitasi
: 980 cm/det2
63
Sedimentasi
Fraksi partikel
terendapkan
3,30
0,45
1,65
0,54
0,60
0,65
0.30
0,79
0,22
0,89
0,15
0,97
Waktu
sampling
(menit)
0
5
10
15
20
25
30
Kandungan
partikel (mg/l)
800
525
425
325
250
175
125
Sedimentasi
Waktu (menit)
10
20
30
45
60
90
0,5
790
700
485
360
295
220
1,0
920
810
675
590
430
330
1,5
1020
860
750
640
610
550
2,0
1800
1900
2010
2070
2110
2150
Berapa % total removal pada over flow rate 0,67 l/det.m2. Hitung pula waktu
pengendapannya !
65
Sedimentasi
York, 1995.
66