Bab Vii - Viii
Bab Vii - Viii
Tanggal
27, 30-31 Mei 2016
1 Juni 2016
30 Mei 2016
Kegiatan
Penyuluhan di poli KIA puskesmas
Tebet
Penyuluhan di Balai Warga
Pembagian kuesioner dan leaflet
Wawancara kader
sehingga
puskesmas
tidak
memiliki
catatan
kunjungan
kehamilan/ANC yang ke-3 yang pada akhirnya tidak bisa dimasukkan dalam ANC
K4 karena sesuai dengan definisi operasional ANC K4 itu sendiri, syarat bisa
dikatakan ANC K4 apabila sudah melakukan kunjungan hamil minimal 1x pada
trimester pertama, 1x pada trimester kedua, dan 2x pada trimester ketiga. Selain
itu terdapat beberapa faktor lain, seperti;banyaknya ibu hamil yang merupakan
pendatang baru di wilayah kelurahan Tebet Timur, yang sebelumnya belum
pernah melakukan pemeriksaan ANC atau sudah pernah melakukan pemeriksaan
81
namun di luar wilayah kelurahan Tebet Timur dan tidak memiliki catatan
mengenai hasil pemeriksaan ANC tersebut, selain itu juga terdapat beberapa ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan ANC pertama atau keduanya di klinik
mandiri/swasta atau bidan yang berada diluar wilayah Tebet Timur, seperti
Jatinegara, Pancoran dan Setia Budi, klinik tersebut tidak memberikan laporan
ke Puskesmas Kelurahan Tebet Timur sehingga tidak bisa dimasukkan dalam
pendataan wilayah Tebet Timur. Faktor lain yang ikut mempengaruhi yaitu, pada
saat ibu hamil melakukan pemeriksaan di bidan atau klinik swasta/mandiri di
dalam wilayah kelurahan tebet timur, pencatatan yang diberikan saat
pemeriksaan ANC tidak lengkap seperti hanya menuliskan tanggal saja tanpa
menuliskan keterangan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh ibu hamil,
sehingga saat ibu hamil tersebut melakukan pemeriksaan kemabli ke Puskesmas
maka pihak Puskesmas menjadi ragu atau tidak tahu ibu hamil ini sudah berapa
kali melakukan pemeriksaan ANC
Koordinasi kader dengan petugas kesehatan pun sudah berjalan dengan
baik. Seperti pada ungkapan berikut.
Jadi sebulan sekali tiap akhir bulan kader ada kumpul di puskesmas untuk
memberitahun informasi-informasi terbaru terus jika ada pemberitahuan
langsung telfon dan mengirim surat edaran saja, kader-kadernya pada kooperatif
jadi kerjasamanya enak
Namun informasi mengenai ANC K4 kepada para kader belum merata.
Seperti pada ungkapan berikut :
Seharusnya sudah tau ya tentang ANC K4, tapi belum merata
Pengetahuan ibu hamil mengenai pentingnya ANC K4 masih kurang pada
ungkapan berikut:
Ya banyak sih dok ibu ibu hamil yang masih tidak mengerti tentang
pentingnya K4, jadi mereka itu kebanyakan beranggapan kalau sudah mau akhir
akhir kehamilan yaudah gak harus ke puskesmas lagi, tinggal menunggu
kelahiran aja, padahal sebenarnya banyak yang harus mereka persiapkan kalau
sudah mau mendekati masa persalinan, karena banyak angka kematian ibu itu
diakibatkan oleh mereka yang tidak menjalani ANC K4
Media penunjang sebagai sarana untuk promosi kesehatan dibidang KIA
sudah ada begitu juga dengan ANC K4 namun belum maksimal. Seperti kutipan
dibawah ini :
82
Hmmm ada ya, seperti poster tapi itu dia masalahnya, poster dipajang namun
karena ruangan kita sempit jadi dinding yang ditempelin poster ketutupan sama
pasien jadi ya gak ada yang bisa lihat juga, kalo untuk ANC K4 leafletnya belom
ada
Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala program KIA dan Promkes
dapat ditarik kesimpulan yang menjadi kemungkinan penyebab masalah
kesenjangan antara pencapaian di puskesmas kelurahan Tebet Timur rendahnya
angka ANC K4, kemungkinan penyebab masalahnya yaitu dari faktor man (tenaga
kerja) diakui kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai pentingnya ANC K4.
Dilihat dari faktor method (metode) Kurangnya kelengkapan catatan kunjungan
kehamilan (ANC) pada buku pink/ KMS (Buku Kesehatan Ibu dan Anak dari
Departemen Kesehatan RI). Dari faktor machine (peralatan) didapatkan belum
optimalnya sarana dan prasarana yang mendukung seperti tidak adanya leaflet
mengenai ANC K4 dan poster yang kegunaanya tidak maksimal. Dilihat dari
faktor Planning (Perencanaan) kurangnya tidak adanya jadwal penyuluhan ANC
K4 di luar gedung.
7.2.2 Hasil Wawancara Responden
Wawancara dilakukan kepada responden yang berjumlah 20 orang yaitu
ibu hamil yang telah melakukan kunjungan K1, K2 dan K3 sesuai dengan jadwal
kunjungan kehamilan. Dari jawaban responden dapat diketahui para responden
mengerti bahwa ANC K4 merupakan tindakan yang penting, karena dapat
memastikan kesehatan ibu dan janin. Hal ini dicontohkan dalam salah satu
jawaban responden dibawah ini:
Antenatal care itu penting untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi dalam
kandungan (Ibu EW, RW 10)
Kontrol kehamilan penting untuk tau anak dalam kandungan sehat atau
tidak (Ibu T, RW 08)
Kebanyakan responden mendapat infornasi tentang ANC K4 dari petugas
kesehatan, keluarga, maupun dari media cetak .
Saya tahu tentang kunjungan antenatal care dari bidan puskesmas dan
dari ibu-ibu posyandu (Ibu S, RW 4)
Tahu tentang kunjungan kehamilan ya dari puskesmas dan dari keluarga
saya (Ibu M, RW 10)
Saya dapat informasinya dari posyandu. Selain itu juga dari artikel
kesehatan di majalah (Ibu S, RW 7)
83
Ibu hamil di wilayah sini, kebanyakan jika sudah masuk bulan ke tujuh
mereka memilih pulang kampung. Mereka lebih memilih lahiran disana, karena
ada orangtua dan banyak saudara. (Kader 1)
Mungkin juga Ibu-Ibu hamil kontrol kehamilannya tidak di puskesmas.
Mereka lebih memilih ke tempat praktek bidan atau klinik mandiri, yang
wilayahnya belum tentu ada di kelurahan tebet timur. (Kader 2)
Ibu- Ibu hamil yang memilih kontrol di praktek bidan atau klinik mandiri
disebabkan banyak faktor. Di Puskesmas antrian pasien banyak dan jarak yang
lumayan jauh, sehingga mereka lebih nyaman pergi ke praktek bidan mandiri.
Selain itu, ibu hamil banyak yang bekerja dipagi hari sehingga hanya bisa
kontrol kehamilan di sore atau malam hari. (Kader 3)
Sebagian besar kader mengetahui pentingnya kunjungan kehamilan bagi
ibu-ibu hamil. Tetapi ternyata para kader belum memahami tujuan dan manfaat
dari ANC K4 itu sendiri, seperti kutipan wawancara berikut ini:
Jujur kami belum mengerti betul tentang kunjungan antenatalcare ini.
Disini tidak ada kader yang khusus menangani program antenatalcare. (Kader
4)
Masalah lain yang perlu di perhatikan adalah jumlah kader yang terbatas,
seperti kutipan berikut :
Jumlah kami terbatas. Sedikit sekali warga sini yang mau menjadi kader.
Sehingga semua program dari puskesmas kami pegang. Kami menjadi kurang
maksimal, contohnya dalam hal pendataan ibu-ibu hamil. (Kader 5)
Dari hasil wawancara dengan kader, banyak faktor yang mempengaruhi
rendahnya angka kunjungan ANC K4 di puskesmas. Antara lain dari faktor ibu
hamil itu sendiri dan dari para kader. Para kader masih belum memahami tentang
ANC secara keseluruhan dan terbatasnya jumlah kader sehingga kurang maksimal
pendataan ibu-ibu hamil di wilayahnya.
7.3 Pelaksanaan Plan of Action
7.3.1 Penyuluhan kesehatan mengenai pentingnya ANC K4 wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Tebet Timur dan dalam gedung Puskesmas Kelurahan
Tebet Barat
85
86
penyuluhan dan di poli KIA Puskesmas Kelurahan Tebet Timur yaitu pada tanggal
27 - 31 Mei dan 1 Juni 2016 sebanyak total 60 leaflet. Leaflet ini juga
direncanakan akan disimpan sebagai persediaan di puskesmas dan nantinya juga
akan dibagikan ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tebet lainnya. Sehingga
para ibu tetap memahami dan ke puskesmas untuk berkonsultasi mengenai ANC
K4 untuk ibu dan bayinya. Kuisioner diberikan kepada 20 ibu hamil dengan
tujuan menilai pengetahuan ibu mengenai ANC K4 serta mengetahui
kemungkinan factor yang menyebabkan kurang tercapainya angka cakupan ANC
K4.
7.3.4 Penyuluhan mengenai ANC K4 di poli KIA Puskesmas Kelurahan Tebet
Timur
Penyuluhan juga dilakukan di Poli KIA Puskesmas Kelurahan Tebet
Timur. Penyuluhan di Poli KIA dilaksanakan pada tanggal 27-31 Mei 2016. Pada
hari pelaksanaannya, kami meminta izin pemegang program KIA untuk
melakukan penyuluhan kepada ibu hamil tetang pentingnya ANC K4 di Poli KIA
dan dihari itu juga kami menampilkan slide show, memberikan leaflet dan
pemutaran video. Kami mengumpulkan ibu-ibu hamil yang sedang datang
berkunjung ke Poli KIA. Penyuluhan di poli ini dilaksanakan pada pukul 09.00
12.00 WIB dan materi yang disampaikan mengenai pemeriksaan ANC secara
umum dan pentingnya ANC K4. Sebelum memulai penyuluhan kami membagikan
kuesioner pre-test terlebih dahulu diberikan waktu sekitar 10 menit untuk mengisi
kuesiner tersebut kemudian kami lanjutkan dengan mengisi materi penyuluhan.
Selesai penjelasan diberikan, kami menyediakan waktu untuk tanya jawab untuk
para ibu-ibu jika masih menemukan ketidak jelasan tentang materi ataupun ingin
berkonsultasi tentang ANC K4, kemudian kami mulai membagikan kuesioner
post-test dengan durasi sama seperti sebelumnya sekitar 10 menit.
7.3.5 Karakteristik Responden
Penelitian telah dilaksanakan di Poli KIA Puskesmas Kelurahan Tebet
Timur pada tanggal 27 31 Mei 2016 serta di Balai Warga Wijaya Kusuma RW
10 Kelurahan Tebet Timur pada tanggal 1 Juni 2016. Berdasarkan peserta
87
penyuluhan yang datang ke Poli KIA dan Balai Warga Wijaya Kusuma RW 10,
didapatkan 20 ibu yang memenuhi kriteria inklusi penelitian.
Data yang dianalisis adalah umur, tingkat pendidikan, dan tingkat
pemahaman berdasarkan hasil pre-test dan post-test dalam rangkaian acara
penyuluhan. Berikut disajikan analisis univariat (deskripsi karakteristik variabel
penelitian) dan bivariat (hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung).
Analisa Univariat
Tabel 38. Karakteristik subjek penelitian
Karakteristik Subjek Penelitian
Umur
< 20 tahun > 35 tahun
20 35 tahun
Tingkat Pendidikan
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Diploma/ Sarjana/ Pascasarjana
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
Karyawan/ Wiraswasta
Tingkat Pemahaman
Pra Penyuluhan
Baik
Buruk
Pasca Penuluhan
Baik
Buruk
Total
Jumlah
Presentase
2
18
10%
90%
6
12
2
30%
60%
10%
12
8
60%
40%
10
10
50%
50%
7
13
20
35%
65%
100%
88
pekerjaan, yaitu ibu rumah tangga, dan karyawan atau wiraswasta. Pada penelitian
ini, diperoleh 12 orang sebagai ibu rumah tangga (60%), 8 orang sebagai
karyawan atau wiraswasta (40%).
Tingkat pemahaman responden, dikelompokkan menjadi dua, yakni
tingkat pemahaman pra-penyuluhan berdasarkan nilai pre-test dan tingkat
pemahaman pasca-penyuluhan berdasarkan nilai post-test. Masing-masing tingkat
pemahaman tersebut dikategorikan berdasarkan nilai rata-rata, antara lain tingkat
pemahaman baik (nilai di atas rata-rata) dan tingkat pemahaman buruk (nilai di
bawah rata-rata).
Pada pelaksanaan pre-test sebelum penyuluhan didapatkan hasil rata-rata
77,90 kemudian dilakukan post-test setelah penyuluhan didapatkan hasil rata rata
meningkat menjadi 92,85. Selanjutnya, untuk mengetahui apakah penyuluhan ini
bermakna untuk meningkatkan pengetahuan responden, data ini diolah dengan
menggunakan uji T-berpasangan. Pada uji T-berpasangan ini, ditetapkan H0
adalah tidak ditemukan pengaruh yang bermakna dari intervensi yang telah
dilakukan dan H1 adalah ditemukan pengaruh yang bermakna dari intervensi yang
dilakukan.
Nilai rata-rata
77,90
92,85
Variabel Bebas
Tingkat Pemahaman
Pra Penyuluhan
(pre test)
Pasca Penyuluhan
(post test)
*Uji t-paired
Rerata SD
20
77,9010,59
20
92,855,060
Perbedaan
Rerata SD
IK 95%
14,9508,965
10,75-11,14
0,000*
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis menggunakan uji tpaired untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara tingkat pemahaman
responden sebelum dan sesudah penyuluhan.
Berdasarkan hasil uji analisis t-paired pada Tabel 41, diperoleh nilai p=
0,000 yang berarti lebih kecil dari nilai alpha 0,05. Artinya, terdapat perbedaan
rerata tingkat pemahaman yang bermakna sebelum dan sesudah penyuluhan.
Maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, dimana hipotesis yaitu
terdapat pengaruh yang signifikan dengan adanya pemberian penyuluhan terhadap
pengetahuan warga mengenai ANC K4. Hal ini juga didukung dengan adanya
peningkatan nilai rata-rata sebesar 14,95poin.
Dari hasil tersebut diharapkan dengan adanya penyuluhan yang diadakan
rutin nantinya dapat menambah pengetahuan warga mengenai imunisasi, sehingga
dapat meningkatkan cakupan ANC K4 di wilayah Tebet Timur.
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1
KESIMPULAN
Cakupan kunjungan ANC K4 di Puskesmas Kelurahan Tebet Timur
selama bulan Januari Maret 2016 didapatkan seebesar 17,07%. Angka ini masih
jauh di bawah target cakupan nasional sebesar 95%. Setelah dilakukan pemilihan
prioritas masalah didapatkan program ANC K4 sebagai prioritas utama masalah
yang harus diselesaikan di Puskesmas Kelurahan Tebet Timur. Kemudian
dilakukan konfirmasi kepada koordinator program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Puskesmas Kelurahan Tebet Timur mengenai ANC K4, didapatkan penyebab
masalah yang paling memungkinkan sebagai berikut :
1. Pengetahuan ibu hamil dan kader tentang ANC K4 masih kurang
90
2.
3.
4.
5.
RI)
6. Perempuan yang bekerja sulit mengatur waktu untuk datang ke Puskesmas
Alternatif pemecahan masalah berupa serangkaian kegiatan intervensi
yang peneliti tentukan dan lakukan berdasarkan prioritas, antara lain:
1. Mengadakan penyuluhan ANC terutama pentingnya ANC K4
kepada ibu hamil dan kader oleh tenaga kesehatan
2. Pembagian leaflet mengenai ANC dan pentingnya ANC K4.
Pada penyelengaraan penyuluhan, peneliti melakukan rangkaian kegiatan
pre-test dan post-test untuk menilai peningkatan tingkat pengetahuan ibu tentang
kunjungan antenatal care K4 dengan hasil nilai rata-rata pre-test sebelum
dilakukan penyuluhan adalah 79,75 dan nilai rata-rata post-test setelah dilakukan
penyuluhan adalah 93,51. Hasil diatas menunjukan bahwa kegiatan penyuluhan
dapat bermanfaat.
8.2
Pada awalnya penyuluhan ditujukan hanya pada ibu hamil trimester satu, dua atau
tiga yang kunjungan antenatal care K4 belum lengkap, namun pada
pelaksanaannya peneliti melakukan penyuluhan kepada seluruh pengunjung ibu
hamil di Puskesmas tersebut. Selain itu, tempat penyuluhan di dalam puskesmas
yang kurang kondusif dan terbatas, karena penyuluhan dilakukan di depan ruang
tunggu poli KIA. Pada pelaksanaan penyuluhan diluar puskesmas, penyuluhan
hanya dilakukan di RW 10 dan tidak dilakukan di RW lain. Hal ini disebabkan
karena terbatasnya jumlah ibu hamil di RW lainnya.
Saran untuk kedepannya agar pemegang program yang berhubungan
dengan ANC dapat melaksanakan intervensi yang belum dapat peneliti lakukan,
91
seperti melakukan penyuluhan rutin tiap tiga bulan sekali di puskesmas Kelurahan
Tebet Timur.
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Buku Sumber
Untuk Advokasi Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi, Gender dan
Pembangunan Kependudukan. Jakarta; 2005.
2. Indrawati SM. Draft Ringkasan-Laporan Perkembangan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia Per 25 Agustus 2005. Available
at:
http://www.undp.org/content/dam/undp/library/MDG/english/MDG
%20Country%20Reports/Indonesia/MDG_id2005.pdf.
Accessed
on
92
93