Anda di halaman 1dari 4

TATALAKSANA

a. Farmakologi
Terapi farmakologi yang dapat digunakan yaitu antipsikotik dan antidepresan.
Antipsikotik dan antidepresan adalah diindikasikan sebagai pengobatan skizofrenia atau
gangguan depresif jika parafilia disertai dengan gangguan-gangguan tersebut. Antiandrogen,
seperti ciproterone acetate di Eropa dan medroxiprogesterone acetate (Depo-Provera) di
Amerika Serikat, telah digunakan secara eksperimental pada parafilia hiperseksual.
Medroxiprogesterone acetate bermanfaat bagi pasien yang dorongan hiperseksualnya diluar
kendali atau berbahaya (sebagai contoh masturbasi yang hampir terus-menerus, kontak
seksual setiap kesempatan, seksualitas menyerang yang kompulsif). Obat serotonorgik seperti
Fluoxetin (prozac) telah digunakan pada beberapa kasus parafilia dengan keberhasilan yang
terbatas.1
b. Non Farmakologi
1. Kendali Eksternal
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengontrol penderita dari luar,
seperti mengurung seorang penderita parafilia yang memiliki potensi untuk melanggar hukum
yang berhubungan dengan tindak seksual. Memberikan nasihat kepada penderita merupakan
salah satu dari kontrol eksternal yang dapat dilakukan oleh orang-orang di sekitar penderita
dan hal ini dapat sangat membantu proses terapi dari gangguan preferensi seksual.2
2. Terapi Seks dan penurunan keinginan seksual
Adalah pelengkap yang tepat untuk pengobatan pasien yang menderita disfungsi
seksual tertentu dimana mereka mencoba melakukan aktivitas seksual yang tidak
menyimpang dengan pasangannya.1 Upaya menurunkan keinginan seseorang dengan
parafilia dapat membantu agar tidak memakan korban terlalu banyak. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan selective serotonin reuptake inhibitors atau SSRIs, dapat
menurunkan libido seorang pria, seperti benperidol, thioridazine, fluphenazine, dan
lainnya.1 Efek yang sama dapat diberikan oleh obat anti-androgens, namun memiliki efek
samping seperti kaki kram, perasaan panas pada tubuh, rambut rontok, kehilangan mineral
tulang, dan kelainan jantung.3

3. Terapi Perilaku

Digunakan untuk memutuskan pola parafilia yang dipelajari. Stimuli yang


menakutkan, seperti kejutan listrik atau bau yang menyengat, telah dipasangkan dengan
impuls tersebut, yang selanjutnya menghilang. Stimuli dapat diberikan oleh diri sendiri
dan digunakan oleh pasien bilamana mereka merasa bahwa mereka akan bertindak atas
dasar impulsnya.1
4. Psikoterapi Berorintasi Tilikan
Merupakan pendekatan yang paling sering digunakan untuk mengobati parafilia. Pasien
memiliki kesempatan untuk mengerti dinamikanya sendiri dan peristiwa-peristiwa yang
menyebabkan perkembangan parafilia. Secara khusus, mereka menjadi menyadari peristiwa
sehari-hari yang menyebabkan mereka bertindak atas impulsnya (sebagai contohnya,
penolakan yang nyata atau dikhayalkan). Psikoterapi juga memungkinkan pasien meraih
kembali harga dirinya dan memperbaiki kemampuan interpersonal dan menemukan metode
yang dapat diterima untuk mendapatkan kepuasan seksual. Terapi kelompok juga berguna.1
5.

Psikoterapi Dinamik

Merupakan pendekatan yang paling sering digunakan untuk mengobati parafilia. Pasien
memiliki kesempatan untuk mengerti dinamikanya sendiri dan peristiwa-peristiwa yang
menyebabkan perkembangan parafilia. Secara khusus, mereka menjadi menyadari peristiwa
sehari-hari yang menyebabkan mereka bertindak atas impulsnya (sebagai contohnya,
penolakan yang nyata atau dikhayalkan). Psikoterapi juga memungkinkan pasien meraih
kembali harga dirinya dan memperbaiki kemampuan interpersonal dan menemukan metode
yang dapat diterima untuk mendapatkan kepuasan seksual. Terapi kelompok juga dapat
berguna.2
6. Terapi Kebiasaan Kognitif / Cognitive-Behavioral Therapy (CBT)
`Mengingat bahwa salah satu dasar dari pendekatan kebiasaan manusia ialah bahwa manusia
memiliki kemampuan untuk belajar dari konsekuensi aksi mereka dan membuat keputusan
sesuai dengan kebiasaan mereka. Beberapa hal yang perlu ditekankan dalam CBT adalah
sebagai berikut.4,5
-

Teknik Mengendalikan Diri

Mengendalikan diri sendiri merupakan suatu aspek yang penting untuk dimiliki oleh
setiap individu. Teknik untuk dapat memperoleh hal tersebut adalah Thought-Shifting dan
Thought-Stopping, yang merupakan teknik yang sangat efektif dalam upaya untuk

mengallihkan perhatian penderita saat telah mulai memiliki pikiran, fantasi, atau keinginan.
Teknik ini sangat memerlukan keinginan penderita untuk sembuh, dimana pada prakteknya
saat penderita sedang memiliki pikiran, fantasi, atau keinginan tersebut, maka penderita
mengganti focus atau bahkan menghentikan pikiran, fantasi, atau keinginan tersebut.
Terkadang penderita meminta saran tentang pemikiran apa yang dapat menjadi alihan dari
pemikiran tersebut.
-

Managemen Stress
Stress dapat mengakibatkan munculnya pemikiran, fantasi, dan keinginan seksual.

Maka dari itu sebagai seseorang yang hendak melakukan CBT terhadap penderita
parafilia, juga perlu untuk mengurangi stress dari penderita tersebut dengan cara
mengontrol, meminimalisir, dan menghilangkan stressor.
- Struktur Ulang Kognitif
Membantu dengan cara mengubah pemikiran irasional dari penderita dan pemikiran
yang kacau melalui pemikiran dan mengeliminasi kebiasaan mental yang tidak produktif.
-

Teknik Rehabilitatif Sosial


Teknik ini membantu dalam mengembalikan bentuk normal pada sosial dan interaksi

seksual penderita. Hal ini dilakukan dengan cara mempertahankan kebiasaan seksual
yang normal dengan pasangan yang tetap.
-

Edukasi Seksual
Seseorang dengan parafilia memiliki tingkat pengetahuan yang rendah terhadap

seksualitas manusia. Pada umumnya, seorang parafilik memiliki suatu disfungsi seksual
yang tidak mereka pahami.

1. Thibaut F, De La Barra F, Gordon H, Cosyns P, Bradford J. The World Federation of


Societies of Biological Psychiatry (WFSBP) Guidelines for the Biological Treatment
of Paraphilias. World J Biol Psychiatry. 2010;11:60455.
2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry: Behavioral
Sciences/Clinical Psychiatry. 10th ed. Philadephia: Lippincott Williams & Wilkins;
2007. 705 p.
3. Mcmanus M, Hargreaves P, Rainbow L, Alison L. Paraphilia Definition, Diagnosis,
and Treatment. F1000 Prime Rep. 2013;5(36):16.

4. Westheimer R, Lopater S. Human Sexuality: A Psychosocial Perspective. 2nd ed.


Philadephia: Lippincott Williams & Wilkins; 2004. 864 p.
5. Kaplan M, Krueger R. Cognitive-Behavioral Treatment of the Paraphilias. Isr J
Psychiatry Relat Sci. 2012;49(4):2916.

Anda mungkin juga menyukai