Anda di halaman 1dari 4

Macam-macam gangguan kepribadian :

1. Gangguan kepribadian paranoid


Gangguan kepribadian paranoid (paranoid personality disorder) merupakan gangguan
kepribadian yang ditandai dengan rasa ketidakpercayaan, keraguan, bahkan kecurigaan
terhadap orang lain. Gangguan ini biasanya membuat orang yang mengalaminya merasa mudah
tersulut emosi, kesulitan dalam bergaul dan berinteraksi, serta kesulitan menampatkan diri di
lingkungan sosial. Gangguan kepribadian ini lebih banyak terjadi pada kaum laki-laki.
Penanganan yang dapat diberikan pada penderita gangguan kepribadian paranoid yaitu
psikoterapi dan farmakoterapi. Pada psikoterapi, ahli terapi harus menghadapi pasien secara
langsung dan menekankan bahwa kejujuran adalah hal terpenting bagi penderita. Dalam
farmakoterapi biasanya pasien diberi obat antiansietas seperti diazepam (Valium) atau bahkan
jika diperlukan diberi anti psikotik, seperti thioridazine (Mellaril) atau haloperidol (Haldol)
dengan dosis yang tepat (Ripli, 2015).
2. Gangguan kepribadian skizoid
Gangguan kepribadian skizoid (schizoid personality disoreder) adalah gangguan
kepribadian yang ditandi dengan ketidaktertarikan dalam berhubungan sosial. Orang yang
mengalami gangguan ini biasanya memisahkan diri dari pergaulan sosial, senang melakukan
berbagai macam aktivitas seorang diri, bahkan kurang responsive kepada orang lain. Dalam
beberapa studi mengatakan bahwa gangguan kepribadian schizoid lebih banyak terjadi pada
laki-laki dibandingkan dengan perempuan (Agutini et al, 2023).
Pengobatan yang bisa diberikan pada pasien gangguan kepribadian schizoid terdapat
psikoterapi dan farmakoterapi. Dalam psikoterapi, pasien dilibatkan dalam berbagai kegiatan
bersama kelompok lain tetapi pasien juga tetap harus dilindungi karena kecenderungan mereka
akan ketenangan. Pada farmakoterapi, biasanya pasien diberi antipsikotik dengan dosis kecil,
antidepresi, dan psikostimulan (Ripli, 2015).
3. Gangguan kepribadian skizotipal
Gangguan kepribadian skizotipal (schizotypal personality disorders) merupakan
gangguan kepribadian yang penderitanya memiliki perilaku dan kebiasaan yang berbeda dari
apa yang diterima secara umum di masyarakat. Gangguan kepribadian ini membuat
penderitanya cenderung memiliki rasa tidak nyaman saat berhubungan dengan orang lain serta
memiliki kepercayaan-kepecayaan kepada hal yang aneh. Penanganan yang dapat diberikan
terhadap penderita gangguan kepribadian skizotipal yaitu psikoterapi dan farmakoterapi. Pada
farmakoterapi biasanya ahli terapi memberikan antipsikotik seperti haloperidol.
4. Gangguan kepribadian anti sosial
Gangguan kepribadian anti sosial (antisocial personality disorders) adalah gangguan
kepribadian yang kurang menghargai nilai-nilai norma yang berlaku di masyarakat. Gangguan
kepribadian anti sosial membuat penderitanya tidak memerhatikan hak orang lain, aturan, dan
hukum. Gangguan ini terkadang disebut dengan sosiopat atau psikopat. Menurut epidemiologi,
gangguan kepribadian antisosial lebih banyak ditemukan pada laki-laki daripada wanita (Kusuma
& Sativa, 2020).
5. Gangguan kepribadian borderline
Gangguan kepribadian borderline (borderline personality disorders) atau kerap disebut
dengan gangguan kepribadian ambang adalah gangguan kepribadian yang ditandai oleh
ketidakstabilan hubungan dengan orang lain, kurangnya kesadaran akan identitas pribadi, dan
perubahan perasaan yang begitu cepat. Gangguan ini ditandai dengan sikap yang mudah
meledak-ledak dan tidak stabil pandangan terhadap diri sendiri. Gangguan kepribadian disorder
ini biasa terjadi pada awal masa remaja atau dewasa awal. Gangguan ini lebih sering terjadi
pada wanita daripada pria. Ketidakstabilan tingkah laku pada gangguan kepribadian borderline
biasanya berupa sifat impulsive, seperti impulsive dalam makan, seks, zat-zat adiktif, bahkan
menyakiti diri sendiri.
6. Gangguan kepribadian histronik
Gangguan kepribadian histronik (histrionic personality disorders) adalah gangguan
kepribadian yang menunjukkan emosi yang berlebihan. Penderita gangguan ini biasanya selalu
bersikap dramatis, suka mencari perhatian dan selalu bersikap pura-pura (bersandiwara), serta
ekspresi emosi selalu berubah dengan cepat. Penangan pada gangguan ini dapat dilakukan
dengan psikoterapi yang berorientasikan pada psikoanalisis baik kelompok atau individual dan
juga farmakoterapi dengan memberikan antidepresan, antiansietas, dan antipsikotik.
7. Gangguan kepribadian narsistik
Gangguan kepribadian narsistik (narcissistic personality disorders) merupakan gangguan
kepribadian yang ditandai oleh rasa percaya diri yang sangat berlebihan sehingga penderita
merasa dirinya lebih hebat dari yang lain, kurang merasa empati kepada orang lain, merasa lebih
superior dari orang lain. Penanganan pada penderita gangguan narsistik dapat dilakukan dengan
psikoterapi dan farmakoterapi. Dalam psikoterapi, ahli terapi dianjurkan menggunakan
pendekatan psikoanalitik dengan mengharuskan pasien meninggalkan sifat narsismenya
tersebut. Pada farmakoterapi, dapat diberikan Lithium (Eskalith) dan antidepresan jika
diperlukan.
8. Gangguan kepribadian avoidant
Gangguan kepribadian avoidant (avoidant personality disorders) atau biasa disebut
gangguan kepribadian yang menghindar dari lingkungan sosial dengan rasa tidak setara dengan
orang lain. Penderita gangguan ini biasanya merasa takut akan kritikan dan penolakan dari orang
sekitar sehingga membuat penderita enggan untuk berinteraksi dengan orang lain. Penangan
pada gangguan ini biasanya ahli terapi mendorong pasien untuk berinteraksi dengan orang lain
untuk melakukan apa yang mereka rasakan (psikoterapi) serta memberi atenolol (Tenormin).
9. Gangguan kepribadian dependent
Gangguan kepribadian dependent (dependent personality disorders) adalah gangguan
kepribadian yang mana penderitanya memiliki ketergantungan terhadap orang lain. Gangguan
kepribadian ini menyebabkan penderitanya bergantung secara berlebihan kepada orang lain,
kurang percaya diri, dan kurangnya perasaan independent (mandiri). Penderita gangguan ini
selalu merasa takut ketika membuat keputusan sendiri serta memiliki sikap loyal yang
berlebihan.
Tritment yang dapat diberikan kepada penderita gangguan ini yaitu psikoterapi dan
farmakoterapi. Pada psikoterapi, ahli terapi akan menciptakan rasa kemandirian kepada pasien
dengan melatih ketegasan dan rasa percaya diri. Terapi perilaku, terapi keluarga, dan terapi
kelompok juga dapat diberikan. Dalam farmakoterapi, penderita dapat diberikan imipramine
(tofranil).1
10. Gangguan kepribadian obsesif kompulsif
Gangguan kepribadian obsesif kompulsif (obsessive-compulsive personality disorders)
merupakan gangguan kepribadian yang penderitanya selalu menginginkan kesempurnaan yang
berlebihan (perfekionis). Penderita gangguan ini merasa semuanya harus tertib, terkontrol, dan
mereka terlalu fokus kepada detail dan aturan. Trirment yang diberikan kepada penderita
gangguan ini biasanya dengan terapi perilaku dan terapi kelompok serta pemberian clonazepam
(klonopin), clomipramine (anafranil), dan obat serotonergik tertentu sesuai dengan kebutuhan
sang pasien.

1
Ripli. M, Mengenal gangguan kepribadian serta penangannya. 4(2), Al-Tazkiah : Jurnal Bimbingan dan Konseling,
2015, 58-70
Ripli, M. (2015). Mengenal Gangguan Kepribadian Serta Penanganannya. Al-Tazkiah: Jurnal
Bimbingan dan Konseling Islam, 4(2), 58-70.
Agustini, A. A., Masitoh, I., & Syaripah, I. M. (2023). Gangguan Kepribadian Cluster A. Jurnal
Global Futuristik, 1(2), 149-153.
Kusuma, A. D., & Sativa, S. O. (2020). Karakteristik Kepribadian Antisosial. Jurnal Keperawatan
Jiwa, 8(1), 33-36.
Mahari, A. J. et al (2005). Kiat mengatasi gangguan kepribadian. Yogyakarta : Saujana.

Anda mungkin juga menyukai