Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan menyampaikan mengenai pandangan islam
tentang kaum LGBT. Mengapa hal ini perlu kita bahas? Karena saya sangat menginginkan halhal seperti itu tidak menjamur ke masyarakat kita, umumnya Negara tercinta ini. Tapi nyatanya
kaum LGBT di Indonesia ingin melegalkan diri sebagai masyarakat yang tidak boleh
didiskriminasi karena penyimpangan seksual yang mereka derita. Diskriminasi yang dilakukan
oleh masyarakat luar pun tidak bisa bisa disalahkan, mereka hanya tidak mau keluarga dan
lingkungannya terpengaruh oleh hal-hal menyimpang seperti itu. Tapi diskriminasi yang
berlebihanpun tidak selayaknya kaum LGBT ini dapatkan, terutama dari pihak keluarga. Mereka
perlu dirangkul, anak-anak kita atau adik dan kakak kita, mereka adalah korban dari
penyimpangan ini. Mereka tidak sepenuhnya menginginkannya, keluarga harus mampu
membawa mereka ke jalan yang benar kembali, bukan malah dengan emosi membiarkan anak
kita terjerumus kedalam penyimpangan yang semakin dalam.
Hal yang terjadi pada kaum LGBT ini disebabkan oleh tiga faktor yang menyebabkan mereka
mempunyai penyimpangan seksual tersebut. Yang pertama adalah genetis, bukan dia yang
menginginkan hal seperti itu, pembawaan menyimpang itu telah ada pada gennya. Hal ini tetap
harus disalahkan, pembawaan genetis akan bisa runtuh oleh kokohnya iman dan ketaqwaan kita
terhadap Allah SWT. Yang kedua adalah faktor trauma, ini bisa terjadi ketika seseorang
mendapatkan kekerasan seksual atau pemerkosaan dari lawan jenisnya. Sehingga mereka merasa
trauma untuk berhubungan seksual yang wajar, dan melampiaskan hasrat seksualnya dengan cara
menyimpang. Yang ketiga adalah faktor lingkungan, bisa saja seorang LGBT ini mempunyai
keluarga atau teman yang terlebih dahulu melakukan penyimpangan ini ataupun terlalu dini nya
mengetahui tentang seks dari video-video porno sehingga tidak bisa terserap kedalam jiwanya,
baik itu seks normal ataupun menyimpang.
Dan bagaimanakah kita sebagai masyarakat muslim harus bersikap? Masihkah kita ingat
mengenai azab yang diterima oleh kaum Nabi Luth As. Kaum beliau mendapat azab dari Allah
karena tidak menghiraukan larangan-Nya mengenai homoseksual dan lesbian yang terjadi pada
kaum tersebut. Dalam surah Huud ayat 81-82, bagaimana dahsyatnya azab dari Allah Taala,
sebagaimana firman-Nya:
(81)
Para utusan (malaikat) berkata: Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu,
sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa
keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara
kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa
mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah
subuh itu sudah dekat?.
(82)
Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah
(Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubitubi,
Allah SWT telah menciptakan kita berpasang-pasangan, laki-laki dengan wanita. Bukan hanya
untuk melampiaskan hasrat seksual, tetapi untuk kepentingan yang lebih suci yaitu untuk
memenuhi sunnah Rasulullah SAW dan mendapatkan hikmah dan banyak pahala karena ikatan
pernikahan yang suci. Juga sebagai cara untuk mendapatkan keturunan, meneruskan generasi
keluarga, umumnya untuk menjaga berlangsungnya peradaban umat manusia. Karena sampai
kapanpun penyimpangan seksual atau hubungan seksual yang terjadi pada sesama jenis tidak
akan pernah mempunyai keturunan. Dalam surat Ash-Syuaraa Allah berfirman :
(165)
Mengapa kamu mendatangi (menyukai) jenis lelaki di antara manusia,
[Ash-Syuaraa ayat 165]
(166)
dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah
orang-orang yang melampaui batas.
[Ash-Syuaraa ayat 166]
Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Semoga kita dan keluarga dijauhkan dari hal-hal
yang tidak baik seperti itu.
Contoh Pantun
melati kuntum tumbuh melata,
tumbuh di pohon cemara,
assalamualaikum mulanya kata,
saya sembah pembuka bicara
penutup
makan keripik di tepi sawah,
keripiknya jangan sampai jatuh,
wabilahi taufik walhidayah,
wassalamuallaikum waroh matulahi wabarakatuh
Sayang kumbang mencari makan,Terbang seiring di tepi kali;Selamat datang kami ucapkan,Moga
diiring restu Ilahi.
Ke Pekan Kuala membeli bingka,Sayang pesanan terlupa sudah;Majlis bermula tirai dibuka,
Dengan alunan madah yang indah.Indah berbalam si awan petang,Berarak di celah pepohon ara;Pemanis
kalam selamat datang,Awal bismillah pembuka bicara.
Mega berarak indah berbalam,Dipuput bayu ke pohon ara;Pemanis kalam selamat malam,Awal bismillah
pembuka bicara.
PANTUN DI AKHIR MAJLIS
Banyak keluk ke penarik,Keluk tumbuh pohon kuini;Nan elok bawalah balik,Nan tak elok
tinggallah di sini.
Bunga dedap di atas para,Anak dusun pasang pelita;Kalau tersilap tutur bicara,Jemari disusun maaf
dipinta.
Pohon berangan tempat bertemu,Girangnya rasa si anak dara;Baliklah tuan membawa ilmu,Binalah
bangsa bangunkan negara.
Di atas dahan burung tempua,Melihat rusa tepi perigi;Salam perpisahan untuk semua,Dilain masa
bersua lagi.
Pantun penutup
Kabau ketek ditapi banda
Tanduak nan alun tumbuah layi
Ambo ketek baru baraja
Tolong ditunjuak diajari
Kain songket bakilek2
Dipakai pai baralek
Bukan pidato ambo nan singkek
Tapi kaki ko bana nan alah manggaretek
Kalau ado jarum nan patah
Usah disimpan dalam peti
Kalau ado kato nan salah
Usah dilapor ka polisi
Banyaklah kayu didalam rimbo
Ado nan ketek ado nan gadang
Sekian dulu nan dari ambo
Beko dilanjutkan dek apak nan dibalakang
Makan keripik ditepi sawah
Keripiknya jangan sampai jatuh
Wabillahi taufik walhidayah
wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
HAM (Hak Azasi Manusia). Kalau atas nama HAM setiap orang bisa berbuat apa saja,
maka semua jenis keburukan bisa terjadi.
Selain itu sudah diketahui bahwa perbuatan ini tidak hanya berdampak buruk bagi
si pelaku, tapi juga bagi orang lain di sekitarnya. Umumnya para pengidap penyakit
ini adalah penularan dari penderita lainnya.
Jika memang alasannya ada faktor bawaan, maka harus diobati. Ibarat penyakit
maka harus disadari bahwa ini adalah suatu kelainan dan harus di cari cara-cara
penyembuhannya.
Masyarakat sekitarpun harus berusaha membantu penyembuhannya. Bukan
menjerumuskannya dalam pelanggaran tersebut secara berkelanjutan.
Insya Allah jika seseorang mengalami kelainan tersebut, lalu menyadari bahwa ini
suatu penyakit dan berusaha untuk menyembuhkannya secara medis dan selalu
berusaha dan meminta kepada Allah untuk kesembuhan dan mengharap ridho-Nya.
Maka, insya Allah akan dia dapati kesembuhan tersebut. Dia akan kembali ke jalan
yang lurus, menjauhi penyimpangan yang ada. Dan hal ini sudah terbukti, banyak
orang yang sembuh dari penyakit tersebut.
Mudah-mudahan Allah SWT menjauhkan kita dari penyakit ini yang tidak lain adalah
sumber bencana baik di dunia maupun di akhirat.
Aamiin...