KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
NOMOR : KEP. 297 /LATTAS/ XII /2007
TENTANG
PEDOMAN TATA CARA PENYUSUNAN
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS,
Menimbang :
Mengingat :
KESATU
KEDUA
KETIGA
3
Pedoman Penyusunan SKKNI
33
DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
MASRI HASYAR
NIP.160017234
4
Pedoman Penyusunan SKKNI
44
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
NOMOR : KEP.297/LATTAS/XII/2007
TENTANG
PEDOMAN TATA CARA PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI
KERJA NASIONAL INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsekuensi logis dampak globalisasi akan terbentuk persaingan yang ketat
antar negara. Setiap negara akan melakukan berbagai upaya agar dapat
memenangkan
persaingan
global
dan
eksistensinya
akan
tetap
Undang
Undang
Nomor
13
Tahun
2003
tentang
Standar
C. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
2. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2004 tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistim Pelatihan
Kerja Nasional
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.
21/MEN/X/2007 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia
D. Pengertian-pengertian
Pengertian yang digunakan dalam buku pedoman ini antara lain
sebagai berikut :
1. Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2. Standardisasi kompetensi kerja adalah proses merumuskan,
menetapkan dan menerapkan standar kompetensi kerja.
3. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) adalah uraian
kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
minimal yang harus dimiliki seseorang untuk menduduki jabatan tertentu
yang berlaku secara nasional.
4. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka
penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,
menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan
3
Pedoman Penyusunan SKKNI
4
Pedoman Penyusunan SKKNI
BAB II
UMUM
A. Pengertian Standar .
Menurut Kamus bahasa Indonesia arti dari pada standar adalah sebagai
ukuran yang disepakati, sedangkan kompetensi kerja mempunyai arti
sebagai kemampuan kerja seseorang yang dapat terobservasi dan
mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja seseorang
dalam menyelesaikan suatu fungsi tugas atau pekerjaan sesuai dengan
persyaratan pekerjaan yang ditetapkan.
Nasional mempunyai arti berlaku di seluruh wilayah negara Republik
Indonesia dan Indonesia adalah nama untuk negara kesatuan Republik
Indonesia.
Oleh karena itu maka Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang
selanjutnya disebut SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan atau keahlian serta
sikap kerja minimal yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan
tugas/pekerjaan tertentu yang berlaku secara nasional.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia ini disusun berdasarkan
acuan pola RMCS (Regional Model Competency Standard) sebagaimana
yang telah disepakati oleh negara dikawasan Asia Pasifik .
B. Kebutuhan SKKNI.
Kebutuhan standar kompetensi kerja nasional selama tahun terakhir ini
semakin dirasakan oleh berbagai pihak diantaranya oleh sektor, industri
dan dunia usaha, lembaga diklat, assosiasi profesi dan sebagainya.
Hal tersebut semakin dirasakan karena lalu lintas kerjasama ekonomi
antara lain terjadinya arus barang dan jasa antar kawasan dan antar
Negara akan semakin tidak dapat dibatasi oleh suatu negara manapun .
Dalam kaitan dengan arus jasa yang didalamnya termasuk jasa tenaga
kerja diasumsikan akan terjadi mobilisasi tenaga kerja yang menuntut
kesiapan kompetensi setiap tenaga kerja.
5
Pedoman Penyusunan SKKNI
Diklat
Profesi
(LDP)
sebagai
institusi
yang
menyusun
kebutuhan
tenaga
kerja,
uraian
tugas
soal
untuk
uji
kompetensi,
dasar
penerbitan
sertifikat
C. Kelompok Kerja
Untuk kepentingan penyusunan RSKKNI perlu dibentuk Kelompok
Kerja
/Panitia
Kerja
Departemen/Instansi
yang
diinisiasi
dan
diprakarsai
oleh
berikut :
a.
b.
Komite
Pejabat
eselon
II
SKKNI
dibentuk
setingkat
berdasarkan
Sekretaris
Keputusan
Jenderal
pada
NAMA
JABATAN DI
INSTANSI
3
JABATAN
DALAM TIM
4
KETERANGAN
5
Keterangan :
Kolom keterangan diisi hal-hal lain yang dianggap penting
2. Format Panitia Teknis
Format untuk susunan keanggotaan Panitia Teknis terdiri dari
kolom Nomor, Nama, Jabatan di instansi, Jabatan dalam tim dan
keterangan. Sebagai lampiran dari SK Pembentukan Panitia
Teknis. SK Pembentukan Panitia Teknis sesuai dengan fiormat SK
yang berlaku pada Instansi Teknis Pembina Sektor .
Contoh format susunan keanggotaan Panitia Teknis :
NO
NAMA
JABATAN DI
INSTANSI
JABATAN
DALAM TIM
KETERANGAN
7
Keterangan :
Kolom keterangan diisi hal-hal lain yang dianggap penting
3. Format Tim Penyusun SKKNI
Format untuk susunan keanggotaan Tim Penyusun RSKKNI
terdiri dari kolom Nomor, Nama, Jabatan di Instansi, Jabatan
dalam tim dan keterangan. Sebagai lampiran dari SK
Pembentukan Tim Penyusun RSKKNI. SK Pembentukan Tim
Penyusun RSKKNI sesuai dengan format SK yang berlaku pada
Instansi Teknis Pembina Sektor .
Contoh format susunan keanggotaan Tim Penyusun RSKKNI :
NO
NAMA
JABATAN DI
INSTANSI
3
JABATAN
DALAM TIM
4
KETERANGAN
5
Keterangan :
Kolom keterangan diisi hal-hal lain yang dianggap penting
4. Format Pembentukan Panitia Konvensi RSKKNI
Format untuk susunan keanggotaan Panitia Konvensi RSKKNI
terdiri dari kolom Nomor, Nama, Jabatan di instansi, Jabatan
dalam tim dan keterangan. Sebagai lampiran dari SK
Pembentukan Panitia Konvensi RSKKNI. SK Pembentukan
Panitia Konvensi RSKKNI sesuai dengan format SK yang berlaku
pada Instansi Teknis Pembina Sektor.
Contoh format : susunan keanggotaan Panitia Konvensi
NO
NAMA
INSTANSI
JABATAN
DALAM TIM
4
KETERANGAN
5
Keterangan :
Kolom keterangan diisi hal-hal lain yang dianggap penting.
Pembentukan Kelompok Kerja sebagaimana tersebut di atas, sangat penting
untuk keperluan dokumentasi yang menyangkut keabsahan pembentukan
kepanitiaan, unsur keanggotaan yang mencerminkan stakeholder, waktu dan
jumlah, dan sebagainya yang terkait dengan penyusunan RSKKNI. Setiap
unsur kepanitiaan setelah menyelesaikan tugasnya membuat laporan dan
paling sedikit dilengkapi dengan Berita Acara pelaksanaan/hasil panitia yang
dibentuk.
8
Pedoman Penyusunan SKKNI
dan
pengendalian
aspek
kelanjutan
setelah
Sektor ;
Sub Sektor ;
Bidang ;
Sub Bidang ;
9
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
3. Bidang
4. Sub Bidang
5.Pekerjaan/Jabatan/
Profesi
7. Elemen Kompetensi
6.Unit Kompetensi
10
Pedoman Penyusunan SKKNI
E. Unit Kompetensi
Penyusunan Unit Kompetensi dengan menggunakan pola RMCS,
memuat unsur-unsur :
1. Kode unit
2. Judul unit
3. Deskripsi unit
4. Elemen kompetensi
5. Kriteria unjuk kerja
6. Batasan variabel
7. Panduan penilaian
8. Kompetensi kunci
Unsur-unsur tersebut dalam unit kompetensi harus tercermin pada
SKKNI, karena unit kompetensi tersebut akan ditindaklanjuti dalam
langkah selanjutnya, untuk keperluan penyusunan program pelatihan,
materi uji kompetensi dalam rangka jaminan kualitas tenaga kerja.
Kelompok Kompetensi
Umum
ini mencakup
unit-unit
pada
Sebagai
menerapkan
contoh:
mutu,
mengatur
dan
yang
lengkap
pekerjaan/keahlian/profesi
dan
dipersyaratkan
tersebut.
Unit
pada
bidang
kompetensi
inti
yang
memerlukan
kekhususan/spesialisasi
dan
keahlian
tertentu/kualifikasi
tinggi.
Kompetensi
pilihan
menduduki
jenjang
kualifikasi/jabatan
tertentu
harus
12
Pedoman Penyusunan SKKNI
1.
2.
G. Kerangka Kualifikasi
Kerangka Kualifikasi pada dasarnya adalah penetapan terhadap
tingkat/jenjang kualifikasi pada suatu bidang pekerjaan yang akan
disusun Rancangan SKKNI nya.
Berdasarkan amanat PP No. 31 Tahun 2006 tentang Sislatkernas pasal 5
ayat (2), bahwa Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
ditetapkan sebanyak 9 (sembilan) jenjang yaitu dari jenjang terendah
sertifikat I sampai dengan jenjang tertinggi sertifikat IX.
Sebagai acuan penuangan kerangka kualifikasi, berikut ini kisi-kisi
parameter nya ( lihat tabel ) .
Tabel
Kualifi
kasi
I
II
Parameter-parameter
Kegiatan
Melaksanakan
kegiatan:
- Lingkup terbatas
- Berulang dan sudah
biasa
- Dalam konteks yang
terbatas
Melaksanakan kegiatan
:
- Lingkup agak luas
- Mapan dan sudah
biasa
- Dengan pilihanpilihan yang terbatas
terhadap sejumlah
tanggapan rutin
Pengetahuan
-
III
Melaksanakan
Tanggung Jawab
Mengungkap kembali
Menggunakan
pengetahuan terbatas
Tidak memerlukan
gagasan baru
Menggunakan
pengetahuan
Dasar operasional
Memanfaatkan
informasi yang
tersedia
Menerapkan
pemecahan masalah
yang sudah baku
Memerlukan sedikit
gagasan baru
Menggunakan
Terhadap kegiatan
sesuai arahan
Dibawah pengawasan
langsung
Tidak ada tanggung
jawab terhadap
pekerjaan orang lain
Terhadap kegiatan
sesuai arahan
Dibawah
pengawasan
tidak
langsung
dan
pengendalian mutu
Punya tanggung jawab
terbatas terhadap
kuantitas dan mutu
Dapat diberi tanggung
jawab membimbing
orang lain
Terhadap kegiatan
13
IV
VI
kegiatan:
- Dalam lingkup yang
luas dan
memerlukan
keterampilan yang
sudah baku
- Dengan pilihanpilihan terhadap
sejumlah prosedur
- Dalam sejumlah
konteks yang sudah
biasa
Melakukan kegiatan :
- Dalam lingkup yang
luas dan
memerlukan keterampilan dan
penalaran khusus
- Dengan pilihanpilihan yang banyak
terhadap sejumlah
prosedur
- Dalam berbagai
konteks yang sudah
biasa maupun yang
tidak biasa
Melakukan kegiatan :
- Dalam lingkup yang
luas dan
memerlukan keterampilan penalaran
teknis khusus
(spesialisasi)
- Dengan pilihanpilihan yang sangat
luas terhadap
sejumlah prosedur
yang baku dan tidak
baku
- Yang memerlukan
banyak pilihan
prosedur standar
maupun non standar
- Dalam konteks yang
rutin maupun non
rutin
Melakukan kegiatan :
- Dalam ruang lingkup
yang sangat luas
dan memerlukan
keterampilan
penalaran teknis
khusus
- Dengan pilihanpilihan yang sangat
luas terhadap
sejumlah prosedur
yang baku dan tidak
baku serta
pengetahuanpengetahuan teoritis
yang relevan
Menginterpretasikan
informasi yang
tersedia
Menggunakan
perhitungan dan
pertimbangan
Menerapkan sejumlah
pemecahan masalah
yang sudah baku
Menggunakan basis
pengetahuan yang
luas dengan
mengaitkan sejumlah
konsep teoritis
Membuat interpretasi
analisis terhadap data
yang tersedia
Pengambilan sejumlah
pe-mecahan masalah
yang bersifat inovatif
terhadap masalahmasalah yang konkrit
dan kadang-kadang
tidak biasa
Menerapkan basis
pengetahuan yang
luas dengan
pendalaman yang
cukup di beberapa
area
Membuat interpretasi
analitik terhadap
sejumlah data yang
tersedia yang memiliki
cakupan yang luas
Melakukan :
- Kegiatan yang diarahkan
sendiri dan kadangkadang memberikan
arahan kepada orang
lain
- Dengan pedoman atau
fung-si umum yang luas
- Kegiatan memerlukan
tanggung jawab penuh
baik sifat, jumlah
maupun mutu dari hasil
Menentukan metodekerja
metode dan prosedur Dapat diberi tanggung
yang tepat guna dalam
jawab terhadap
pemecahan sejumlah
pencapaian hasil kerja
masalah yang konkrit
kelompok
yang mengandung
unsur-unsur teoritis
Menggunakan
pengetahuan khusus
yang mendalam pada
beberapa bidang
Melakukan analisis,
mem-buat ulang dan
mengevaluasi
informasi-informasi
yang cakupannya luas
Merumuskan langkahlangkah pemecahan
yang tepat, baik untuk
masalah yang konkrit
Melaksanakan :
- Pengelolaan kegiatan/
proses kegiatan
- Dengan parameter yang
luas untuk kegiatankegiatan yang sudah
tertentu
- Kegiatan dengan penuh
akuntabilitas untuk
menentukan tercapainya
hasil kerja pribadi dan
atau kelompok
Dapat diberi tanggung
14
VII
VIII
IX
kombinasi prosedur
maupun abstrak
jawab terhadap
yang tidak baku
pencapaian hasil kerja
- Dalam konteks rutin
organisasi
dan tidak rutin yang
berubah-ubah
sangat tajam
Mencakup keterampilan pengetahuan dan tanggung jawab yang memungkinkan
seseorang untuk:
- Menjelaskan secara sistemik dan koheren atas prinsip-prinsip sesama dari
suatu bidang dan,
- Melaksanakan kajian, penelitian dan kegiatan intelektual secara mandiri di
suatu bidang, menunjukkan kemandirian intelektual secara analisis yang tajam
dan komunikasi yang baik
Mencakup keterampilan, pengetahuan dan tanggung jawab yang memungkinkan
seseorang untuk:
- Menunjukkan penguasaan suatu bidang dan,
- Merencanakan dan melaksanakan proyek penelitian dan kegiatan intelektual
secara original berdasarkan standar-standar yang diakui secara internasional
Mencakup keterampilan, pengetahuan dan tanggung jawab yang memungkinkan
seseorang untuk:
- Mengembangkan pengetahuan original melalui penelitian dan kegiatan
intelektual yang dinilai oleh ahli independen berdasarkan standar internasional
: ........................................................................
15
Sub Sektor
Bidang
Sub Bidang
: ........................................................................
: ........................................................................
: ........................................................................
Area Pekerjaan/Profesi *)
Jenjang/
Level
KKNI
1. ............
2
Kualifikasi
Tertentu Pada
Profesi Tertentu
Kualifikasi Berjenjang
2. ............
3
3. ............
4
4. ............
5
Sertifikat
IX
Sertifikat
VIII
Sertifikat
VII
Sertifikat
VI
Sertifikat V
Sertifikat
IV
Sertifikat
III
Sertifikat II
Sertifikat I
Keterangan :
*) kolom 2, 3 atau 4 diisi nama Pekerjaan/Profesi sesuai jenjang kualifikasi dan/atau jenjang jabatan,
sesuai dangan penggolongan jenjang/jabatan yang disepekati.
**) Kotak 1*, 2*, 3* dan seterusnya diisi penggolongan level/jabatan pada jenjang kualifikasi tertentu.
***)Diisi nama pekerjaan/profesi tertentu sesuai dengan jumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk
memenuhi persyaratan pekerjaan/profesi tertentu, yang tidak memiliki atau tidak memerlukan jenjang
pada KKNI, tetapi dibutuhkan oleh dunia kerja/masyarakat pada kelompok kerja/kluster tertentu.
I. Pemaketan SKKNI
1. Pemaketan SKKNI
16
Pedoman Penyusunan SKKNI
standar
kompetensi
yang
telah
terstandar
sub
sektor,
bidang,
sub
bidang
dan
area
pekerjaan/jabatan/profesi tertentu.
c. Sektor dan/atau profesi tertentu yang tidak memiliki jenjang atau
tidak memerlukan penjenjangan dapat memilih kualifikasi tertentu
dengan menggunakan KKNI.
2. Kodefikasi Pekerjaan/Profesi
Pemberian kode pada suatu kualifikasi pekerjaan/berdasarkan hasil
kesepakatan dalam pemaketan sejumlah unit kompetensi, diisi dan
ditetapkan
dengan
mengacu
dengan
Format
Kodifikasi
(1)
00
(2)
00
(3)
KBLUI
(1
)
00
(4)
00
(5)
00
(6)
(7)
(8)
00
(9)
17
Pedoman Penyusunan SKKNI
(2
)
00
(3
)
00
00
(4
)
(5
)
(6
)
(7
)
(8
)
(9
)
00
00
00
Keterangan :
-
Nomor (1) s/d (4) berpedoman pada UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan mengacu
pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2005 yang dikeluarkan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS).
Nomor (5) s/d (9) pengisiannya berdasarkan penjabaran lebih lanjut dari nomor 5 dan
ditetapkan/dibakukan melalui Forum Konvensi antar asosiasi profesi, pakar praktisi dan
stakeholder pada sektor, sub sektor dan bidang yang bersangkutan.
18
Pedoman Penyusunan SKKNI
BAB III
FORMAT STANDAR
KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI)
A. Format Unit Kompetensi
Standar Kompetensi Kerja disusun menggunakan format standar
kompetensi kerja. Untuk menuangkan standar kompetensi kerja
menggunakan urutan-urutan sebagaimana struktur SKKNI. Dalam SKKNI
terdapat daftar unit kompetensi yang terdiri atas unit-unit kompetensi yang
sebelumnya telah teridentifikasi dan disepakati masuk dalam cakupan
bidang pekerjaan yang disusun RSKKNI nya. Setiap unit kompetensi
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari susunan daftar unit
kompetensi sebagai berikut :
1. Kode Unit Kompetensi
Kode unit kompetensi mengacu kepada kodifikasi yang memuat sektor,
sub sektor/bidang, kelompok unit kompetensi, nomor urut unit
kompetensi dan versi., yaitu :
x
(1)
(2)
(3)
0
(4)
(5)
20
Pedoman Penyusunan SKKNI
Batasan Variabel
Batasan variabel untuk unit kompetensi minimal dapat menjelaskan :
a. Kontek variabel yang dapat mendukung atau menambah kejelasan
tentang isi dari sejumlah elemen unit kompetensi pada satu unit
21
Pedoman Penyusunan SKKNI
22
Pedoman Penyusunan SKKNI
8. Kompetensi Kunci
Kompetensi kunci merupakan persyaratan kemampuan yang harus
dimiliki seseorang untuk mencapai unjuk kerja yang dipersyaratkan
dalam pelaksanaan tugas pada unit kompetensi tertentu yang
terdistribusi dalam 7 (tujuh) kriteria kompetensi kunci antara lain:
Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi.
Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi
Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan.
Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis
Memecahkan masalah
Menggunakan teknologi
Masing-masing dari ketujuh kompetensi kunci tersebut, memiliki
tingkatan dalam tiga katagori. Katagori sebagaimana dimaksud
tertuang dalam tabel gradasi kompetensi kunci berikut (Lihat tabel
gradasi kompetensi kunci).
Tabel gradasi kompetensi kunci merupakan daftar yang
menggambarkan :
Kompetensi kunci (berisi 7
-
kompetensi kunci)
Tingkat/nilai (1, 2 dan 3).
TINGKAT 2
Mengelola
Kegiatan
TINGKAT 3
Mengevaluasi dan
Memodifikasi
Proses
Mengikuti pedoman
yang
ada
dan
merekam dari satu
sumber informasi
Mengakses
dan
merekam
lebih
dari satu sumber
informasi
Meneliti
dan
menyaring
lebih
dari satu sumber
dan mengevaluasi
kualitas informasi
Menerapkan bentuk
komunikasi untuk
mengantisipasi
kontek komunikasi
sesuai jenis dan
gaya
berkomunikasi.
Menerapkan
gagasan
informasi dengan
memilih gaya
yang paling
sesuai.
KOMPETENSI
KUNCI
1. Mengumpul
kan,
menganalis
a dan
mengorgani
sasi-kan
informasi
2. Mengkomunikasi
kan
informasi
dan ide-ide
berkomunikasi.
3. Merencana
kan dan
mengorganisasik
an kegiatan
Bekerja di bawah
pengawasan atau
supervisi
Mengkoordinir
dan mengatur
proses pekerjaan
dan menetapkan
prioritas kerja
Menggabungkan
strategi, rencana,
pengaturan, tujuan
dan prioritas kerja.
4. Bekerjasam
a dengan
orang lain
& kelompok
Melaksanakan
kegiatan-kegiatan
yang sudah
dipahami /aktivas
rutin
Melaksanakan
tugas-tugas yang
sederhana dan telah
ditetapkan
Melaksanakan
kegiatan dan
membantu
merumuskan
tujuan
Memilih gagasan
dan teknik bekerja
yang tepat untuk
menyelesaikan
tugas-tugas yang
komplek
6. Memecahka
n masalah
Memecahkan
masalah untuk
tugas rutin di
bawah
pengawasan
/supervisi
7. Menggunak
an
teknologi
Menggunakan
teknologi untuk
membuat barang
dan jasa yang
sifatnya berulangulang pada tingkat
dasar di bawah
pengawasan/
supervisi
Memecahkan
masalah untuk
tugas rutin secara
mandiri
berdasarkan
pedoman/
panduan
Menggunakan
teknologi untuk
mengkonstruksi,
mengorganisasikan
atau membuat
produk barang
atau jasa
berdasarkan
desain
Bekerjasama untuk
menyelesaikan
kegiatan-kegiatan
yang bersifat
komplek.
Bekerjasama dalam
menyelesaikan
tugas yang lebih
komplek dengan
menggunakan
teknik dan
matematis
Memecahkan
masalah yang
komplek dengan
menggunakan
pendekatan metoda
yang sistimatis
5. Menggunak
an gagasan
secara
matematis
dan teknis
Menggunakan
teknologi untuk
membuat
desain/merancang,
menggabungkan,
memodifikasi dan
mengembangkan
produk barang atau
jasa
: KJK.SP02.036.01
24
JUDUL UNIT
DESKRIPSI UNIT
ELEMEN KOMPETENSI
1.
2.
3.
4.
Mempersiapkan
penyusunan desain
pilot project
1.1
Peraturan
perundang-undangan
diinventarisir.
1.2
Rencana
strategis
organisasi
diidentifikasi.
1.3
Ketersediaan sumberdaya diidentifikasi.
1.4
Hasil identifikasi didiskusikan.
Menetapkan rencana
2.1 Capaian kinerja pilot project ditetapkan.
pelaksanaan
2.2 Tahap-tahap pelaksanaan pilot project
disusun.
2.3 Jadwal
pelaksanaan
pilot
project
disusun.
2.4 Alokasi sumberdaya dan petunjuk
pelaksanaan pilot project ditetapkan.
2.5 Rencana pelaksanaan pilot project
disosialisasikan.
Menetapkan sistem
3.1
Indikator monitoring dan evaluasi
monitoring dan
ditetapkan.
evaluasi
3.2
Instrumen monitoring dan evaluasi
dipersiapkan.
3.3
Sistem
monitoring
dan
evaluasi
ditetapkan.
3.4
Sistem
monitoring
dan
evaluasi
disosialisasikan.
3.5
Penyusunan
desain
pilot
project
dievaluasi.
Melaporkan hasil
3.1 Format laporan disiapkan.
kegiatan penyusunan
3.2 Laporan hasil kegiatan penyusunan
desain pilot project
desain pilot project dibuat dan dilaporkan.
BATASAN VARIABEL :
1. Kontek variabel :
Unit ini berlaku untuk (elemen kompetensi), yang
digunakan
untuk
.(judul
unit)
pada
sektor/bidang.............
2. Perlengkapan untuk ........................ (judul unit), mencakup :
2.1 .
2.2 .
25
Pedoman Penyusunan SKKNI
2.3 Dst.
3. Tugas pekerjaan untuk ......................... (judul unit), meliputi :
3.1
3.2
......................................................
3.3
Dst.
4. Peraturan untuk ............................ (judul unit), adalah :
4.1
....................................................
4.2
....................................................
4.3
Dst.
PANDUAN PENILAIAN :
1. Penjelasan prosedur penilaian :
Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya yang mungkin diperlukan
sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi yang
terkait :
1.1 KJK.SP01.006.01 : ....................................................... (judul unit).
1.2
KJK.SP02.035.01 :
..............................
......................... (judul unit).
2. Kondisi penilaian :
2.1
Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ......................... (judul unit).
2.2
Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan, tertulis,
demonstrasi/praktek, dan simulasi di workshop dan atau di tempat
kerja.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan :
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini
sebagai berikut :
3.1 ..
3.2 ..
3.3 Dst.
4. Keterampilan yang dibutuhkan :
Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini
sebagai berikut :
4.1
................................
4.2
................................
4.3
Dst.
5. Aspek kritis :
Aspek kritis yang merupakan kondisi kerja untuk diperhatikan dalam
mendukung unit kompetensi ini, sebagai berikut :
5.1 ......................................
5.2 Dst.
KOMPETENSI KUNCI
26
Pedoman Penyusunan SKKNI
NO
TINGKAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Memecahkan masalah
7.
Menggunakan teknologi
Catatan ;
Untuk menjamin keseragaman SKKNI dituangkan :
1.
Ukuran kertas A4 70 80 gram dengan header footer 2.5 cm, margins kiri 3.5 cm
dan margin kanan 2.5 cm.
2.
3.
Halaman Sampul
Halaman sampul dapat dicantumkan kalimat-kalimat sebagai berikut :
a. Lambang Garuda Indonesia
b. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
Nomor : Kep. ........ / Men / ........ / 200 .....
Tentang : Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia sektor/sub sektor/bidang keahlian/pekerjaan.
2.
3.
a. Latar Belakang
b. Tujuan
c. Pengertian
d. Penggunaan SKKNI
e. Format Standar SKKNI
f. Gradasi Kompetensi Kunci
g. Rumusan KKNI
h. Kelompok Kerja
Catatan :
Pada latar belakang perlu ditambahkan bagan pemetaan sektor, sub sektor, bidang
dan sub bidang dengan menggunakan acuan KBLI yang dikeluarkan oleh BPS
berdasarkan UU. No. 16 tahun 1997 tentang statistik.
4.
b.
c.
d.
e.
Unit-unit Kompetensi
5.
28
Pedoman Penyusunan SKKNI
BAB IV
TAHAPAN PENYUSUNAN SKKNI
Draft/Rancangan SKKNI yang telah disusun oleh Tim Teknis selanjutnya akan
dibahas dan difinalisasi oleh Panitia Teknis yang melibatkan nara sumber yang
diperlukan sehingga menjadi RSKKNI. Kemudian selanjutnya RSKKNI akan
dibawa
dan
dibahas
melalui
Workshop/Pra
Konvensi
RSKKNI
yang
RSKKNI
diawali
dengan
penyiapan
draft
awal
RSKKNI
PENYUSUNAN RSKKNI
PEMBAKUAN RSKKNI
PENETAPAN SKKNI
29
Pedoman Penyusunan SKKNI
A. Perencanaan
Perencanaan penyusunan RSKKNI diprakarsai oleh Instansi Teknis
Pembina
Sektor
dalam
hal
ini
dapat
merupakan
Departemen
30
Pedoman Penyusunan SKKNI
Hal ini untuk dapat menjamin keabsahan apabila sewaktu waktu standar
kompetensi dimaksud akan dinotifikasikan ke lembaga internasional dan
sebagai acuan untuk dibandingkan dengan standar kompetensi kerja negara
lain dalam forum mutual recognition agreement (MRA) pada era global yang
secara perlahan telah mulai diberlakukan tanpa kita sadari sebelumnya .
RSKKNI disusun menggunakan pola RMCS, yang dilakukan oleh Tim
penyusun RSKKNI yang dibentuk oleh Komite SKKNI dan/atau Panitia
Teknis dengan keanggotaan terdiri dari unsur asosiasi profesi, pakar,
praktisi, industri, dan instansi teknis pembina sektor.
Pembahasan draft RSKKNI dilaksanakan melalui pra konvensi. Hasil pra
konvensi RSKKNI yang telah diedit diserahkan kepada BNSP untuk
diverifikasi guna kecukupan dan kelayakan proses sertifikasi kompetensi .
Pelaksanaan verifikasi oleh
lama 14 ( empat belas ) hari kerja sejak tanggal diterima oleh BNSP
berdasarkan bukti agenda surat penerimaan dari panitia Teknis
atau
32
Pedoman Penyusunan SKKNI
BAB VII
PENUTUP
Upaya pengembangan SDM pada umumnya dan peningkatan kualitas dan
produktivitas tenaga kerja khususnya yang tercermin dalam peningkatan
kompetensi kerja secara bertahap akan terus dilakukan dengan maksud agar
daya saing tenaga kerja Indonesia dapat meningkat untuk menghadapi era
pasar bebas yang penuh dengan tantangan .
Upaya
tersebut
dilakukan
dengan
berbagai
pendekatan
antara
lain
33
Pedoman Penyusunan SKKNI
Masri Hasyar
NIP: 160017234
34
Pedoman Penyusunan SKKNI