Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN SEDERHANA

SEMOGA BERMANFAAT
PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN
PERENCANAAN INSTALASI RUMAH SEDERHANA TIDAK BERTINGKAT,
( SATU FASA, DUA GRUP)

Oleh :
1. ENGLA VIARA .I (1102249/2011)
2. DANO ASMARIO .P (1102260/2011)
3. HUSNI MUBAROK (1102240/2011)
4. KHAIDA PUTRI .S (1102268/2011)
5. RANDY SETIAWAN (1102234/2011)
6. WAHID ZAKIA .M (11022/2011)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan proposal tepat pada waktunya. Proposal
yang kami susun berjudul Instalasi Rumah Sederhana Tidak Bertingkat.

Proposal ini kami susun sebagai bahan pratikum terakhir dari matakuliah
Instalasi Listik Dasar. Selain itu kami juga mengharapkan agar proposal ini dapat
menjadi acuan untuk melakukan instalasi perumahan sederhana.
Penyelesaian proposal ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik
secara moril maupun materil. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Drs.Syamsuarnis, M. Pd dan Bapak Drs.Riski Sembiring yang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan proposal instalasi perumahan ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu semua kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak
sangat kami harapkan, agar dalam penyusunan karya tulis berikutnya dapat
lebih baik. Akhir kata semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang
budiman.Amin.

Padang,..April 2012

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTARI.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah........................................................................... 2
1.4 Tujuan........................................................................................... 2
1.5 RuangLingkup.............................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Syarat-Syarat Pemasangan Instalasi Rumah................................ 3
2.2 Indentifikasi Hantaran denganWarna.......................................... 4

2.3 PembagianBeban.......................................................................... 5
BAB III LANGKAH KERJA
3.1

Langkah Kerja Pemasangan........................................................ 5

3.2

Alat dan Bahan yang Digunakan................................................ 6

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................ 7
4.2 Saran...................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Listrik merupakan energi yang bersih, mudah dibangkitkan, disalurkan,


dikendalikan dan diubah dalam berbagai bentuk energi lain seperti cahaya,
gerak, panas dan sebagainya. Oleh karena itu listrik banyak dimanfaatkan untuk
menunjang kehidupan, baik dalam rumah tangga, industri, komersial, maupun
pelayanan umum.
Pada saat sekarang ini listrik sudah menjadi kebutuhan pokok bagi
manusia. Tanpa energi tersebut maka secara otomatis keberadaan peralatan
yang menggunakan sumber listrik akan sulit untuk berfungsi. Listrik sebagai
penerangan saat ini sangat di butuhkan baik itu di kota-kota besar maupun
pedesaan yang sampai pada saat ini masih minim mendapatkan supply energi
listrik
Pada lokasi pedesaan sangat dibutuhkan energi listrik sebagai
penerangan dan tunjangan hidup mereka. Pada umumnya intalasi penerangan
di pedesaan tersebut hanya menggunakan instalasi penerangan rumah tangga
yang sederhana. Yaitu instalasi rumah sederhana yang tidak bertingkat, hal ini
disebabkan karena lokasi pemukiman yang masih mungkin untuk di kembangkan

kesamping. Pada instalasi seperti ini menggunakan sekring 1 fasa dengan 2


group.
Apabila instalasi tersebut diperhatikan dengan sangat mendetail maka
akan memperkecil kemungkinan akan terjadinya konsleting. Dengan banyaknya
perusahaan instalasi yang menawarkan jasa instalasi yang berbeda namun harus
tetap memperhatikan peraturan-peraturan yang sesuai dengan Peraturan
Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000).
Kami mahasiswa dari jurusan teknik elektro(teknik elektro industri),
dengan bekal yang kami miliki selama belajar di Universitas Negeri Padang kami
ingin melakukaan proyek instalasi penerangan rumah sedarhana dengan
berdasarkan pada PUIL 2000 sebagai acuan dalam pelaksanaan praktek
penerangan rumah sederhana.

1.2

Rumusan Masalah

a.
Bagaimana cara instalasi rumah sederhana yang sesuai dengan Peraturan
Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000) ?
b.

1.3

Bagaimana cara instalasi rumah sederhana tersebut?

Batasan Masalah

Peraturan instalasi rumah sederhana terdapat dalam PUIL 2000. Pada kegiatan
kali ini hanya terbatas pada perancangan instalasi rumah sederhana. Yaitu
rumah sederhana yang tidak bertingkat.
1.4

Tujuan

Dengan di ajukannya proposal praktek ini diharapkan agar mahasiswa dapat


melakukan praktek instalasi perumahan (rumah tidak bertingkat, 1 fasa 2 group)
sesuai dengan rancangan gambar instalasi yang telah di buat agar lebih
memahami dan terampil dalam pemasangan instalasi listrik.
a.
-

Tujuan internal
Sebagai tugas akhir pada mata kuliah praktikum instalasi listrikdasar.

Sebagai praktek terakhir praktikum instalasi listrikdasar yaitu rumah


sederhana yang tidak bertingkat.
b.

Tujuan eksternal

Sebagai acuan pemasangan instalasi rumah sederhana di


lingkunganmasyarakat.

1.5
a.

Ruang lingkup kegiatan


Judul kegiatan

Praktek Instalasi Listrikdasar ( Instalasi Perumahan Tidak Bertingkat, 1 fasa 2


group).
b.

Bentuk kegiatan

Bentuk kegiatan yang akan dilakukan adalah :


1.
Observasi, yaitu merencanakan semua penempatan komponenkomponen listrik yang akan dipasang.
2.
Drawing, yaitu menggambarkan single line diagram wearing diagram,
dan pemasan pemipaan.
3.
Rekapitulasi, membuat data teknis dari komponen-komponen yang akan
di gunakan, contohnya rekapitulasi daya
4.
Pemasangan instalasi, di mulai dari pemipaan, pengkabelan dan
pemasangan komponen-komponen lainnya

c.

Waktu dan tempat kegiatan

Tanggal :
Tempat :workshop EB5 Jurusan Teknik Elektro

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Syarat-syarat Pemasangan Instalasi Rumah

Untuk pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga untuk rumah terlebih
dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi yang sudah di buat oleh
perencana berdasarkan denah rumah atau bangunan dimana instalasinya akan
di pasang.Selain itu juga spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan yang di terima
dari pemilik bangunan atau rumah, dan syarat tersebut tidak terlepas dari
peraturan yang harus di penuhi dari yang berwajib yang mengeluarkan
peraturan yaitu PLN setempat.
Syarat-syarat pekerjaan instalasi rumah :

1.
Gambar situasi untuk menyatakan letak bangunan, dimana instalasinya
akan di pasang serta rencana penyambungannya dengan jaringan PLN.
Gambar instalasi, yaitu rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan
di pasang dan sarana pelayanannya, misalnya : titil lampu, saklar, dan kotak
kontak, Panel Hubung Bagi, data teknis yang penting dari setiap peralatan listrik
yang akan di pasang
2.
Rekapitulasi, rekapitulasi atau perhitungan jumlah dari komponen yang
akan di perlukan antara lain :
-

Rekapitulasi material

Rekapitulasi daya

Oleh karena itu dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan diatas semuan


pekerjaan listrik termasuk pemasangan instalasi penerangan dan instalasi
tenaga pada suatu bangunan atau rumah akan bekerja dengan baik. Hal ini juga
sangat berguna bagi kami sebagai mahasiswa tentunya agar nantinya bisa
menjadi seorang perencana yang terampil.
2.2

Identifikasi hantaran dengan warna

Menurut Ir.E.Setiawan dalam bukunya yang berjudul Instalasi Listrik Arus Kuat
(1981:72) mengenai penggunaan warna untuk identifikasi hantaran berlaku
ketentuan-ketentuan dibawah ini(pasal 720).

Untuk hantaran pentanahan hanya boleh digunakan warna majemuk hijaukuning. Wrana ini tidak boleh digunakan untuk tujujan lain.

Pada instalasi dengan hantaran netral atau kawat tengah,harus digunakan


warna biru .hanya pada instslasi hantaran netral atau kawat tengah, warna biru
boleh digunakan untuk maksud lain, kecuali untuk menandai hantaran
pentanahan.

Pada instalasi fasa-tiga warna-warna yang harus digunakan untuk fasafasa nya ialah:
1.

Fasa 1(fasa R) : merah

2.

Fasa 2(fasa S) : kuning

3.

Fasa 3(fasa T) :hitam

Ketentuan-ketentuan diatas berlaku untuk semua instalasi pasangan tetap


maupun sementara, termasuk dalam perlengkapan hubung bagi.
Untuk pengawatan didalam peralatan listrik dianjurkan hanya diigunakan satu
warna khususnya hitam, kecuali untuk hantaran pentanahan dan netral. Bila
dipandang perlu , penggunaan warna dan warna majemuk lain didalam
peralatan llistrik tiidak dilarang.


Kabel berselubung berurat tunggal boleh digunakan untuk hantaran fasa,
netral maupun pentanahan, asalkan isolasi yang telihat diujung kabel dibalut
dengan pita berwarna yang sesuai dengan warna-warna tersebut diatas (ayat
720 f1).

Untuk instalasi rumah tidak bertingkat kami menggunakan kabel


penghantar phasa warna (merah), netral (biru), grouding (hijaukuning).

2.3

Pembagian Beban

Menurut ir.E.Setiawan:
Untuk installasi yang dihubungkan dengan tiga fasa, bebannya harusdibagi
serata mungkin atas masing-masing fasa.
Instalasi diruanagan yang memerlukan aliran listrik dengan gangguan sekecil
mungkin harus dihubungkan denan lebih dari satu ranngkaian akhir dan sedapat
mungkin dedngan fasa yang berbeda. Ini terutama penting untuk gedunggedung, dimana padamnya penerangan secara tiba-tiba dapat menimbulkan
panik, misalnya di gedung-gedung pertunjukian, toko-toko pasar dan
sebagainya. Di gedung-gedung demikian, penerangan ruangan dengan lebih
dari enam titik lampu, penerangan di gang, tangga dan tempat keluar, harus
dibagi atas sekurang-kurangnya dua rangkaian dan sedapat mungkin dibagi atas
beberapa fasa. (ayat 84.1 A5).

BAB III
LANGKAH KERJA

2.1.

Langkah Kerja Pemasangan

Adapun cara ataupun langkah kerja yang biasanya di lakukan dalam


penginstalasian rumah sederhana yaitu :
1.

Melakukan survei ketempat pemasangan instalasi rumah

2.

Melakukan inventarisasi

3.
Buat gambar single line, wearing diagramdanpemipaan agar lebih mudah
pada perhitungan kabel dan bahan yang digunakan
4.
Buat diagram pemipaan untuk membantu menghitung penggunaan pipa,
elbow, T-DOS,DLL
5.
Lakukan pemasangan alat dan bahan sesuai dengan peraturan umum
instalasi listrik 2000

6.
Lakukan pemasangan kabel sesuai dengan pipa yang telah terlebih dahulu
di pasang
7.
Berilah label-label pada kabel tersebut, yang mana kabel phasa masuk,
phasa keluar, phasa ke lampu 1, dan phasa ke lampu 2. Agar pada saat
pemuntiran tidak terjadi kesalahan
8.
Uji instalasi (kabel) yang di gunakan dengan menggunakan alat ukur
multimeter atau dengan alat ukur Meiger (alat pengukur tahanan dengan satuan
mega)
9.
Lakukan pemasangan bahan pada titik-titik yang sudah di tentukan (fitting,
saklar tunggal, saklar seri, dan stop kontak
10. Periksa pada setiap stop kontak apakah arus listrik sudah mengalir dengan
testpen, jika ada stop kontak yang tidak hidup periksa sambungan pada kotak
kontak serta dalam kotak sambung
11. Periksalah pemberian group apakah sudah sesuai dengan gambar
perencanaan instalasi
12. Menunggu antrian dari PLN untuk di uji dan memasukkan sumber arus
keproyek rumah itu
13. Serahkan proyek tersebut ke sipemilik proyek

2.2.
a.

Alat dan Bahan


BAHAN

v Saklar tunggal
v Saklar tukat
v KWH meter
v MCB
v Tidos
v Pipa elbow
v Klem pipa
v Sekrup
v Fitting
v Lampu pijar

b.

ALAT

v Obeng minus (-)


v Obeng plus (+)
v Tang potong
v Tang kombinasi
v Tang pembulat
v Tang pengupas
v Gergaji besi
v Bor
v Tes pen
v Multimeter

BAB IV
PENUTUP
4.1

KESIMPULAN

Demikian proposal ini kami sampaikan, dengan kesadaran akan moral dan
tanggung jawab intelektualitas, makadariitu kami dapat menarik kesimpulan
bahwa :
Untuk dapat melakukan instalasi dengan baik dan benar serta memenuhi
syarat perinstalasian yang ada di Indonesia maka haruslah mengikuti petunjuk
standar yang adapada PUIL 2000.
Dalam melakukan proyek instalasi haruslah dilakukan perencanaan dan
observasi terlebihdahulu, untuk mencegah kesalahan dan kerugian baik secara
materi maupun non materi.
Utamakan keselamatan dan kesehatan kerja untuk mengantisipasi
kerusakan alat dan kecelakaan pada diri.

4.2

SARAN

Sebaiknya setip anggota kelompok yang bekerja untuk menginstalasi rumah ini
harus mengetahui bagaimana cara penyambungan di kotak sambung dan harus
mengetahui kode yang di berikan pada ujung-ujung kabel, sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam penyambungan.
Untuk pemasangan ground atau elektroda hendaknya dipasang sesuai dengan
ketentuan PUIL instalasi, yakni harus sesuai dengan elektroda apa yang di
pasang untuk keadaan rumah pada tempat menginstalasi Gunakan alat yang
standar untuk memperoleh hasil yang baik.

Anda mungkin juga menyukai