Pendahuluan
klien, serta menentukan intervensi yang tepat. Tidakan kolaborasi yang penting untuk
diperhatikan perawat adalah pemberian obat dan juga diet bagi klien.
Perawat juga memilki peran penting dalam discharge planning. LeMone (2014)
mengatakan bahwa umumnya, penderita anemia melakukan perawatan dirumah. Sehingga,
penting bagi perawat untuk memberikan persiapan perawatan dirumah. Topik yang perlu dibahas
oleh perawat terkait perawatan di rumah adalah strategi nutrisi yang tepat, obat obatan,
penggunaan energi yang tepat, follow up, dan jika anemia dapat diturunkan secara genetik
penting untuk mengajarkan klien mengenai tanda dan gejala dari anemia.
Karena tingginya angka prevalensi, bahaya dari komplikasi yang ditimbulkan dan
pentignya peran perawat maka penulis memutuskan untuk mengangkat kasus anemia untuk
dibahas dalam laporan kasus ini. Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan mengenai anemia. Serta, sebagai perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan yang benar dan tepat kepada klien dengan kasus anemia.
I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar dan asuhan keperawatan anemia.
I.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi anemia
2. Untuk mengetahui etiologi anemia
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala anemia
4. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi terkait anemia
5. Untuk mengetahui patofisiologi anemia
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan anemia
7. Untuk mengetahui komplikasi anemia
8. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan pada klien dengan anemia
9. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan dan intervensi yang tepat pada klien
dengan anemia
BAB II
Tinjauan teori
II.1 Definisi
Menurut deWit & Kumagi (2013) anemia adalah suatu keadaan dimana terjadi
penurunan jumlah dari sel darah merah yang fungsional atau kurangnya haemoglobin untuk
memenuhi kebutuhan dari jaringan terhadap oksigen.
Menurut Lewis (2014), menyatakan bahwa anemia adalah defisiensi jumlah dari
eritrosit, kualitas dan kuantitas haemoglobin, dan/atau penurunan jumlah dari eritrosit
(haemotokrit). Penyebab dari anemia terbagi menjadi beberapa hal, yaitu hilangnya darah
dalam jumlah yang besar, gangguan saat pembentukan atau penghancuran yang terlalu
cepat.
II.2 Etiologi
Menurut deWit & Kumagi (2013), terdapat tiga pembagian besar dari etiologi anemia
1. Anemia disebabkan karena kehilangan darah
Perdarahan yang cepat dan besar dapat menyebabkan anemia yang berakhir pada
shock hipovolemik. Umumnya hal ini disebabkan karena trauma berat pada
pembuluh darah dan perdarahan hebat yang dapat terlihat dari luar atau bahkan
perdarahan kecil yang bertahap, seperti peptic ulcer yang dapat menyebabkan
perdarahan kronis.
2. Anemia disebabkan oleh kegagalan produksi sel darah
Adalah hasil dari difisensi beberapaa substansi nutrisi yang penting untuk
pembentukan dari eritrosit atau keabnormalan fungsi dari bone marrow. Contohnya
seperti:
-
Anemia perniciousa adalah kesalahan absorbsi vit. B12 atau nutrisi lainnya
Selain itu menurut Lewis (2014), anemia juga dapat disebabkan oleh kurangnya
produksi eritropoetin oleh ginjal, yang mungkin dapat disebabkan oleh gangguan
pada ginjal.
3. Anemia disebabkan oleh peningkatan penghancuran sel darah merah (haemolytic
anemia)
Anemia Ringan
Anemia Moderate
Anemia Berat
(Hb: 10 12 g/dL)
(Hb: 6 10 g/dL)
Intergumen
Tidak ada
Tidak ada
Mata
Tidak ada
Tidak ada
iskemik konjungtiva,
blurred vision,
Mulut
Tidak ada
Tidak ada
Kardiovaskular
Palpitasi
Peningkatan palpitasi
Takikardi, murmur
sistolik, angina, gagal
jantung, infark miokard
Pulmonary
Dispnea saat
Dispnea
aktivitas
Neurologi
Tidak ada
Takipnea, orthopnea,
dispnea saat istirahat
Telinga
bergema/berdenging
irritabilitas, depresi,
gangguan proses berfikir
Gastrointestinal
Tidak ada
Tidak ada
Anorexia, hepatomegaly,
splenomegaly, sulit
menelan
Muskoloskeletal
Tidak ada
Tidak ada
Nyeri tulang
General
Tidak
Kelelahan
ada/kelelahan
ringan
dan letargi
Penurnan jumlah
Hb, kurang dari
kebutuhan
Hipovolemia
Mekanisme
kompensasi
Anemia
HR
TD
O2 di otak
Hypoxia jaringan
Penarikan
cairan
extravaskular ke
intravaskular
Beban
jantung
Batas kompensasi
Penebalan dinding
jantung
kardiomegali
Shock
hypovolemik
RR
hipoxia
jaringan
otak
kesadaran
death
II.7 Komplikasi
Menurut Brunner & Suddarth (2010), komplikasi yang paling umum dari anemia
adalah gagal jantung, parasthesia, dan konfusi. Pada level lainnya klien dengan penyakit
jantung dapat mengalami angina atau tanda gagal jantung tanpa riwayat jantung. Gagal
jantung disebabkan darah yang mengalami defisiensi hemoglobin sehingga kontraktilitas
otot jantung untuk pembuluh darah meningkat sehingga dapat mengakibatkan
hiperventrikular pada jantung.
II.8 Prognosis
Menurut Brunner & Suddarth (2013), prognosis pada sickle cell anemia hanya dapat
hidup sampai usia 42 tahun atau 30 tahun juga dengan komplikasi cukup berat yang dialami.
Klien dengan sickle cell anemia umumnya juga terdeteksi pada usia 1-2 tahun, penanganan
yang tepat oleh orang tua dapat meningkatkan prognosis anak tersebut. Menurut dewit &
Kamegi (2013) pada anemia karena kehilangan darah, semakin banyak jumlah darah yang
keluar (tingginya persentase) akan semakin buruk prognosis, dan jika sudah sampai pada
50% dapat menyebabkan kematian.
Tanyakan
riwayat
penyakit
(penyakit
hati
yang
kronis,
endokrin,
gastrointestinal/penyakit renal)
-
Adanya palpitasi
7
Kulit
Kulit yang pucat, membran mukosa pucat, konjungtiva pucat, sklera menguning,
bibir pecah-pecah, britlle, kuku berbentuk sendok, jaundice, petechiae, ekimosis,
kering, rambut tipis
Respirasi
Takipnea, orthopnea, dispnea saat olahraga atau beristirahat
Kardiak
Takikardi. Murmur sistolik, angina, edema ankle, bruit karotid, distritmia
Gastrointestinal
Stomatitis, lecet pada mulut, distensi abdomen, pembesaran hati dan limpa,
anorexia, glossitis, buffy red tongue
Neurologi
Pusing, sakit kepala, konfusi, iritabilitas, ataxia, parasthesia, kehilangan sensasi,
linglung (limbung)
General
Letargi, apatis, general limfadenopati, demam
c. Nilai Abnormal
CBC (Hb menurun, jumlah eritrosit menurun, penurunan hematokrit, peningkatan atau
penurunan retikulosites), MCV, Serum zat besi, Ferritin, Folat, Vit B-12, Heme-positif
pada feses, penurunan level serum eritropoietin, peningkatan atau penurunan
LPH,bilirubin, transferin.
II.11
Diangnosa Keperawatan dan intervensi (deWit & Kamagi, 2013), (Lewis, 2014), (Black
Berjalan dengan peningkatan jarak dan ikut dalam aktivitas harian, hingga
kegiatan kegiatan lain yang lebih sulit
Tanda-tanda vital dalam rentang normal : TD: 120/80 mmHg, Suhu : 35.937,4 derajat celcius, nadi : 60-100x/menit, RR :12x/menit
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake oral yang buruk dan
anorexia
Intervensi Keperawatan :
-
Mencapai nilai normal lab darah dari nutrisi yang penting untuk mencegah
anemia (vit B12, Fe (zat besi), asam folat)
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah dan tipe nutrisi yang
dibutuhkan klien untuk memenuhi kebutuhannya
R/ untuk menentukan intervensi selanjutnya dan menyediakan nutrisi yang
adekuat untuk mencegah anemia
Berikan informasi yang dibutuhkan klien tentang nutrisi yang dibutuhkan dan
bagaimana memenuhinya
R/ untuk meningkatkan intake dari nutrisi yang dibutuhkan
10
Dorong klien untuk meningkatkan intake protein, zat besi dan vit C
R/ untuk memberikan nutrisi yang dibutuhkan untuk memaksimalkan
penyerapan zat besi dan pembentukan hemoglobin
11
Nama Klien
Ruang/ Kamar
No. Medical Record
Tanggal Masuk RS
00000003650
: 1. Alhika Januar C.
2. Febrica Putri Artha
00000003661
3. Henik Dyah Kinasih00000014911
4. Julien
00000003850
5. Laura Rompas
00000003599
6. Roma Shania Sidauruk00000003583
: Tn. M
: 2D09
: 00-67-44-14
: 20 Oktober 2015
Tanggal Pengkajian
Diagnosa Medik
:
:
Nama Mahasiswa
Faculty of Nursing
and Allied Heath
Sciences
UNIVERSITAS
PELITA HARAPAN
22 Oktober 2015
Anemia, Hemorrhoid nternal,
Hematemesis
Lampiran 2
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama (Inisial)
: Tn.M
2. Jenis kelamin
: Laki - laki
3. Umur/tanggal lahir
4. Status Perkawinan
: Belum menikah
5. Agama
: Islam
: SMA Pesantren
8. Pekerjaan
9. Alamat
Cikupa
B. Identitas penanggung
1. Nama lengkap (Inisial)
: Ny. F. S.
2. Jenis kelamin
: Perempuan
3. Pekerjaan
Cikupa
12
1. Keluhan utama
kesadaran
2. Riwayat keluhan utama
a. Mulai timbulnya keluhan : 1 tahun yang lalu
b. Sifat keluhan
c. Lokasi
: Rektum
d. Keluhan lain yang menyertai : mudah lelah jika beraktifitas, mengeluh nyeri ulu hati,
jika malam tangan kiri terasa kebas, kepala nyeri, nafsu makan menurun.
e. Faktor pencetus yang menimbulkan serangan : Buang Air besar
f. Apakah keluhan bertambah/ berkurang pada saat-saat tertentu (saat-saat mana):
Ya, keluahan berkurang saat klien duduk dengan perut yang dibebat kain.
g. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan
Berobat ke bibi (bidan) dan diberikan infus 1 kali seminggu
Memakan rujak sagu
Minum sangobion
Minum daun sagatunteng 1x sehari
3. Alergi : tidak
4. Kebiasaan
Minum kopi
Lamanya : -
: 3 gelas sehari
13
III. Riwayat Keluarga (Analisa keadaan kesehatan keluarga dan faktor risiko)
F.S
90 thn
Keterangan:
Laki - laki
perempuan
M
29 thn
meninggal
klien
Keluarga klien mengatakan kedua orang tua klien sudah meninggal sejak lama. Ayah
klien meninggal pada saat klien masih kelas 2 SD dikarenakan serangan jantung. Ibu klien
meninggal saat klien kelas 1 SMP dikarenakan tipes. Adik perempuan klien meninggal pada
tahun 2012 saat berumur 19 tahun dikarenakan demam berdarah dengue (DHF). Tidak ada
riwayat penyakit diabetes dalam keluarga, namun keluarga klien mengatakan bahwa ayah
klien memiliki riwayat hipertensi dan penyakit jantung.
Tekanan darah
: 120/50 mmHg
Nadi
Pernapasan
Suhu badan
: 36,4oC
Nyeri
: 5/5 (A/I)
Kepala
Kepala klien tampak bersih, tidak berminyak, tidak lepek dan tidak
berketombe. Rambutklien tampak kering, kusam dan tipis. Wajah klien tampak lesu,
14
pucat dan adanya kantung mata hitam di bawah mata klien, mata klien tampak
cekung. Wajah klien teraba dingin dan lembap.
Penglihatan
Sklera klien tampak kuning, konjungtiva tampak pucat. Pandangan tampak
lesu. Mata klien tampak cekung dan berkantung mata.
Hidung:
Klien tampak menggunakan ventilator, nassal cannule 2lpm
c. Pernapasan
Pernafasan klien 20x/menit, dalam dan reguler. Klien tampak menggunakan
nassal cannule 2 L/menit. Namun, klientampak sering melepas nassal cannule. Klien
tampak kesulitan bernafas saat nassal cannule dilepas. Tidak terdengar bunyi nafas
abnormal saat diauskultasi. Klien mengatakan sering merasa sesak nafas sejak satu tahun
yang semakin parah.
d. Pencernaan
Tidak terdengar bising usus pada keempat kuadran. Nyeri epigastrik yang hilang
timbul, dengan rasa seperti ditusuk tusuk, skala 5/5.Klien tampakmenghabiskan
setengahporsi makanan yang diberikan dari rumah sakit.
e. Kardiovaskuler
Pulsasi nadi 110x/menit, teraba kuat, regular dan simetris pada tiap arteri perifer,
CRT>2detik.TD: 120/50 mmHg. Kulit ekstremitas klien teraba lembab dan dingin. Hasil
perkusi batas jantung klien tidak normal pada bagian bawah kanan, terdengar bunyi dull
sebelum garis parastenalis pada ICS II dan IV. Thrill dan heaves teraba. Teraba ictus
cordis.
15
f. Persarafan
Klien tampak lemah dan lesu, namun tetap dapat diajak bicara. Nilai GCS klien 15.
-
g. Kulit/ Integumen
Kulit klien tampak pucat, membran mukosa tampak pucat, konjungtiva tampak
pucat dan sklera tampak kuning (ikterik). Bibir klien tampak pecah pecah dan kering.
Kulit teraba dingin dan lembab. Rambut tampak kusam dan tipis.
V.
B. Eliminasi
1. Buang air kecil (BAK)
Sebelum masuk rumah sakit klien mengatakan, buang air kecil 45x/hari.
Setelah masuk rumah sakit, klien tetap buang air kecil 4-5x/hari.
VI.
VII.
Kegiatan Sosial
Klien mengatakan tidak terlalu suka mengikuti kegiatan di luar rumah kecuali
kegiatan yang diadakan oleh masjid di tempatnya. Klien mengatakan banyak
menghabiskan waktunya untuk bermain game di dalam rumah. Keluarga klien
mengatakan sebelum sakit klien jarang keluar rumah untuk berinteraksi dengan tentangga
atau mengikuti kegiatan lainnya. Setelah sakit, keluarga mengatakan klien tetap jarang
berinteraksi dengan tetangga dan menghabiskan waktu di rumah untuk bermain game.
17
VIII.
Kegiatan Keagamaan
Keluarga klien mengatakan bahwa klien adalah anggota remaja masjid yang aktif
mengikuti kegiatan baik ibadah sholat lima waktu ataupun ibadah lainnya yang
diselenggarakan oleh masjid. Klien mengatakan tidak terjadi perubahan kegiatan
peribadahan setelah sakit, tetap sama dengan sebelum sakit. klien tidak memiliki keluhan
terkait kegiatan keagamaan
IX.
TGL
TGL
TGL
NILAI
20/10/15
21/10/15
22/10/15
NORMAL
SATUAN
3.66
9.62
13.20-17.30
g/dl
-Hemotokrit
12.2
31.88
40.00-52.00
5.84
5.36
3.80-10.60
103 /L
(WBC)
Platelet
419
150-440
103 /L
ESR
30
0-15
mm/hours
MCV
57.52
80-100
fL
MCH
17.25
26-34
Pg
MCHC
28.99
32-36
g/dL
-Sodium(Na)
138
137-145
mmol/L
-Potasium (K)
3.6
3.6-5.0
mmol/L
-Chlorida (CL)
104
98-104
mmol/L
9.3-12.7
Seconds
Elektrolit
PT
C 11.8
18
APTT
P 10.3
9.4-11.3
seconds
C 33.6
27.5-37.1
Seconds
P 31.00
31.00-47.00
seconds
b. Diagnostik
DIAGNOSTIK
EKG
TGL 20/10/15
-
Foto thorax
TGL 22/10/15
ST HR 104-130x/mnt
Hipertrofi ventrikular
Cardiomegali
CTR 66%
tidak tampak proses
spesifik pada pulmo.
Colonoscopy
XI.
Rute
Dosis
Frekuensi
Dephenhidramin
I.V
2 ampul
O.D (premed)
Kalsium glukonas
I.V
1 ampul
O.D (postmed)
Ardium
P.O
500 mg
T.D.S
Buraginol
P.O
1 sepo
B.D
Lactolac
P.O
1 cucing
O.D
Ranitidin
I.V
1 ampul
O.D
Nama terapi
Rute
Dosis
PRC
I.V
1000ml
NS 0,9%
I.V
500ml/6jam
O2
Inhalasi
2L/menit
19
Analisa Data
Nama Klien/ Umur
: 2D09
: 00-67-44-14
Tgl
1.
Masalah Keperawatan
(Keluhan Klien +
laporan keluarga)
- Klien
kejang
kaki
sejak - Hb
3,66 g/dL (20/10/2015)
menderita anemia
- Klien
mengeluhkan
dispena
yang - Hematokrit:
12,2% (20/10/2015)
beraktivitas
31,88% (22/10/2015)
semakin
- Klien
sering
- EKG (20/11/2015)
mengeluhkan
pusing
Hipertrofi Ventricular
jika
beraktivitas
dan reguler
saat beraktivitas
2.
- Klien
Intoleransi Aktivitas
mengatakan
pengelihatan kabur
20
- Klien
mengatakan
kehilangan
sensasi
tidak
mengatakan
mau
tampak
menghabiskan
makanan
mengatakan
- Klien
- Klien
makan
yang
hanya Ketidakseimbangannutrisi
rumah sakit
- Tampak dua stomatitis pada
bibir bawah dan dinding pipi
dalam klien
untuk BAB
- Klien
mengatakan
mual
pucat
dan muntah
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake oral
yang buruk dan anorexia ditandai dengan klien pasien tampak hanya menghabiskan porsi
makanan yang disajikan, pasien mengeluh mual dan muntah
3.
21
:
:
:
:
:
Tn. M
2D09
00-67-44-14
20 Oktober 2015
22 Oktober 2015
No.
Diagnosa
Tujuan
DK
Keperawatan
1.
Gangguan
pertukaran
Intervensi
Rasional
3x24
jam
kesimetrisan,
penggunaan
mengetahui
berhubungan
menentukan
dengan
gangguan
supraventricular
selanjutnya
ketidakseimbangan
ditandai dengan:
perfusi-ventilasi
- Klien
pertukaran
gas
dan
tingkat
intervensi
intercostal
mampu
mendemonstrasikan
peningkatan ventilasi dan
oksigenasi yang adekuat
2. Monitor
TTV,
AGD, 2. Untuk
melihat
adanya
gas
(takikardi,
22
turun)
dispneau
3. Obeservasi
neurologi
sianosis 3. Untuk
dalam
melihat
adanya
batas normal
4. Pertahankan jalan nafas yang 4. Untuk
paten
membantu
meningkatkan
keadekuatan
intake oksigen
5. Kolaborasi
2.
dengan
oksigen
dibutuhkan
dalam darah
faktor
mempengaruhi
kebutuhan
berhubungan
yang
yang
peningkatan
buruk
anorexia
dan terjadi
makanan.
hasil:
bergizi
Dengan
dan
meningkatkan
dokter 5. Untuk
dibutuhkan
klien
kadar
oksigen
kehilangan
informasi
dan
intake
selanjutnya
yang 2. Untuk
meningkatkan
dan
intake
kriteria
memenuhinya
23
diet
sehat
bergizi
- Klien
mengungkapkan
dibutuhkan
tekad
hemoglobin
diberikan
dapat
dapat
- Klien
klien
melaporkan
4. Dorong
klien
intake
3.
Intoleransi
Aktivitas
berhubungan
dapat
dengan
ketidakseimbangan
kriteria hasil:
antara
terjadi
beraktifitas
mengetahui
batasan
peningkatan
pembentukan
meningkatkan
5. Kolaborasi
dan
untuk
klien
2. Kaji
adanya
faktor
menyebabkan kelelahan
24
oksigen
kebutuhan
dari
peningkatan
toleransi 3. Monitor
aktivitas
kardiovaskuler
aktivitas
distritmia,
terhadap
(takikardi,
sesak
nafas,
penghematan energi
kelelahan
toleransi
dan
meningkatkan
aktifitas
secara
membantu
klien
bertahap
5. Bantu klien mengidentifikasi 5. Untuk
batasan aktivitas yang dapat
dilakukan
25
CATATAN PERKEMBANGAN
:
:
:
Tn. M
2D09
00-67-44-14
Tanggal Masuk
Tanggal Pengkajian
:
:
20 Oktober 2015
22 Oktober 2015
Diagnosa Medis
Nama dan
No. DK
1,2,3
Catatan Perkembangan
09.00 WIB
Tanda Tangan
08.00WIB
22/10/2015
Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
Suhu badan
Nyeri
: 120/50 mmHg
: 110x/menit teraba kuat, reguler
: 20x/menit
: 36,4oC
: 5/5 (A/I)
22/10/2015
09.00 WIB
penggunaan ventilator dan tidak mengatakan tidak akan melepaskan ventilator, jika
tidak diizinkan oleh perawat atau dokter
22/10/2015
Membantu klien makan. Klien tampak menghabiskan porsi makanan yang diberikan
Mengkaji faktor yang mempengaruhi penurunan nafsu makan klien. Klien mengatakan
09.30 WIB
22/10/2015
09.35 WIB
tidak nafsu makan karena takut jika makan terlalu banyak dapat menyebabkan BAB.
Klien mengatakan ia takut untuk BAB, karena sejak satu tahun terkhir hampir setiap
1x/minggu klien mengalami pendarahan setiap kali BAB. Klien juga mengeluh merasa
mual dan ingin muntah jika makan. Klien mengatakan adanya perubahan sensasi rasa
yang menyebabkan klien tidak berselera untuk makan.
Klienmengeluhkan nyeri
epigastrik, rasa seperti ditusuk tusuk, hilang timbul, skala nyeri (5/5), menyebabkan
klien kurang nafsu makan.
22/10/2015
10.30 WIB
22/10/2015
10.30 WIB
Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga mengenai makanan yang tepat untuk
meningkatkan produksi darah merah. Sebelum edukasi keluarga dan klien mengatakan
tidak terlalu memahami jenis makanan yang dapat meningkatkan produksi darah
merah. Selama edukasi, keluaraga dan klien tampak memperhatikan penjelasan
27
mengenai jenis makanan yang dapat meningkatkan produksi sel darah merah
22/10/2015
13.00 WIB
22/10/2015
14.40 WIB
Mengobservasi kondisi klien. Klien tampak tidur. Klien tampak tidur tenang. Nafas
reguler dan dalam.
Mengevaluasi presepsi klien dan keluarga mengenai diet yang dianjurkan untuk
meningkatkan produksi darah. Keluarga klien dapat mengulangi kembali jenis diet
yang dianjurkan untuk meningkatkan produksi darah. Klien dan keluarga mengatakan
mengerti jenis jenis makanan yang dapat dikonsumsi untuk meningkatkan produksi
sel darah merah
28
EVALUASI
:
:
:
Tn. M
2D09
00-67-44-14
Tanggal Masuk
Tanggal Pengkajian
:
:
20 Oktober 2015
22 Oktober 2015
Diagnosa Medis
Nama dan
No. DK
EVALUASI
S: Klien mengeluhkan mudah merasa lelah,pusing dan lemah. Klien masih mengatakan
Tanda Tangan
sesak nafas sudah berkurang. Klien mengatakan jantung tidak berdebar debar lagi.
15.00 WIB
O: klien tampak menggunakan nassal cannule 2L/menit, Kulit klien teraba hangat.
- Tekanan darah
: 120/50 mmHg
- Nadi
- Pernapasan
- Suhu badan
: 36,4oC
S: klien mengatakan tidak nafsu makan dan tidak mau makan, klien mengeluh mual
dan muntah. klien mengatakan tidak nafsu makan karena takut BAB, mual dan muntah,
29
nyeri epigastrik, dan mengalami perubahan sensasi rasa. Klien dan keluarga
mengatakan mengerti jenis jenis makanan yang dapat meningkatkan produksi sel
darah merah
O: klien tampak hanya menghabiskan setengah porsi makanan yang diberikan. Klien
tampak tidak nafsu untuk makan. Klien dan keluarga dapat menjawab pertanyaan dan
menjelaskan kembali mengenai jenis jenis makanan yang dapat meningkatkan
produksi sel darah merah
A: masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 3, 4 dan 5
22/11/2015
10.30 WIB
S: klien mengatakan mengalami kelemahan dan pusing. Klien mengatakan sudah tidak
terlalu berdebar lagi saat beraktifitas. Klien mengatakan pandangan tidak kabur lagi.
O: klien tampak lemah, namun klien sudah mampu melakukan ADL mandiri
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 3 dan 4
30
BAB IV
Pembahasan
Tn. M, 29 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan pusing, jantung berdebar debar,
dan penurunan kesadaran. Diagnosis pada klien adalah Anemia yang disebabkan oleh
Hemorrhoid internal grade II-III. Hemorrhoid muncul sudah sejak satu tahun yang lalu,
bersamaan dengan berak darah yang dialami klien. Selain itu, klien juga mengalami kelemahan
yang progresif akibat kehilangan eritrosit dalam jumlah yang banyak secara terus menerus,
meyebabkan penurunan jumlah Hb yang berakibat pada turunnya transport oksigen ke jaringan.
Hal ini diperkuat dengan hasil lab yang menunjukkan penurunan jumlah Hb dan hematokrit.
Jika dilihat dari hasil test diagnostik, kasus ini dapat digolongkan kedalam anemia berat.
Karena pada saat dibawa ke rumah sakit, pasien mengeluhkan pusing, jantung berdebar debar
dan penurunan kesadaran, yang didukung dengan hasil test diagnostik yang menunjukkan
penurunan Hb hingga ke 3,66 g/dL dan hematokrit 12,2%. Namun, pada saat dilakukan
pengkajian (22/11/2015) oleh kelompok pasien tidak menunjukkan adanya tanda dan gejala dari
anemia berat seperti penurunan kesadaran, mumur sistolik, dispnea saat istirahat, gagal jantung,
pruritus, jaundice, vertigo, irritabilitas, dan depresi (Lewis, 2014).
Kesenjangan tersebut mungkin dapat terjadi sebagai efek dari penatlaksanaan medis yang
telah diberikan saat pasien sampai di IGD, yaitu pemberian transfusi darah 1000ml. Selain itu,
pasien juga mendapatkan terapi sangobion dan infus dari keluarga sebelum akhirnya dibawa ke
rumah sakit. Sangobion adalah vitamin yang berisi Fe yang dapat membantu pembentukan darah
yang dapat meningkatkan jumlah eritrosit dalam darah.
mempertahankan kestabilan kondisi tubuh Tn. M. Pemberian infus juga membantu untuk
meningkatkan kadar aliran darah yang bersirkulasi di dalam pembuluh darah, sehingga klien
tidak jatuh dalam kondisi hipovolemia dan komplikasi lain yang lebih lanjut. Hal ini didukung
dengan hasil test diagnostik (22/10/2015) yang menunjukkan adanya perbaikan pada diri pasien,
yaitu Hb 9,62 g/dL dan Hematokrit 31,88%.
Pada teori dinjelaskan bahwa untuk menangani anemia akibat kehilangan darah, perlu
untuk segera menangani penyebab terjadinya kehilangan darah tersebut. Namun, pada Tn.M
tidak dilaukan pembedahan untuk menangani hemorrhoid yang merupakan penyebab terjadinya
anemia. Menurut Lewis (2014), perlu untuk dilakukan hemorrhoidectomy saat hemorrhoid sudah
menyebabkan perdarahan. Tetapi berdasarkan kondisi pasien, hal ini tidak dimungkinkan untuk
dilakukan. Karena, Hb klien masih dibawah normal (<13.20 17.30 g/dL). Sehingga, untuk
31
menangani masalah hemorrhoid klien, diberikan medikasi yang dapat membantu melembutkan
feses (seperti: radium, lactolac) guna menghindari mengejan terlalu keras yang dapat
menyebabkan rupturnya hemorrhoid dan berakhir dengan perdarahan.
.
32
BAB V
Kesimpulan
Anemia adalah gangguan defisiensi eritrosit, kualitas dan kuantitas haemoglobin,
dan/atau penurunan jumlah dari eritorisit (hematokrit). Anemia berdasarkan penyebabnya
digolongkan menjadi tiga, yaitu anemia karena hilangnya darah dalam jumlah yang besar,
gangguan pembentuakn sel darah merah, dan penghancuran yang terlalu cepat. Tanda dan gejala
anemia bergantung pada tingkat keparahan anemia yang terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu
anemia ringan (Hb:10 12 g/dL), anemia sedang (Hb: 6 10 g/dL), dan anemia berat (Hb: <6
g/dL). Penanganan anemia bergantung pada penyebabnya sendiri, penangnan yang tidak tepat
dan segara dapat menyebabkan komplikasi antara lain, gagal jantung, parasthesia, dan konfusi.
Prognosis anemia bergantung pada jenis anemia dan usia, komplikasi yang paling berat dari
anemia adalah kematian. Test diagnostik yang umum digunkan untuk mendeteksi anemia adalah
apsusan darah, CBC, endoscopy, X-ray, dan biopsi.
Tn M 29 tahun masuk dengan keluhan keluhan pusing, jantung berdebar debar, dan
penurunan kesadaran. Hasil diagnostik test (20/10/2015) Hb 3,66 g/dL dan hematokrit 12,2%
menunjukan pasien mengalami anemia berat. Pada anemia berat, tanda dan gejala yang umum
adalah penurunan kesadaran, mumur sistolik, dispnea saat istirahat, gagal jantung, pruritus,
jaundice, vertigo, irritabilitas, dan depresi. Namun
transfuse darah 1000ml membantu untuk mencegah pasien jatuh ke dalam kondisi yang lebih
buruk, yaitu shock hipovolemik.
Sehingga, dalam mengangakat diangnosa keerawatan yang timbul di Tn. M adalah
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan hemoglobin, ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake oral yang buruk dan anorexia,
intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dari
kebutuhan.
33
Daftar Pustaka
Black J., M., & Hawks J., H. (2014). Manajemen klinis untuk hasil yang diharapkan. Edisi 8
buku 3. Elsevier: Singapura
Brunner & Suddarth. (2010). Medical surgical nursing. Twelve edition.
deWit S., C., & Kumagi C., K. (2013). Medical surigcal nursing: concepts & practice. Second
edition. Elsevier: USA
LeMone, Burke, & Bauldoff. (2014). Medical surgical nursing: critical thinking in patient care.
Perason new internatinal edition. Pearson: USA.
Lewis, Direksen, Heitkemper, & Bucher. (2014). Medical surgical nursing: Assessment and
management of clinical problems. Nineth edition. Elsevier: Canada
Torotra G., S., & Derickson B. (2009). Principles of anatomy and physiology. 12th edition.
Wiley: USA
Wilkson J., M., & Ahern N., R. (2012). Buku saku diagnosis keperawatan: diagnosis NANDA,
intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Edisi 9. ECG: Jakarta
34