Anda di halaman 1dari 3

APA SIH SEBENARNYA MINYAK URAPAN ITU?

Keluaran 30:22-33
Apa sih sebenarnya minyak urapan itu? Dan kenapa barang yang satu ini seolah laris manis
di pasaran?! Bahkan yang lebih ekstrim, ada yang menjadikannya semacam merek dagang
untuk gerejanya?! Ada yang mengatakan bahwa minyak urapan adalah semacam minyak suci
(ada ayatnya kata mereka), dan terbukti punya khasiat luar biasa, baik untuk penyembuhan
penyakit, mengusir setan, rumah tidak kemalingan bila dioleskan di tiap sudutnya. Mobil jemaat
pun dioles minyak urapan biar tidak mengalami kecelakaan. Bahkan akan mendapat
kemurahan rejeki bila dioleskan! Oh, ya...! Maklum, karena minyak urapan itu berasal Tuhan.
Pasti besar khasiatnya, tentu saja! Demikian kata mereka! Memang dalam Alkitab, khususnya
Perjanjian Lama, Minyak urapan adalah minyak kudus yang diperintahkan langsung oleh Allah
sendiri kepada Musa untuk dibuat dan digunakan dalam rangka kepentingan khusus!
Terlepas dari soal pro dan kontra, mari kita melihat dalam Alkitab, apa sih sebenarnya minyak
urapan itu? Menurut Alkitab, khususnya Perjanjian Lama (PL), hak paten untuk membuat
minyak urapan yang kudus itu hanya diberikan kepada Musa dan ahli-warisnya. Orang biasa
tidak diperbolehkan membuat minyak urapan yang sama. Bahkan orang biasa yang ketahuan
membuat minyak yang sama, dan yang mengoleskannya kepada benda atau manusia diluar dari
yang telah ditetapkan oleh Tuhan, akan diancam dengan hukuman dilenyapkan dari antara
bangsa Israel (ay.33).
Peraturan Tuhan ini tentu saja berlaku bagi gereja atau para hamba-Nya yang ada di Indonesia
ini! Karena itu, jika ada pribadi atau kelompok orang yang mengaku-ngaku sebagai pemegang
hak paten dari minyak urapan dan menganggap memiliki semacam ada kekuatan mujizat
yang tersimpan, perlu dipertanyakan! Apakah minyak urapan sungguhan atau minyak urapan

ecek-ecek alias bukan minyak urapan yang kudus?! Umat percaya memang perlu kritis dalam
menyikapi suatu fenomena rohani, namun harus benar-benar berlandaskan pada "ajaran yang
sehat". Pengertian ajaran yang sehat disini adalah pemahaman kita akan Firman Tuhan yang
benar itu sendiri yakni Alkitab.
Dalam Keluaran 30 ayat 22 s/d 33 diatur tatalaksana pembuatan dan pengaturan penggunaannya
sesuai dengan petunjuk dari Allah sendiri. Minyak Urapan Yang Kudus itu adalah: mur tetesan
sebanyak 500 syikal, dicampur minyak kayu manis 250 syikal, dicampur tebu (atau mungkin,
cairan tanaman yang menyerupai tebu) 250 syikal, kayu teja (atau mungkin, cairan kayu teja)
500 syikal, dan akhirnya dicampur minyak zaitun 1 hin. Secara ritual minyak urapan
digunakan untuk melantik imam, raja, dan nabi, serta meresmikan pemakaian benda-benda
tertentu untuk digunakan dalam ibadah kemah suci seperti untuk mengurapi tabernakel
("'OHEL"), peralatan/perkakas ("KEL", 'furniture/vessel'), mezbah ("MIZBAKH", 'altar'),
bejana ("KYR", 'laver'), dan para imam ("KOHEN", 'priest'), tidak boleh digunakan untuk
orang awam.
Arti 'minyak' dalam Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB) berbeda. Dalam PL minyak
itu adalah alat kudus untuk mengurapi dan mentahbiskan Bait Allah atau para Imam/Raja,
sedangkan dalam PB minyak hanya alat bantu sebagai lambang dalam proses penyembuhan.
Yesus dalam Perjanjian Baru (PB) tidak mengajarkan minyak urapan karena dalam PB peran
'Minyak Urapan' sudah digantikan oleh Roh Kudus dan dilakukan oleh Tuhan Allah sendiri
(Luk.4: 18;Kis.10:38;IYoh.2:20).
Dalam Alkitab Perjanjian Baru (PB), kita tidak menemukan istilah 'minyak urapan'. Namun
firman Tuhan berkata bahwa kalau ada yang sakit maka penatua mengoleskan minyak (Yakobus
5:13). Tetapi minyak yang dimaksud di sini bukanlah minyak urapan seperti di Keluaran 30,
tetapi minyak untuk kesembuhan orang sakit. Minyak yang digunakan adalah minyak biasa,
"-ELAION" tanpa keterangan apa-apa, sedangkan tindakan "mengoles", "mengurapi"
menggunakan kata "-ALEIPSANTES" dari kata "-ALEIPH" bukan KHRI". Kata "-ALEIPH" tidak digunakan untuk hal-hal religius (Matius 6:17, Markus
6:13, 16:1; Lukas 7:38, 46; Yohanes 11:2, 12:3). Sedangkan, kata -KHRI" digunakan
untuk hal-hal yang religius (Lukas 4:18; Kisah Para Rasul 4:27, 10:38; 2 Korintus 1:21; dan
Ibrani 1:9).
Lalu bagaimana tentang penyembuhan orang sakit dengan minyak urapan yang seolah menjadi
trend masa kini? Dalam PB memang ada ayat yang menunjukkan soal minyak yang digunakan
dalam penyembuhan (Mrk.6:13;Yak.5:14) tetapi berkali-kali disebutkan bahwa yang
menyembuhkan adalah Tuhan yang diterima dengan doa & iman (Yak.5:15). Pengurapan di
dalam Perjanjian Baru digunakan dengan cara yang berbeda karena Yesus merupakan
penggenapannya. Hanya ada satu Imam Besar bagi umat Kristen yang percaya yaitu Yesus
Kristus. Dialah Pribadi yang mengurapi umat Allah melalui Roh Kudus. Penggunaan minyak
(bukan minyak urapan?) dalam Perjanjian Baru hanya sebagai media saja untuk menyalurkan
tenaga (kuasa) Allah untuk menyembuhkan (Bdk Markus 6:7,13). Dan minyak tersebut bukanlah
disebut minyak urapan.
Kita sebagai gereja atau para hamba-Nya bukanlah pemegang hak paten dari minyak urapan.

Kita keliru besar bila mempraktekkan dan menjadikan minyak biasa seolah minyak urapan
sebagai kekuatan suatu mujizat yang bisa digunakan sewaktu-waktu di rumah, di mana saja, oleh
siapapun untuk kebutuhan apapun. Karena jelas tidak sesuai dengan ajaran PL maupun PB dan
melecehkan peran karya penebusan Kristus dan karya pengudusan Roh Kudus, dan mau
menggantinya dengan khasiat jimat minyak urapan. Allah tidak harus menyembuhkan orang
sakit hanya memakai media minyak saja. Kita tidak boleh mengklaim mujizat Allah hanya
dengan minyak, karena hal tersebut dapat terjebak (terjerat) kepada praktek penyembahan
berhala, perdukunan dan okultisme (sihir).
Sebagai warga jemaat, tak perlu cari sana- sini sampai pindah gereja hanya sibuk urusan
mengejar minyak urapan sampai lupa cari Tuhan yang sebenarnya! Kita mesti terus belajar,
supaya segala mujizat yang kita terima sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Pengetahuan kita
akan Firman Tuhan harus bertambah dan bertumbuh berdasarkan Firman Tuhan yang benar. Itu
mesti menjadi fondasi yang kuat bagi kita anak-anak Tuhan supaya iman kita tidak mudah
diombang-ambingkan oleh berbagai macam bentuk ujian di akhir jaman ini. AMIN! *(KU).
Diposkan oleh Kristinus Unting di 23.29

Anda mungkin juga menyukai