Upaya kesehatan ibu dan anak (KIA) serta keluarga berencana (KB) merupakan program yang sangat penting untuk
mewujudkan Indonesia sehat yaitu dengan menurunnya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Tujuan upaya kesehatan ibu dan anak (KIA) dan keluarga berencana (KB) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Untuk mencapai tujuan tersebut dilaksanakan tiga kegiatan umum, pembinaan
kesehatan ibu, pembinaan kesehatan anak dan keluarga berencana.
1. Analisis Kuantitatif
Analisis Kuantitatif didapatkan melalui target dan cakupan dari setiap program dan kegiatan upaya kesehatan ibu dan anak dan
keluarga berencana. Upaya KIA dan KB di Puskesmas Banjaran Kota terdiri dari beberapa program, diantaranya pemeriksaan ibu
hamil (K1, K4), persalinan oleh tenaga kesehatan (LINAKES), pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF 3), deteksi faktor risiko dan
komplikasi oleh masyarakat, penanganan komplikasi kebidanan, pelayanan neonatus pertama (KN 1), pelayanan kesehatan neonatus
0-28 hari (KN Lengkap), penanganan komplikasi neonatus, pelayanan kesehatan bayi 29 hari-12 bulan (Kunjungan Bayi), pelayanan
anak balita 12-59 bulan (Kunjungan Balita), pelayanan balita sakit (MTBS), dan pelayanan akseptor KB aktif. Yang dilakukan baik di
dalam maupun di luar gedung.
Seluruh program dan kegiatan yang ada di KIA dan KB telah dilaksanakan, namun hasil yang didapatkan yakni sebagian besar
program masih belum mencapai target. Analisis permasalahan dari upaya kesehatan lingkungan di Puskesmas Banjaran Kota antara
lain:
(1) Program kesehatan ibu, terdiri dari cakupan pemeriksaan kunjungan ibu hamil K1 mencapai 88,85% dari target yang ditetapkan
97%, cakupan pemeriksaan kunjungan ibu hamil K4 mencapai 84,9% dari target 92%, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
mencapai 82,9% dari target 87%, cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF 3) mencapai 80,9% dari target 85%, cakupan
deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh masyarakat mencapai 77,5% dari target 90%, cakupan penanganan komplikasi kebidanan
mencapai 104,7% dari target 93%.
(2) Program kesehatan anak, terdiri dari cakupan pelayanan neonatus pertama mencapai 87,6% dari target 85%, cakupan pelayanan
neonatus 0-28 hari mencapai 84,9% dari target 93%, cakupan pelayanan komplikasi neonatus mencapai 74,8% dari target 93%,
cakupan pelayanan kesehatan bayi 29 hari12 bulan mencapai 88,6% dari target 90%, cakupan pelayanan anak balita 1259 bulan
mencapai 77,9% dari target 96%, dan cakupan pelayanan balita sakit (MTBS) mencapai target yakni 100%.
(3) Program keluarga berencana terdiri dari cakupan akseptor KB aktif yang mencapai 88,9% dari target 81%.
(Dapat dilihat pada tabel 1 lampiran).
2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif pada penyelenggaraan upaya kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana di Puskesmas Banjaran Kota dapat
dilihat dari manajemen yang ada di puskesmas, yang terdiri dari unsur sumber daya manusia (Man), dana (Money), sarana (Material),
prasarana (Machine), metode (Method), pemasaran (Marketing), waktu (Minute) dan informasi (Information). Dalam hal ini dilakukan
juga analisis dengan pendekatan SWOT, yang terdiri dari Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan
Ancaman (Threat). (Dapat dilihat pada tabel 2 lampiran).
Masih banyaknya praktik mandiri Dokter yang tidak melaporkan hasil temuan risiko tinggi dan komplikasi ke Puskesmas
Banjaran Kota
Masih adanya kader yang belum melaporkan temuan risiko tinggi kepada Bidan desa
Masih banyaknya bumil yang bukan merupakan penduduk tetap
Dari hasil perhitungan dengan teknik kriteria matriks (Criteria Matrix Technique) didapatkan penyebab utama dari prioritas
masalah yaitu masih banyaknya praktik mandiri Dokter yang tidak melaporkan hasil temuan risiko tinggi dan komplikasi ke
Puskesmas Banjaran Kota dengan skor 96. (Dapat dilihat pada tabel 5 dan tabel 6 lampiran)
Membagikan surat edaran pada praktek mandiri dokter tentang pelaporan pasien risiko tinggi ke Puskesmas
Penyuluhan kepada dokter praktek mandiri oleh Kepala Puskesmas tentang pelaporan pasien risiko tinggi ke Puskesmas
Pengarahan kepada bidan Puskesmas untuk mengambil data pasien ke tempat praktek dokter dan bidan atau jemput bola
Dari hasil perhitungan dengan teknik kriteria matriks (Chriteria Matrix Technique) didapatkan solusi terbaik untuk penyebab
utama dari prioritas masalah yaitu penyuluhan kepada dokter praktek mandiri oleh Kepala Puskesmas tentang pelaporan pasien risiko
tinggi ke Puskesmas dengan skor 240. (Dapat dilihat pada tabel 7 dan tabel 8 lampiran)
6. Kesimpulan
Pencapaian dari setiap program kegiatan yang ada di KIA-KB di Puskesmas Banjaran Kota belum sepenuhnya mencapai
target. Hal ini dikarenakan beberapa penyebab baik dari segi sumber daya manusia dan dukungan dari pihak di luar puskesmas dalam
hal ini praktik dokter mandiri terhadap program puskesmas yang dirasakan masih kurang.
7. Saran
Dalam upaya mempernbaiki masalah yang ada pada program KIA-KB sebaiknya dilakukan penyuluhan kepada praktek
mandiri dokter dan peran kader dan masyarakat untuk bekerjasama mendukung program Puskesmas.
Lampiran
No.
Program Kegiatan
A.
B.
C.
Keluarga Berencana
Akseptor KB Aktif
Sasaran
Target
%
Hasil
Tercapai
%
Kesenjangan
%
Masalah
1.256
1.256
1.199
1.199
257
97
92
87
85
90
1.116
1.066
994
970
196
88,85
84,9
82,9
80,9
77,5
-8,15
-7,1
-4,1
-4,1
-12,5
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
257
93
265
104,7
11,7
Tidak
1.145
1.145
175
1.145
85
93
93
90
1.003
972
131
1.015
87,6
84,9
74,8
88,6
2,6
-8,1
-18,2
-1,4
Tidak
Ya
Ya
Ya
96
Balita sakit yang
berobat dan
mendapatkan pelayanan
MTBS (100 %)
3.374
2.287
77,9
100
-18,1
0
Ya
Tidak
81
10.432
88,9
7,9
Tidak
4.333
Balita sakit
bulan ini
11.734
Man
Money
Method
Machine
Material
Minute
Internal
Strength
Weakness
2 bidan penanggungjawab dokter dan pemegang
KIA-KB
upaya gizi tidak selalu
terlibat dalam kegiatan
6 bidan membantu
posyandu
pelaksanaan KIA-KB
sumber dana puskesmas dari sumber dana puskesmas
karcis merah, tindakan
dari pemerintah berupa
medis dan kir kesehatan
Dana Operasional
Puskesmas (DOP) dan
Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK)
metode pemeriksaan ibu
pencatatan & pendataan
hamil, nifas, neonatus,
dilakukan secara manual
balita, anak, dan KB
dilakukan secara rutin
pencatatan melalui buku
KIA-KB kemudian
dilapokan kepada kepala
puskesmas setiap bulan
meja, kursi, meja
alat kesehatan tidak di
pemeriksaan, alat
kalibrasi
timbangan dan alat
komputer rusak
pemeriksaan tersedia
alat transportasi roda 4
buku kohort KIA-KB
rusak ringan
ruangan KIA dan KB
menyatu dalam satu
ruangan yang kurang
dirasakan cukup sempit
ruang pemeriksaan tidak
ada sekat/pembatas
privasi masih kurang
terjaga pada saat
pelayanan
pelayanan KIA-KB
External
Opportunity
Threat
5 kader setiap 1 posyandu sebagian kecil masyarakat
kurang aktif dalam
posyandu
dana sukarela posyandu
peralatan yang
dibutuhkan posyandu
disediakan oleh kader,
seperti meja, kursi, dll
tempat posyandu
disediakan oleh kader
dan masyarakat
setempat
jadwal posyandu
disesuaikan antara
kader dan bidan desa
waktu pelaporan data
dilakukan setiap selesai
posyandu
diadakan penyuluhan dan diselenggarakannya
pelatihan kepada kader
kegiatan penyuluhan dan
atau langsung ke
pelatihan disesuaikan
masyarakat
dengan dana yang ada
tidak ditentukan jumlah
target penyuluhan
informasi kepada
informasi melalui brosur
masyarakat dilakukan
atau pamflet kurang
oleh bidan desa atau
efektif bagi warga yang
kader dengan cara
buta huruf
penyuluhan atau
lokasi rumah penduduk
pembagian brosur atau
yang jauh membuat
pamflet
informasi kurang merata
Tabel 3 Identifikasi Permasalahan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana
No
A
B
C
D
Permasalahan
Kurangnya Cakupan Pelayanan Komplikasi Neonatus
Kurangnya Cakupan Pemeriksaan Kunjungan ibu hamil K1
Kurangnya Cakupan Deteksi Faktor Risiko dan Komplikasi oleh Masyarakat
Kurangnya Cakupan Pelayanan Anak Balita 12 59 bulan
Total
IxTxR
P
2
2
3
2
A
B
C
D
S
3
2
3
2
RI
2
2
2
2
DU
1
1
1
1
SB
1
1
3
1
PB
2
2
2
2
PC
1
1
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
48
44
64
52
Keterangan:
P = Prevalence, besarnya masalah yang timbul
S = Severity, akibat yang ditimbulkan oleh masalah
RI = Rate of Increase, kenaikan besarnya masalah
DU = Degree of Unmeet Need, derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi
SB = Social Benefit, keuntungan sosial karena selesainya masalah
PB = Public Concern, rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
PC = Political climate, suasana politik yang berkaitan
T = Technical feasibility, kelayakan teknologi yang tersedia yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah
R = Resources availability, sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah
1 = sangat tidak penting
2 = tidak penting
3 = cukup
4 = penting
5 = sangat penting
Kemungkinan Penyebab
A. Masih banyaknya praktik mandiri Dokter yang tidak melaporkan hasil temuan risiko tinggi
dan komplikasi ke Puskesmas Banjaran Kota
B. Masih adanya kader yang belum melaporkan temuan risiko tinggi kepada Bidan desa
C. Masih banyaknya bumil yang bukan merupakan penduduk tetap
Tabel 6 Penetapan Penyebab Utama dari Prioritas Masalah Upaya Peningkatan KIA dan KB
Daftar Penyebab
RI
I
DU
T
SB
PB
PC
Total
IxTxR
Peringkat
A
B
C
5
3
2
5
3
3
3
2
1
2
1
1
5
3
2
3
2
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
96
60
44
1
2
3
Keterangan:
P = Prevalence, besarnya masalah yang timbul
S = Severity, akibat yang ditimbulkan oleh masalah
RI = Rate of Increase, kenaikan besarnya masalah
DU = Degree of Unmeet Need, derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi
SB = Social Benefit, keuntungan sosial karena selesainya masalah
PB = Public Concern, rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
PC = Political climate, suasana politik yang berkaitan
T = Technical feasibility, kelayakan teknologi yang tersedia yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah
R = Resources availability, sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah
1 = sangat tidak penting
2 = tidak penting
3 = cukup
4 = penting
5 = sangat penting
Alternatif Solusi
A. Membagikan surat edaran pada praktek mandiri dokter tentang pelaporan pasien
risiko tinggi ke Puskesmas
B. Penyuluhan kepada dokter praktek mandiri oleh Kepala Puskesmas tentang
pelaporan pasien risiko tinggi ke Puskesmas
C. Pengarahan kepada bidan Puskesmas untuk mengambil data pasien ke tempat
praktek dokter dan bidan atau jemput bola
Efektfitas
Efisiensi
Jumlah
MxIxV
Peringkat
C
f Jalan
M
72
240
108
Keterangan:
M = Magnitude, besarnya masalah yang dapat diselesaikan
I
= Importancy, pentingnya jalan keluar dalam mengatasi masalah
V = Vulnerability, sensitivitas jalan keluar dalam mengatasi masalah
C = Cost, efisiensi biaya yang diperlukan
1 = sangat tidak penting
2 = tidak penting
3 = cukup
4 = penting
5 = sangat penting