Anda di halaman 1dari 32

ZAKAT DAN WAKAF SEBAGAI PILAR

PEREKONOMIAN ISLAM
MARKET HARMONISM SYSTEM

PROF. DR. PRAMUDYA ARDANTA TAUFIK, SE


Guru Besar Ilmu Ekonomi Manajemen
Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Ibnu Chaldun Jakarta

Pidato Pengukuhan dalam Jabatan Guru Besar


Pada Bidang Ilmu Ekonomi
Disampaikan di depan Sidang Senat Terbuka
Universitas Ibnu Chaldun Jakarta
1

Bismillahirrahmanirrahiim
Yang terhormat Rektor / Pimpinan Senat dan para Anggota Senat
Universitas Ibnu Chaldun Jakarta,
Yang terhormat Ketua dan seluruh jajaran pengurus Yayasan Pembina
Pendidikan Ibnu Chaldun,
Yang terhormat Koordinator Kopertis Wilayah III Daerah Khusus
Ibukota Jakarta atau yang mewakili,
Yang terhormat para Dekan, Wakil Dekan dan Kaprodi di lingkungan
Universitas Ibnu Chaldun Jakarta,
Yang terhormat pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas
dan para pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas.
Yang terhormat segenap Civitas Akedemika Universitas Ibnu Chaldun
Jakarta,
Yang terhormat para tamu undangan, kerabat, teman sejawat, dan
hadirin yang saya muliakan.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Washalatu wa salamu ala asrafil anbiyai il mursalin syaidina wa
maulana muhammadin wa ala alihi wa ashabi ajmain, amma badu.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan karunia, rahmat, hidayah dan inayah-Nya
kepada kita semua, sehingga pada hari yang berbahagia ini kita dalam
keadaan sehat walafiat dan berkesempatan hadir dalam forum Rapat
Senat Terbuka Universitas Ibnu Chaldun Jakarta dalam rangka
penyampaian pidato pengukuhan saya sebagai Guru Besar pada
Fakultas Ekonomi Universitas Ibnu Chaldun Jakarta.

Saya juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Yayasan


Pembina Pendidikan Ibnu Chaldun yang melalui Surat Keputusannya
No. , telah mengangkat dan menetapkan saya menjadi Guru Besar
pada Fakultas Ekonomi Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, sehingga
pada saat ini saya bisa berdiri di mimbar akademik ini untuk
menyampaikan pidato pengukuhan.
Pidato ini saya beri judul Zakat dan Wakaf sebagai pilar
Perekonomian Islam dalam mewujudkan Sistim Ekonomi Islam
yang saya namakan Sistim Harmonisasi Pasar (Market Harmonism
System) untuk mengimbangi dua kekuatan sistim ekonomi yang kita
kenal yaitu: Sistim Mekanisme Pasar (Market Mechanism System)
atau disebut Sistim Ekonomi Kapitalis, dan Sistim Ekonomi Komando
(Command Economic System) atau disebut Sistim Ekonomi
Komunisme.

Pendahuluan:
Kilas balik perekonomian Indonesia
Ibu-ibu, Bapak-bapak dan hadirin yang dimuliakan Allah,
Kalau kita mengamati kilas balik perjalanan sejarah Republik
Indonesia yang kita cintai, terutama permasalahan perekonomian
Indonesia, melalui Dekrit Presiden, 5 Juli 1959, Bung Karno
membubarkan Konstituante hasil Pemilihan Umum 1955 di latarbelakangi
oleh
kegagalan
Badan Konstituante untuk
menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950 dan
Menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 berlaku lagi bagi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia terhitung
tanggal ditetapkan dekrit tersebut dan tidak berlakunya lagi UndangUndang
Dasar
Sementara
serta
Pembentukan Majelis
Permusyawaratan
Rakyat
Sementara/MPRS
dan Dewan
Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dalam waktu yang sesingkatsingkatnya.
Lima hari setelah Dekrit Presiden, pada 10 Juli 1959 Kabinet Juanda
(Kabinet Karya) dibentuk dan diumumkan dimana Presiden Soekarno
menjabat sebagai Perdana Menteri sedangkan Ir. Juanda sebagai
Menteri Pertama.
Pada tanggal 17 Agustus 1959 Presiden Soekarno berpidato.
Pidatonya diberi judul Penemuan Kembali Revolusi Kita yang
merupakan penjelasan atas pertanggung-jawaban Dekrit 5 Juli
1959 sekaligus mencanangkan Sistem Demokrasi Terpimpin. Pidato
ini kemudian dikenal dengan sebutan Manifesto Politik Republik
Indonesia (Manipol).

Dalam berbagai kesempatan Bung Karno menjelaskan bahwa intisari


Manipol ada lima yaitu:
1. Undang-undang Dasar 1945,
2. Sosialisme Indonesia,
3. Demokrasi Terpimpin,
4. Ekonomi Terpimpin,
5. Kepribadian Indonesia.
Kelima intisari ini kemudian dikenal dengan nama USDEK.
Setelah terbentuknya Majelis Permusyawatan Rakyat Sementara
(MPRS); Pada sidangnya tahun 1960, MPRS mengeluarkan ketetapan
MPRS No. 1/MPRS/1960 menetapkan Manifesto Politik menjadi Garis
Besar Haluan Negara (GBHN).
Ketetapan tersebut juga, memutuskan bahwa pidato Presiden
Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1960, yang berjudul Jalannya
Revolusi Kita atau dengan singkatan JAREK dan pidato di depan
sidang Umum PBB yang berjudul Membangun Dunia Kembali (To
Build the World a New) merupakan Pedoman-pedoman Manifesto
Politik.
Diberlakukannya Demokrasi Terpimpin oleh pemerintah Presiden
Soekarno menggantikan Demokrasi Liberal yang kata Bung Karno
adalah demokrasi kebablasan dimana semua orang bicara semau
mau nya.
Namun Demokrasi Terpimpin tidak sepenuhnya diterima oleh
segolongan masyarakat yang terbiasa merasakan hingar bingarnya
politik, sehingga menciptakan tiga komponen masyarakat yang
seringkali terjadi pertentangan antar-ketiganya, pertentangan paling
tajam terjadi pada golongan agama dengan golongan komunis.
Golongan agama menghendaki perpolitikan yang sesuai ajaran
agama. Sedangkan golongan komunis lebih berkiblat pada ajaran
5

Marxism dan Leninism dengan klaim memperjuangkan nasib


masyarakat bawah. Sementara golongan nasionalis lebih
mementingkan persatuan bangsa atau integrasi nasional.
Meskipun demikian tak jarang golongan nasionalis juga terlibat
pertentangan dengan golongan komunis maupun golongan agama.
Untuk menyatukan komponen Nasionalis, Agama (terutama Islam),
dan Komunis (diwakili oleh PKI), ide NASAKOM (Nasional Agama
Komunis) dikemukakan oleh Bung Karno diharapkan dapat meredam
pertentangan dan pertikaian sekaligus menyatukan ketiga komponen
masyarakat dalam Front Nasional yang merupakan sebuah organisasi
masa yang memperjuangkan cita-cita proklamasi dan UUD 1945
dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 13 Tahun 1959.
Tujuan organisasi ini adalah menyatukan segala bentuk
potensi nasional menjadi
kekuatan
untuk
menyukseskan
pembangun.
Namun dikemudian hari Ide NASAKOM menjadi boomerang bagi
Bung Karno, karena banyak intrik yang dimainkan oleh PKI sehingga
meletusnya G30S PKI.
Negara Indonesia walaupun Negara Non Blok, tidak berpihak kepada
Blok Barat yang didominasi oleh Negara Adidaya Amerika Serikat dan
negara-negara Eropa Barat yang menerapkan Sistim Ekonomi
Kapitalisme dan juga Blok Timur yang didominasi oleh Negara Adi
daya Uni Soviyet, RRT (Republik Rakyat Tiongkok) dan Negara-negara
Eropa Timur yang menerapkan Sistim Ekonomi Komunisme, namun
karena letak geografis Indonesia berada disebelah timur, mau tidak
mau Sistim Ekonomi yang diterapkan oleh Indonesia condong kepada
blok timur yaitu Ekonomi Terpimpin dimana perilaku ekonomi
ditentukan oleh pemerintah dalam pengambilan keputusan atas
sebagian besar masalah ekonomi tentang apa yang harus diproduksi,
bagaimana memproduksinya, dan siapa yang mengkonsumsinya.

Dikerenakan pemerintah Indonesia menerapkan Sistem Ekonomi


Terpimpin, maka tidak ada pilihan lain bagi Indonesia untuk bermitra
kerjasama dengan Uni Sovyet dan Cina /Tiongkok yang selanjutnya
memberi keuntungan bagi Partai Komunis Indonesia (PKI)dalam
mempengaruhi kebijakan baik politik, ekonomi maupun kebudayaan.
Melalui Ketetapan MPRS No.II/MPRS/1960 tentang Garis-Garis Besar
Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana 1961-1969, Tap
MPRS ini dapat disebut tonggak kesadaran bangsa Indonesia untuk
menyusun perencanaan pembangunan dengan benar. Ketetapan
yang memuat rancangan pembangunan yang disusun oleh Dewan
Perancang Nasional (Depernas) ini kemudian menjadi dasar bagi
perencanaan pembangunan nasional.
Namun dalam pelaksanaannya mengalami hambatan-hambatan
antara lain:
Berbagai peraturan dikeluarkan pemerintah untuk merangsang
ekspor (export drive) mengalami kegagalan, misalnya Sistem Bukti
Ekspor (BE)
Sulitnya memperoleh bantuan modal dan tenaga dari luar negeri
sehingga pembangunan yang direncanakan guna meningkatkan taraf
hidup rakyat tidak dapat terlaksana dengan baik.
Melalui Ketetapan MPRS No.IV/MPRS/1963 tentang PedomanPedomaan Pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Negara dan Haluan
Pembangunan, pemerintah pada tanggal 28 Maret 1963
mengeluarkan landasan baru bagi perekonomian Indonesia guna
perbaikan ekonomi secara menyeluruh yaitu Deklarasi Ekonomi
(DEKON) yang tujuannya untuk menciptakan ekonomi yang bersifat
nasional, demokratis, dan bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk
mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan penerapan
Ekonomi Terpimpin.

DEKON dinyatakan sebagai strategi dasar Ekonomi Terpimpin


Indonesia yang menjadi bagian dari Strategi Umum Revolusi
Indonesia dalam mensukseskan Pola Pembangunan Nasional Semesta
Berencana 8 (delapan) tahun, dengan memasukan BERDIKARI
(Berdiri Diatas Kaki Sendiri) sebagai Sistim Ekonomi Indonesia yang
merupakan bagian dari Konsep Trisakti Bung Karno yaitu Berdaulat
dalam politik, Berdikari dalam Ekonomi dan Berkepribadian dalam
Kebudayaan.
Sekiranya kondisi ekonomi moneter saat itu tidak terpuruk, maka
konsep Trisakti akan memberikan manfaat bagi pembangunan
ekonomi, seperti halnya Presiden Kuba, Fidel Castro mengadopsi dan
menerapkan Konsep Trisakti itu secara konsisten dan tegar dalam
seluruh sistem pemerintahannya dimana menolak segala bentuk
imperialisme dan kapitalisme yang merupakan pendiktean oleh Barat
terhadap ekonomi, politik dan budaya serta menolak kehadiran dan
campur tangan IMF dalam negaranya, maka Kuba mampu
mempertahankan kedaulatan politiknya dari intervensi Amerika
Serikat, memperkuat kemandirian ekonomi tanpa campur tangan
IMF dan Bank Dunia sehingga tidak ada hutang luar negeri berupa
kewajiban cicilan bunga hutang yang tinggi yang harus dibayarkan
dan dengan demikian seluruh pendapatan Negara dapat dialokasikan
untuk belanja keperluan tunjangan sosial dan pendidikan.
Keterpurukan ekonomi Indonesia dikarenakan banyaknya dana
terhisap untuk masalah pengembalian Irian Barat kepangkuan ibu
pertiwi, masalah konfrontasi Malaysia guna menghambat masuknya
sistim ekonomi kapitalis kedalam perekomian Indonesia yang kata
Bung Karno akan menciptakan Neo Kolonialisme Imperialisme
(NEKOLIM), penjajahan gaya baru baik politik, ekonomi dan
budaya.Disamping itu proyek mercu suar, membangun stadion olah
raga Bung Karno untuk penyelenggaraan pesta olah raga Asian
Games IV dan GANEFO (Games of the New Emerging Forces).
Kesulitan ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat dikerenakan
kelangkaan akan bahan pokok kebutuhan pangan seiring dengan
menurunnya daya beli masyarakat menimbulkan gejolak sosial.
8

Pertikaian politik antara Partai Komunisme Indonesia dengan


kelompok Agama makin meruncing ditambah dengan persaingan
antara TNI /ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) yaitu
ADRI (Angkatan Darat RI), AURI (Angkatan Udara RI), ALRI (Angkatan
Laut RI) dan Angkatan Kepolisian RI, menambah panasnya situasi
politik.
Pemerintahan mengalami dilemma untuk dapat mengatasi situasi
politik dan ekonomi karena mitra kerja Indonesia Uni Sovyet,
terutama RRT (Republik Rakyat Tiongkok) tidak dapat memberikan
bantuan dana bagi pemulihan ekonomi Indonesia, malahan terlibat
politik dalam negeri dalam mendukung PKI sehingga meletusnya
Gerakan 30 September (G30S).
Guna mengatasi persoalan ekonomi yang menyengsarakan rakyat,
maka pada tanggal 13 Desember 1965, Waperdam III Chairul Saleh,
mengambil tindakan drastis yaitu mengumumkan devaluasi nilai
mata uang pecahan uang lama Rp.1000 menjadi pecahan uang baru
Rp.1,- Tindakan yang diambil pemerintah ini mengakibatkan terjadi
efek inflator, inflasi tidak terbendung lagi meningkat luar biasa
menjadi 650%, rakyat mulai kehilangan kepercayaan kepada
pemerintah, terjadilah demonstrasi Mahasiswa didukung oleh
TNI/ABRI meminta Presiden untuk menerima Tiga Tuntutan Rakyat
dikenal dengan nama TRITURA berisi: 1.Bubarkan PKI, 2.Bersihkan
Kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI, 3.Turunkan harga dan
perbaikan ekonomi, dicetuskan oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia (KAMI) pada 12 Januari 1966.
Memperhatikan situasi yang terjadi, Bung Karno tidak ingin melihat
perpecahan diantara elemen masyarakat yang beliau bersusah paya
menyatukan mereka, maka lewat Surat Perintah Sebelas Maret
(SUPER SEMAR) diberi dan diamanatkan kepada Suharto yang
diharapkan dapat meredam aksi demo mahasiswa, justru menjadi
titik balik sejarah dengan terjadi pemindahan kekuasaan dari Sukarno
ke Suharto.
9

Melalui pidato pertanggung jawaban Bung Karno yang ditolak dalam


sidang MPRS yaitu NAWAKSARA, maka Bung Karno dibebas tugaskan
sebagai Kepala Negara, Presiden RI dan Manataris MPRS, mulailah
era baru sejarah Indonesia menyongsong lahirnya ORDE BARU.
Bapak bapak, ibu ibu para hadirin yang berbahagia,
ORDE BARU adalah suatu tatanan seluruh prikehidupan rakyat,
bangsa dan negara yang diletakan kembali kepada pelaksanaan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Setelah pimpinan pemerintahan diambil alih oleh Suharto atau
sapaan populernya Pak Harto, Tri Tuntutan Rakyat mulai
dilaksanakan yaitu membubarkan PKI dengan seluruh antek-anteknya
termasuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat
Tiongkok dan melarang beredarnya surat kabar atau media cetak
beraksara Cina serta menutup sekolah-sekolah berbahasa Cina
demikian juga acara-acara kesenian dan budaya Cina dilarang,
sebagai akibatnya terbentuklah kelompok ekslusif dari masyarakat
Cina/Tionghoa di Indonesia dimana selama Era Bung Karno
masyarakat Tionghoa berbaur dengan masyarakat pribumi, tidak ada
diskriminasi etnis.
Kemudian melalui Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 tentang
Pembentukan Kabinet Ampera.
Pak Harto mengganti Kabinet Dwikora dengan Kabinet Ampera I,
Kabinet yang diumumkan pada 25 Juli 1966 dan bertugas mulai
tanggal 28 Juli 1966 sampai dengan 14 Oktober 1967. Kabinet ini
diumumkan langsung oleh Letjen Soeharto sebagai Ketua Presidium
Kabinet atas persetujuan Presiden Soekarno
Kemudian dilanjutkan Kabinet Ampera II adalah Kabinet yang
diumumkan pada 11 Oktober 1967 dan bertugas mulai tanggal 14
Oktober 1967 sampai dengan 6 Juni 1968. Kabinet ini diumumkan
langsung oleh Pejabat Presiden RI, Jenderal TNI Soeharto.
10

Setelah Pemilihan Umum 1971, terbentuknya Majelis Pemusyawatan


Rakyat /MPR, Soeharto diangkat sebagai Presiden Republik
Indonesia, Mandataris MPR, Kabinet Pembangunan I yang dibentuk di
reshuffle, memasukan Bagawan Ekonomi Prof. Dr. Sumitro
Djojohadikusumo, sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian,
ditambah para ekonom dari Universitas California, Berkeley menjadi
menteri-menteri bidang ekonomi pada Kabinet Pembangunan I dan
selanjutnya yaitu Emil Salim, Ali Wardhana, dan J.B. Soemarlin dan
Widjojo Nitisostro sebagai Menteri Negara Ekonomi dan Keuangan
Kepala BAPPENAS (Badan Perancang Pembangunan Nasional).
Program Pembangunan Nasional Berencana
Pemerintah Orde Baru membuat Program Pembangunan Nasional
Berencana. Program itu meliputi Pola Pembangunan Nasional, asas,
modal dasar, dan faktor dominan pembangunan nasional.
Tujuan Pembangunan Nasional adalah menciptakan masyarakat adil
dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pola Dasar Pembangunan Nasional merupakan pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat
Indonesia secara bertahap dan berencana. Pelaksanaan
pembangunan
tersebut
bertumpu
kepada
Trilogi
Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan.

Isi Trilogi Pembangunan


Trilogi Pembangunan Indonesia adalah sebagai berikut;
1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

menuju

11

Isi 8 Jalur Pemerataan Pembangunan


Delapan Jalur Pemerataan dari pembangunan nasional adalah
sebagai berikut.
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya
pangan, sandang, dan perumahan.
2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan
layanan kesehatan.
3. Pemerataan pembagian pendapatan.
4. Pemerataan kesempatan kerja.
5. Pemerataan kesempatan berusaha.
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi (ambil bagian) dalam
pembangunan, khususnya bagi generasi muda dan kaum
wanita.
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah
tanah air.
8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan Jangka pendek
mencakup periode 5 tahun Pembangunan Lima Tahun /PELITA,
Selama masa Orde Baru terdapat 6 Pelita, Dari PELITA I hingga PELITA
VI yang sasaran akan dicapai selalu saling berkesinambungan bidang
Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan
lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani, pembangunan pada sektor
ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta
pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia
sebagai pendukungnya.
Di Era pemerintahan Pak Harto, stabiltas politik dan ekonomi
Indonesia aman, mantap dan terkendali dengan pertumbuhan
ekonomi rata-rata 6,8 % per tahun. Posisi perdagangan luar negeri
menggembirakan dimana Neraca Perdagangan mengalami Surplus,
dikerenakan produksi andalan berupa MIGAS masih dikelola
sepenuhnya oleh pemerintah dimana Indonesia masih menjadi
anggota OPEC Organisasi Negara Pengekspor Minyak.

12

Kemajuan Pembangunan disegala bidang terutama dibidang Ekonomi


yang sangat significant oleh dunia internasional, Indonesia dijuluki
sebagai macan Asia betapa tidak, pada Pelita VI, Indonesia akan
tinggal landas dari Developing Country menjadi Industrial Country.
Rakyat dapat merasakan kue pembangunan dimana mudah mencari
pekerjaan, harga barang stabil dan terjangkau oleh masyarakat.
Dibalik itu semua itu, Barat (Amerika Serikat dan sekutunya) tidak
puas akan kemajuan Indonesia karena Sistim Ekonomi Mekanisme
Pasar tidak seutuhnya diberlakukan oleh pemerintah karena disana
sini terdapat praktek Monopoli yang dilegalkan seperti pengendalian
harga bahan pokok masyakat dilakukan oleh Bulog, Monopoli impor
tepung trigu, suku cadang mobil nasional serta diberlakukan negative
list bagi Investor Asing yang ingin menanamkan modalnya ke
Indonesia dan tidak diperkenan menanamkan modalnya 100%, harus
didampingi oleh partner lokal dengan pembagian share dalam
membentuk Joint Venture.
Disamping itu kekuasaan Pak Harto tidak tergoyakan karena
kepercayaan rakyat dan kepercayaan internasional terutama Negaranegara Asean akan kepemimpinan Pak Harto yang tegas dan
berwibawa.
Seiring runtuhnya Uni Sovyet pada 26 Desember 1991 akibat di
kibarkannya program Perestorika (Restrukturisasi) dan Glasnov
(Keterbukaan) oleh Presiden Uni Sovyet, Michael Gorbachev, maka
penerapan Ekonomi pasar bebas (mekanisme pasar) atau Kapitalisme
bergerak dengan leluasa negara-negara yang pernah menjadi sekutu
Uni Sovyet, tidak termasuk Negara Cina.
Tidak ada hambatan lagi bagi Barat untuk mengintervensi
perekonomian Negara-negara berkembang termasuk Indonesia,
dengan memasukan para FUND MANAGER menawarkan pinjaman
dana bagi para pengusaha swasta yaitu para konglomerat dengan
jaminan Bank Garansi, Sertifikat Deposit atau Standing L/C dari Bank
Pemerintah atau Prime Bank dimana pada waktu itu banyak Bank
13

didirikan dengan hanya bermodalkan Rp.10 Miliar untuk mengelola


proyek-proyek pemilik Bank. Pinjaman dana yang ditawarkan kepada
para konglomerat berasal dari Negara Inggris yang ingin menarik
asset-asetnya dari Hongkong dimana Hongkong harus diserahkan
kembali kepada pemerintah Cina pada Bulan Juli 1997 setelah
Pemerintah Inggris menguasai selama 150 tahun. Pinjaman dana
yang dipinjamkan kepada para konglomerat sebagian masuk kedalam
negeri sebagian lagi diparkir diluar negeri, dana yang masuk kedalam
negeri digunakan membangun hotel-hotel, kondomunium, lapangan
golf dan real estate padahal dana tersebut dipinjamkan untuk Short
term period, tetapi dipakai untuk Longterm periode.
Tepat pada bulan Juli 1997, pemerintah Inggris menyerahkan kembali
Hongkong kepada pemerintah Cina, maka terjadilah krisis moneter
yang mula-mula terjadi di Negara Thailand akibat fluktuasi nilai mata
uang dollar terhadap Bath, kemudian berimbas ke Negara Indonesia,
Korea dan Malaysia.
Nilai mata uang Rupiah terhadap dollar yang semula 1 USD =
Rp.2000, terus melemah sehingga Rp.15.000 per dollar, Bank-bank
Pemerintah maupun Bank-bank Swasta tidak lagi dapat membayar
hutang dikarenakan kesulitan liquiditas, terpaksa meminjam
liquiditas kepada Bank Indonesia sebagai Lender of Last Resort.
Dari Krisis Moneter meluas menjadi Krisis Ekonomi berkepanjangan,
pertumbuhan ekonomi menungkik tajam 13 %, semua
pembangunan terhenti, maka terjadilah aksi demo mahasiswa
dengan slogan anti KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme) dan
kerusuhan dimana-mana.
Bantuan IMF (International Moneter Fund) dan Bank Dunia untuk
pemulihan krisis moneter dengan syarat memberatkan pemerintah
diterima dengan berat hati.
Ditambah dengan Pembelotan para anggota Kabinet Pembangunan
VII membuat Pak Harto kecewa yang pada akhirnya menyatakan
14

pengunduran diri sebagai Presiden pada hari Kamis,tanggal 21 Mei


1998 digantikan oleh Wakil Presiden BJ Habibi selanjutnya menjadi
Presiden Republik Indonesia, menyongsong Era Reformasi atau Orde
Reformasi.
Ibu-ibu, Bapak-bapak dan para hadiri yang di rahmati Allah,
ORDE REFORMASI merupakan suatu orde yang mengharapkan
adanya penerapan hukum dan tatanan sesuai dengan Peraturan yang
ada, yaitu sesuai dengan PANCASILA DAN UUD 1945. Pelaksanaan
pemerintahan pada masa Orde Baru diwarnai adanya praktek
pelaksanaan korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Namun disayangkan di era reformasi ini tidak ada suatu konsep
pembangunan yang jelas seperti dilakukan oleh Era sebelumnya yaitu
Era Bung Karno dan Era Pak Harto yang semua konsep pembangunan
di tuangkan kedalam GBHN ; ini di karenakan semua kegiatan yang
dilakukan pemerintah maupun badan legeslatif dan badan yudikatif
sudah dibawah tekanan dan intervensi barat yang menuntut
diberlakukan Sistim Ekonomi Mekanisme Pasar secara utuh dimana
semua kran produksi nasional harus dibuka bebas tidak terkecuali
produksi vital Negara menyangkut hajat hidup masyarakat umum
yaitu Migas, Listrik, PAM, Telekomunikasi, Transportasi bahkan
Otoritas Keuangan.
Semua peraturan dan perundang-undangan dikeluarkan pemerintah
dan disahkan oleh Badan legeslatif DPR harus disesuaikan dengan
kepentingan para investor asing atau para pemodal/kapitalis.
Terbukti ucapan Bung Karno bahwa Imperialisme adalah fase terakhir
dari Kapitalisme, yang dimaksud apabila kekuatan para pemodal
sudah menggurita dan dapat mengendalikan atau mendikte
kebijakan pemerintah, ini yang dinamakan Imperialisme, terbukti
pula ucapan Pak Harto, lengser keprabonnya beliau dari pimpinan
Negara tidak memberi perbaikan pembangunan ekonomi nasional
malahan bertambah terpuruk.
15

Akan tetapi perlu dicatat bahwa pergantian Presiden di Era Reformasi


ini memberikan kontribusi sebagai berikut:
Presiden B.J Habibi, berhasil menekan laju nilai mata uang dari nilai
tukar Rupiah terhadap Dollar dari Rp. 15.000 / Dollar menjadi
Rp.7.000/Dollar dan terciptanya Pers yang bebas dalam pemberitaan,
walaupun jabatan yang di emban sangat singkat.
Presiden Abdurahman Wahid (GUS DUR), berhasil melaksanakan
normalisasi hubungan diplomatic dengan Republik Rakyat Cina, dan
membebaskan masyarakat etnik Tionghoa melakukan ritual
keagamaan dan pesta budaya di hari raya mereka, serta melegalkan
aliran kepercayaan Konghucu menjadi agama bagi etnis Cina dan
menetapkan hari-hari raya Cina menjadi hari libur nasional.
Presiden Megawati Soekarno, berhasil mengatasi kesulitan keuangan
Negara dengan menjual asset vital Negara seperti Indosat dan Kapalkapal Tanker Pertamina.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, berhasil menyelenggarakan
PEMILU, PILPRES dan PILKADA secara langsung, bebas dan
demokratis.
Berhasil memberantas korupsi dengan dibentuknya badan
independen KPK (Komite Pemberantasan Korupsi) dan yang
terpenting keberhasilan SBY adalah terwujudnya Free Market
Mechanism Mekanisme Pasar Bebas, bebas keluar masuk barang
dan tenaga kerja expatriates antar Negara Asean, dengan demikian
Indonesia sudah benar-benar menerapkan Sistim Ekonomi
Mekanisme Pasar secara utuh sesuai dengan harapan pihak Barat.
Bapak-bapak, ibu-ibu dan para hadirin yang berbahagia,
Era Presiden Joko Widodo sekarang ini perlu dicermati dengan serius
oleh kita semua karena Program Pembangunan Nasional yang
dicanangkan adalah program yang belum sempat dilaksanakan di era

16

Bung Karno yaitu TRISAKTI dan NAWACITA (Sembilan Cita-cita) yaitu


intisarinya sebagai berikut:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga
negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan
nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan
negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional
dan memperkuat jati diri sebagai Negara maritim.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata
kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan
terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya
memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi
demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui
reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem
dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya.
5. 5.Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
melaluipeningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan
program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan
masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia
Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program
kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah Kampung
Deret atau rumahsusun murah yang disubsidi serta jaminan
sosial untuk rakyat di tahun 2019.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan
bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

17

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan


sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan
penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan
mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang
menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti
pengajaran
sejarahpembentukan
bangsa,
nilai-nilai
patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan
budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan
kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog
antarwarga.
Program Pembangunan Nasional ini sebenarnya sangat sempurna
dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat dan kemakmuran negara,
akan tetapi program ini akan berbenturan dengan kepentingan Barat
dalam menerapkan Sistim Ekonomi Kapitalis atau Free Market
Mechanism, Mekanisme Pasar Bebas. Oleh sebab itu, suka tidak suka
pemerintah Jokowi harus mengambil sikap tegas dalam
melaksanakan program tersebut.
Seperti kita ketahui kekuatan Barat telah mencengkram bumi pertiwi,
hampir semua sumber daya alam dan lini produksi mereka kuasai,
sehingga tidak mungkin kita menghindar dari intervensi mereka.
Tindakan pemerintah mengubah haluan bermitra kerja sama dengan
Cina atau Republik Rakyat Tiongkok (RRT) akan mengulang sejarah
lama yang terjadi di era Bung Karno yaitu berdaulatnya kembali
Komunisme di tanah air. Memang tidak ada pilihan lain bagi
pemerintah Jokowi untuk tidak bermitra dengan Cina karena konsep
TRI SAKTI dan Nawacita bertolak belakang dengan kepentingan Barat.
Situasi dan kondisi seperti belum pernah terjadi selama berdirinya
Republik Indonesia maupun di Negara-negara lain di dunia dimana
18

Indonesia menjadi ajang pertarungan dua kekuatan ekonomi dunia


yaitu Kapitalism dan Komunisme.
Cina sekarang bukan Cina yang dulu seperti di Era Bung Karno, sejak
Hongkong kembali kepangkuan Cina, Negara Cina dengan penduduk
hampir 1.7 miliar jiwa ditambah dengan perantauan Cina (Overseas
Chinese) sebanyak 1.2 miliar jiwa yang tersebar diseluruh Negaranegara di dunia menjadikan Cina sebagai Anak Segala Bangsa dan
Warga Negara Dunia dengan laju pertumbuhan ekonominya diatas
10% pertahun melesat tidak terkendalikan. Seiring produksi
produksi membanjiri pasaran dunia, demikian pula tenaga kerja
expatriatenya berlomba lomba masuk ke Negara-negara atau
negeri-negeri untuk menguasai perekonomian Negara atau negeri
tersebut.
Disamping itu, Teknologi Informasi dan kekuatan persenjataan Cina
cukup kuat untuk melindungi dirinya sendiri, seperti halnya Barat
dengan NATO nya.
Kebjakan Presiden Jokowi secara terbuka mengenai nilai tukar mata
uang Rupiah selama ini disandarkan terhadap Dollar akan
disandarkan terhadap mata uang Cina yaitu Yuan dengan asumsi
bahwa Perdagangan International saat ini lebih banyak dengan
Negara Cina ketimbang Amerika Serikat, akan memicu pertarungan
dua kekekuatan sistim ekonomi dinegara kita sehingga akan
memporak porandakan persatuan bangsa dan memecah NKRI.
Namun, Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah, melalui aksi 411 (4
Nopember 2016) dan 212 (2 Desember 2016), menyatukan umat
Islam seluruh Nusantara yang selama ini terpecah belah untuk
kembali bersatu melawan ke zaliman dibumi persada ini dengan
menyusun shaf berjihad membela agama Allah dari kekuatan yang
ingin memecah belah Persatuan umat Islam.

19

Mata dunia terbelalak melihat aksi demo umat Islam di Indonesia


yang belum pernah terjadi dinegara Islam manapun. Islam akan
bangkit manakala perkataan Al-Quran dinistai.

Ibu-ibu, Bapak-bapak, hadirin yang dimuliakan Allah,


Pada awal pidato, saya beri judul Zakat dan Wakaf sebagai pilar
Perekonomian Islam.
Ketimpangan Sistim Ekonomi Dunia yaitu Sistim Kapitalis dimana
setiap individue bebas mengakumulasi harta kekayaannya untuk
memperoleh keuntungan sebesar-besarnya bagi dirinya sendiri
maupun kelompoknya dengan menekan ongkos produksi serendahrendahnya.
Ongkos produksi meliputi Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam
dan Alat Produksi yang mengakibatkan terjadinya pertentangan kelas
antara simiskin dan sikaya, menciptakan ketidak adilan pemerataan
pendapatan.
Sedangkan Sistim Komunisme bertolak belakang dari Sistim Kapitalis,
dimana setiap individue berhak memperoleh pekerjaan dan
pendidikan, akan tetapi individue tidak dapat mengakumulasikan
harta kekayaan untuk kepentingan diri sendiri kecuali untuk
kepentingan orang banyak yang dikelola oleh Negara.
Oleh sebab itu harus ada Sistim Ekonomi lainnya penyeimbang dari
kedua sistim tersebut yaitu Sistim Ekonomi Islam atau Sistim
Harmonisasi Pasar dimana setiap individue bebas mengakumulasikan
harta kekayaan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya,
akan tetapi sebahagian keuntungan yang diperoleh di infaqkan atau
dibagikan kepada duafah yaitu orang fakir dan miskin serta orang
yang berhak memperolehnya seperti tercantum dalam Al-Quran

20

Surat At-Taubah ( 9 ) ayat 60:


Sesungguhnya Sadaqah /zakat-zakat itu , hanyalah untuk :

Orang-orang FAKIR ( fuqaraa ) ,


Orang-orang MISKIN ( masakin ),
Para pengurus zakat ( amiliin ) ,
Para MUALAF yang dibujuk hatinya ,
Memerdekakan budak ( riqab ),
Orang-orang yang berhutang ( gharimin )
Jalan Allah ( Jihad Fisabilillah ) dan
Orang-orang yang dalam perjalanan (ibni sabil )

sebagai suatu ketentuan yang diwajibkan Allah ; dan Allah Maha


Mengetahui lagi Maha Bijaksana .
ZAKAT /SADAQAH adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan
oleh Allah SWT untuk diberikankan, didistribusikan kepada orangorang yang berhak menerimanya (Mustahik) dan merupakan rukun
ketiga dari rukun Islam ke lima yang mewajibkan umat Islam
melaksanakannya.
Oleh karena itu Zakat merupakan pilar pertama bagi terbentuknya
Sistim Ekonomi Islam ,karena penekanannya untuk kepentingan
individue orang per orang.
Sedangkan dalam Surat Al-Hadiid ( 57 ) ayat 11 :
Barangsiapa meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik ,
maka Allah akan mengembalikannya berlipat ganda untuknya , dan
baginya pahala yang mulia.
Pinjaman yang baik itu berupa harta benda yang dimiliki individue
ataupun kelompok masyarakat yaitu berupa Wakaf digunakan untuk
kepentingan umum.

21

WAKAF adalah perbuatan hukum dari pihak pemilik harta benda


( Wakif )untuk memisahkan atau / dan menyerahkan sebagian harta
benda miliknya yang mempunyai nilai ekonomi untuk dimanfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kepentingannya yang dilaksanakan sesuai syariah guna keperluan
ibadah atau kesejahteraan umum.
Dengan demikian WAKAF merupakan pilar kedua bagi terbentuknya
Sistim Ekonomi Islam atau Sistim Harmonisasi Pasar , karena
penekanannya untuk kepentingan masyarakat banyak.
Kelebihan daripada Wakaf yaitu merupakan amal jahriah yang
pahalanya mengalir terus menerus kepada wakif baik ketika dia
masih hidup maupun telah wafat.
Ditinjau dari peruntukan dan manfaat harta benda wakaf dapat
dibayangkan bila Wakaf ini berlaku secara menyeluruh dilakukan oleh
umat Islam , maka akan terwujud kesejahteraan dan kemakmuran
bagi seluruh umat Islam di dunia sebagai rahmatilil alamin.
Agar kedua pilar yaitu Zakat dan Wakaf kokoh tidak tergoyahkan
dalam Perekonomian Islam , perlu adanya dasar pijak atau pondasi
dari kedua pilar tersebut yaitu apabila Zakat /sadaqah itu
menggantikan Riba dalam semua kegiatan perekonomian , seperti
tertuang dalam Surat Al-Baqara ( 2 ) ayat 276 :
Allah memusnahkan RBA dan menyuburkan SADAQAH. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran , dan selalu
berbuat dosa .
Dimaksud bunga bank yang notabene adalah RIBA didalam
Perbankan sebagai perangkat penting dalam kegiatan ekonomi ,
harus dimusnahkan dan digantikan dengan SADAQAH.

22

Untuk penjelasan lebih terinci mengenai Zakat / Sadaqah sebagai


pilar Perekonomian Islam dapat dibaca dalam buku saya berjudul
Menuju Pembentukan Bank Zakat Dunia dan Dana Moneter Islam
yang didistribusikan kepada hadirin semua.
Memang ,untuk membentuk sistim ekonomi tidak bisa berdiri sendiri,
harus ada Negara-negara pendukung seperti halnya :
1. Sistim Ekonomi Kapitalis didukung oleh Amerika Serikat dan
Negara-negara Uni Eropa.
2. Sistim Ekonomi Komunis / Sosialis didukung oleh Uni Sovyet , RRT
, Korea Utara , Kuba
3. Sistim Ekonomi Islam harus didukung oleh Negara-negara
Organisasi Konferensi Islam ( OKI )
Saat ini Negara-negara OKI saling berperang diadu domba oleh Barat ,
semoga Allah memberi Rahmat kepada Negara-negara untuk bersatu
padu dalam mewujutkan Sistim Ekonomi Islam.
Matahari sudah akan terbenam diufuk barat dan kembali bersinar
diufuk timur , menyambut kebangkitan baru Islam di melenium ketiga
ini dengan membawa keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh dunia.
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Bapak Rektor /Pimpinan Senat , anggota senat dan para hadirin yang
mulia ,
Demikianlah pidato pengukuhan Guru Besar ini saya sampaikan ,
terima kasih atas kesediaan dan kesabaran mendengarkan pidato
saya ini , apabila terdapat kekeliruan dan kata-kata yang kurang
berkenan dihati , mohon dibukakan pintu maaf yang sebesarbesarnya.
Wabillah Taufik Wal Hidayah , wa salamualaikum wa rahmatullahi
wa barakatuh.
23

REFERENSI

Abdel Sattar Abu Ghudda, Prof.Dr , Prof. Hussein Shihata


Concept and Definition of Zakat , Al-Islam Kuwait , 2002.
Aries Mufti dan Muhammad Syakir Sula , Amanah Bagi Bangsa ,
Konsep Sistim Ekonomi Syariah , Explore Communications PT.
Ecom Citra Lintas, Jakarta 2008.
Djamal Doa , Drs.H.M Pengelolaan Zakat Oleh Negara Untuk
Memerangi Kemiskinan Nusa Madani Publisher , Jakarta , 2004
Erol Yarar A new perspective of the world at the threshold of
21st century , Musiad publication , Istanbul 2001.
European Unions report 2008, Official EU Website.
International Monetary Fund s Report 2008 , website resmi IMF.
Introduction and Overview of the Great War , the First World
War , 2002 ed. Yahoo.com.
Islamic Development Bank Group in Brief 2005
Islamic Development Bank , Question and Answer , 2005
King Fahd Ibn Abd.Al-Aziz Al-Sauds gift Al Quran dan
terjemahannya dalam bahasa Indonesia
Olivier Blanchard Prof.Dr. Macroeconomics edisi kedua ,
Prentice Hall International Inc., 2000
Organization of Islamic Conference , Ankara s Website 2008.
Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) , website
resmil OPEC 2008
, World Development Indicator (WDI) 2006.

24

Nama
Alamat

Kebangsaan
Tempat / Tanggal Lahir
Status
Agama
Bahasa dikuasai
No. Paspor

1960 - 1965
1965 1968
1968 - 1971
1973 - 1977

: PRAMUDYA ARDANTA TAUFIK


Bin TAUFIK Badiussaman
: Jl. Salemba Tengah No.68, Jakarta
Pusat 10440 ,Indonesia
Tel: 3915925 / 3915932,
HP: 081310796889
: Indonesia
: Palembang, 29 Oktober 1953
: Kawin ( 1 Istri dengan 3 anak )
: Islam
: Indonesia, Inggris dan Turki aktif
: B.2180406 (23 Oktober 2015
23 Oktober 2020)

1980 - 1982

SD BPSK , Jakarta
SMPN XXXV Paralel , Jakarta
SMAN II , Jakarta
Universitas Sriwijaya, Palembang - Sarjana
Muda, Fakultas Teknik - Teknik Kimia.
Univ.Muhammadyah, Fak.Teknik Kimia.

1983 - 1985

Sekolah Tinggi Manejemen Industri, Jakarta.

1988 - 1993

Universitas Indonesia, Jakarta , Sarjana


Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.

1999 - 2003

Universitas Instanbul - Turki , PhD Ilmu Sosial


Ekonomi.
25

1977
1982

Shipping Management Course di Singapore.


Computer Course, Jakarta.

1987

Middle Manager Training Course di


selenggarakan
oleh
Departemen
Perindustrian R,I.
TQC & QCC Training Course di selenggarakan
Indonesia-Japan
Entrepreneurship
Association.

1987

1987 - kini

Berbagai Seminar-seminar Nasional dan


Internasional

1976-1977

Chiyoichi Sep.Ltd, di Singapore, menjabat


Overseas Shipping Consultant

1977-1980

Rinkai Contruction Co.Ltd,


Procurement Manager

menjabat

1980-1983

PT. Semendo International,


Operation Manager.

menjabat

1983-1986

PT.Rucika Plastik Industri, menjabat General


Affairs Manager.

1987-1990

Kubota-Obayasi-Jaya Obayasi J.O, Personnel


& Adm Manager.

1990

PT Skyline Builing, menjabat Resident


Manager untuk Rasuna Sky Garden.
26

1991-2006

PT. PT.NISAMADUS, menjabat Managing


Director, Jakarta.

1998-1999

Feza Dis Tic, Konsultan, Istanbul - Turki

1999

Safira Dis Tic, Konsultan, Istanbul - Turki

2000

Ozge Hediyelik, Konsultan, Istanbul - Turki

2004- Kini

Dekan /Dosen
Chaldun,Jkt.

2006-2007

Presiden Direktur PT.Equator Indonesia


Mandiri , Jakarta.
Komisaris PT.KARA ELMAS MADENLARI (
Batu Bara )

2007 - Kini

Fak.Ekonomi

Univ.Ibnu

1974-1976

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Ketua


Umum untuk UNSRI , Palembang

1983-1987

Indonesia Japan Entrepreneur Association,


Anggota.

1989-1998

Kerukunan Haji Al-Haramem, Sekretaris.

1993-1998

KADIN Indonesia Komite Negara Brunei


Darrussalam, sebagai Seketaris Jendral.

1994-1998

Nahla Club,
Pengurus.

Majelis

Mukmin,

sebagai

27

1994-2003

Pendiri Yayasan YENBU Indonesia, kerjasama


dengan masyarakat Turki, mendirikan
sekolah SMU Pribadi di Depok & Bandung ,
Jakarta , Semarang dan Aceh.

1998-Kini

Organisasi PASIAD (Asia Pasific Social &


Culture Association) di Turki sebagai
Anggota Kehormatan.

1998-1999

Perwakilan BKPM, Penasihat Menteri Negara


Investasi RI untuk Turki.

1998-2003

Perwakilan KADIN Indonesia untuk Negara


Timur Tengah / OKI berpusat di Istanbul
Turki.

2000-2003

Perwakilan Partai Persatuan Pembangunan


untuk Negara Timur Tengah / OKI di
Istanbul, Turki.

2003-2007

Majelis Pakar Pusat DPP PPP . Wakil


Sekretaris

2004 Kini

Chairman MUSIAD Indonesia) atau Serikat


Industriawan
&
Usahawan
Mandiri
( SIUMAN)

2004- Kini

International Business Forum (IBF) , Global


Business Network among Muslim Nations for
Indonesia. President for Indonesia , Kantor
Pusat Istanbul , Turki

2007 - Kini

Ikatan Alumni UNSRI Pengurus

28

2007- Kini
2008 - Kini

2007-2016
2010- kini

Forum Masyarakat Sadar Zakat dan Pajak


Indonesia , ( Formaszapi ) , Ketua Bidang
Luar Negeri
Himpunan Seni dan Budaya Islam ( HSBI ) ,
Ketua
Majelis Pakar Pusat DPP PPP, Wakil Ketua.
Sekretaris Panitia Nasional Penggerak
Pembangunan Masjid Sriwijaya Palembang.

1993

Menyelenggarakan Pameran Dagang, Forum


Investasi dan Pertunjukan Kesenian di Brunei
Darussalam, selaku Wakil Ketua Panitia
Pelaksana.

1993

Indonesia-Turki Joint Commision di Ankara


dan Istanbul, mewakili Kadin Indonesia
Komite Timur Tengah / OKI.

1993

APEC Next Generation Program di Cheju


Island, Korea Selatan, mewakili Sektor
Swasta Indonesia.

1995

Menyelenggarakan APEC Business Meeting


di Jakarta, Kerjasama dengan PT. HUMPUSS
dengan Kadin Indonesia Komite Brunei
Darussalam selaku Ketua Umum Panitia
Pelaksana.

1998

Menyelenggarakan Seminar Bank-Bank Islam


dalam membantu Revitalisasi Ekonomi
Negara-negara ASEAN.

29

1999-2000

Penanda tangan MOU antara Kadin


Indonesia dengan Organisasi Pengusaha
Turki yaitu PASIAD dan MUSIAD , di Istanbul
Turki.

1999

Mendirikan Indonesia Emporium dikawasan


Pusat Perdagangan Grosier , Istanbul-Turki ,
bekerjasama dengan pengusaha Turki.

2000

Komunikator Penyelesaian Draft MOU Sister


City antar Pemerintah DKI Jakarta dengan
Kota Istanbul.

2002

Kerjasama dengan MUSIAD dalam Pameran


Internasional MUSIAD ke 9 di Istanbul, Turki.

2004

Penanda-tanganan MOU Kerjasama Bisnis


antara SIUMAN dengan MUSIAD Turki di
Istanbul.

2004

Penanda-tanganan MOU Kerjasama Bisnis


antara SIUMAN dengan Arab Union
International Exhibition & Conference
( AUIEC) di Istanbul.

2005

Panitia Penyelenggara Kongres IBF ke 9 di


Jeddah Saudi Arabia.

2011

Penanda-tanganan MOU Kerjasama Bisnis


antara MUSIAD Indonesia dengan MUSIAD
Turki di Istanbul disaksikan Menteri Ekonomi
kedua negara di Jakarta

30

KEPENDIDIKAN
2004

Dosen Luar Biasa Fakultas Ekonomi UIC

2007

Pudek I Fakultas Ekonomi UIC ( Univ.Ibnu


Chaldun )

2008 2014
2014 - 2016

Wakil Dekan , Fakultas Ekonomi UIC


Dekan Fakultas Ekonomi UIC

PENULISAN
2000 - 2002

Beberapa Makalah Ilmiah dalam Bahasa Inggris u


pembahasan pada Universitas Istanbul , Turki antara lain :
How is money supply controlled by Indonesian
Government.
The undergoing challenges on Indonesia Economic Crisis
The Global Review on Asian Economic Crisis an
Challenges
The Steps towards the future

2002

Asian Economic Crisis , an Economic Conspiration (Thesis)

2003

Toward the Establishment of World Zakat Board and Is


Monetary Fund ( Buku )

2004

Pedoman pendirian Indonesia Emporium melalui kerja


dengan organisasi international Musiad /IBF
Global Business Network among Moslem Nations

31

SEMINAR
2005

Seminar mengenai Gender diselenggarakan


oleh Walikota Pontianak di Pontianak Nara
Sumber

2008

Seminar
mengenai
Ekonomi
Syariah
diselenggarakan oleh Partai Persatuan
Pembangunan Nara Sumber

2009

Beberapa Seminar yang Diselenggarakan oleh


Koperties 3 , Universitas 2 , Bank Indonesia Peserta

2010

Seminar
Otoritas
Jasa
Keuangan
,
diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan
Nara Sumber.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP / CURRICULUM VITAE ini dibuat dengan


sebenarnya dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Jakarta ,24 Desember 2016

Prof. Dr.H. Pramudya A. Taufik,SE

32

Anda mungkin juga menyukai